Tinjauan Kepustakaan Baumann Tinjauan Yuridis Peran Polri Dalam Pemberantasan Tindak Pidana Pencurian Kendaraan Bermotor Sebagai Kejahatan Terorganisir Di Wilayah Hukum Polda SUMUT

 Untuk dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada masyarakat akan pentingnya penegakan hukum pidana mengenai tindak pidana pencurian kendaraan bermotor secara terorganisir dalam pengaruhnya pada kehidupan manusia pada masa yang akan datang.

D. Keaslian Penulisan

Skripsi ini berjudul Tinjauan Yuridis Peran Polri Dalam Pemberantasan Tindak Pidana Pencurian Kendaraan Bermotor sebagai Kejahatan Terorganisir di Wilayah Hukum Polda Sumatra Utara. Dalam penulisan skripsi ini, penulis selain melakukan studi kepustakaan, penulisan juga melakukan riset ke Polda Sumatra Utara guna memperoleh data-data yang dapat mendukung penulisan skripsi ini. Sehubungan dengan pemeriksaan yang penulis lakukan di perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatra Utara itu dalam rangka pembuktian bahwa judul skripsi tersebut belum ada atau belum terdapat di perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatra Utara, maka telah terbukti skripsi ini benar-benar merupakan hasil pemikiran dari penulis sendiri dan bukan berasal dari karya tulis orang lain.

E. Tinjauan Kepustakaan

1. Definisi Tindak Pidana Pencurian Kendaraan Bermotor Dalam hukum pidana kita mengenal beberapa rumusan pengertian tindak pidana atau istilah tindak pidana sebagai pengganti istilah Universitas Sumatera Utara Strafbaar Feit. Sedangkan dalam perundang-undangan negara kita istilah tersebut disebutkan sebagai peristiwa pidana, perbuatan pidana atau delik. Melihat apa yang dimaksud diatas, maka pembentuk Undang-Undang sekarang sudah konsisten dalam pemakaian istilah tindak pidana. Tindak pidana merupakan suatu pengertian dasar dalam hukum pidana. Tindak pidana pencurian adalah suatu pengertian yuridis, lain halnya dengan perbuatan jahat atau kejahatan yang bisa diartikan secara kriminologis. Mengenai isi dari pengertian tindak pidana tidak ada kesatuan pendapat diantara para sarjana. Ada dua aliran yang menganut faham yang berbeda yaitu golongan aliran monistis dan aliran dualistis. Mereka menyebutkan pengertian tindak pidana beserta unsur-unsurnya. 6 - Oleh orang yang mampu bertanggung jawab” Golongan monistis adalah golongan yang mengajarkan tentang penggabungan antara perbuatan pidana dan pertanggung jawaban pidana sebagai syarat adanya pidana merupakan keseluruhan dari sifat dan perbuatan. “D. Simon menyebutkan unsur-unsur dari tindak pidana adalah: - Perbuatan manusia - Diancam dengan pidana - Melawan hukum - Dilakukan dengan kesalahan 4 Jadi dalam hal ini pengertian pidana adalah perbuatan manusia yang dilakukan secara melawan hukum, dilakukan dengan kesalahan, diancam dengan pidana dan oleh orang yang mampu bertanggung jawab. 6 http:www.docstoc.comdocs36648975Tindak-Pidana-Pencurian-Dengan-Kekerasan-Kajian- Perkembangan 4 Soedarto, , Hukum dan Hukum Pidana, Alumni 1983, Bandung, hal. 55. Universitas Sumatera Utara “Van Hamel mendefinisikan tindak pidana adalah perbuatan manusia yang dirumuskan dalam undang-undang, bersifat melawan hukum, dilakukan dengan kesalahan dan patut dipidana.

J. Baumann

menyebutkan tindak pidana adalah perbuatan yang memenuhi rumusan delik, bersifat melawan hukum dan dilakukan dengan kesalahan. Karni mendefinisikan tindak pidana adalah delik itu mengandung perbuatan yang mengandung perlawanan hak, dilakukan dengan salah dosa, oleh orang yang sempurna akal budinya dan kepada siapa perbuatan tersebut patut dipertanggungjawabkan.” 5 Moeljatno, unsur-unsur perbuatan tindak pidana : Pandangan dualistis, pandangan yang memisahkan antara dilarangnya suatu perbuatan pidana criminal act atau actus reus dan dapat dipertanggungjawabkannya si pembuat criminal responsibility atau mens rea. Mens rea : criminal intent atau sikap batin jahat. Di negara yang menganut sistem Anglo Saxon berlaku asas atau maxim mens rea : ”Actus non facit reum nisi mens sit rea an act does not make a person guilty, unless the mind is guilty.Penganut pandangan dualistis adalah H.B. Vos, WPJ, Pompe dan Moeljatno, contohnya : 7 a. perbuatan manusia. b. memenuhi rumusan UU syarat formil : sebagai konsekuensi adanya asas legalitas 5 Ibid. hal. 56 7 http:donxsaturniev.blogspot.com201008tindak-pidana-2-pengertian-dan-unsur.html Universitas Sumatera Utara c. bersifat melawan hukum syarat materiil : perbuatan harus betul-betul dirasakan oleh masyarakat sebagai perbuatan yang tidak boleh atau tidak patut dilakukan karena bertentangan dengan tata pergaulan di masyarakat d. Kesalahan dan kemampuan bertanggungjawab tidak masuk sebagai unsure perbautan pidana karena unsur ini terletak pada orang yang berbuat. Dari berbagai pandangan di atas dapat diambil kesimpulan yaitu tindak pidana adalah suatu perbuatan yang dilakukan manusia, bersifat melawan hukum dan dapat dikenakan sanksi pidana. Kemudian perlu dijelaskan pula mengenai pengertian dari sanksi pidana . Pemidanaan adalah penderitaan untuk sengaja dibebankan kepada orang yang melakukan perbuatan yang memenuhi syarat-syarat tertentu . Unsur-unsur dari pemidanaan adalah: 8 8 http:www.docstoc.comdocs36648975Tindak-Pidana-Pencurian-Dengan-Kekerasan-Kajian- Perkembangan 1. Pidana itu pada hakekatnya merupakan suatu pengenaan penderitaan atau nestapa atau akibat-akibat lain yang tidak menyenangkan. 2. Pidana itu diberikan dengan sengaja oleh orang atau badan yang mempunyai kesalahan. 3. Pidana tersebut diberikan kepada orang yang telah melakukan tindak pidana menurut Undang-Undang. Universitas Sumatera Utara Mengenai Tindak Pidana Pencurian dalam bentuknya yang pokok itu diatur dalam Bab XXII buku II Pasal 362 Kitab Undang-Undang Hukum pidana yang berbunyi: “Barang siapa mengambil suatu benda, yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain, dengan maksud menguasai benda tersebut secara melawan hak. Maka ia dihukum karena salahnya melakukan pencurian dengan hukuman penjara selama- lamanya lima tahun atau denda setinggi-tingginya enam puluh rupiah”. Di dalam KUHP tidak memberikan pengertian dari pencurian, hal ini dapat diketahui dalam KUHP BAB IX buku I tentang arti beberapa istilah yang dipakai dalam kitab Undang-Undang tersebut tidak dijelaskan. Melihat dari rumusan pasal tersebut segera dapat kita ketahui, bahwa kejahatan pencurian itu merupakan delik yang dirumus kan secara formal, dimana yang dilarang dan diancam dengan hukuman itu adalah suatu perbuatan yang dalam hal ini adalah perbuatan “mengambil” barang orang lain. Suatu tindak pidana yang dilakukan secara sengaja dengan maksud untuk memiliki barang atau benda tanpa sepengetahuan pemiliknya dapat dikategorikan sebagai tindak pidana pencurian, sesuai dengan Pasal 362 KUHP. 9 2. Definisi Kejahatan Terorganisir Kejahatan terorganisir organizazied crime:Inggris Adalah istilah yang berarti dimana kejahatan tersebut dipimpin oleh seseorang kelompok mempunyai rancangan terlebih dahulu berbeda dari kejahatan 9 http:supanto.staff.hukum.uns.ac.id20100417strafbaarfeit Universitas Sumatera Utara spontan. dan mempunyai tujuan-tujuan tertentu dimana kejahatan terorganisir mempunyai spesialisasi sendiri dalam melaksanakan tugasnya. Biasanya kejahatan teroganisir seperti : 10 1. Kejahatan terorganisir akan narkotika dan obat-obatan terlarang drug crime. 2. Kejahatan terorganisir akan suatu organisasi rahasia yang mempunyai tujuan untuk membunuh merampok memperkosa menciptakan suatu situasi chaos kekacauan masal ataupun bisa dikatakan organisasi rahasia ini mempunyai ciri khas tersendiri dibandingkan dengan kejahatan yang tidak diorganisir 3. Kejahatan terorganisir akan suatu organisasi jalanan gangster dimana dalam tujuannya hanya untuk ugal-ugalan menciptakan kekacauan sesaat dan meganggu ketentraman umum dalam waktu yang lama hal ini akan menjadi situasi yang tidak meng-enakkan jika tidak ditindak secepatnya Kejahatan terorganisir atau yang disebut dengan organized crime sering digolongkan ke dalam salah satu bentuk white collar crime. Yang dimaksud dengan kejahatan terorganisir adalah suatu jenis kejahatan kerah putih yang dilakukan oleh para mafia dalam suatu jaringan yang terorganisir rapi dalam suatu orgamisasi bawah tanah. Dilihat dari 10 http:id-id.facebook.composted.php?id=136390996382118 Universitas Sumatera Utara keabsahan bisnisnya, suatu kejahatan terorganisir dapat dikategorikan ke dalam: 11 1. Kejahatan dengan bisnis gelap. 2. Kejahatan dengan bisnis setengah gelap. 3. Kejahatan dengan bisnis terang-terangan. Adapun hambatan-hambatan dalam melakukan law enforcement menegakkan hukum terhadap kejahatan terorganisir ini, yang paling prinsip adalah sebagai berikut: 12 1. Organisasi kejahatan tersebut cukup canggih sehingga tidak mudah terdeteksi. 2. Organisasi kejahatan tersebut cepat menyesuaikan diri mengikuti perkembangan teknologi penyidikan penegak hukum. 3. Organisasi kejahatan memegang penegak hukum dan pejabat pemerintah dengan cara menyuap. 4. Organisasi kejahatan membunuh penegak hukum dan pejabat pemerintah yang tidak bisa disuap. 5. Penegak hukum dan pejabat pemerintah takut dengan ancaman pembunuhan oleh organisasi kejahatan. 11 http:djicom.wordpress.comcategorymanajemen 12 http:djicom.wordpress.com20100110kejahatan-terorganisir Universitas Sumatera Utara 6. Para anggota organisai kejahatan menjalankan kewajibannya perintah atasan dengan disiplin yang tinggi karena taruhannya adalah nyawa. Dalam kenyataannya, keberhasilan dari suatu law enforcement penegakan hukum terhadap kejahatan terorganisir ini bergantung kepada beberapa faktor sebagai berikut: 13 1. Adanya tekad dan semangat yang kuat dari penegak hukum dan pemerintah. 2. Integritas para penegak hukum dan pemerintah yang tinggi sehingga tidak gampang disuap oleh para mafia. 3. Adanya keberanian dari penegak hukum dan pemerintah sehingga tidak takut dari ancaman para mafia, termasuk ancaman pembunuhan. 4. Adanya Undang-Undang yang dapat benar-benar menunjang pembasmian para mafia. 5. Menggunakan seefektif mungkin para informan yang berasal dari anggota mafia yang membelot. 6. Keikutsertaan masyarakat untuk membasmi mafia, dengan tidak menyembunyikan data para mafia dan berani mengungkapkannya. 3. Macam-macam Tindak Pidana Pencurian Kendaraan Bermotor 13 http:djicom.wordpress.com201001 Universitas Sumatera Utara Tindak pidana merupakan pengertian dasar dalam hukum pidana yuridis normatif. Kejahatan atau perbuatan jahat bisa diartikan secara yuridis atau kriminologis. Kejahatan atau perbuatan jahat dalam arti yuridis normatif adalah perbuatan seperti yang terwujud in abstracto dalam peraturan pidana. Sedangkan dalam kriminologis adalah [perbuatan manusia yang memperkosa menyalahi norma yang hidup di masyarakat secara kongkret. Pengertian tindak pidana menurut Moeljatno dibedakan dapat dipidananya perbuatan dan dapat dipidananya orang. Dibedakan pula perbuatan pidana criminal act dengan pertanggungjawaban pidana criminal reponsibility liability. Moeljatno penganutpandangan dualistis yang berbeda dengan pandangan monistis. 14 a. Pencurian ternak; Pencurian dengan pemberatan yang pertama adalah yang diatur dalam Pasal 363 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang berbunyi sebagai berikut : Dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya 7 tahun: b. Pencurian pada waktu terjadi kebakaran, letusan, banjir, gempa bumi atau gempa laut, letusan gunung berapi, kecelakaan kereta api, huru hara, pemberontakan atau bahaya perang; c. Pencurian di waktu malam dalam sebuah tempat kediaman atau diatas sebuah pekarangan tertutup yang diatasnya terdapat suatu 14 http:donxsaturniev.blogspot.com201008tindak-pidana-2-pengertian-dan-unsur.html Universitas Sumatera Utara kediaman, oleh orang yang berada disana diluar pengetahuan atau diluar keinginan dari orang yang berhak; d. Pencurian yang dilakukan oleh dua orang atau lebih secara bersama-sama terorganisir; e. Pencurian dimana yang bersalah telah mengusahakan jalan ke tempat kejahatan atau sampai pada barang yang diambilnya yaitu dengan jalan membongkar, merusak atau memanjat, dengan kunci- kunci palsu, dengan perintah palsu atau dengan mempergunakan seragam palsu. Unsur-unsur dari kejahatan pencurian yang diatur dalam Pasal 363 ayat 1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana diatas, yang ternyata merupakan unsur-unsur yang menyebabkan pencurian itu diancam dengan hukuman yang lebih berat dari pada kejahatan pencurian di dalam bentuknya yang pokok. 15 a. Tindak pidana dengan cara tunggal Dapat dilihat dari objeknya bahwa pencurian kendaraan bermotor terdiri dari kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat. Sedangkan cara tindak pidana yang dilakukan dengan cara: Jaman sekarang sepeda motor bukanlah sebuah kendaraan mewah. Kendaraan Ini sudah sangat mudah di temui di segala penjuru kota bahkan sudah merambah ke pedesaan dan bahkan 15 http:rudipradisetia.blogspot.com201006ringkasan-hukum-pidana-diajukan-untuk.html Universitas Sumatera Utara pulau-pulau kecil di Indonesia. Walaupun kendaraan ini tidak termasuk barang mewah, tetap saja bagi sebahagian besar masyarakat Indonesia merasakan kendaraan ini merupakan kendaraan mahal tergantung dari daya beli masyarakat. Dengan semakin merebaknya pengguna kendaraan ini membuat rasa aman justru semakin sulit yaitu dengan semakin banyaknya tindakan kriminal dengan bermacam modus hanya untuk mendapatkan kendaraan roda dua ini. Berikut ini beragam modus yang biasa di gunakan oleh para pelaku pencurian kendaraan bermotor dalam melakukan aksinya, diantaranya: 16 1. Biasanya Pelaku pencurian sepeda motor mempergunakan kunci T. Tetapi seiring perkembangan jaman, modus pencurian seperti ini sangat mudah diketahui oleh penjaga. 2. Mengganti plat sepeda motor. Modus ini termasuk sederhana tapi cukup ampuh. Umumnya dilakukan pada area parkir yang sepi dari penjagaan. Biasanya, pelaku masuk ke area parkir dengan motornya sendiri, yang lengkap dengan STNK. Tidak lupa, ia membawa plat nomor dua pasang yang sama dengan nomor polisi motornya. Setelah sampai di dalam, si pelaku mencari motor yang sesuai tipe motor miliknya. Begitu ketemu, nomor polisi milik motor korban dicopot dan diganti dengan nomor polisi bawaan. Setelah itu, pelaku dengan santai pergi 16 http:alarmmotorsentuh.blogspot.compmarketing-plan_08.html Universitas Sumatera Utara melewati kasir parkir dengan alasan karcis hilang. Petugas parkir yang hanya mencocokkan STNK dengan nomor polisi motor yang dipakai si pelaku pun meloloskan motor tanpa curiga. Sebaliknya, begitu motor incaran berhasil dicuri, pelaku atau temannya kembali lagi ke area parkir untuk mengambil motornya sendiri. 3. Jual parfum oleh wanita cantik. Modus ini masih awan di kalangan pemilik sepeda motor. Prakteknya dengan cara berpura-pura menawarkan parfum. Alih-alih menyemprotkan minyak wangi, ternyata obat bius. Si pemilik kendaraan pun tak sadarkan diri. Begitu tersadar, kendaraannya telah raib dicuri wanita si penjual minyak bius. 4. Memperdaya korban dengan meracun. Modus ini dikenal cukup ekstrim dan sadis. Selain ingin menguasai motor korbannya, pelaku juga membunuh si pemilik kendaraan. 5. Menyamar sebagai anggota reserse. Modus ini yang sering mengecohkan pemilik kendaraan sepeda motor. Pelaku biasanya menyamar sebagai anggota kepolisian beberapa kasus malahan berseragam lengkap. Korban biasanya dituduh terlibat pelanggaran hukum, dimana ia harus menyerahkan sepeda motornya untuk dibawa ke kantor polisi. Namun di tengah perjalanan, pelaku dan gerombolannya akan raib di tengah jalan, meninggalkan korban seorang diri. Jurus Universitas Sumatera Utara menghadapi modus curanmor model ini adalah menanyakan surat tugas sembari mengkonfirmasi dengan markas kepolisian terdekat. b. Tindak Pidana dengan cara Terorganisir Pencurian kendaraan bermotor curanmor secara terorganisir diakui Polda Sumatera Utara sulit diungkap. Setidaknyada ada beberapa kendala yang dialami polisi untuk menguak kasus tersebut. Berdasarkan data Polda Sumatera Utara, jumlah laporan kasus curanmor bisa mencapai ……. dalam sebulan. Agustus 2010 misalnya terdapat …. laporan kasus kehilangan kendaraan bermotor. Sedangkan pada September 2010, jumlahnya mencapai ….. kasus. Meski demikian, upaya penanganannya termasuk terkecil dibandingkan kasus pencurian lainnya. Ini bisa dilihat dari penyelesaiannya yang hanya ….. persen pada September 2010 dan …… persen dalam Agustus 2010. Modus operandi secara berkelompok dengan menggunakan mobil truk atau mobil box. Motor yang akan dicuri mereka intai terlebih dahulu dan ketika dirasa aman maka dengan sigap beberapa maling tersebut turun dari mobil, mengangkat motor yang terkunci dan memasukkannya ke mobil dengan cepat. Hanya dibutuhkan kira- kira satu menit saja untuk melakukan hal tersebut. Oleh karena itu, cara terbaik untuk menghindari pencurian semacam ini adalah Universitas Sumatera Utara mengunci motor kepada benda-benda solid yang tidak gampang dilepas atau dipindahkan. Tambahkan juga alarm yang peka terhadap getaran agar bisa menarik perhatian orang lain yang berbunyi ketika mereka sedang berusaha memindahkan motor. 17 Sedang kelompok Malimping beraksi lebih halus yakni selalu menggunakan kunci leter T, ilmu sirep maupun mengangkut motor yang ada di dalam rumah. Ditengarai ilmu sirep ini dipelajari mereka di wilayah Pandeglang dan sekitarnya. Tidak jauh berbeda dengan kelompok Malimping, kelompok Indramayu juga kerap memakai kunci leter T untuk menggasak motor kelompok ini pula yang sering beraksi dengan menuduh korban dengan ulah memukul atau menabrak anggota keluarganya, setelah itu merampas motor. Dari sejumlah pelaku yang ditangkap, polisi mengidentifikasi kelompok pelaku berdasarkan asal daerah mereka. Ada tiga kelompok penjahat yang paling sering bermain motor di wilayah hukum Polda Sumatra Utara. Mereka merupakan kelompok Lampung, Malimping Banten, dan Indramayu. Kelompok Lampung biasanya bermain kasar dengan cara membegal di tengah jalan, menusuk atau menembak pakai senjata api rakitan. Sepak terjang mereka dikenal sadis, namun kelompok ini juga mengincar kendaraan bermotor di parkiran. 6 17 http:roda-dua.compagesnews?act=showid=23 6 http:www.hukumonline.comberitapenegakan hukum di Polda Sumatra Utara. Diakses tanggal 02 November 2010 Universitas Sumatera Utara 4. Latar Belakang Tindak Pidana Pencurian Kendaraan Bermotor yang Terorganisir Masalah pencurian secara terorganisir adalah salah satu masalah sosial yang menarik dan menuntut perhatian yang serius dari waktu ke waktu. Terlebih lagi menurut asumsi umum serta beberapa hasil pengamatan dan penelitian berbagai pihak, terdapat kecenderungan perkembangan peningkatandari bentuk dan jenis kejahatan tertentu, baik secara kualitas maupun kuantitasnya. Di dalam kehidupan bermasyarakat, kejahatan bukan merupakan suatu hal yang baru lagi. Sesuai apa yang diungkapkan oleh Durkheim dimana kejahatan adalah gejala yang normal pada masyarakat, apabila tingkat keberadaannya tidak melampaui tingkat yang dapat dikendalikan lagi berdasarkan hukum yang berlaku. Edwin: H. Sutherland dalam bukunya Principles of Criminology menyebutkan tujuh unsur kejahatan yang saling bergantungan dan saling mempengaruhi. Suatu perbuatan tidak akan disebut kejahatan kecuali apabila memuat semua tujuh unsur tersebut. Unsur-unsur tersebut adalah: 18 18 http:dodik.student.umm.ac.id20101205 1. Harus terdapat akibat-akibat tertentu yang nyata atau kerugian. 2. Kerugian tersebut harus dilarang oleh undang-undang, harus dikemukakan dengan jelas dalam hukum pidana. Universitas Sumatera Utara 3. Harus ada perbuatan atau sikap membiarkan sesuatu perbuatan yang disengaja atau sembrono yang menimbulkan akibat-akibat yang merugikan. 4. Harus ada maksud jahat mens rea. 5. Harus ada hubungan kesatuan atau kesesuaian persamaan suatu hubungan kejadian diantara maksud jahat dengan perbuatan. 6. Harus ada hubungan sebab akibat diantara kerugian yang dilarang undang-undang dengan perbuatan yang disengaja atas keinginan sendiri 7. Harus ada hukuman yang ditetapkan oleh undang-undang. Beberapa aspek sosial yang oleh Kongres ke-8 PBB tahun 1990 di Havana, Cuba, diidentifikasikan sebagai faktor kondusif penyebab terjadinya kejahatan khususnya dalam masalah urban crime, antara lain: 19 a. Kemiskinan, pengangguran, kebutahurufan kebodohan, ketiadaankekurangan perumahan yang layak dan sistem pendidikan serta latihan yang tidak cocokserasi; b. Meningkatnya jumlah penduduk yang tidak mempunyai prospek harapan karena proses integrasi sosial, juga karena memburuknya ketimpangan-ketimpangan sosial; c. Mengendurnya ikatan sosial dan keluarga; d. Keadaan-keadaan kondisi yang menyulitkan bagi orang-orang yang beremigrasi ke kota-kota atau ke negara-negara lain; 19 http:repository.usu.ac.idbitstream12345678915963pid-syahruddin1.pdf.txt Universitas Sumatera Utara e. Rusaknya atau hancurnya identitas budaya asli, yang bersamaan dengan adanya rasisme dan diskriminasi menyebabkan kerugiankelemahan dibidang sosial, kesejahteraan dan lingkungan pekerjaan; f. Menurun atau mundurnya kualitas lingkungan perkotaan yang mendorong peningkatan kejahatan dan berkurangnya pelayanan bagi tempat-tempat fasilitas lingkunganbertetangga; g. Kesulitan-kesulitan bagi orang-orang dalam masyarakat modern untuk berintegrasi sebagaimana mestinya didalam lingkungan masyarakatnya, keluarganya, tempat kerjanya atau lingkungan sekolahnya; h. Penyalahgunaan alkohol, obat bius dan lain-lain yang pemakaiannya juga diperlukan karena faktor-faktor yang disebut diatas; i. Meluasnya aktivitas kejahatan terorganisasi, khususnya perdagangan obat bius dan penadahan barang-barang curian; j. Dorongan-dorongan khususnya oleh mass media mengenai ide-ide dan sikap-sikap yang mengarah pada tindakan kekerasan, ketidaksamaan hak atau sikap-sikap tidak toleransi. Beberapa masalah dan kondisi sosial yang dapat merupakan faktor kondusif penyebab timbulnya kejahatan jelas merupakan masalah yang tidak dapat diatasi semata-mata dengan penal. Disinilah keterbatasan jalur penal clan oleh karena ltu harus ditunjang oleh jalur non-penal. Salah satu jalur non-penal untuk mengatasi masalah-masalah sosial seperti yang dikemukakan diatas adalah Universitas Sumatera Utara lewat jalur kebijakan sosial. Kebijakan sosial pada dasarnya adalah kebijakan atau upaya-upaya rasional untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Jadi identik dengan kebijakan atau perencanaan pembangunan nasional yang meliputi berbagai aspek yang cukup luas dari pembangunan. 5. Akibat Tindak Pidana Pencurian Kendaraan Bermotor yang Terorganisir Belakangan ini dengan terjadinya krisis moneter yang berpengaruh besar terhadap masyarakat sehingga mengakibatkan masyarakat Indonesia mengalami krisis moral. Hal tersebut dapat dilihat dari semakin meningkatnya kejahatan dan meningkatnya pengangguran. Dengan meningkatnya pengangguran sangat berpengaruh besar terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat. Masyarakat dengan tingkat kesejahteraan yang rendah cenderung untuk tidak mempedulikan norma atau kaidah hukum yang berlaku. Melihat kondisi ini untuk memenuhi kebutuhan ada kecenderungan menggunakan segala cara agar kebutuhan tersebut dapat terpenuhi. Dari cara-cara yang digunakan ada yang melanggar dan tidak melanggar norma hukum. Media-media massa dan media elektronik menunjukkan bahwa seringnya terjadi kejahatan pencurian dengan berbagai jenisnya dilatarbelakangi karena kebutuhan hidup yang tidak tercukupi. Dengan berkembangnya tindak pidana pencurian maka berkembang pula bentuk-bentuk lain dari pencurian. Salah satunya yang sering dilakukan adalah tindak pidana pencurian dengan kekerasan. 20 20 http:www.lawskripsi.comindex.php?option=com_contentview=articleid=190Itemid=190 Kejahatan adalah suatu persoalan yang selalu melekat dimana Universitas Sumatera Utara masyarakat itu ada. Kejahatan selalu akan ada seperti penyakit dan kematian yang selalu berulang seperti halnya dengan musim yang berganti-ganti dari tahun ke tahun. Segala daya upaya dalam menghadapi kejahatan hanya dapat menekan atau mengurangi meningkatnya jumlah kejahatan dan memperbaiki penjahat agar dapat kembali sebagai warga masyarakat yang baik. Masalah pencegahan dan penanggulangan kejahatan, tidaklah sekedar mengatasi kejahatan yang sedang terjadi dalam lingkunga masyarakat, tapi harus diperhatikan pula, atau harus dimulai dari kondisi yang menguntungkan bagi kehidupan manusia. Perlu digali, dikembangkan dan dimanfaatkan seluruh potensi dukungan dan partisipasi masyarakat dalam upaya untuk menanggulangi kejahatan. Hal itu menjadi tugas dari setiap kita, karena kita adalah bagian dari masyarakat. Agar terciptanya tujuan yang diharapkan oleh hukum yaitu untuk menciptakan kehidupan yang aman dan tentram, maka setiap terjadi pelanggaran- pelanggaran atau perilaku yang tidak sesuai dengan undang-undang maka akan mendapatkan sanksi yang sesuai dengan pelanggaran yang telah dilakukan.

F. Metode Penelitian