dilakukan kemudian pada mereka yang hasil pemeriksaan penyaringan positif, untuk memastikan diagnosis definitif.
Pemeriksaan penyaring dikerjakan pada kelompok dengan salah satu resiko DM sebagai usia yang lebih dari 45 tahun, indeks massa tubuh lebih dari
23kgm², hipertensi dengan tekanan darah lebih dari 14090mmHg, riwayat DM dalam garis keturunan, riwayat abortus berulang, melahirkan bayi makrosomia
dan kolesterol HDL kurang atau 35mgdL Gustaviani, R., 2004. Tabel 2.1 Kadar Glukosa Darah Sewaktu dan Puasa Sebagai Patokan Penyaring
dan Diagnosis Diabetes Mellitus Gustaviani, R., 2004. Bukan
diabetes mellitus
Belum pasti diabetes
mellitus Diabetes
mellitus
Kadar glukosa darah sewaktu
mgdl Plasma vena
Darah kapiler 110
90 110-199
90-199 ≥ 200
≥ 200 Kadar glukosa
darah puasa mgdl
Plasma vena
Darah kapiler 110
90 110-125
90-109 ≥ 126
≥ 110
2.6. Pengertian TB paru
Tuberkulosis paru TB adalah suatu penyakit infeksi kronik yang sudah sangat lama dikenal pada manusia. Tuberkulosis merupakan infeksi bakteri kronik
yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dan ditandai oleh pembentukan granuloma pada jaringan yang terinfeksi dan oleh hipersensitivitas
yang diperantarai-sel ceIl-mediated hypersensitivity . Penyakit biasanya terletak
di paru, tetapi dapat mengenai organ lain. Dengan tidak adanya pengobatan yang efektif untuk penyakit yang aktif, biasa terjadi perjalanan penyakit yang kronik,
dan berakhir dengan kematian Mario C dan Richard J.
Universitas Sumatera Utara
2.7. Klasifikasi TB paru
WHO 1991 berdasarkan terapi membagi tuberkulosis dalam empat kategori yakni Amin, Z. dan Bahar, A., 2004:
a. Kategori I, ditujukan terhadap:
i. Kasus baru dengan sputum positif
ii. Kasus baru dengan bentuk TB berat
b. Kategori II, ditujukan terhadap:
i. Kasus kambuh
ii. Kasus gagal dengan sputum BTA positif
c. Kategori III. ditujukan terhadap:
i. Kasus BTA negative dengan kelainan paru yang tidak luas.
ii. Kasus TB ekstra paru selain dari yang disebut dalam kategori I.
d. Kategori IV, ditujukan terhadap:
i. TB kronik
2.8. Patogenesis TB paru 2.8.1.Tuberkulosis primer
Penularan tuberkulosis paru terjadi karena kuman dibatukkan atau dibersinkan keluar melalui droplet nuclei dan bebas dalam udara sekitar kita.
Droplet nuclei dapat ada dalam udara bebas selama 1-2 jam. Ini dipengaruhi oleh ada tidaknya sinar ultraviolent, ventilasi yang buruk dan kelembaban.
Kuman dapat tahan beberapa hari sampai berbulan-bulan jika keadaan sekitarnya lembab dan gelap. Bila partikel ini terhisap oleh orang sehat, ia akan
menempel pada saluran nafas dan paru. Neutrofil akan membunuh kuman ini sebelum makrofag. Makrofag akan membunuh dan membersihkan kebanyakan
partikel ini dan keluarkan dari perccabangan trakeobronkial bersama gerakan silia dengan sekretnya.
Kuman yang menetap akan berkembang biak dalam sito-plasma makrofag. Di sini kuman ini juga dapat terbawa masuk ke organ tubuh lainnya.
Kuman yang bersarang di jaringan paru akan berbentuk sarang tuberkulosis
Universitas Sumatera Utara
pneumonia kecil dan disebut sarang primer atau afek primer atau sarang fokus Ghon. Sarang primer ini dapat terjadi di setiap bagian jaringan paru.
Bila kuman masuk ke sistemik dipanggil TB milier Amin, Z. dan Bahar, A., 2004.
2.8.2.Tuberkulosis Pasca Primer Tuberkulosis Sekunder
Bertahun-tahun kemudian, kuman yang dormant pada tuberkulosis primer akan muncul sebagai infeksi endogen menjadi tuberkulosis pasca primer.
Tuberkulosis sekunder terjadi karena imunitas menurun seperti malnutrisi, alkohol, pemyakit maligna, diabetes, AIDS dan gagal ginjal. Tuberkulosis ini
bermula dengan sarang dini yang berlokasi di regio atas paru iaitu bagian apical-posterior lobus superior atau inferior. Ini juga hanya invasi ke daerah
parenkim paru-paru dan tidak ke nodus hiler paru. Sarang dini ini mula-mula juga berbentuk sarang pneumonia kecil. Dalam
3-10 miggu sarang ini menjadi tuberkel yakni granuloma yang terdiri dari sel- sel Histosit dan sel Datia Langhans yang dikelilingi oleh sel-sel limfosit dan
berbagai jaringan ikat. Tuberkulosis pasca primer juga dapat berasal dari infeksi eksogen dari usia
meda menjadi TB usia tua.Tergantung dari jumlah kuman, virulensinya dan imunitas pasien, sarang dini ini dapat terjadi:
a. Direbsorbsi kembali dan sembuh tanpa meninggalkan cacat.
b. Sarang yang mula-mula meluas, tetapi segera menyembuh dengan serbukan
jaringan fibrosis. Ada yang membungkus diri menjadi lebih keras, menimbulkan perkapuran. Sarang dini yang meluas granuloma berkembang
menghancurkan jaringan ikat sekitarnya dan bagian tengahnya mengalami nekrosis, membentuk jaringan keju yang lembek. Kavitas pula terjadi bila
jaringan keju dibatuk keluar oleh penderita. Mula-mula kavitas ini berdinding tipis, lama- lama disebabkan infiltrasi jaringan fibroblast dalam
jumlah besar sehingga menjadi kavitas sklerotik akan membentuk dinding yang tebal. Tejadi perkijuan dan kavitas adalah karena hidrolisis protien
lipid dan asam nukleat oleh enzim yang diproduksi oleh makrofag, dan
Universitas Sumatera Utara
proses yang berlebihan sitokin dengan TNF-nya. Bentuk perkijuan lain yang jarang adalah cryptic disseminate TB yang terjadi pada imunodefisiensi
dan usia lanjut. Di sini lesi sangat kecil, tetapi berisi bakteri dengan jumlah yang
banyak.Kavitas dapat meluas kembali dan menimbulkan sarang pneumonia paru baru. Bila isi kavitas ini masuk dalam peredaran darah
arteri, maka akan terjadi TB milier Amin, Z. dan Bahar, A., 2004.
2.9. Gejala dan tanda awal TB paru