Pendahuluan Deskripsi Proyek Elaborasi Tema Analisa Konsep Perancangan ELABORASI TEMA

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI iii DAFTAR GAMBAR v DAFTAR TABEL vi DAFTAR DIAGRAM vi

Bab I.Pendahuluan

I.1. Latar Belakang 1 I.2. Maksud dan Tujuan Proyek 2 I.3. Rumusan Masalah 2 I.4. Batasan Proyek 4 I.5. Kerangka Berpikir 5 I.6. Metode Pengumpulan Data 6 I.7. Sistematika Pembahasan 6

Bab II. Deskripsi Proyek

II.1. Pengertian Judul 8 II.2. Tinjauan Umum 8 II.2.1. Ecotourism 8 II.2.2. Pengertian Resort 16 II.3.Definisi Teknis Obyek 21 II.4.Studi Kelayakan 23 II.5. Lokasi Site 24 II.6. Studi Banding Proyek Sejenis 26

Bab III. Elaborasi Tema

III.1. Pengertian Tema 38 III.2. Interpretasi Tema 40 III.2. Studi Banding Tema Sejenis 43

Bab IV. Analisa

IV.1. Analisa Tapak 48 IV.1.1. Kondisi Eksisting Lahan 48 IV.1.2. Batas-Batas Site 49 IV.1.3. Analisa View 50 IV.1.4. Analisa Matahari 52 IV.1.5. Analisa Vegetasi 52 IV.2. Analisa Fungsional 53 IV.2.1. Analisa Pengguna 53 IV.2.2. Analisa Kegiatan Wisata 53 IV.2.3. Analisa Aliran Kegiatan 61 IV.2.4. Analisa Kebutuhan Ruang 63 IV.2.5. Program Ruang 67

Bab V. Konsep Perancangan

V.1. Konsep Penerapan Tema 71 V.2. Konsep Vegetasi 75 V.3 Konsep Dancing Light 75 V.4 Konsep IPAL 76 V.5 Konsep Dinding Plaster 77 V.6 Konsep Zoning 79

Bab IV. Hasil Perancangan

IV.1. Gambar Kerja 80 DAFTAR PUSTAKA vi DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Lokasi site 24 Gambar 2.2 Sipadan water village 27 Gambar 2.3 Ruang dan akomodasi Sipadan water village 28 Gambar 2.4 Fasilitas dan layanan Sipadan water village 30 Gambar 2.5 Fasilitas dan layanan Sipadan water village 30 Gambar 3.1 Bukaan besar pada dinding 41 Gambar 3.2 Ventilasi satu sisi 41 Gambar 3.3 Ventilasi satu sisi dengan dua bukaaan 41 Gambar 3.4 Ventilasi silang 41 Gambar 3.5 Pembangkit listrik tenaga gelombang laut 42 Gambar 3.7 Ruang kelas 44 Gambar 3.8 Ruang olahraga 44 Gambar 3.9 Konsep tata vegetasi dna penampungan air hujan The Chongqing Tower, China 46 Gambar 3.10 Eco Bay Complex, Abu Dhabi, UEA 46 Gambar 3.11 Diagram konsep Eco Bay Complex, Abu Dhabi, UEA 47 Gambar 4.1 Lokasi site Ecotourism Resort 48 Gambar 4.2 Batas-batas site 49 Gambar 4.3 Analisa view keluar 50 Gambar 4.4 Analisa view kedalam 51 Gambar 4.5 Analisa matahari 52 Gambar 4.5 Vegetasi pada kawasan 52 Gambar 5.1 Penggunaan pondasi umpak pada bangunan 71 Gambar 5.2 Grass block 71 Gambar 5.3 Penggunaan konstruksi bamboo pada atap 72 Gambar 5.4 Bukaan besar pada bangunan 74 Gambar 5.5 Pembangkit listrik tenaga gelombang laut 74 Gambar 5.6 Sarana workshop 75 Gambar 5.7 Vegetasi kelapa 75 Gambar 5.8 Penerapan konsep dancing light pada teras 76 Gambar 5.9 Konsep instalasi penyaringan air limbah 77 Gambar 5.10 Konsep dinding plesteran 78 Gambar 6.1 Konsep zoning berdasarkan tamu menginap dan tidak menginap 79 Gambar 5.10 Konsep zoning berdasarkan fungsi bangunan 79 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Tabel kunjungan wisatwan mancanegara ke Aceh Singkil 23 Tabel 2.2 Arahan pengembangan pariwisata di Provinsi NAD 26 Tabel 4.1 Tabel kebutuhan ruang 67 Tabel 4.2 Tabel kebutuhan ruang 70 DAFTAR DIAGRAM Diagram 4.1 Aliran kegiatan pengunjung 61 Diagram 4.2 Aliran kegiatan pengunjung yang tidak menginap 61 Diagram 4.3 Aliran kegiatan karyawan 62 Diagram 4.4 Aliran kegiatan pengelola 62 BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Sebagai perwujudan dari rencana Pemerintah Daerah PEMDA Nanggroe Aceh Darussalam NAD untuk membangun kembali NAD terutama sektor pariwisata pasca tragedi tsunami penghujung tahun 2004 silam. Seiring dengan tragedi tsunami yang menimpa, membuat dunia melihat Aceh sebagai sesuatu yang lebih dari hanya sebuah bagian dari Indonesia yang memiliki konflik internal yang berkepanjangan. Ketika tragedi itu terjadi, masyarakat dunia datang dan menyaksikan apa yang ada di Aceh, apa yang ditawarkan oleh alam Aceh yang masih terjaga ke alamiannya. Keadaan ini meningkatkan jumlah wisatawan yang datang ke Aceh dalam rangka berlibur dan mencari ketenangan. Peningkatan itu terus terjadi juga dikarenakan semakin kondusifnya suasana di Aceh semenjak penandatanganan pakta perdamaian. Karena peningkatan yang terjadi, dibutuhkan sebuah wadah yang mampu mengakomodasikan para wisatawan ini, baik lokal maupun manca negara. Tetapi akomodasi ini diharapkan tidak merusak alam serta budaya yang ada di Aceh. Benang merah dari penyediaan akomodasi dan keinginan untuk mempertahankan kealamian dari alam dan budaya terwujud dalam proyek “Ecotourism Resort”. Yang akan mengembangkan daerah sekitar kepulauan Aceh yang masih memiliki alam sangat indah tetapi masih kurang pengelolaan dan penyediaan akomodasi. A. Perkembangan Pariwisata di Nanggroe Aceh Darussalam Perkembangan pariwisata Aceh berjalan sangat lambat. Hal ini dapat dimaklumi jika mengingat kondisi keamanan Aceh yang tidak stabil, dengan adanya konflik internal yang dimiliki oleh daerah ini. Sebenarnya daerah ini memiliki potensi untuk menjadi sebuah daerah tujuan wisata di Asia Tenggara, karena kondisi alam yang dimiliki tidaklah kalah dengan beberapa tujuan wisata yang menjadi favorit dari wisatawan. Tetapi pasca tsunami dan pakta perdamaian, Aceh mulai berbenah dan menata kembali pariwisatanya dengan lebih memanfaatkan potensi alam yang dimiliki oleh daerah ini. Penyediaan akomodasi yang memadai untuk turis menjadi titik tumpu dari upaya pengembangan ini. B. Sekilas Tentang Pulau Banyak Daerah Pulau Banyak terdiri dari sekitar 30-40 pulau dan sekitar 55 terumbu karang yang kecil-kecil Majalah Pulau Banyak, April 2008. Kecamatan Pulau Banyak adalah salah satu dari 10 kecamatan yang ada di Kabupaten Aceh Singkil dan merupakan satu-satunya kecamatan kepulauan di Kabupaten Aceh Singkil. Memiliki jarak ±26 mil laut kearah barat dari ibu kota Kabupaten Aceh Singkil. Sebagai daerah kepulauan, Kecamatan Pulau Banyak menyimpan berbagai tempat objek wisata alam yang belum terkelola dengan baik, seperti objek wisata pantai dengan pasir putihnya, wisata bahari dengan ikan hias dan terumbu karang yang merupakan potensi yang sangat besar dan berpeluang untuk dikembangkan. Disalah satu pulau yang ada, terdapat tempat penangkaran penyu yaitu di pulau Bangkaru. Pulau ini merupakan pulau terluar di Kecamatan Pulau Banyak. Pulau Banyak memiliki pulau-pulau yang tidak berpenghuni, Pantai yang indah dengan hamparan pasir putih, tempat-tempat untuk snorkeling, diving, olahraga kayak, jungle trekking, dan surfing dapat dilakukan di kepulauan ini.

I.2 Maksud dan Tujuan Perancangan

Tujuan dari perancangan ini adalah memberikan sebuah penginapan baru bagi para pengunjung ataupun wisatawan yang ada di kawasan kecamatan Pulau Banyak. Sebuah tempat penginapan yang letaknya strategis disebuah pulau tersendiri dengan pasirnya yang berwarna putih. Selain itu, dengan adanya penginapan ini, dapat menjadi daya tarik bagi para wisatawan untuk berwisata ke pulau yang memiliki potensi alam yang tidak kalah menariknya dengan objek wisata lainnya yang ada di Aceh. Sehingga nantinya memberikan wajah baru bagi Kabupaten Aceh Singkil umumnya dan pada Kecamatan Pulau Banyak khususnya untuk terus berkembang kearah pariwisata daerah yang dapat merangsang prospek ekonomi yang besar dimasa mendatang.

I.3 Rumusan Masalah

Adapun permasalahan yang dapat diambil adalah untuk mengetahui bagaimana organisasi dan perencanaan ruang yang diaplikasikan pada perancangan resort ini dan apa saja yang nantinya diperlukan. Masalah yang timbul juga bagaimana merencanakan fasilitas- fasilitas yang berbeda-beda dalam satu perancangan yang saling berintegrasi, yang didukung oleh aspek lain seperti sirkulasi, utilitas, dan lain-lain. Permasalahan untuk tema dan kasus ini adalah : A. Masalah Arsitektur : a. Masalah menciptakan bangunan yang menarik dan sesuai dengan kebutuhan dan sesuai dengan tema yang ada. b. Masalah pada perencanaan ruang yang dinamis namun tetap saling menyatu antara massa dan ruang terbuka. c. Masalah menjaga privasi pengguna resort dengan masyarakat yang berkunjung pada objek wisata yang ada pada area pulau Palambak. d. Masalah mengkombinasikan zona – zona yang dapat di gunakan oleh pengunjung pulau Palambak yang tidak menginap di hotel, dengan pengunjung yang menginap di hotel. e. Masalah merencanakan suatu bangunan dengan menggunakan konsep struktur dan konsep utilitas yang sesuai dengan kondisi tapak dan lingkungan fisik yang ada. f. Masalah memanfaatkan dan mengoptimalkan potensi alam yang ada. B. Masalah Sirkulasi : a. Masalah sirkulasi pencapaian fasilitas resort b. Masalah sirkulasi pencapaian ke objek-objek wisata di kecamatan Pulau Banyak. c. Masalah pengaturan ruang sirkulasi pengunjung pulau dan pengunjung resort. C. Masalah Fungsi Bangunan a. Masalah dalam memadukan fungsi kamar hotel dan fungsi tambahan b. Masalah dalam penyediaan fasilitas yang mampu memenuhi tuntutan dari pemakai resort. D. Masalah Perlengkapan Bangunan E. Masalah dalam merencanakan sistem utilitas dan mekanikal elektrikal yang mengakomodir fungsi-fungsi resort. F. Masalah belum tersedianya aliran listrik dari PLN.

I.4 Batasan Proyek

Pembahasan proyek Eco-Tourism Resort ini seharusnya tidak lepas dari aspek ekonomi, budaya, dan politik. Akan tetapi karena keterbatasan waktu dan luasan ruang lingkup proyek, maka pembahasan lebih diarahkan pada faktor-faktor penentu berdasarkan ilmu arsitektur. Aspek-aspek lainnya diluar ilmu arsitektur yang mempengaruhi dan melatarbelakangi perencanaan dan perancangan akan dibatasi menurut keperluan. Pembatasan yang dilakukan meliputi : - Eco-Tourism Resort dirancang berdasarkan keinginan konsumen dan studi literature. - Tapak yang digunakan dianggap milik pemilik proyek dan telah siap untuk dibangun, proses pemilikan, pengosongan tanah dan sebagainya tidak dibahas. - Fasilitas, kebutuhan ruang, dan fasilitasnya ditentukan berdasarkan studi banding dan studi literatur maupun survey, data-data yang diperoleh dianggap benar dan relevan, sedangkan data yang kurang lengkap diambil dari proyek sejenis.

I.5 Kerangka Berpikir

ANALISA • Analisa kondisi lingkungan yaitu: analisa matahari, vegetasi, sirkulasi, view dari dan ke site dan sempadan bangunan. • Analisa fungsional yaitu: analisa aktifitas, kebutuhan ruang, besaran ruang, hubungan antar ruang. • Analisa penerapan struktur pada bangunan. KRITERIA dan KONSEP PERANCANGAN Berdasarkan analisa, peraturan pemerintah, konsep tapak, dan konsep bangunan LATAR BELAKANG KASUS • Dibutuhkan sebuah wadah yang mampu mengakomodasikan para wisatawan ini, baik lokal maupun manca negara. • Adanya perencanaan objek daerah tujuan wisata Aceh di kawasan Kecamatan Pulau Banyak sebagai wisata bahari. • Pulau Banyak memiliki pantai yang indah dengan hamparan pasir putih, tempat- tempat untuk snorkeling, diving, olahraga kayak, jungle trekking, dan surfing. MAKSUD • Memberikan sebuah penginapan baru bagi para pengunjung ataupun wisatawan yang ada di kawasan kecamatan Pulau Banyak. • Menjadi daya tarik bagi para wisatawan untuk berwisata ke pulau yang memiliki potensi alam yang tidak kalah menariknya dengan objek wisata lainnya yang ada di Aceh. • Mempromosikan daerah pariwisata baik yang sudah maupun yang berpotensi untuk dikembangkan. • Meningkatkan kualitas dan penghidupan masyarakat sekitar daerah wisata dengan adanya pengembangan sektor pariwisata yang mendukung sektor ekonomi. PERMASALAHAN • Masalah arsitektur meliputi penyesuaian kebutuhan dan tema, perencanan ruang dan pemanfaatan potensi alam. • Masalah sirkulasi pengunjung. • Masalah terhadap fungsi bangunan yang disesuaikan dengan tema dan kebutuhan. • Masalah perlengkapan, utilitas, mekanikal elektrikal dan sarana prasarana. STUDI LITERATUR dan STUDI BANDING • Kajian tema dengan bentuk bangunan. STUDI SITE • Ukuran site • Peraturan pemerintah • Sempadan bangunan • Batas bangunan • Potensi PENGUMPULAN DATA • Studi literature • Studi banding • Survey Fe e d b a c k D E S A I N Ecotourism Resort Tema: Green Architecture

I.6 Metodologi Pengumpulan Data

Dalam merencanakan fasilitas resort di Pulau Palambak ini, pengumpulan data yang diperlukan dengan menggunakan metode : o Survey lapangan Pengamatan dan pengenalan langsung kelokasi atau site yang dipilih dimana proyek akan dibangun, dengan tujuan untuk mengetahui keadaan lokasi yang sebenarnya, mengenal potensi-potensi dan kendala-kendala yang ada, baik yang dimanfaatkan maupun yang harus dihindari. o Studi literatur Untuk pemahaman yang lebih dalam pokok persoalan, diambil referensi dari literatur yang berhubungan dengan proyek yang direncanakan guna melengkapi data yang diperlukan melalui bacaan-bacaan berupa buku-buku , artikel yang masih relevan dan mendukung proyek. o Wawancara Melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang bersangkutan untuk melengkapi data yang diperlukan. o Studi banding Studi banding dilakukan terhadap fasilitas yang memiliki fungsi yang sama dan mirip dengan proyek, guna memperoleh gambaran secara objektif tentang arah perencanaan yang berhubungan dengan proyek yang akan dibuat dengan cara melakukan pengamatan secara tidak langsung.

I.7 SISTEMATIKA PEMBAHASAN BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang kajian latar belakang, maksud dan tujuan, permasalahan, lingkup batasan, asumsi kelayakan dan sistematika laporan. BAB II DESKRIPSI PROYEK berisi tentang pengertian judul, tinjauan kasus proyek, tinjauan fungsi dan studi banding arsitektur dengan fungsi sejenis. BAB III ELABORASI TEMA Berisi tentang kajian mengenai pengertian ,interpretasi dan keterkaitan tema dengan judul serta studi banding terhadap bangunan-bangunan yang menerapkan tema yang sama. BAB IV ANALISA PERANCANGAN Berisi tentang kajian analisis terhadap lokasi dari tapak perancangan, potensi dan kondisi lingkungan, pemakai, dan aktivitasnya dan berisi tentang dasar-dasar pemrograman fasilitas yang direncanakan, meliputi kebutuhan ruang, besaran dan persyaratan ruang, hubungan antar ruang yang bersifat analisa. BAB V KONSEP PERANCANGAN Berisi konsep-konsep perancangan yang sesuai dengan lingkungan kajian. BAB V PERANCANGAN ARSITEKTUR Berisi tentang gambar hasil perancangan berupa foto maket maupun gambar kerja. DAFTAR PUSTAKA Berisi daftar pustaka yang digunakan sebagai bahan literatur dalam perencanaan ini.

BAB II DESKRIPSI PROYEK

II.1 Pengertian Judul

• Ecotourism adalah salah satu kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam, pemberdayaan sosial budaya, ekonomi masyarakat lokal, serta pembelajaran dan pendidikan www.wikipedia.com • Resort berasal dari bahasa Inggris , dalam bahasa Indonesia berarti “tempat yang sering dikunjungi ; tempat peristirahatan “ W.J.S. Poerwadarminta , Kamus Umum Bahasa Indonesia , PN Balai Pustaka , Jakarta 1976 . Resort n popular holiday centre Homby AS, Oxford , Advanced Learner’s Dictionary of Current English Resort adalah sebuah ruang tempat kita dapat menemukan sesuatu yang “ berbeda “ itu. Di ruang inilah seseorang dapat “ merealisasikan “ impiannya akan pelarian yang sempurna. Resort adalah sebuah tontonan une spectacle yang dihadirkan dalam bentuk fisik. Resort adalah bagian dari la societte du spectacle masyarakat tontonan , Guy Debord. Jadi, Ecotourism Resort dapat di definisikan sebagai tempat beristirahat dan berekreasi yang berbasis pada wisata alam dimana terdapat upaya pelestarian alam serta kebudayaan didalamnya. II.2 Tinjauan Umum II.2.1 Ecotourism Rumusan Ecotourism pertama kali ditemukan oleh Hector Ceballos-Lascurai pada tahun1987 yaitu sebagai berikut: ”Nature or ecotourism can be defined as tourism that consist in travelling to relatively undisturbed or uncontaminated natural areas with the spesific objectives of studying, admiring, and enjoying the scenery and its wild plants and animals, as well as any existing cultural manifestations both past and present found in the areas.” ”wisata alam atau pariwisata ekologis adalah perjalanan ketempat-tempat alami yang relatif masih belum terganggu atau terkontaminasi tercemari dengan tujuan untuk mempelajari, mengagumi dan menikmati pemandangan, tumbuhan-tumbuhan dan satwa liar, serta bentuk-bentuk manifestasi budaya masyarakat yang ada, baik dari masa lampau maupun masa kini.” Kemudian pada awal tahun 1990 disempurnakan oleh The International Ecotourism Society TIES yaitu sebagai berikut: ”Ecotourism is responsible travel to natural areas which conserved the environment and improves the welfare of local people.” ”Ekowisata adalah perjalanan yang bertanggung jawab ketempat-tempat yang alami dengan menjaga kelestarian lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan penduduk setempat.” Western dalam Fendeli 1998 mendefinisikan ekowisata sebagai perjalanan bertanggung jawab ke wilayah-wilayah alami yang melindungi lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan penduduk setempat. Fenell 1999 mendefinisikan ekowisata sebagai bentuk berkelanjutan berbasis sumber daya alam pariwisata yang berfokus terutama pada mengalami dan belajar tentang alam, dan yang berhasil etis dampak rendah, non-konsimtif dan berorientasi lokal kontrol, manfaat dan keuntungan dan skala. Ecotourism adalah salah satu mekanisme pembangunan yang berkelanjutan sustainable development. Ecotourism merupakan usaha untuk melestarikan kawasan yang perlu dilindungi dengan memberikan peluang ekonomi kepada mesyarakat yang ada disekitarnya. Konsep yang memanfaatkan kecendrungan pasar back to nature ini merupakan usaha pelestarian keanekaragaman hayati dengan menciptakan kerja sama yang erat antara masyarakat yang tinggal disekitar kawasan yang perlu dilindungi dengan industri pariwisata. Ecotourism adalah gabungan antara konservasi dan pariwisata di mana pendapatan yang diperoleh dari pariwisata seharusnya dikembalikan kepada kawasan yang perlu dilindungi untuk perlindungan dan pelestarian keanekaragaman hayati serta perbaikan sosial ekonomi masyarakat disekitarnya.

II.2.1.1 Pendekatan Pengelolaan Ekowisata

Ekowisata merupakan bentuk wisata yang dikelola dengan pendekatan konservasi. Apabila ekowisata pengelolaan alam dan budaya masyarakat yang menjamin kelestarian dan kesejahteraan, sementara konservasi merupakan upaya menjaga kelangsungan pemanfaatan sumberdaya alam untuk waktu kini dan masa mendatang. Hal ini sesuai dengan definisi yang dibuat oleh The International Union for Conservation of Nature and Natural Resources 1980, bahwa konservasi adalah usaha manusia untuk memanfaatkan biosphere dengan berusaha memberikan hasil yang besar dan lestari untuk generasi kini dan mendatang. Sementara itu destinasi yang diminati wisatawan ecotour adalah daerah alami. Kawasan konservasi sebagai obyek daya tarik wisata dapat berupa Taman Nasional, Taman Hutan Raya, Cagar Alam, Suaka Margasatwa, Taman Wisata dan Taman Buru. Tetapi kawasan hutan yang lain seperti hutan lindung dan hutan produksi bila memiliki objek alam sebagai daya tarik ekowisata dapat dipergunakan pula untuk pengembangan ekowisata. Area alami suatu ekosistem sungai, danau, rawa, gambut, di daerah hulu atau muara sungai dapat pula dipergunakan untuk ekowisata. Pendekatan yang harus dilaksanakan adalah tetap menjaga area tersebut tetap lestari sebagai areal alam. Pendekatan lain bahwa ekowisata harus dapat menjamin kelestarian lingkungan. Maksud dari menjamin kelestarian ini seperti halnya tujuan konservasi UNEP, 1980 sebagai berikut: a. Menjaga tetap berlangsungnya proses ekologis yang tetap mendukung sistem kehidupan; b. Melindungi keanekaragaman hayati; c. Menjamin kelestarian dan pemanfaatan spesies dan ekosistemnya. Di dalam pemanfaatan areal alam untuk ekowisata mempergunakan pendekatan pelestarian dan pemanfaatan. Kedua pendekatan ini dilaksanakan dengan menitikberatkan pelestarian dibanding pemanfaatan. Pendekatan ini jangan justru dibalik. Kemudian pendekatan lainnya adalah pendekatan pada keberpihakan kepada masyarakat setempat agar mampu mempertahankan budaya lokal dan sekaligus meningkatkan kesejahteraannya. Bahkan Eplerwood 1999 memberikan konsep dalam hal ini adalah “Urgent need to generate funding and human resonrces for the management of protected areas in ways that meet the needs of local rural populations”. Salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan mengatur conservation tax untuk membiayai secara langsung kebutuhan kawasan dan masyarakat lokal.

II.2.1.2 Prinsip Pengembangan Ecotourism

Secara konseptual, ecotourism merupakan suatu konsep pengembangan pariwisata berkelanjutan yang bertujuan untuk mendukung upaya-upaya pelestarian lingkungan alam dan budaya dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sehingga memberi manfaat ekonomi kepada masyarakat setempat. Secara konseptual ecotourism menekankan pada prinsip dasar sebagai berikut yang terintergrasi: 1. Prinsip konservasi Pengembangan ecotourism harus mampu memelihara, melindungi dan atau berkontribusi untuk memperbaiki sumber daya alam. Memiliki kepedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap pelestarian lingkungan alam dan budaya, melaksanakan kaidah-kaidah usaha yang bertanggung jawab dan ekonomi berkelanjutan. a. Prinsip konservasi alam Memiliki kepedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap pelestarian alam serta pembangunan harus mengikuti kaidah ekologis. Kriteria konservasi alam antara lain: o Memperhatikan kualitas daya dukung lingkungan kawasan tujuan, melalui zonasi. o Mengelola jumlah pengunjung, sarana fasilitas sesuai dengan daya dukung lingkungan daerah tujuan. o Meningkatkan kesadaran dan apresiasi pelaku terhadap lingkungan alam dan budaya. o Memanfaatkan sumber daya secara lestari dalam penyelenggaraan kegiatan ecotourism. o Meminimumkan dampak negatif yang ditimbulkan, dan bersifat ramah lingkungan. o Mengelola usaha secara sehat. b. Prinsip konservasi budaya Peka dan menghormati nilai-nilai sosial budaya dan tradisi keagamaan masyarakat setempat. Kriteria konservasi budaya antara lain: o Menerapkan kode etik ekowisata bagi wisatawan, pengelola dan pelaku usaha ekowisata. o Melibatkan masyarakat setempat dan pihak-pihak lainnya multi stakeholders dalam menyusun kode etik wisatawan, pengelola dan pelaku usaha ekowisata. o Melakukan pendekatan, meminta saran-saran dan mencari masukan dari tokohpemuka masyarakat setempat pada tingkat paling awal sebelum memulai langkah-langkah dalam proses pengembangan ekowisata. o Melakukan penelitian dan pengenalan aspek-aspek sosial budaya masyarakat setempat sebagai bagian terpadu dalam proses perencanan dan pengelolaan ekoswisata. 2. Prinsip partisipasi masyarakat Pengembangan harus didasarkan atas musyawarah dan persetujuan masyarakat setempat serta peka dan menghormati nilai-nilai budaya dan tradisi keagamaan yang dianut masyarakat setempat disekitar kawasan. Kriteria: a. Melakukan penelitian dan perencanaan terpadu dalam pengembangan ekowisata. b. Membangun hubungan kemitraan dengan masyarakat setempat dalam proses perencanaan dan pengelolaan ekowisata. c. Menggugah prakarsa dan aspirasi masyarakat setempat untuk pengembangan ekowisata. d. Memberi kebebasan kepada masyarakat untuk bisa menerima atau menolak pengembangan ekowisata. e. Menginformasikan secara jelas dan benar konsep dan tujuan pengembangan ekowisata. f. Membuka kesempatan untuk melakukan dialog dengan seluruh pihak yang terlibat multi-stakeholders dalam proses perencanaan dan pengelolaan ekowisata. g. Membentuk kerjasama dengan masyarakat setempat untuk melakukan pengawasan dan pencegahan terhadap dilanggarnya peraturan yang berlaku. 3. Prinsip ekonomi Pengembangan ekowisata harus mampu memberikan manfaat untuk masyarakat setempat dan menjadi penggerak pembangunan ekonomi di wilayahnya untuk memastikan bahwa daerah yang masih alami dapat mengembangkan pembangunan yang berimbang balance development antara kebutuhan pelestarian lingkungan dan kepentingan semua pihak. Pengembangna ekowisata harus mampu memberikan manfaat yang optimal kepada masyarakat setempat dan berkelanjutan. Kriteria: a. Membuka kesempatan kepada masyarakat setempat untuk membuka usaha ekowisata dan menjadi pelaku-pelaku ekonomi kegiatan ekowisata baik secara aktif maupun pasif. b. Memberdayakan masyarakat dalam upaya peningkatan usaha ekowisata untuk kesejahteraan penduduk setempat. c. Meningkatkan keterampilan masyarakat setempat dalam bidang-bidang yang berkaitan dan menunjang pengembangan ekowisata. d. Menakan tingkat kebocoran pendapatan leakage serendah-rendahnya. e. Meningkatkan pendapatan masyarakat. 4. Prinsip edukasi Pengembangan ekowisata harus mengandung unsur pendidikan untuk mengubah sikap atau perilaku seseorang menjadi memiliki kapedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap pelestarian lingkungan. Pengembangan ekowisata juga harus meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap alam, nilai-nilai peninggalan sejarah dan budaya, serta memberikan nilai tambah dan pengetahuan bagi pengunjung, masyarakat dan para pihak yang terkait. Kriteria: Pengembangan produk ekowisata harus: a. Mengoptimalkan keunikan dan kekhasan daerah sebagai daya tarik wisata. b. Memafaatkan dan mengoptimalkan pengetahuan tradisional berbasis pelestarian alam dan budaya serta nilai-nilai yang terkandung didalam kehidupan masyarakat sehari-hari sebagai nilai tambah. c. Mengoptimalkan peran masyarakat sebagai interpreter lokal dari produk ekowisata. d. Memberikan pengalaman yang berkualitas dan bernilai bagi pengunjung. e. Dikemas ke dalam bentuk dan teknik penyampaian yang komunikatif dan inovatif. 5. Prinsip wisata Prinsip ekowisata harus dapat memberikan kepuasan pengalaman kepada pengunjung untuk memastikan usaha ekowisata dapat berkelanjutan. Selain itu pengembangan ekowisata juga harus mampu menciptakan rasa aman, nyaman dan memberikan kepuasan serta menambah pengalaman bagi pengunjung. Kriteria: a. Mengoptimalkan keunikan dan kekhasan daerah sebagai daya tarik wisata. b. Membuat Standar Prosedur Operasi SPO untuk pelaksanaan kegiatan di lapangan. c. Menyediakan fasilitas yang memadai sesuai dengan kebutuhan pengunjung, kondisi setempat dan mengoptimalkan kandungan material lokal. d. Memperioritas kan kebersihan dan kesehatan dalam segala bentuk pelayanan, baik fasilitas maupun jasa. e. Memberikan kemudahan pelayanan jasa dan informasi yang benar. f. Memprioritaskan keramahan dalam setiap pelayanan. J. Stphen, Page dan Dowling K. Ross 2000 meringkas konsep dasar ekowisata menjadi lima prinsip inti. Mereka termasuk yang berbasis alam, berkelanjutan secara ekologis, lingkungan edukatif, dan lokal wisatawan bermanfaat dan menghasilkan kepuasan. a. Nature based Berbasis alam Pengembangan ekowisata didasarkan pada lingkungan alam dengan fokus pada lingkungan biologi, fisik dan budaya. b. Ecologically sustainable Berkelanjutan secara ekologis Ecotourism dapat memberikan acuan terhadap pariwisata secara keseluruhan dan dapat membuat ekologi yang berkesinambungan. c. Environmentally educative Pendidikan Lingkungan Pengembangan ekowisata harus mengandung unsur pendidikan atau perilaku seseorang menjadi memiliki kepedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap pelestarian lingkungan. d. Locally beneficial Manfaat bagi Masyarakat Lokal Pengembangan ecotourism harus dapat menciptakan keuntungan yang nyata bagi masyarakat sekitar. Pengembangan harus didasarkan atas musyawarah dan persetujuan masyarakat setempat serta peka dan menghormati nilai-nilai social budaya dan tradisi keagamaan yang dianut masyarakat di sekitar kawasan. e. Generates tourist satisfaction Menghasilkan kepuasan wisatawan Pengembangan ekowisata harus mampu memberikan kepuasan pengalaman kepada pengunjung untuk memastikan usaha ekowisata dapat berkelanjutan. Selama lima prinsip diatas, dalam penerapan pengembangan ekowisata, juga diharuskan bagi para pengelola dan pengembang untuk memperhatikan aspek legalitas di tingkat lokal, regional, nasional dan internasional, serta mengembangkan pola kemitraan antar pihak.

II.2.1.3 Pengendalian Kerusakan Keanekaragaman Hayati

Dalam rangka pengendalian kerusakan keanekaragaman hayati terdapat beberapa aspek yang harus diperhatikan, antara lain: 1. Aspek Pencegahan o Menguragi dampak negatif dari kegiatan ekowisata dengan cara:  Pemilihan lokasi yang tepat menggunakan pendekatan tata ruang  Rancangan pengembangan lokasi yang sesuai dengan daya dukung dan daya tampung.  Rancangan atraksikegiatan yang sesuai denan daya dukung kawasan dan kerentanan. o Merubah sikap dan perilaku stakeholder, mulai dari pengelola kawasan, penyelenggara ekoturisme tour operator serta wisatawan itu sendiri. o Memilih Segmen Pasar yang sesuai. 2. Aspek Penanggulangan o Menyeleksi pengunjung termasuk jumlah pengunjung yang diperkenankan dan minat kegiatan yang diperkenankan control of visitor. o Menentukan waktu kunjungan o Mengembangkan pengelolaan kawasan rancangan, peruntukan, penyediaan fasilitas melalui pengembangan sumber daya manusia, peningkatan nilai estitika serta kemudahan akses kepada fasilitas. 3. Aspek Pemulihan o Menjamin mekanisme pengembalian keuntungan ekowisata untuk pemeliharaan fasilitas dan rehabilitasi kerusakan lingkungan. o Peningkatan kesadaran pengunjung, pengelola dan penyedia jasa ekowisata.

II.2.2 Pengertia Resort

• Resort adalah suatu perubahan tempat tinggal untuk sementara bagi seseorang di luar tempat tinggalnya dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kesegaran jiwa dan raga serta hasrat ingin mengetahui sesuatu. Dapat juga dikaitkan dengan kepentingan yang berhubungan dengan kegiatan olah raga, kesehatan, konvensi, keagamaan serta keperluan usaha lainnya. Dirjen Pariwisata , Pariwisata Tanah air Indonesia, hal. 13, November, 1988 • Resort adalah tempat peristirahatan di musim panas, di tepi pantaidi pegunungan yang banyak dikunjungi. John M. Echols, Kamus Inggris-Indonesia, Gramedia, Jakarta, 1987 • Resort adalah tempat wisata atau rekreasi yang sering dikunjungi orang dimana pengunjung datang untuk menikmati potensi alamnya. A.S. Hornby, Oxford Leaner’s Dictionary of Current English, Oxford University Press, 1974 • Resort adalah sebuah tempat menginap dimana mempunyai fasilitas khusus untuk kegiatan bersantai dan berolah raga seperti tennis, golf, spa, tracking, dan jogging, bagian concierge berpengalaman dan mengetahui betul lingkungan resort, bila ada tamu yang mau hitch-hiking berkeliling sambil menikmati keindahan alam sekitar resort ini. Nyoman.S. Pendit. Ilmu Pariwisata, Jakarta: Akademi Pariwisata Trisakti, 1999 • Resort adalah sebuah kawasan yang terrencana ydab tidak hanya sekedar untuk menginap tetapi juga untuk istirahat dan rekreasi. Chuck Y. Gee, Resort Development and Management, Watson-Guptil Publication 1988

II.2.2.1 Pengertian Hotel Resort

Hotel Resort didefinisikan sebagai hotel yang umunya terletak dikawasan wisata, dimana sebagian pengunjung yang menginap tidak melakukan kegiatan usaha. Umumnya terletak cukup jauh dari pusat kota sekaligus difungsikan sebagai tempat peristirahatan. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hotel resort secara total menyediakan fasilitas untuk berlibur, rekreasi dan olah raga. Juga umumnya tidak bisa dipisahkan dari kegiatan menginap bagi pengunjung yang berlibur dan menginginkan perubahan dari kegiatan sehari-hari.

II.2.2.2 Faktor Penyebab Timbulnya Hotel Resort

Sesuai dengan tujuan dari keberadaan Hotel Resort yaitu selain untuk menginap juga sebagai sarana rekreasi. Oleh sebab itu timbulnya hotel resort disebabkan oleh faktor-faktor berikut : a Berkurangnya waktu untuk beristirahat Bagi masyarakat kota khususnya kota Medan kesibukan mereka akan pekerjaan selalu menyita waktu mereka untuk dapat beristirahat dengan tenang dan nyaman. b Kebutuhan Manusia akan rekreasi Manusia pada umumnya cenderung membutuhkan rekreasi untuk dapat bersantai dan menghilangkan kejenuhan yang diakibatkan oleh aktivitas mereka. c Kesehatan Gejala-gejala stress dapat timbul akibat pekerjaan yang melelahkan sehingga dapat mempengaruhi kesehatan tubuh manusia. Untuk dapat memulihkan kesehatan baik para pekerja maupun para manula membutuhkan kesegaran jiwa dan raga yang dapat diperoleh di tempat berhawa sejuk dan berpemandangan indah yang disertai dengan akomodasi penginapan sebagai sarana peristirahatan. d Keinginan Menikmati Potensi Alam Keberadaan potensi alam yang indah dan sejuk sangat sulit didapatkan di daerah perkotaan yang penuh sesak dan polusi udara. Dengan demikian keinginan masyarakat perkotaan untuk menikmati potensi alam menjadi permasalahan, oleh sebab itu hotel resort menawarkan pemandangan alam yang indah dan sejuk sehingga dapat dinikmati oleh pengunjung ataupun pengguna hotel tersebut.

II.2.2.3 Karakteristik Hotel Resort

Ada 4 empat karakteristik hotel resort sehingga dapat dibedakan menurut jenis hotel lainnya, yaitu : a. Lokasi Umumnya berlokasi di tempat-tempat berpemandangan indah, pegunungan, tepi pantai dan sebagainya, yang tidak dirusak oleh keramaian kota, lalu lintas yang padat dan bising, “Hutan Beton” dan polusi perkotaan. Pada Hotel Resort, kedekatan dengan atraksi utama dan berhubungan dengan kegiatan rekreasi merupakan tuntutan utama pasar dan akan berpengaruh pada harganya. Fred Lawson, Hotel and Resort, Planning, Design and Refubishment, Watson-Guptil, 1995 b. Fasilitas Motivasi pengunjung untuk bersenang-senang dengan mengisi waktu luang menuntut ketersedianya fasilitas pokok serta fasilitas rekreatif indoor dan outdoor. Fasilitas pokok adalah ruang tidur sebagai area privasi. Fasilitas rekreasi outdoor meliputi kolam renang, lapangan tennis dan penataan landscape. Manuel-Bory Boid and Fred Lawson, Tourism and Recreation Development, The Achithectur Ltd, London, 1977 c. Arsitektur dan Suasana Wisatawan yang berkunjung ke Hotel Resort cenderung mencari akomodasi dengan arsitektur dan suasana yang khusus dan berbeda dengan jenis hotel lainnya. Wisatawan pengguna hotel resort cenderung memilih suasana yang nyaman dengan arsitektur yang mendukung tingkat kenyamanan dengan tidak meninggalkan citra yang bernuansa etnik. d. Segmen Pasar Sasaran yang ingin dijangkau adalah wisatawan pengunjung yang ingin berlibur, bersenang-senang, menikmati pemandangan alam, pantai, gunung dan tempat-tempat lainnya yang memiliki panorama yang indah.

II.2.2.4 Jenis-jenis resort berdasarkan kelengkapan atraksi wisata a.

Resort gabungan intergrated resort Resort gabungan termasuk perkampungan pedesaan untuk tempat berlibur adalah resort yang direncanakan secara khusus. Dimana para pekerjanya dapat tinggal didalam atau dekat dengan resort. Orientasi resort ini dikhususkan pada keistimewaan alam seperti pantai, laut, lereng-lereng ski, pemandangan gunung, taman nasional, atau keistimewaan lain seperti daerah dengan arkeologi dan sejarah, iklim yang menyehatkan, lapangan golf atau fasilitas olahraga lain atau kombinasi diantaranya.

b. Resort perkotaan town resort

Resort perkotaan menggabungkan penggunaan lahan dan aktifitas pada komunitas perkotaan, tetapi secara ekonomi difokuskan kepada aktifitas resort yang memiliki akomodasi eperti hotel dan fasilitas pelayanan wisata. Ada beberapa contoh resort perkotaan seperti resort ski, resort pantai, dan resort spa dikota-kota Eropa dan Amerika utara. Resort pantai di Australia dan resort spa diperkotaan Jepang.

c. Resort retreat retreat resort

Skala resort ini lebih kecil, kira-kira 25-50 kamar, tetapi direncanakan dengan kualitas tinggi. Terdapat didaerah-daerah terpencil seperti di pegunungan atau dipulau-pulau kecil. Akses satu-satunya hanya melalui kapal boat atau kapal udara kecil atau jalan layang.

d. Rekreasi air perairan

Yang dimaksud dengan rekreasi air perairan yaitu rekreasi yang dilakukan pada media perairan, baik sungai, danau, waduk atau laut. Rekreasi ini memanfaatkan potensi alam perairan. Jenis aktifitas yang dapat dilakukan pada rekreasi perairan ditentukan oleh kondisi perairannya. Aktifitas tersebut dapat bersifat pasif atau aktif. Sebagai contoh untuk perairan yang airnya deras bergelombang tetapi mempunyai pemandangan yang indah, maka aktifitasnya cendrung pasif contohnya pada pantai Parangritis, Jogjakarta. Sedangkan untuk perairan yang tenang maka aktifitasnya cendrung aktif seperti Marina Ancol, Pantai Kuta Bali.

II.2.2.5 Klasifikasi Hotel

Di Indonesia pada tahun 1970 oleh pemerintah menentukan klasifikasi hotel berdasarkan penilaian-penilaian tertentu sebagai berikut : • Luas Bangunan • Bentuk Bangunan • Perlengkapan fasilitas • Mutu Pelayanan Namun pada tahun 1977 ternyata sistem klasifikasi yang telah ditetapkan tersebut dianggap tidak sesuai lagi. Maka dengan Surat Keputusan Menteri Perhubungan No. PM.10PW. 301Pdb – 77 tentang usaha dan klasifikasi hotel, ditetapkan bahwa penilaian klasifikasi hotel secara minimum didasarkan pada : • Jumlah Kamar yang tersedia • Fasilitas yang tersedia • Peralatan yang digunakan • Mutu Pelayanan yang dimiliki Berdasarkan pada penilaian tersebut, hotel-hotel di Indonesia kemudian digolongkan ke dalam 5 lima kelas hotel, yaitu : • Hotel Bintang 1 • Hotel Bintang 2 • Hotel Bintang 3 • Hotel Bintang 4 • Hotel Bintang 5 Hotel-hotel yang tidak bisa memenuhi standar kelima kelas tersebut, ataupun yang berada di bawah standar minimum yang ditentukan oleh Menteri Perhubungan disebut Hotel Non Bintang. Pada tahun 1970-an sampai dengan tahun 2001, penggolongan kelas hotel bintang 1 sampai dengan bintang 5 lebih mengarah ke aspek bangunannya seperti luas bangunan, jumlah kamar dan fasilitas penunjang hotel dengan bobot penilaian yang tinggi. Tetapi sejak tahun 2002 berdasarkan Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No. KM 3HK 001MKP 02 tentang penggolongan kelas hotel, bobot penilaian aspek mutu pelayanan lebih tinggi dibandingkan dengan aspek fasilitas bangunannya. Selanjutnya dijelaskan oleh United State Lodging Industry bahwa , yang utama hotel terbagi menjadi tiga jenis yaitu : • Transient Hotel , adalah hotel yang letak lokasinya di tengah kota dengan jenis tamu yang menginap sebagian besar adalah untuk urusan bisnis dan turis. • Residential Hotel , adalah hotel yang pada dasarnya merupakan rumah – rumah berbentuk apartemen dengan kamar – kamarnya , dan disewakan secara bulanan atau tahunan. Residential Hotel juga menyediakan kemudahan – kemudahan seperti layaknya hotel , seperti restoran , pelayanan makanan yang diantar ke kamar , dan pelayanan kebersihan kamar • Resort Hotel , adalah hotel yang pada umumnya berlokasi di tempat – tempat wisata , dan menyediakan tempat – tempat rekreasi dan juga ruang serta fasilitas konferensi untuk tamu – tamunya. Pengelompokan hotel menurut standard hotel yaitu : • Hotel international standard • Hotel semi international standard • Hotel national standard • Hotel non national standard non claccipied Penentuan standard hotel tersebut didasarkan atas beberapa system yaitu : • Management system sistem pengelolaan • Room capacity system sistem kapasitas kamar • Facilities system sistem fasilitas yang dimiliki • Employment system sistem penempatan pegawai • Administration system sistem administrasi Pengelompokan jenis hotel menurut ukuran besar kecilnya hotel yaitu : • Hotel kecil small hotel : jumlah kamarnya kurang dari 26 kamar tamu • Hotel rata – rata kecil sedang small average size hotel : jumlah kamar 26 – 99 kamar tamu • Hotel rata – rata sedang menengah medium average size hotel : jumlah kamar 100 – 299 kamar tamu • Hotel besar large hotel : jumlah kamar 300 – 3000 kamar tamu

II.3 Definisi Teknis Obyek

Ecotourism Resort adalah tempat beristirahat dan berekreasi yang berbasis pada wisata alam dimana terdapat upaya pelestarian alam serta kebudayaan didalamnya. Semua usaha pendekatan desain dan Ecotourism Resort diarahkan kedalam prinsip- prinsip ekologi dengan tujuan agar pengunjung bisa menghadirkan keseimbangan antara tubuh, pikiran dan jiwanya dalam sebuah lingkungan yang bersahabat. Perancangan Ecotourism Resort ini terdiri dari 3 komponen yang saling terkait, yaitu ”Architecture”, ”Environment” dan ”Community”. Pendekatan ”Architecture” dalam hal ini merupakan bagaimana rancangan dari obyek ini menyatu dengan alam dan menjadi pelengkap atau pemanis dari lansekap sekitar. Serta bagaimana upaya menghadirkan obyek rancang ini tidak merusak lingkungan yang ada, bahkan seharusnya memperbaiki lingkungan sekitarnya. ”Evironment” merupakan pendekatan alam, dengan tujuan konservasi yang menuntut adanya prinsip-prinsip ekologi yang bergerak dalam lingkup arsitektur dan alam serta pelestarian kebudayaan setempat sebagai aset bangsa. Sedangkan ”Community” adalah pendekatan bagaimana kehadiran resort ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat disekitarnya, misalnya dengan memberdayakan masyarakat sekitar sebagai guide atau dengan berbagai macam cara lainnya.

II.3.1 Fungsi dari Obyek Ruang

Tranquality, sebuah tempat berlindung dari segala kesibukan rutinitas harian masyarakat kota, sebuah tempat yang penuh dengan ketenangan, sebuah tempat sepi dimana pengunjung bisa berelaksasi dalam suasana yang begitu dekat dengan alam. Serenity, menawarkan kedamaian dan ketentraman yang selama ini ditawarkan oleh alam. Dimana pengunjung dapat kembali menikmati hubungan dengan alam dan belajar untuk lebih dekat dan menghargai alam. Adventure, sebagai sarana untuk merasakan bertualang dialam bebas, baik dihijaunya pegunungan maupun di birunya lautan. Tentu saja di fasilitasi oleh resort sesuai dengan kondisi resort. Conservation, sebagai upaya pelestarian berbagai unsur alam yang terdapat disekitar lokasi site.

II.4 Studi Kelayakan

Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, sebagai provinsi paling barat Indonesia, mulai berbenah diri dari pasca Tsunami yang melanda sebagian besar daerah pesisir pantai barat dan utara, baik itu bangunan fisik maupun non fisik. Banyak terdapat objek wisata di daerah Aceh yang memiliki objek wisata yang berskala internasional seperti Pulau Weh Sabang, Danau Laut Tawar Takengon, Pantai Lhok Nga Banda Aceh, dan Objek wisata lainnya. Begitu pula kabupaten Aceh Singkil, sebagai salah satu Daerah Tujuan Wisata di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam NAD, mempunyai sektor potensi yang cukup besar bagi pengembangan pariwisata. Potensi daerah seperti keindahan dan kekayaan alam, kehidupan sosial budaya, serta peninggalan-peninggalan sejarah yang semuanya dapat dijadikan objek wisata. Objek-objek wisata tersebar di seluruh kabupaten Aceh Singkil dan secara umum dapat dikelompokkan dalam tiga kawasan yaitu kawasan wisata rekreasi di daratan Singkil, kawasan wisata konservasi alam di pulau Bangkaru, dan kawasan wisata rekreasi bahari di pulau Tuangku dan pulau lainnya. Untuk jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang datang ke Kabupaten Aceh Singkil sendiri dapat dilihat pada tabel berikut ini. 2002 2003 2004 2006 2007 2009 2010 1 Australia 40 48 20 100 4 21 2 Jerman 14 22 10 15 11 20 3 Amerika Serikat 16 12 3 21 1 19 4 Perancis 15 9 3 9 3 19 5 Spanyol 18 16 6 2 20 6 Canada 2 17 2 18 7 Swiss 3 19 6 13 20 8 Swedia 5 3 2 3 19 9 Denmark 4 6 3 7 20 10 Belanda 12 18 8 16 21 24 11 Thailand 2 5 12 Firlandia 4 2 1 1 15 13 New Zealand 13 11 6 10 2 16 14 Polandia 10 8 3 3 15 15 Arab 3 1 16 Italia 2 19 17 Portugal 1 16 18 Inggris 2 19 Jumlah Total 152 183 75 212 56 300 Banyaknya Kunjungan Wisatawan orang Kewarganegaraan Wisatawan No. Tabel 2.1 Tabel kunjungan wisatwan mancanegara ke Aceh Singkil Sumber: Dinas Pariwisata Kabupaten Aceh Singkil Dari data diatas, dapat dilihat terjadi peningkatan wisatawan pada tahun 2010. Peningkatan ini terjadi seiring dengan adanya festival penyu internasional yang menjadi program pemerintah setempat ditiap tahunnya.

II.5 LOKASI SITE

Lokasi perancangan proyek Ecotourism Resort berada dikawasan Pulau Palambak Besar, kecamatan Pulau Banyak, Kabupaten Aceh Singkil-NAD. Gambar 2.1 Lokasi Site sumber: www.sumatraecotourism.com dan www.googleearth.com

II.5.1 Kriteria Pemilihan Lokasi

Pemilihan lokasi yang tepat merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dari hamper semua proyek arsitektur. Luasan lahan pada proyek ini minimal 1 ha dan berada didaerah kepulauan. Adapun alasan pemilihan lokasi ialah:

a. Arahan pengembangan pariwisata di Provinsi NAD

CLUSTER OBJEK WISATA UNGGULAN ARAHAN PENGEMBANGAN Cluster Banda Aceh- Sabang Mesjid Raya Baiturrahman, bekas-bekas tsunami, Pantai Gapang, Taman Laut Pulau Rubiah, dan Pantai Iboih Diarahkan menjadi Objek Daerah Tujuan Wisata ODTW alam dan budaya Cluster Aceh Besar-Pidie Pantai Pelabuhan Malahayati, Pantai Ujung Batee, dan Pantai Mantak Tari Diarahkan menjadi Objek Daerah Tujuan Wisata ODTW alam Cluster Bireun-Aceh Utara- Lhokseumawe Museum Malikussaleh dan Makam Malikussaleh Diarahkan menjadi Objek Daerah Tujuan Wisata ODTW budaya dan minat khusus Cluster Aceh Timur-Langsa- Aceh Tamiang Monumen Islam Pertama Asia Tenggara Monisa, dan Pantai Kuala Langsa Diarahkan menjadi Objek Daerah Tujuan Wisata ODTW alam dan budaya Cluster Aceh Tengah-Bener Meriah-Gayo Lues-Aceh Tenggara Taman Nasional Gunung Leuser Diarahkan menjadi Objek Daerah Tujuan Wisata ODTW alam Cluster Aceh Jaya-Aceh Barat-Nagan Raya-Aceh Barat Daya Pantai Putih Cemara Indah, Pantai Lhok Geulumpang, dan Pantai Lagana Diarahkan menjadi Objek Daerah Tujuan Wisata ODTW alam Cluster Aceh Singkil-Aceh Selatan Pantai Pulau Sarok, Desa Wisata Kuala Baru, dan Taman Laut Pulau Palambak Besar Diarahkan menjadi Objek Daerah Tujuan Wisata ODTW alam, budaya dan minat khusus Cluster Simeulu-Kepulauan Pantai Lasikin Diarahkan menjadi Objek Banyak Daerah Tujuan Wisata ODTW alam Tabel 2.2 Arahan pengembangan pariwisata di Provinsi NAD Sumber: RTRW Propinsi NAD

b. Lingkungan

Kriteria lingkungan berada pada lokasi yang strategis dan memiliki hamparan pasir putih yang luas dan panjang.

c. Pencapain

Lokasi site yang strategis, mudah dicapai dari ibu kota kecamatan; Pulau Balai, dan pencapaian ke lokasi wisata lainnya, seperti lokasi surfing di Ujung Lolok bagian selatan Pulau Tuangku dan Pulau Bangkaru yang juga merupakan tempat penangkaran penyu, lokasi jungle trekking di Pulau Tuangku, lokasi scuba diving di Pulau Tailana, Pulau Matahari, Pulau Rago-rago, Pulau Pabisi dan Pulau Sikandang. II.6 STUDI BANDING PROYEK SEJENIS II.6.1 Sipadan Water Village Sipadan Water Village adalah sebuah resort indah dibangun dengan desain arsitektur Bajau. Bagian dari Pulau Pulau Mabul juga rumah bagi kelompok nelayan Bajau yang telah membangun rumah-rumah jerami tradisional mereka. Laut Bajau, suku satu-satunya di dunia gipsi laut, nomaden menghabiskan kehidupan mereka di atas air. Selama bertahun-tahun, beberapa telah memasuki transisi dari laut nomaden ke kehidupan desa menetap di lokasi bekas pelabuhan besar seperti Pulau Mabul. Seluruh resort yang dibangun diatas air panggung terbuat dari Kayu Belian biasa disebut kayu besi, diletakkan di dalam titik tertentu sehingga untuk meminimalkan kerusakan pada terumbu karang yang ada. Dalam desain, Sipadan water village telah mencapai dekat utopia dalam tata letak over-the air-nya, akomodasi pondok indah air dengan bunga-bunga trotoar, masakan Benua Asia yang sempurna dan layanan yang menarik. Sipadan Water Village adalah salah satu pelopor dalam pengembangan rekreasi menyelam dan manajemen resor di Pulau Mabul. Resort ini dikelola oleh Sabah Tan Sri Datuk Haji Panglima Sakaran Bin Dandai, yang secara resmi dibuka pada tanggal 29 Desember 1995. Gambar 2.2 Sipadan water village sumber: www.google.com Ruang Akomodasi Sipadan Water Village Resort Junior Chalet Standard Chalet Gambar 2.3 Ruang dan akomodasi Sipadan water village sumber: www.google.com Desain arsitektur dari 45 vila air mencerminkan incluence gaya Bajau lokal. Resor ini terletak di bagian pulau dimana terlindung dari badai. Lantai pondok air kurang dari 1 meter di atas tanda air yang tinggi. Chalets yang luas dengan pintu geser yang terbuka lebar ke dek pribadi ruangan. Junior Chalet • 2 Twin Beds • Balkon • Sea or Island View • TeaCoffee Maker • Private Bathroom and Toilet • Hair Dryer • HotCold Showers • Ceiling Fans • Mini Bar konsumsi dibebankan ke rekening kamar tamu • Settees • Dressing TableChair • Lemari Kayu • Electrical Light and Power Point 220-240V Deluxe Chalet Grand Deluxe Chalet Standard Chalet • Twin Double atau Triple Tempat Tidur • Balkon • Sea or Island View • TeaCoffee Maker • Private Bathroom and Toilet • Hair Dryer • HotCold Showers • Ceiling Fans • Mini Bar konsumsi dibebankan ke rekening kamar tamu • Settees • Dressing TableChair • Lemari Kayu • Electrical Light and Power Point 220-240V Deluxe Chalet • King Size Bed • Balcony • Sea or Island View • TeaCoffee Maker • Private Bathtub and Toiletries • Hair Dryer • HotCold Showers • Ceiling Fans • Mini Bar konsumsi dibebankan ke rekening kamar tamu • Settees • Dressing TableChair • Lemari Kayu • Electrical Light and Power Point 220-240V Grand Deluxe Chalet • 2 Queen Size Beds • Balcony • Sea or Island View • TeaCoffee Maker • Private Bathtub and Toiletries • WILTON Residential Spa Pool • Hair Dryer • HotCold Showers • Ceiling Fans • Mini Bar konsumsi dibebankan ke rekening kamar tamu • Settees • Dressing TableChair • Lemari Kayu • Electrical Light and Power Point 220-240V Fasilitas Layanan Sipadan Water Village Gambar 2.4 Fasilitas dan layanan Sipadan water village sumber: www.google.com Mini Market Dive Boat Pantai Pulau Dive Centre Dive centre bertanggung jawab atas semua kegiatan air, pelatihan scuba dan pendidikan. Pusat ini dibuka dari pukul 07.00 pagi dan dilengkapi dengan locker, shower, toilet dan area umum untuk beristirahat di antara penyelaman dengan makanan ringan gratis, kopi panas dan teh. Pusat ini dilengkapi dengan perahu fiberglass custom built menyelam yang membawa 12 penumpang masing-masing. Setiap kapal keluar 3 perjalanan sehari disertai dengan tukang perahu dan Master Dive. Semua Masters Dive secara khusus terlatih dalam ekologi laut Pulau Mabul dan tidak akan hanya menunjukkan atraksi menyelam tapi juga memberikan pengetahuan mereka tentang kehidupan laut sehingga tamu dapat kembali dari liburan yang tidak terlupakan mereka dengan pemahaman lingkunag yang lebih baik. Fasilitas Resort • Guest Check-In • Checking Out • Express Checkout Service • Wake Up Calls • Safe Keeping Service • Fasilitas Telepon Faksimili • Mailing Services dan Informasi • Travel and Tours Assistance • Internet Wireless • Mini Market • Dive Centre • Dining Hall • Bar Lounge II.6.2 Pulau Ayer Resort Pulau Ayer adalah salah satu resort di pulau seribu Jakarta, Pulau Ayer terkenal dengan sebutan “Mutiara kepulauan seribu“, Resort ini mulai dikembangkan dan dibuka untuk objek wisata pada tahun 1950 dan merupakan tempat peristirahatan Presiden Soekarno. Bangunan cottage, fasilitas dan nama cottage bernuansa Asmat dan diberi nama sesuai dengan nama suku Asmat yang ada di Irian Papua seperti; Ayamaru, Oshibi, Fakfak dan lain-lain. Pulau Ayer Resort berada di kawasan Jakarta Utara, Indonesia dan untuk mencapai Pulau resort ini pengunjung harus menggunakan kapal, pihak pengelola pulau Ayer resort telah menyiapkan armada kapal yang berada di Marina Ancol, Jakarta Lokasi pulau Ayer resort hanya ditempuh selama 20 menit menggunakan speed boat dari Marina ancol, karena lokasi yang dekat dengan Jakarta, pulau ini cocok untuk pengunjung yang belum terbiasa menggunakan perjalanan laut, dan dikarenakan lokasi resort ini masih terbilang dekat dengan Jakarta, air laut sekitar pulau masih tercemar kondisi masih seperti di ancol tidak bening sehingga tidak dapat digunakan untuk snorkeling atau scuba diving. • Tipe Cottage Hotel di Pulau Ayer Resort Cottage dan hotel di pulau Ayer resort berada di setiap pojok pulau, Pulau ini kurang lebih seluas 8 hectares, arsitektur cottage dan fasilitas di pulau ayer bernuansa suku Asmat, pengunjung yang ingin tinggal diatas air dapat memilih tipe cottage floating, dimana cottage dibangun diatas air dan dihubungkan dengan jembatan kayu, dan di dalam cottage dilengkapi fasilitas seperti AC, Pemanas air, TV, Kulkas dll Pulau Ayer Resort menawarkan tipe Cottage Floating diatas air

1. Tipe Deluxe = cottage dengan 1 room kamar dengan Twin Bed atau disebut tipe “SERUI”

2. Tipe Family 1 room double bed atau disebut tipe “FAK FAK” 3. VIP 2 bedroom with living room atau disebut tipe “RANSIKI” Untuk tipe Hotel dan Cottage yang berada di darat Land cottage 1. Deluxe Cottage disebut tipe “OSHIBI” 2. Family 1 bedroom with single bed – ENAROTALI 3. VIP 2 bedroom + living room – AYAMARU 4. Bungalow 2 bedroom – CENDRAWASIH 5. Deluxe Hotel 1 bedroom capacity 2 person 6. Executive Hotel. 1 bedroom capacity for 4 person Fasilitas di Pulau Ayer Resort Pulau Ayer resort menawarkan berbagai fasilitas olah raga dan hiburan bagi pengunjung nya, adapun fasilitas yang dapat di nikmati antara lain Swimming pools, Land Cottage, Floating Cottages, Restaurant, Fasilitas olah raga air banana boat,jet ski dll, Children Play ground, Souvenir shop, Karaoke • Fasilitas Cottages Jenis cottage standar, floating cottage di Pulau Anyer disebut dengan “Serui”. Resort Pulau Anyer memiliki 14 cottage tipe cottage serui. Dengan fasilitas satu kamar tidur twin bed, AC, kamar mandi pribadi, ruang tamu, teras, telepon, tv dan kulkas. Family floating cottage, di Pulau Anyer disebut “Fak-fak”. Di resort ini di tawarkan 12 unit cottage tipe ini. Kapasitas normal untuk dua orang, difasilitasi dan dilengkapi dengan satu kamar tidur dengan dua tempat tidur, AC, kamar mandi pribadi, ruang tamu, teras private, telepon, tv dan kulkas. Tipe VIP floating cottage, disebut tipe “Ransiki”. Terdapat 7 unit cottage jenis ini, difasilitasi dengan dua kamar tidur dengan dua tempat tidur ganda, AC, dua kamar mandi pribadi, ruang tamu, ruang makan, teras, telepon, tv, dan kulkas. Karena cottage tipe ini berada didaerah luar dari semua tipe yang ada, tipe ini memiliki pemandangan gratis yang indah, dari teras penghuni dapat menikmati laut jawa dan aktifitas nelayan, dan dapat juga melakukan kegiatan memancing dari teras cottage. Tipe Oshibi, dilengkapi dengan satu kamar tidur dengan dua tempat tidur,AC, kamar mandi, ruang tamu, teras, telepon, tv dan kulkas. Cottage tipe family di darat, disebut “Enarotali”. Memiliki fasilitas yang sama dengan family cottage floating, dengan kapasitas normal untuk dua orang, difasilitasi dan dilengkapi dengan satu kamar tidur dengan dua tempat tidur, AC, kamar mandi pribadi, ruang tamu, teras private, telepon, tv dan kulkas. Ayamaru is VIP memiliki fasilitas yang sama dengan cottage VIP floating, yang difasilitasi dengan dua kamar tidur dengan dua tempat tidur ganda, AC, dua kamar mandi pribadi, ruang tamu, ruang makan, teras, telepon, tv, dan kulkas. Bungalow tipe Cendrawasih, bungalow dengan dua tingkat ini memiliki kapasitas untuk 4 orang. Dilengkapi dengan AC, tv, kulkas, kamar mandi dan teras. Tipe Deluxe hotel, diengkapi dengan 1 tempat tidur ganda, kapasitas 2 orang, dilengkapi dengan AC, tv, telepon, dan kulkas. Tipe Executive hotel, dangan 1 kamar tidur untuk kapasitas 4 orang, 2 tempat tidur ganda, AC, tv, dan kulkas.

BAB III ELABORASI TEMA

III.1 PENGERTIAN TEMA Adapun tema yang diambil untuk diterapkan pada perancangan Ecotourism Resort adalah Green Architecture . Kata Green menurut kamus Cambridge Advanced Learner adalah “of a colour between blue and yellow; of the colour of grass”, yang artinya warna diantara warna biru dan kuning; warna rumput. Sedangkan kata Architecture menurut kamus dalam bangunan. Cambridge Advanced Learner adalah ”the art and science of designing and making building; the style in which buildings are made”, yang berarti seni dan ilmu dalam merancang dan membuat bangunan; sebuah gaya Architecture berakar dari bahasa Yunani 1 Arche : yang asli, yang utama, yang awal 2 Tektoon : sesuatu yang berdiri kokoh, tidak roboh, stabil, dsb. 3 Archetektoon : pembangun utama, tukang ahli bangunan yang utama Mangunwijaya,YB.1992. Wastu Citra. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama. hal:327 Arsitektur memiliki pengertian sebagai : Ilmu yang mempelajari tentang lingkungan binaan, yang diperuntukkan bagi manusia sebagai penggunanya. Green Architecture adalah sebuah konsep yang menghargai bumi dan isi alam semesta, sehingga dalam pembangunan sebuah bangunan harus menghargai lingkungan sekitarnya agar keberadaan bangunan tersebut tidak menggangu ekosistem dan sumber daya yang ada di sekitar bangunan tersebut. Beberapa pemahaman akan green architecture dikembangkan oleh beberapa teori dan kritik sebagai berikut: a. Green Architecture oleh Brenda dan Robert Vale 1. Penghematan Energi Bangunan harusnya meminimalisasi penggunaan kebutuhan akan energi. 2. Bekerja dengan Iklim Bangunan harusnya didesain untuk bekerja dengan iklim dan sumber daya energi yang alami. 3. Menimimalisasi penggunaan sumber daya alam baru Bangunan harusnya didesain untuk meminimalisasi penggunaan sumberdaya alam baru dan menggunakan material ramah lingkungan. 4. Menghargai pengguna Green architecture menyadari pentingnya semua orang yang bersangkutan dengan bangunan tersebut. Sehingga perlu dilakukan pendekatan yang memperhatikan kenyamanan dan kebutuhan pengguna. 5. Menghargai site Bangunan yang dibangun harus meminimalisir perusakan site, seperti mempertahankan kontur yang ada. 6. Holistik Semua prinsip green architecture membutuhkan pendekatan holistik kepada lingkungan pembangunan, baik itu alam maupun masyarakat sekitar. b. Ecological Design oleh Sym Van der Ryn et.al. 1996:51 1. Solusi berawal dari tempat perancangan Sebuah desain ekologis berawal dari pengetahuan tentang tempat dimana bangunan akan dirancang. Respon tersebut berupa respon kepada kondisi lokal lahan dan penduduk lokal. Jika kita sensitif dengan nuansa tempat tersebut, kita dapat mendiami lingkungan tersebut tanpa harus merusak lingkungan. 2. Perhitungan Ekologis menginformasikan desain Jejak lingkungan mempengaruhi eksisting pada desain. Gunakan informasi-informasi lingkungan untuk menentukan kemungkinan desain yang paling ekologis di daerah tersebut. 3. Mendesain dengan alam Dengan bekerja pada proses kehidupan, kita menghargai semua spesies makhluk hidup. Melibatkan dalam proses yang meregenerasi daripada menganti secara keseluruhan, kita menjadi lebih hidup. 4. Semua orang adalah perancang Dengarkan setiap suara pada proses desain ini. Tidak ada yang merupakan partisipan saja atau perancang saja: semua orang adalah perancang dan partisipan. Hargai pengetahuan spesial yang setiap orang bawakan. Jika manusia bekerja bersama untuk merawat lingkungan mereka, mereka juga merawat diri mereka sendiri. 5. Membuat yang alami terlihat Lingkungan yang mengubah sifat lingkungan tersebut mengabaikan kebutuhan kita dan potensi kita untuk belajar. Membuat siklus dan proses alami membawa lingkungan yang didesain kembali hidup. Desain yang efektif membantu menginformasikan ke kita tentang kealamian lingkungan tersebut. III.2 INTERPRETASI TEMA Dari beberapa prinsip-prinsip Green Architecture dari beberapa tokoh yang tela diuraikan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pokok-pokok pikiran atau prinsip Green Architecture itu sendiri adalah: • Sumber energi alternatif. Bangunan dan lingkungannya dapat mensuplai energi sendiri. Energi solar dan angin merupakan alternatif yang biasa digunakan untuk dimanfaatkan sebagai pengganti energi listrik. • Konservasi energi. Bangunan mempunyai pengkondisian udara yang baik, sehingga tidak membuang-buang energi untuk pengkondisian udara buatan dalam bangunan. • Penggunaan material. Bangunan menggunakan material daur ulang dari bangunan yang telah dibangun. Selain itu, bangunan juga dapat menggunakan bahan material dari daerah setempat. • Peletakan bangunan pada site. Perletakan bangunan harus diperhatikan agar meminimalisasi perusakan ekosistem lingkungan sekitar site. Aplikasi bangunan menggunakan pendekatan green architecture dengan menggunakan fitur- fitur sebagai berikut:  Meminimalisir perusakan terhadap site.  Penggunaan material yang berasal dari daerah setempat yang ramah lingkungan, dan memiliki dampak paling minimal terhadap lingkungan. Termasuk material yang dapat didaur-ulang.  Melakukan proses recycle dan reuse untuk air dan limbah Untuk mewujudkan konsep green architecture perlu dilakukan proses pendaurulangan dan pemanfaatan kembali air dan limbah. Air yang dipakai pada bangunan akan di daur ulang kembali melalui proses water treatment dan dipakai kembali sehingga tidak perlu menggunakan air bersih dalm jumlah yang banyak. Begitu juga dengan air limbah. Air limbah hasil buangan bangunan dapat ditreatment kembali dan dapat dipakai untuk keprluan taman. Selain itu juga bisa dilakukan sistem penampungan air hujan yang kemudian akan digunakan untuk keperluan lansekap.  Pencahayaan alami dengan menyediakan bukaan besar pada dinding. Gambar 3.1 Bukaan besar pada dinding  Pengudaraan alami. Ventilasi satu sisi: Ruangan dengan jendela hanya di satu sisi. Udara dingin akan masuk, dan udara panas akan keluar dari jendela yang sama. Jenis ventilasi ini adalah jenis yang normal dan sering diterapkan, tetapi ini hanya berguna untuk kedalaman ruangan tertentu. Ventilasi satu sisi dengan dua bagian bukaan: Ventilasi ini lebih efisien dibandingkan dengan ventilasi satu sisi. Ventilasi silang: Untuk ventilasi silang, jendela terbuka di dua sisi yang saling berhadapan. Perbedaan tekanan digunakan dengan bangunan menghadap kea rah angin. Gambar 3.2 Ventilasi satu sisi Gambar 3.3 Ventilasi satu sisi Dengan dua bukaan Gambar 3.4 Ventilasi silang  Menggunakan energi listrik tenaga gelombang laut Pembangkitan energi listrik dengan memanfaatkan air laut terbagi menjadi beberapa cara. Beberapa di antaranya adalah dengan memanfaatkan energi arus laut, memanfaatkan energi dari gelombang lautan, memanfaatkan energi dari pasang-surut air laut, memanfaatkan sifat osmosis, serta memanfaatkan energi panas air laut. Dari cara-cara tersebut, yang paling banyak dikembangkan saat ini adalah pemanfaatan gelombang dan arus laut. Sumber energi pada Ecotourism Resort ini dikonsep dengan memanfaatkan gelombang laut dengan menggunakan konverter “Aquacadoura”. Produk energi gelombang laut dari Portugal ini terdiri dari tiga rangkaian Konverter Energi Gelombang yang dapat menghasilkan daya listrik sebesar 2,25 MegaWatt. Dimana panjang tiap rangkaian Konverter Energi Ombak ini adalah sekitar 140 meter dan terbagi menjadi empat segmen. Setiap ombak yang melalui alat ini akan menyebabkan tabung silinder tersebut bergerak secara vertikal maupun lateral. Gerakan yang ditimbulkan akan mendorong piston diantara tiap sambungan segmen yang selanjutnya memompa cairan hidrolik bertekanan melalui sebuah motor untuk menggerakkan generator listrik. Supaya tidak ikut terbawa arus, setiap tabung ditahan di dasar laut menggunakan jangkar khusus.. BMG Meteorologi menilai gelombang pantai selatan Jawa, Bali, Lombok dan pantai barat Sumatra, Sulawesi, Irian Jaya dan Maluku, sering mencapai lebih dari 4-5 meter, terutama dimusim hujan. Setiap hari setelah pukul 12.00 ombak laut juga makin tinggi. Lokasi site yang berada dipantai barat Sumatra memungkinkan proyek ecotourism resort ini untuk menggunakan pembangkit listrik tenaga ombak. Kelebihan dan kekurangan Pembangkit listrik tenaga ombak ini memiliki banyak keunggulan dibandingkan pembangkit listrik lainnya. Sumber energi pembangkit listrik, yaitu gelombang laut, Gambar 3.5 Pembangkit listrik tenaga gelombang laut dapat diperoleh secara gratis sehingga biaya operasinya cenderung lebih rendah daripada pembangkit lainnya. Pembangkit ini tidak membutuhkan bahan bakar sehingga tidak menghasilkan limbah yang membahayakan lingkungan. Kapasitas energi yang dihasilkan jauh lebih besar daripada pembangkit tenaga angin. Energi yang dihasilkan oleh arus air 12 mph sebanding dengan energi yang dihasilkan oleh angin dengan kecepatan 110 mph. Produksi listrik juga relatif lebih stabil dan dapat diprediksi karena intensitas dan kondisi ombak di laut dapat diperkirakan sejak jauh- jauh hari. III.3 STUDI BANDING TEMA SEJENIS III.3.1 Green school, Sibang Kaja, Denpasar, Bali-Indonesia Sekolah ini di gagas oleh John Hardy, seorang desainer dan pengusaha jewelry. Selama pembangunanya, sekolah ini hanya menggunakan bambu, rumput gajah dan tanah liat. Semen hanya digunakan dibeberapa tempat diyayasan. Pusat pembangunan yang paling penting adalah “jantung sekolah”. Dengan tinggi 18 meter dan luas 64 meter, area sekolah ini mencakup berbagai struktur: gedung apartemen, ruang kelas, gedung kantor, laboratorium, perpustakaan, dan kafe. Sekolah ini mendapatkan listrik dari sumber ramah lingkungan: generator turbin air dan panel surya. Pendingin udara menggunakan kincir angin melalui terowongan bawah tanah. Di sekolah ini murid-murid diajarkan untuk dekat dengan alam, mulai dari pengenalan organic gardening; seperti cara menanam padi dan memeproduksi coklat sendiri, hingga mendesai website. Gambar 3.7 Ruang kelas Gambar 3.8 Ruang olahraga Gambar 3.9 Ruang perpustakaan Gambar 3.10 Green school, Bali 3.3.2 The Chongqing Tower , Chongqing-China Chong Qing Tower didesain untuk mengakomodasi kantor pusat dari perusahaan Jian She Industry Corporation Ltd di Chong Qing , China. Pada podium dari bangunan ini terdapat sebuah exhibition hall yang luas. Eco – cell didesain pada ramp di bagian podium sehingga membentuk spiral yang ditanami tanaman dimulai dari lantai basemen sampai ke atap dari podium untuk mentransferkan cahaya dan angin ke bagian dalam dari podium. Terdapat juga sebuah kolam yang dinamakan bio-swale untuk menampung air hujan , terdapat juga solar thermal collectore dan panel photovoltaic. Hampir pada keseluruhan site tertutup oleh tanaman dari level tanah sampai ke level atas gedung. Hal ini mendukung sekali konsep green architecture. Air hujan yang telah di daur ulang dimanfaatkan untuk kloset , penyiraman taman atap , landscape dan lain – lain. Gambar 3.9 Konsep Tata Vegetasi dan Penampungan Air Hujan The Chongqing Tower, China 3.3.3 Eco Bay Complex , Abu Dhabi , UEA Gambar 3.10 Eco Bay Complex , Abu Dhabi , UEA Konsep yang diterapkan pada kawasan ini muncul dari sebuah ide yaitu ‘ green oasis of ecological living ‘ . Hal yang melatarbelakangi pembangunan komplek dengan konsep green architecture ini adalah bahwa kota Abu Dhabi , seperti halnya Kuwait memiliki suhu yang cukup tinggi pada siang hari sehingga aktivitas di luar bangunan tidak dapat dilakukan secara nyaman. Jadi pada komplek bangunan ini konsep green architecture di wujudkan melalui penataan vegetasi yang baik terutama pada jalur pedestriannya. Sistem pendinginan bangunan yang hemat energi dan terdapat suatu ruang terbuka yang disebut eco-court pada tengah podium bangunan. Selain itu juga dibuat konsep green roof pada bangunan ini. Tujuan ekologis dari bangunan ini pertama adalah menciptakan suatu siklus kehidupan yang hemat energi dan yang kedua juga menciptakan sebuah simbol visual yang kuat tentang cara hidup yang sehat yang juga menjadi identitas dari kawasan Eco-bay ini. Gambar 3.11 Diagram Konsep EcoBay Complex , Abu Dhabi , UEA

BAB IV ANALISA