Kategorisasi Data Penelitian HASIL PENELITIAN

Hasil ini menunjukkan bahwa romantic relationship satisfaction subjek berada diatas rata-rata romantic relationship satisfaction pada umumnya.

4. Kategorisasi Data Penelitian

Berdasarkan data penelitian dapat dilakukan pengelompokan yang mengacu pada kriteria kategorisasi. Azwar 2000 menyatakan bahwa kategorisasi ini didasarkan pada asumsi bahwa skor subyek penelitian terdistribusi normal. Kriteria penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dibagi dalam tiga kategori yaitu rendah, sedang dan tinggi. Norma kategorisasinya dapat dilihat pada tabel 15 berikut: TABEL 15 Norma kategorisasi Rentang nilai kategori X µ - 1.0 SD rendah µ - 1.0 SD X µ + 1.0 SD sedang µ + 1.0 SD X tinggi Data penelitian dapat dikategorikan berdasarkan mean hipotetik dan mean empirik. Mean hipotetik untuk melihat posisi relatif individu berdasarkan norma skor idealnya skala, sedangkan berdasarkan mean empirik untuk melihat posisi relatif individu berdasarkan norma skor dari subyek penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti fokus pada kategori berdasarkan mean hipotetik. Besar nilai mean hipotetik body image adalah 90 dengan standard deviasi 18 sehingga kategorisasi yang diperoleh adalah sebagai berikut: TABEL 16 Kategorisasi body image Variabel Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase Body Image X 72 Rendah 72 X 108 Sedang 89 89 108 X Tinggi 11 11 Berdasarkan tabel 16 dapat diketahui bahwa subjek penelitian yang memiliki body image tinggi sebesar 11 sedangkan 89 subjek penelitian memiliki body image sedang dan tidak ada subjek penelitian yang memiliki body image rendah . Hal ini berarti sebagian besar subjek penelitian berada pada kategori sedang, yang artinya subjek penelitian cukup menilai positif penampilan mereka. Besar nilai mean hipotetik romantic relationship satisfaction adalah 87.5 dengan standar deviasi 17.5 sehingga kategorisasi yang diperoleh adalah sebagai berikut : TABEL 17 Kategorisasi romantic relationship satisfaction Variabel Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase Romantic Relationship Satisfaction X 70 Rendah 70 X 105 Sedang 68 68 105 X Tinggi 32 32 Berdasarkan tabel 17 dapat diketahui bahwa subjek penelitian yang memiliki romantic relationship satisfaction tinggi sebesar 32 sedangkan 68 subjek penelitian memiliki romantic relationship satisfaction sedang dan tidak ada subjek penelitian yang memiliki romantic relationship satisfaction rendah . Hal ini berarti sebagian besar subjek penelitian memiliki komitmen organisasi yang sedang. Setelah mengetahui kategorisasi kedua variabel penelitian, hasilnya dapat dimasukkan ke dalam tabel penyebaran variabel dalam bentuk matriks kategorisasi pada tabel 18 berikut: TABEL 18 Matriks Hubungan Antar Variabel dalam Bentuk Kategori Body Image Rendah Sedang Tinggi Jumlah Romantic Relationship Satisfaction Rendah Sedang 65 65 3 3 68 68 Tinggi 22 22 10 10 32 32 Jumlah 87 87 13 13 100 100 Matriks di atas menunjukkan hubungan variabel yang memiliki persentase terbesar terdapat pada frekuensi body image sedang dan romantic relationship satisfaction yang sedang yaitu sebanyak 65 orang 65. Hasil ini menunjukkan bahwa body image berkorelasi positif dengan romantic relationship satisfaction . Frekuensi remaja wanita yang berpacaran yang memiliki body image tinggi dan romantic relationship satisfaction sedang ada sebanyak 3 orang 3. Sedangkan frekuensi remaja wanita yang berpacaran yang memiliki body image sedang dengan romantic relationship satisfaction yang tinggi sebanyak 22 orang 22. Frekuensi remaja wanita yang berpacaran yang memiliki body image tinggi dengan romantic relationship satisfaction yang tinggi sebanyak 10 orang 10. Hal ini menunjukkan bahwa body image cukup besar mempengaruhi romantic relationship satisfaction remaja wanita yang berpacaran, sesuai dengan teori yang mengungkapkan bahwa ada pengaruh positif body image terhadap romantic relationship satisfaction pada remaja wanita yang berpacaran.

C. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisa regresi terhadap data body image dengan romantic relationship satisfaction pada remaja wanita yang berpacaran diperoleh nilai R = 0.542 P = 0.000 dan arah korelasi positif. Hasil analisa menunjukkan p 0.05 artinya body image mempunyai pengaruh positif terhadap romantic relationship satisfaction. Jika remaja wanita yang berpacaran memiliki body image positif, maka romantic relationship satisfaction remaja tersebut akan tinggi. Dari hasil analisa tersebut maka hipotesis yang menyatakan adanya pengaruh body image terhadap romantic relationship satisfaction pada remaja wanita yang berpacaran dapat diterima. Hasil penelitian ini pada dasarnya sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mark dan Crowther dalam Thompson, 2001 yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara body image dalam berpacaran pada remaja wanita. Remaja wanita cenderung berpikir bahwa pasangannya lebih menyukai wanita yang mempunyai tubuh yang langsing, dan memiliki payudara dada yang indah Cash Pruzinsky, 2002. Hal ini juga didukung oleh pernyataan yang dikemukakan oleh Hoyt dan Kogan dalam de Villiers, 2006, bahwa wanita yang