Ecotourism Resort Resor Eko-Wisata (Arsitektur Hijau)

(1)

ECOTOURISM RESORT

(Resor Eko-Wisata)

ARSITEKTUR HIJAU

LAPORAN PERANCANGAN

TKA 490 - STUDIO TUGAS AKHIR

SEMESTER B TAHUN AJARAN 2010/2011

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Oleh :

RIZA FIRMANSYAH 070406001

DEPARTEM EN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

U N I V E R S I T A S S U M A T E R A U T A R A 2011


(2)

ECOTOURISM RESORT

(Resor Eko-Wisata)

ARSITEKTUR HIJAU

Oleh :

RIZA FIRMANSYAH 070406001

Medan,22 Juni 2011

Disetujui Oleh :

Firman Eddy, ST., MT Ir. Samsul Bahri, MT NIP. 1969 1018 2000 03 1001 NIP. 1965 0318 1995 01 1001

Pembimbing I Pembimbing II

Ketua Departemen Arsitektur

Ir. N. Vinky Rahman, MT NIP. 1966 0622 1997 02 1001


(3)

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK AKHIR ( SHP2A )

Nama : Riza Firmansyah NIM : 070406001

Judul Proyek Akhir : Resor Eko-Wisata (Ecotourism Resort) Tema Proyek Akhir : Arsitektur Hijau

Rekapitulasi Nilai :

Nilai A B+ B C+ C D E

Dengan ini mahasiswa bersangkutan dinyatakan :

No Status

Waktu Pengumpulan

Laporan

Paraf Pembimbing I

Paraf Pembimbing II

Koordinator TGA - 490 1 LULUS LANGSUNG

2 LULUS

MELENGKAPI

3 PERBAIKAN

TANPA SIDANG

4 PERBAIKAN

DENGAN SIDANG

5 TIDAK LULUS

Medan ,22 Juni 2011

Ketua Departemen Arsitektur Koordinator TKA – 490

Ir. N. Vinky Rahman, MT Ir. N. Vinky Rahman, MT NIP. 1966 0622 1997 02 1001 NIP. 1966 0622 1997 02 1001


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah menjadi sumber kekuatan, inspirasi dan ridhaNya selama berlangsungnya pengerjaan tugas akhir ini.

Tugas akhir ini mengambil judul: Ecotourism Resort. Tugas akhir ini merupakan syarat yang diwajibkan bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik.

Pada kesempatan ini, dengan tulus dan kerendahan hati, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih serta penghargaan sebesar-besarnya kepada pembimbing tugas akhir Bapak Firman Eddy., ST. MT dan kepada bapak Ir.Samsul Bahri, MT sebagai pembimbing tugas akhir, atas kesediaannya membimbing, brain storming , motivasi , pengarahan dan waktu beliau kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

Rasa hormat dan terima kasih yang sama juga penulis tujukan kepada:

1. Bapak Ir. Vinky Rahman, MT., Ketua Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Ir. Morida Siagian, MURP selaku dosen penguji yang turut serta dalam memberikan masukan yang berarti bagi proyek tugas akhir saya.

3. Ibu Salmina Wati Ginting, ST., MT, yang telah memberikan banyak motovasi. 4. Bapak dan Ibu dosen staff pengajar Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik,

Universitas Sumatera Utara.

5. Orang tua saya yang tercinta, ayahanda Fadli Hakim dan ibunda Cut Keumalawati atas segala doa, dukungan, kesabaran dan segala pengorbanannya selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

6. Abang-abang dan kakak saya tersayang yang memberikan motivasi, dukungan, pengorbanan, serta perhatiannya.

7. Semua teman - teman stambuk 2007, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, terutama kepada Rahadian Rihadi (2007) , Tifany P (2007), Bambang Herawan (2007), Imam Adlin S (2007), Einstenia (2007), Bertua Ekawati (2007), Wilcen (2007), Hendra (2007) dan Widya (2007), yang memotivasi dan membantu penulis untuk berjuang dalam Tugas Akhir ini.


(5)

8. Adik – adik stambuk 2008 - 2010, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, khususnya kepada Mansyur (2008) , Rabitah A (2008), Rudi F (2009), dan Win Toni (2009). Terima kasih atas dukungan, pendapat, waktu, dan dorongan kepada penulis selama proses pengerjaan tugas akhir ini.

9. Teman-teman LCE, terutama kakak saya Noor Mila Aisyah, kak Ike dan bang Philips, ibu Laura dan kak Marien, yang terus memberikan dukungan dan pelajaran kepada saya.

Kiranya Allah SWT memberikan dan melimpahkan kasih dan anugerah-Nya bagi mereka atas segala yang telah diperbuat untuk penulis.

Penulis sungguh menyadari bahwa tugas akhir ini mungkin masih mempunyai banyak kekurangan. Karena itu penulis membuka diri terhadap kritikan dan saran bagi penyempurnaan tugas akhir ini. Dan, akhirnya penulis berharap tulisan ini memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di lingkungan Departemen Arsitektur USU.

Medan, Juni 2011 Hormat saya,

RIZA FIRMANSYAH NIM 070406001


(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR v

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR DIAGRAM vi

Bab I.Pendahuluan

I.1. Latar Belakang 1

I.2. Maksud dan Tujuan Proyek 2

I.3. Rumusan Masalah 2

I.4. Batasan Proyek 4

I.5. Kerangka Berpikir 5

I.6. Metode Pengumpulan Data 6

I.7. Sistematika Pembahasan 6

Bab II. Deskripsi Proyek

II.1. Pengertian Judul 8

II.2. Tinjauan Umum 8

II.2.1. Ecotourism 8

II.2.2. Pengertian Resort 16

II.3.Definisi Teknis Obyek 21

II.4.Studi Kelayakan 23

II.5. Lokasi Site 24


(7)

Bab III. Elaborasi Tema

III.1. Pengertian Tema 38

III.2. Interpretasi Tema 40

III.2. Studi Banding Tema Sejenis 43

Bab IV. Analisa

IV.1. Analisa Tapak 48

IV.1.1. Kondisi Eksisting Lahan 48

IV.1.2. Batas-Batas Site 49

IV.1.3. Analisa View 50

IV.1.4. Analisa Matahari 52

IV.1.5. Analisa Vegetasi 52

IV.2. Analisa Fungsional 53

IV.2.1. Analisa Pengguna 53

IV.2.2. Analisa Kegiatan Wisata 53

IV.2.3. Analisa Aliran Kegiatan 61

IV.2.4. Analisa Kebutuhan Ruang 63

IV.2.5. Program Ruang 67

Bab V. Konsep Perancangan

V.1. Konsep Penerapan Tema 71

V.2. Konsep Vegetasi 75

V.3 Konsep Dancing Light 75

V.4 Konsep IPAL 76

V.5 Konsep Dinding Plaster 77


(8)

Bab IV. Hasil Perancangan

IV.1. Gambar Kerja 80

DAFTAR PUSTAKA vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Lokasi site 24

Gambar 2.2 Sipadan water village 27

Gambar 2.3 Ruang dan akomodasi Sipadan water village 28 Gambar 2.4 Fasilitas dan layanan Sipadan water village 30 Gambar 2.5 Fasilitas dan layanan Sipadan water village 30

Gambar 3.1 Bukaan besar pada dinding 41

Gambar 3.2 Ventilasi satu sisi 41

Gambar 3.3 Ventilasi satu sisi dengan dua bukaaan 41

Gambar 3.4 Ventilasi silang 41

Gambar 3.5 Pembangkit listrik tenaga gelombang laut 42

Gambar 3.7 Ruang kelas 44

Gambar 3.8 Ruang olahraga 44

Gambar 3.9 Konsep tata vegetasi dna penampungan air hujan The Chongqing Tower,

China 46

Gambar 3.10 Eco Bay Complex, Abu Dhabi, UEA 46

Gambar 3.11 Diagram konsep Eco Bay Complex, Abu Dhabi, UEA 47

Gambar 4.1 Lokasi site Ecotourism Resort 48

Gambar 4.2 Batas-batas site 49

Gambar 4.3 Analisa view keluar 50

Gambar 4.4 Analisa view kedalam 51


(9)

Gambar 4.5 Vegetasi pada kawasan 52 Gambar 5.1 Penggunaan pondasi umpak pada bangunan 71

Gambar 5.2 Grass block 71

Gambar 5.3 Penggunaan konstruksi bamboo pada atap 72

Gambar 5.4 Bukaan besar pada bangunan 74

Gambar 5.5 Pembangkit listrik tenaga gelombang laut 74

Gambar 5.6 Sarana workshop 75

Gambar 5.7 Vegetasi kelapa 75

Gambar 5.8 Penerapan konsep dancing light pada teras 76 Gambar 5.9 Konsep instalasi penyaringan air limbah 77

Gambar 5.10 Konsep dinding plesteran 78

Gambar 6.1 Konsep zoning berdasarkan tamu menginap dan tidak menginap 79 Gambar 5.10 Konsep zoning berdasarkan fungsi bangunan 79

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel kunjungan wisatwan mancanegara ke Aceh Singkil 23 Tabel 2.2 Arahan pengembangan pariwisata di Provinsi NAD 26

Tabel 4.1 Tabel kebutuhan ruang 67

Tabel 4.2 Tabel kebutuhan ruang 70

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Aliran kegiatan pengunjung 61

Diagram 4.2 Aliran kegiatan pengunjung yang tidak menginap 61

Diagram 4.3 Aliran kegiatan karyawan 62


(10)

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Sebagai perwujudan dari rencana Pemerintah Daerah (PEMDA) Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) untuk membangun kembali NAD terutama sektor pariwisata pasca tragedi tsunami penghujung tahun 2004 silam.

Seiring dengan tragedi tsunami yang menimpa, membuat dunia melihat Aceh sebagai sesuatu yang lebih dari hanya sebuah bagian dari Indonesia yang memiliki konflik internal yang berkepanjangan. Ketika tragedi itu terjadi, masyarakat dunia datang dan menyaksikan apa yang ada di Aceh, apa yang ditawarkan oleh alam Aceh yang masih terjaga ke alamiannya. Keadaan ini meningkatkan jumlah wisatawan yang datang ke Aceh dalam rangka berlibur dan mencari ketenangan. Peningkatan itu terus terjadi juga dikarenakan semakin kondusifnya suasana di Aceh semenjak penandatanganan pakta perdamaian.

Karena peningkatan yang terjadi, dibutuhkan sebuah wadah yang mampu mengakomodasikan para wisatawan ini, baik lokal maupun manca negara. Tetapi akomodasi ini diharapkan tidak merusak alam serta budaya yang ada di Aceh.

Benang merah dari penyediaan akomodasi dan keinginan untuk mempertahankan kealamian dari alam dan budaya terwujud dalam proyek “Ecotourism Resort”. Yang akan mengembangkan daerah sekitar kepulauan Aceh yang masih memiliki alam sangat indah tetapi masih kurang pengelolaan dan penyediaan akomodasi.

A. Perkembangan Pariwisata di Nanggroe Aceh Darussalam

Perkembangan pariwisata Aceh berjalan sangat lambat. Hal ini dapat dimaklumi jika mengingat kondisi keamanan Aceh yang tidak stabil, dengan adanya konflik internal yang dimiliki oleh daerah ini. Sebenarnya daerah ini memiliki potensi untuk menjadi sebuah daerah tujuan wisata di Asia Tenggara, karena kondisi alam yang dimiliki tidaklah kalah dengan beberapa tujuan wisata yang menjadi favorit dari wisatawan.

Tetapi pasca tsunami dan pakta perdamaian, Aceh mulai berbenah dan menata kembali pariwisatanya dengan lebih memanfaatkan potensi alam yang dimiliki oleh daerah ini. Penyediaan akomodasi yang memadai untuk turis menjadi titik tumpu dari upaya pengembangan ini.


(11)

B. Sekilas Tentang Pulau Banyak

Daerah Pulau Banyak terdiri dari sekitar 30-40 pulau dan sekitar 55 terumbu karang yang kecil-kecil (Majalah Pulau Banyak, April 2008).

Kecamatan Pulau Banyak adalah salah satu dari 10 kecamatan yang ada di Kabupaten Aceh Singkil dan merupakan satu-satunya kecamatan kepulauan di Kabupaten Aceh Singkil. Memiliki jarak ±26 mil laut kearah barat dari ibu kota Kabupaten Aceh Singkil.

Sebagai daerah kepulauan, Kecamatan Pulau Banyak menyimpan berbagai tempat objek wisata alam yang belum terkelola dengan baik, seperti objek wisata pantai dengan pasir putihnya, wisata bahari dengan ikan hias dan terumbu karang yang merupakan potensi yang sangat besar dan berpeluang untuk dikembangkan.

Disalah satu pulau yang ada, terdapat tempat penangkaran penyu yaitu di pulau Bangkaru. Pulau ini merupakan pulau terluar di Kecamatan Pulau Banyak. Pulau Banyak memiliki pulau-pulau yang tidak berpenghuni, Pantai yang indah dengan hamparan pasir putih, tempat-tempat untuk snorkeling, diving, olahraga kayak, jungle trekking, dan surfing dapat dilakukan di kepulauan ini.

I.2 Maksud dan Tujuan Perancangan

Tujuan dari perancangan ini adalah memberikan sebuah penginapan baru bagi para pengunjung ataupun wisatawan yang ada di kawasan kecamatan Pulau Banyak. Sebuah tempat penginapan yang letaknya strategis disebuah pulau tersendiri dengan pasirnya yang berwarna putih. Selain itu, dengan adanya penginapan ini, dapat menjadi daya tarik bagi para wisatawan untuk berwisata ke pulau yang memiliki potensi alam yang tidak kalah menariknya dengan objek wisata lainnya yang ada di Aceh. Sehingga nantinya memberikan wajah baru bagi Kabupaten Aceh Singkil umumnya dan pada Kecamatan Pulau Banyak khususnya untuk terus berkembang kearah pariwisata daerah yang dapat merangsang prospek ekonomi yang besar dimasa mendatang.

I.3 Rumusan Masalah

Adapun permasalahan yang dapat diambil adalah untuk mengetahui bagaimana organisasi dan perencanaan ruang yang diaplikasikan pada perancangan resort ini dan apa saja yang nantinya diperlukan. Masalah yang timbul juga bagaimana merencanakan


(12)

fasilitas-fasilitas yang berbeda-beda dalam satu perancangan yang saling berintegrasi, yang didukung oleh aspek lain seperti sirkulasi, utilitas, dan lain-lain. Permasalahan untuk tema dan kasus ini adalah :

A. Masalah Arsitektur :

a. Masalah menciptakan bangunan yang menarik dan sesuai dengan kebutuhan dan sesuai dengan tema yang ada.

b. Masalah pada perencanaan ruang yang dinamis namun tetap saling menyatu antara massa dan ruang terbuka.

c. Masalah menjaga privasi pengguna resort dengan masyarakat yang berkunjung pada objek wisata yang ada pada area pulau Palambak.

d. Masalah mengkombinasikan zona – zona yang dapat di gunakan oleh pengunjung pulau Palambak yang tidak menginap di hotel, dengan pengunjung yang menginap di hotel. e. Masalah merencanakan suatu bangunan dengan menggunakan konsep struktur dan

konsep utilitas yang sesuai dengan kondisi tapak dan lingkungan fisik yang ada. f. Masalah memanfaatkan dan mengoptimalkan potensi alam yang ada.

B. Masalah Sirkulasi :

a. Masalah sirkulasi pencapaian fasilitas resort

b. Masalah sirkulasi pencapaian ke objek-objek wisata di kecamatan Pulau Banyak. c. Masalah pengaturan ruang sirkulasi pengunjung pulau dan pengunjung resort.

C. Masalah Fungsi Bangunan

a. Masalah dalam memadukan fungsi kamar hotel dan fungsi tambahan

b. Masalah dalam penyediaan fasilitas yang mampu memenuhi tuntutan dari pemakai resort.

D. Masalah Perlengkapan Bangunan

E. Masalah dalam merencanakan sistem utilitas dan mekanikal elektrikal yang mengakomodir fungsi-fungsi resort.


(13)

I.4 Batasan Proyek

Pembahasan proyek Eco-Tourism Resort ini seharusnya tidak lepas dari aspek ekonomi, budaya, dan politik. Akan tetapi karena keterbatasan waktu dan luasan ruang lingkup proyek, maka pembahasan lebih diarahkan pada faktor-faktor penentu berdasarkan ilmu arsitektur. Aspek-aspek lainnya diluar ilmu arsitektur yang mempengaruhi dan melatarbelakangi perencanaan dan perancangan akan dibatasi menurut keperluan. Pembatasan yang dilakukan meliputi :

- Eco-Tourism Resort dirancang berdasarkan keinginan konsumen dan studi literature. - Tapak yang digunakan dianggap milik pemilik proyek dan telah siap untuk dibangun,

proses pemilikan, pengosongan tanah dan sebagainya tidak dibahas.

- Fasilitas, kebutuhan ruang, dan fasilitasnya ditentukan berdasarkan studi banding dan studi literatur maupun survey, data-data yang diperoleh dianggap benar dan relevan, sedangkan data yang kurang lengkap diambil dari proyek sejenis.


(14)

I.5 Kerangka Berpikir

ANALISA

•Analisa kondisi lingkungan yaitu: analisa matahari, vegetasi, sirkulasi, view dari dan ke site dan sempadan bangunan.

•Analisa fungsional yaitu: analisa aktifitas, kebutuhan ruang, besaran ruang, hubungan antar ruang. •Analisa penerapan struktur pada bangunan.

KRITERIA dan KONSEP PERANCANGAN

Berdasarkan analisa, peraturan pemerintah, konsep tapak, dan konsep bangunan

LATAR BELAKANG KASUS

• Dibutuhkan sebuah wadah yang mampu mengakomodasikan para wisatawan ini, baik lokal maupun manca negara.

• Adanya perencanaan objek daerah tujuan wisata Aceh di kawasan Kecamatan Pulau Banyak sebagai wisata bahari.

• Pulau Banyak memiliki pantai yang indah dengan hamparan pasir putih, tempat-tempat untuk snorkeling, diving, olahraga kayak, jungle trekking, dan surfing.

MAKSUD

• Memberikan sebuah penginapan baru bagi para pengunjung ataupun wisatawan yang ada di kawasan kecamatan Pulau Banyak.

• Menjadi daya tarik bagi para wisatawan untuk berwisata ke pulau yang memiliki potensi alam yang tidak kalah menariknya dengan objek wisata lainnya yang ada di Aceh.

• Mempromosikan daerah pariwisata baik yang sudah maupun yang berpotensi untuk dikembangkan.

• Meningkatkan kualitas dan penghidupan masyarakat sekitar daerah wisata dengan adanya pengembangan sektor pariwisata yang mendukung sektor ekonomi.

PERMASALAHAN

•Masalah arsitektur meliputi penyesuaian kebutuhan dan tema, perencanan ruang dan pemanfaatan potensi alam.

•Masalah sirkulasi pengunjung.

•Masalah terhadap fungsi bangunan yang disesuaikan dengan tema dan kebutuhan. •Masalah perlengkapan, utilitas, mekanikal elektrikal dan sarana prasarana.

STUDI LITERATUR dan STUDI BANDING

• Kajian tema dengan bentuk bangunan.

STUDI SITE

• Ukuran site

• Peraturan pemerintah • Sempadan bangunan • Batas bangunan • Potensi

PENGUMPULAN DATA

• Studi literature • Studi banding • Survey Fe e d b a c k

D E S A I N Ecotourism Resort Tema: Green Architecture


(15)

I.6 Metodologi Pengumpulan Data

Dalam merencanakan fasilitas resort di Pulau Palambak ini, pengumpulan data yang diperlukan dengan menggunakan metode :

o Survey lapangan

Pengamatan dan pengenalan langsung kelokasi atau site yang dipilih dimana proyek akan dibangun, dengan tujuan untuk mengetahui keadaan lokasi yang sebenarnya, mengenal potensi-potensi dan kendala-kendala yang ada, baik yang dimanfaatkan maupun yang harus dihindari.

o Studi literatur

Untuk pemahaman yang lebih dalam pokok persoalan, diambil referensi dari literatur yang berhubungan dengan proyek yang direncanakan guna melengkapi data yang diperlukan melalui bacaan-bacaan berupa buku-buku , artikel yang masih relevan dan mendukung proyek.

o Wawancara

Melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang bersangkutan untuk melengkapi data yang diperlukan.

o Studi banding

Studi banding dilakukan terhadap fasilitas yang memiliki fungsi yang sama dan mirip dengan proyek, guna memperoleh gambaran secara objektif tentang arah perencanaan yang berhubungan dengan proyek yang akan dibuat dengan cara melakukan pengamatan secara tidak langsung.

I.7 SISTEMATIKA PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang kajian latar belakang, maksud dan tujuan, permasalahan, lingkup batasan, asumsi kelayakan dan sistematika laporan.

BAB II DESKRIPSI PROYEK

berisi tentang pengertian judul, tinjauan kasus proyek, tinjauan fungsi dan studi banding arsitektur dengan fungsi sejenis.


(16)

BAB III ELABORASI TEMA

Berisi tentang kajian mengenai pengertian ,interpretasi dan keterkaitan tema dengan judul serta studi banding terhadap bangunan-bangunan yang menerapkan tema yang sama.

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

Berisi tentang kajian analisis terhadap lokasi dari tapak perancangan, potensi dan kondisi lingkungan, pemakai, dan aktivitasnya dan berisi tentang dasar-dasar pemrograman fasilitas yang direncanakan, meliputi kebutuhan ruang, besaran dan persyaratan ruang, hubungan antar ruang yang bersifat analisa.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Berisi konsep-konsep perancangan yang sesuai dengan lingkungan kajian. BAB V PERANCANGAN ARSITEKTUR

Berisi tentang gambar hasil perancangan berupa foto maket maupun gambar kerja.

DAFTAR PUSTAKA


(17)

BAB II

DESKRIPSI PROYEK

II.1 Pengertian Judul

• Ecotourism adalah salah satu kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam, pemberdayaan sosial budaya, ekonomi masyarakat lokal, serta pembelajaran dan pendidikan (www.wikipedia.com)

• Resort berasal dari bahasa Inggris , dalam bahasa Indonesia berarti “tempat yang sering dikunjungi ; tempat peristirahatan “ ( W.J.S. Poerwadarminta , Kamus Umum Bahasa Indonesia , PN Balai Pustaka , Jakarta 1976 ).

Resort ( n ) popular holiday centre ( Homby AS, Oxford , Advanced Learner’s Dictionary of Current English )

Resort adalah sebuah ruang tempat kita dapat menemukan sesuatu yang “ berbeda “ itu. Di ruang inilah seseorang dapat “ merealisasikan “ impiannya akan pelarian yang sempurna. Resort adalah sebuah tontonan ( une spectacle ) yang dihadirkan dalam bentuk fisik. Resort adalah bagian dari la societte du spectacle ( masyarakat tontonan ) , Guy Debord.

Jadi, Ecotourism Resort dapat di definisikan sebagai tempat beristirahat dan berekreasi yang berbasis pada wisata alam dimana terdapat upaya pelestarian alam serta kebudayaan didalamnya.

II.2 Tinjauan Umum

II.2.1 Ecotourism

Rumusan Ecotourism pertama kali ditemukan oleh Hector Ceballos-Lascurai pada tahun1987 yaitu sebagai berikut:

”Nature or ecotourism can be defined as tourism that consist in travelling to relatively undisturbed or uncontaminated natural areas with the spesific objectives of studying, admiring, and enjoying the scenery and its wild plants and animals, as well as any existing cultural manifestations (both past and present) found in the areas.”


(18)

”wisata alam atau pariwisata ekologis adalah perjalanan ketempat-tempat alami yang relatif masih belum terganggu atau terkontaminasi (tercemari) dengan tujuan untuk mempelajari, mengagumi dan menikmati pemandangan, tumbuhan-tumbuhan dan satwa liar, serta bentuk-bentuk manifestasi budaya masyarakat yang ada, baik dari masa lampau maupun masa kini.”

Kemudian pada awal tahun 1990 disempurnakan oleh The International Ecotourism Society (TIES) yaitu sebagai berikut:

”Ecotourism is responsible travel to natural areas which conserved the environment and improves the welfare of local people.”

”Ekowisata adalah perjalanan yang bertanggung jawab ketempat-tempat yang alami dengan menjaga kelestarian lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan penduduk setempat.”

Western dalam Fendeli (1998) mendefinisikan ekowisata sebagai perjalanan bertanggung jawab ke wilayah-wilayah alami yang melindungi lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan penduduk setempat.

Fenell (1999) mendefinisikan ekowisata sebagai bentuk berkelanjutan berbasis sumber daya alam pariwisata yang berfokus terutama pada mengalami dan belajar tentang alam, dan yang berhasil etis dampak rendah, non-konsimtif dan berorientasi lokal (kontrol, manfaat dan keuntungan dan skala).

Ecotourism adalah salah satu mekanisme pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development). Ecotourism merupakan usaha untuk melestarikan kawasan yang perlu dilindungi dengan memberikan peluang ekonomi kepada mesyarakat yang ada disekitarnya. Konsep yang memanfaatkan kecendrungan pasar back to nature ini merupakan usaha pelestarian keanekaragaman hayati dengan menciptakan kerja sama yang erat antara masyarakat yang tinggal disekitar kawasan yang perlu dilindungi dengan industri pariwisata. Ecotourism adalah gabungan antara konservasi dan pariwisata di mana pendapatan yang diperoleh dari pariwisata seharusnya dikembalikan kepada kawasan yang perlu dilindungi untuk perlindungan dan pelestarian keanekaragaman hayati serta perbaikan sosial ekonomi masyarakat disekitarnya.


(19)

II.2.1.1Pendekatan Pengelolaan Ekowisata

Ekowisata merupakan bentuk wisata yang dikelola dengan pendekatan konservasi. Apabila ekowisata pengelolaan alam dan budaya masyarakat yang menjamin kelestarian dan kesejahteraan, sementara konservasi merupakan upaya menjaga kelangsungan pemanfaatan sumberdaya alam untuk waktu kini dan masa mendatang.

Hal ini sesuai dengan definisi yang dibuat oleh The International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (1980), bahwa konservasi adalah usaha manusia untuk memanfaatkan biosphere dengan berusaha memberikan hasil yang besar dan lestari untuk generasi kini dan mendatang.

Sementara itu destinasi yang diminati wisatawan ecotour adalah daerah alami. Kawasan konservasi sebagai obyek daya tarik wisata dapat berupa Taman Nasional, Taman Hutan Raya, Cagar Alam, Suaka Margasatwa, Taman Wisata dan Taman Buru. Tetapi kawasan hutan yang lain seperti hutan lindung dan hutan produksi bila memiliki objek alam sebagai daya tarik ekowisata dapat dipergunakan pula untuk pengembangan ekowisata. Area alami suatu ekosistem sungai, danau, rawa, gambut, di daerah hulu atau muara sungai dapat pula dipergunakan untuk ekowisata.

Pendekatan yang harus dilaksanakan adalah tetap menjaga area tersebut tetap lestari sebagai areal alam. Pendekatan lain bahwa ekowisata harus dapat menjamin kelestarian lingkungan. Maksud dari menjamin kelestarian ini seperti halnya tujuan konservasi (UNEP, 1980) sebagai berikut:

a.Menjaga tetap berlangsungnya proses ekologis yang tetap mendukung sistem kehidupan; b.Melindungi keanekaragaman hayati;

c.Menjamin kelestarian dan pemanfaatan spesies dan ekosistemnya.

Di dalam pemanfaatan areal alam untuk ekowisata mempergunakan pendekatan pelestarian dan pemanfaatan. Kedua pendekatan ini dilaksanakan dengan menitikberatkan pelestarian dibanding pemanfaatan. Pendekatan ini jangan justru dibalik.

Kemudian pendekatan lainnya adalah pendekatan pada keberpihakan kepada masyarakat setempat agar mampu mempertahankan budaya lokal dan sekaligus meningkatkan kesejahteraannya. Bahkan Eplerwood (1999) memberikan konsep dalam hal ini adalah “Urgent need to generate funding and human resonrces for the management of protected areas in ways that meet the needs of local rural populations”. Salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan mengatur conservation tax untuk membiayai secara langsung kebutuhan kawasan dan masyarakat lokal.


(20)

II.2.1.2 Prinsip Pengembangan Ecotourism

Secara konseptual, ecotourism merupakan suatu konsep pengembangan pariwisata berkelanjutan yang bertujuan untuk mendukung upaya-upaya pelestarian lingkungan (alam dan budaya) dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sehingga memberi manfaat ekonomi kepada masyarakat setempat.

Secara konseptual ecotourism menekankan pada prinsip dasar sebagai berikut yang terintergrasi:

1. Prinsip konservasi

Pengembangan ecotourism harus mampu memelihara, melindungi dan atau berkontribusi untuk memperbaiki sumber daya alam. Memiliki kepedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap pelestarian lingkungan alam dan budaya, melaksanakan kaidah-kaidah usaha yang bertanggung jawab dan ekonomi berkelanjutan.

a. Prinsip konservasi alam

Memiliki kepedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap pelestarian alam serta pembangunan harus mengikuti kaidah ekologis.

Kriteria konservasi alam antara lain:

o Memperhatikan kualitas daya dukung lingkungan kawasan tujuan, melalui zonasi.

o Mengelola jumlah pengunjung, sarana fasilitas sesuai dengan daya dukung lingkungan daerah tujuan.

o Meningkatkan kesadaran dan apresiasi pelaku terhadap lingkungan alam dan budaya.

o Memanfaatkan sumber daya secara lestari dalam penyelenggaraan kegiatan ecotourism.

o Meminimumkan dampak negatif yang ditimbulkan, dan bersifat ramah lingkungan.

o Mengelola usaha secara sehat. b. Prinsip konservasi budaya

Peka dan menghormati nilai-nilai sosial budaya dan tradisi keagamaan masyarakat setempat. Kriteria konservasi budaya antara lain:


(21)

o Menerapkan kode etik ekowisata bagi wisatawan, pengelola dan pelaku usaha ekowisata.

o Melibatkan masyarakat setempat dan pihak-pihak lainnya (multi stakeholders dalam menyusun kode etik wisatawan, pengelola dan pelaku usaha ekowisata.

o Melakukan pendekatan, meminta saran-saran dan mencari masukan dari tokoh/pemuka masyarakat setempat pada tingkat paling awal sebelum memulai langkah-langkah dalam proses pengembangan ekowisata.

o Melakukan penelitian dan pengenalan aspek-aspek sosial budaya masyarakat setempat sebagai bagian terpadu dalam proses perencanan dan pengelolaan ekoswisata.

2. Prinsip partisipasi masyarakat

Pengembangan harus didasarkan atas musyawarah dan persetujuan masyarakat setempat serta peka dan menghormati nilai-nilai budaya dan tradisi keagamaan yang dianut masyarakat setempat disekitar kawasan.

Kriteria:

a. Melakukan penelitian dan perencanaan terpadu dalam pengembangan ekowisata.

b. Membangun hubungan kemitraan dengan masyarakat setempat dalam proses perencanaan dan pengelolaan ekowisata.

c. Menggugah prakarsa dan aspirasi masyarakat setempat untuk pengembangan ekowisata.

d. Memberi kebebasan kepada masyarakat untuk bisa menerima atau menolak pengembangan ekowisata.

e. Menginformasikan secara jelas dan benar konsep dan tujuan pengembangan ekowisata.

f. Membuka kesempatan untuk melakukan dialog dengan seluruh pihak yang terlibat (multi-stakeholders) dalam proses perencanaan dan pengelolaan ekowisata.

g. Membentuk kerjasama dengan masyarakat setempat untuk melakukan pengawasan dan pencegahan terhadap dilanggarnya peraturan yang berlaku.


(22)

3. Prinsip ekonomi

Pengembangan ekowisata harus mampu memberikan manfaat untuk masyarakat setempat dan menjadi penggerak pembangunan ekonomi di wilayahnya untuk memastikan bahwa daerah yang masih alami dapat mengembangkan pembangunan yang berimbang (balance development) antara kebutuhan pelestarian lingkungan dan kepentingan semua pihak. Pengembangna ekowisata harus mampu memberikan manfaat yang optimal kepada masyarakat setempat dan berkelanjutan.

Kriteria:

a. Membuka kesempatan kepada masyarakat setempat untuk membuka usaha ekowisata dan menjadi pelaku-pelaku ekonomi kegiatan ekowisata baik secara aktif maupun pasif.

b. Memberdayakan masyarakat dalam upaya peningkatan usaha ekowisata untuk kesejahteraan penduduk setempat.

c. Meningkatkan keterampilan masyarakat setempat dalam bidang-bidang yang berkaitan dan menunjang pengembangan ekowisata.

d. Menakan tingkat kebocoran pendapatan (leakage) serendah-rendahnya. e. Meningkatkan pendapatan masyarakat.

4. Prinsip edukasi

Pengembangan ekowisata harus mengandung unsur pendidikan untuk mengubah sikap atau perilaku seseorang menjadi memiliki kapedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap pelestarian lingkungan. Pengembangan ekowisata juga harus meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap alam, nilai-nilai peninggalan sejarah dan budaya, serta memberikan nilai tambah dan pengetahuan bagi pengunjung, masyarakat dan para pihak yang terkait.

Kriteria:

Pengembangan produk ekowisata harus:

a. Mengoptimalkan keunikan dan kekhasan daerah sebagai daya tarik wisata. b. Memafaatkan dan mengoptimalkan pengetahuan tradisional berbasis

pelestarian alam dan budaya serta nilai-nilai yang terkandung didalam kehidupan masyarakat sehari-hari sebagai nilai tambah.

c. Mengoptimalkan peran masyarakat sebagai interpreter lokal dari produk ekowisata.


(23)

e. Dikemas ke dalam bentuk dan teknik penyampaian yang komunikatif dan inovatif.

5. Prinsip wisata

Prinsip ekowisata harus dapat memberikan kepuasan pengalaman kepada pengunjung untuk memastikan usaha ekowisata dapat berkelanjutan. Selain itu pengembangan ekowisata juga harus mampu menciptakan rasa aman, nyaman dan memberikan kepuasan serta menambah pengalaman bagi pengunjung.

Kriteria:

a. Mengoptimalkan keunikan dan kekhasan daerah sebagai daya tarik wisata. b. Membuat Standar Prosedur Operasi (SPO) untuk pelaksanaan kegiatan di

lapangan.

c. Menyediakan fasilitas yang memadai sesuai dengan kebutuhan pengunjung, kondisi setempat dan mengoptimalkan kandungan material lokal.

d. Memperioritas kan kebersihan dan kesehatan dalam segala bentuk pelayanan, baik fasilitas maupun jasa.

e. Memberikan kemudahan pelayanan jasa dan informasi yang benar. f. Memprioritaskan keramahan dalam setiap pelayanan.

J. Stphen, Page dan Dowling K. Ross (2000) meringkas konsep dasar ekowisata menjadi lima prinsip inti. Mereka termasuk yang berbasis alam, berkelanjutan secara ekologis, lingkungan edukatif, dan lokal wisatawan bermanfaat dan menghasilkan kepuasan.

a. Nature based (Berbasis alam)

Pengembangan ekowisata didasarkan pada lingkungan alam dengan fokus pada lingkungan biologi, fisik dan budaya.

b. Ecologically sustainable (Berkelanjutan secara ekologis)

Ecotourism dapat memberikan acuan terhadap pariwisata secara keseluruhan dan dapat membuat ekologi yang berkesinambungan.

c. Environmentally educative (Pendidikan Lingkungan)

Pengembangan ekowisata harus mengandung unsur pendidikan atau perilaku seseorang menjadi memiliki kepedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap pelestarian lingkungan.


(24)

Pengembangan ecotourism harus dapat menciptakan keuntungan yang nyata bagi masyarakat sekitar. Pengembangan harus didasarkan atas musyawarah dan persetujuan masyarakat setempat serta peka dan menghormati nilai-nilai social budaya dan tradisi keagamaan yang dianut masyarakat di sekitar kawasan.

e. Generates tourist satisfaction (Menghasilkan kepuasan wisatawan)

Pengembangan ekowisata harus mampu memberikan kepuasan pengalaman kepada pengunjung untuk memastikan usaha ekowisata dapat berkelanjutan. Selama lima prinsip diatas, dalam penerapan pengembangan ekowisata, juga diharuskan bagi para pengelola dan pengembang untuk memperhatikan aspek legalitas di tingkat lokal, regional, nasional dan internasional, serta mengembangkan pola kemitraan antar pihak.

II.2.1.3 Pengendalian Kerusakan Keanekaragaman Hayati

Dalam rangka pengendalian kerusakan keanekaragaman hayati terdapat beberapa aspek yang harus diperhatikan, antara lain:

1. Aspek Pencegahan

o Menguragi dampak negatif dari kegiatan ekowisata dengan cara:

 Pemilihan lokasi yang tepat (menggunakan pendekatan tata ruang)  Rancangan pengembangan lokasi yang sesuai dengan daya dukung dan

daya tampung.

 Rancangan atraksi/kegiatan yang sesuai denan daya dukung kawasan dan kerentanan.

o Merubah sikap dan perilaku stakeholder, mulai dari pengelola kawasan, penyelenggara ekoturisme (tour operator) serta wisatawan itu sendiri.

o Memilih Segmen Pasar yang sesuai. 2. Aspek Penanggulangan

o Menyeleksi pengunjung termasuk jumlah pengunjung yang diperkenankan dan minat kegiatan yang diperkenankan (control of visitor).


(25)

o Mengembangkan pengelolaan kawasan (rancangan, peruntukan, penyediaan fasilitas) melalui pengembangan sumber daya manusia, peningkatan nilai estitika serta kemudahan akses kepada fasilitas.

3. Aspek Pemulihan

o Menjamin mekanisme pengembalian keuntungan ekowisata untuk pemeliharaan fasilitas dan rehabilitasi kerusakan lingkungan.

o Peningkatan kesadaran pengunjung, pengelola dan penyedia jasa ekowisata. II.2.2 Pengertia Resort

• Resort adalah suatu perubahan tempat tinggal untuk sementara bagi seseorang di luar tempat tinggalnya dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kesegaran jiwa dan raga serta hasrat ingin mengetahui sesuatu. Dapat juga dikaitkan dengan kepentingan yang berhubungan dengan kegiatan olah raga, kesehatan, konvensi, keagamaan serta keperluan usaha lainnya. (Dirjen Pariwisata , Pariwisata Tanah air Indonesia, hal. 13, November, 1988)

• Resort adalah tempat peristirahatan di musim panas, di tepi pantai/di pegunungan yang banyak dikunjungi. (John M. Echols, Kamus Inggris-Indonesia, Gramedia, Jakarta, 1987)

• Resort adalah tempat wisata atau rekreasi yang sering dikunjungi orang dimana pengunjung datang untuk menikmati potensi alamnya. (A.S. Hornby, Oxford Leaner’s Dictionary of Current English, Oxford University Press, 1974)

• Resort adalah sebuah tempat menginap dimana mempunyai fasilitas khusus untuk kegiatan bersantai dan berolah raga seperti tennis, golf, spa, tracking, dan jogging, bagian concierge berpengalaman dan mengetahui betul lingkungan resort, bila ada tamu yang mau hitch-hiking berkeliling sambil menikmati keindahan alam sekitar resort ini. (Nyoman.S. Pendit. Ilmu Pariwisata, Jakarta: Akademi Pariwisata Trisakti, 1999)

• Resort adalah sebuah kawasan yang terrencana ydab tidak hanya sekedar untuk menginap tetapi juga untuk istirahat dan rekreasi. (Chuck Y. Gee, Resort Development and Management, Watson-Guptil Publication 1988)


(26)

II.2.2.1 Pengertian Hotel Resort

Hotel Resort didefinisikan sebagai hotel yang umunya terletak dikawasan wisata, dimana sebagian pengunjung yang menginap tidak melakukan kegiatan usaha. Umumnya terletak cukup jauh dari pusat kota sekaligus difungsikan sebagai tempat peristirahatan. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hotel resort secara total menyediakan fasilitas untuk berlibur, rekreasi dan olah raga. Juga umumnya tidak bisa dipisahkan dari kegiatan menginap bagi pengunjung yang berlibur dan menginginkan perubahan dari kegiatan sehari-hari.

II.2.2.2 Faktor Penyebab Timbulnya Hotel Resort

Sesuai dengan tujuan dari keberadaan Hotel Resort yaitu selain untuk menginap juga sebagai sarana rekreasi. Oleh sebab itu timbulnya hotel resort disebabkan oleh faktor-faktor berikut :

a) Berkurangnya waktu untuk beristirahat

Bagi masyarakat kota khususnya kota Medan kesibukan mereka akan pekerjaan selalu menyita waktu mereka untuk dapat beristirahat dengan tenang dan nyaman.

b) Kebutuhan Manusia akan rekreasi

Manusia pada umumnya cenderung membutuhkan rekreasi untuk dapat bersantai dan menghilangkan kejenuhan yang diakibatkan oleh aktivitas mereka.

c) Kesehatan

Gejala-gejala stress dapat timbul akibat pekerjaan yang melelahkan sehingga dapat mempengaruhi kesehatan tubuh manusia. Untuk dapat memulihkan kesehatan baik para pekerja maupun para manula membutuhkan kesegaran jiwa dan raga yang dapat diperoleh di tempat berhawa sejuk dan berpemandangan indah yang disertai dengan akomodasi penginapan sebagai sarana peristirahatan.

d) Keinginan Menikmati Potensi Alam

Keberadaan potensi alam yang indah dan sejuk sangat sulit didapatkan di daerah perkotaan yang penuh sesak dan polusi udara. Dengan demikian keinginan masyarakat perkotaan untuk menikmati potensi alam menjadi permasalahan, oleh sebab itu hotel resort menawarkan pemandangan alam yang indah dan sejuk sehingga dapat dinikmati oleh pengunjung ataupun pengguna hotel tersebut.


(27)

II.2.2.3 Karakteristik Hotel Resort

Ada 4 (empat) karakteristik hotel resort sehingga dapat dibedakan menurut jenis hotel lainnya, yaitu :

a. Lokasi

Umumnya berlokasi di tempat-tempat berpemandangan indah, pegunungan, tepi pantai dan sebagainya, yang tidak dirusak oleh keramaian kota, lalu lintas yang padat dan bising, “Hutan Beton” dan polusi perkotaan. Pada Hotel Resort, kedekatan dengan atraksi utama dan berhubungan dengan kegiatan rekreasi merupakan tuntutan utama pasar dan akan berpengaruh pada harganya. (Fred Lawson, Hotel and Resort, Planning, Design and Refubishment, Watson-Guptil, 1995 )

b. Fasilitas

Motivasi pengunjung untuk bersenang-senang dengan mengisi waktu luang menuntut ketersedianya fasilitas pokok serta fasilitas rekreatif indoor dan outdoor. Fasilitas pokok adalah ruang tidur sebagai area privasi. Fasilitas rekreasi outdoor meliputi kolam renang, lapangan tennis dan penataan landscape.( Manuel-Bory Boid and Fred Lawson, Tourism and Recreation Development, The Achithectur Ltd, London, 1977 )

c. Arsitektur dan Suasana

Wisatawan yang berkunjung ke Hotel Resort cenderung mencari akomodasi dengan arsitektur dan suasana yang khusus dan berbeda dengan jenis hotel lainnya. Wisatawan pengguna hotel resort cenderung memilih suasana yang nyaman dengan arsitektur yang mendukung tingkat kenyamanan dengan tidak meninggalkan citra yang bernuansa etnik.

d. Segmen Pasar

Sasaran yang ingin dijangkau adalah wisatawan / pengunjung yang ingin berlibur, bersenang-senang, menikmati pemandangan alam, pantai, gunung dan tempat-tempat lainnya yang memiliki panorama yang indah.

II.2.2.4 Jenis-jenis resort berdasarkan kelengkapan atraksi wisata

a. Resort gabungan (intergrated resort)

Resort gabungan termasuk perkampungan pedesaan untuk tempat berlibur adalah resort yang direncanakan secara khusus. Dimana para pekerjanya dapat tinggal didalam atau dekat dengan resort. Orientasi resort ini dikhususkan pada keistimewaan alam seperti pantai, laut, lereng-lereng ski, pemandangan gunung, taman nasional, atau keistimewaan lain seperti daerah dengan arkeologi dan sejarah,


(28)

iklim yang menyehatkan, lapangan golf atau fasilitas olahraga lain atau kombinasi diantaranya.

b. Resort perkotaan (town resort)

Resort perkotaan menggabungkan penggunaan lahan dan aktifitas pada komunitas perkotaan, tetapi secara ekonomi difokuskan kepada aktifitas resort yang memiliki akomodasi eperti hotel dan fasilitas pelayanan wisata. Ada beberapa contoh resort perkotaan seperti resort ski, resort pantai, dan resort spa dikota-kota Eropa dan Amerika utara. Resort pantai di Australia dan resort spa diperkotaan Jepang.

c. Resort retreat (retreat resort)

Skala resort ini lebih kecil, kira-kira 25-50 kamar, tetapi direncanakan dengan kualitas tinggi. Terdapat didaerah-daerah terpencil seperti di pegunungan atau dipulau-pulau kecil. Akses satu-satunya hanya melalui kapal boat atau kapal udara kecil atau jalan layang.

d. Rekreasi air (perairan)

Yang dimaksud dengan rekreasi air (perairan) yaitu rekreasi yang dilakukan pada media perairan, baik sungai, danau, waduk atau laut. Rekreasi ini memanfaatkan potensi alam perairan. Jenis aktifitas yang dapat dilakukan pada rekreasi perairan ditentukan oleh kondisi perairannya. Aktifitas tersebut dapat bersifat pasif atau aktif. Sebagai contoh untuk perairan yang airnya deras bergelombang tetapi mempunyai pemandangan yang indah, maka aktifitasnya cendrung pasif (contohnya pada pantai Parangritis, Jogjakarta). Sedangkan untuk perairan yang tenang maka aktifitasnya cendrung aktif (seperti Marina Ancol, Pantai Kuta Bali).

II.2.2.5 Klasifikasi Hotel

Di Indonesia pada tahun 1970 oleh pemerintah menentukan klasifikasi hotel berdasarkan penilaian-penilaian tertentu sebagai berikut :

• Luas Bangunan • Bentuk Bangunan • Perlengkapan (fasilitas) • Mutu Pelayanan


(29)

Namun pada tahun 1977 ternyata sistem klasifikasi yang telah ditetapkan tersebut dianggap tidak sesuai lagi. Maka dengan Surat Keputusan Menteri Perhubungan No. PM.10/PW. 301/Pdb – 77

tentang usaha dan klasifikasi hotel, ditetapkan bahwa penilaian klasifikasi hotel secara minimum didasarkan pada :

• Jumlah Kamar yang tersedia • Fasilitas yang tersedia • Peralatan yang digunakan

• Mutu Pelayanan ( yang dimiliki )

Berdasarkan pada penilaian tersebut, hotel-hotel di Indonesia kemudian digolongkan ke dalam 5 (lima) kelas hotel, yaitu :

• Hotel Bintang 1 (*) • Hotel Bintang 2 (**) • Hotel Bintang 3 (***) • Hotel Bintang 4 (****) • Hotel Bintang 5 (*****)

Hotel-hotel yang tidak bisa memenuhi standar kelima kelas tersebut, ataupun yang berada di bawah standar minimum yang ditentukan oleh Menteri Perhubungan disebut Hotel Non Bintang.

Pada tahun 1970-an sampai dengan tahun 2001, penggolongan kelas hotel bintang 1 sampai dengan bintang 5 lebih mengarah ke aspek bangunannya seperti luas bangunan, jumlah kamar dan

fasilitas penunjang hotel dengan bobot penilaian yang tinggi. Tetapi sejak tahun 2002 berdasarkan Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No. KM 3/HK 001/MKP 02 tentang penggolongan kelas hotel, bobot penilaian aspek mutu pelayanan lebih tinggi dibandingkan dengan aspek fasilitas bangunannya.

Selanjutnya dijelaskan oleh United State Lodging Industry bahwa , yang utama hotel terbagi menjadi tiga jenis yaitu :

• Transient Hotel , adalah hotel yang letak / lokasinya di tengah kota dengan jenis tamu yang menginap sebagian besar adalah untuk urusan bisnis dan turis.

• Residential Hotel , adalah hotel yang pada dasarnya merupakan rumah – rumah berbentuk apartemen dengan kamar – kamarnya , dan disewakan secara bulanan atau tahunan. Residential Hotel juga menyediakan kemudahan – kemudahan seperti


(30)

layaknya hotel , seperti restoran , pelayanan makanan yang diantar ke kamar , dan pelayanan kebersihan kamar

• Resort Hotel , adalah hotel yang pada umumnya berlokasi di tempat – tempat wisata , dan menyediakan tempat – tempat rekreasi dan juga ruang serta fasilitas konferensi untuk tamu – tamunya.

Pengelompokan hotel menurut standard hotel yaitu : • Hotel international standard

• Hotel semi international standard • Hotel national standard

• Hotel non national standard ( non claccipied )

Penentuan standard hotel tersebut didasarkan atas beberapa system yaitu : • Management system ( sistem pengelolaan )

• Room capacity system ( sistem kapasitas kamar ) • Facilities system ( sistem fasilitas yang dimiliki ) • Employment system ( sistem penempatan pegawai ) • Administration system ( sistem administrasi )

Pengelompokan jenis hotel menurut ukuran besar / kecilnya hotel yaitu :

• Hotel kecil ( small hotel ) : jumlah kamarnya kurang dari 26 kamar tamu

• Hotel rata – rata kecil sedang ( small average size hotel ): jumlah kamar 26 – 99 kamar tamu

• Hotel rata – rata sedang menengah ( medium average size hotel ) : jumlah kamar 100 – 299 kamar tamu

Hotel besar ( large hotel ) : jumlah kamar 300 – 3000 kamar tamu

II.3 Definisi Teknis Obyek

Ecotourism Resort adalah tempat beristirahat dan berekreasi yang berbasis pada wisata alam dimana terdapat upaya pelestarian alam serta kebudayaan didalamnya.


(31)

Semua usaha pendekatan desain dan Ecotourism Resort diarahkan kedalam prinsip-prinsip ekologi dengan tujuan agar pengunjung bisa menghadirkan keseimbangan antara tubuh, pikiran dan jiwanya dalam sebuah lingkungan yang bersahabat.

Perancangan Ecotourism Resort ini terdiri dari 3 komponen yang saling terkait, yaitu ”Architecture”, ”Environment” dan ”Community”.

Pendekatan ”Architecture” dalam hal ini merupakan bagaimana rancangan dari obyek ini menyatu dengan alam dan menjadi pelengkap atau pemanis dari lansekap sekitar. Serta bagaimana upaya menghadirkan obyek rancang ini tidak merusak lingkungan yang ada, bahkan seharusnya memperbaiki lingkungan sekitarnya.

”Evironment” merupakan pendekatan alam, dengan tujuan konservasi yang menuntut adanya prinsip-prinsip ekologi yang bergerak dalam lingkup arsitektur dan alam serta pelestarian kebudayaan setempat sebagai aset bangsa.

Sedangkan ”Community” adalah pendekatan bagaimana kehadiran resort ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat disekitarnya, misalnya dengan memberdayakan masyarakat sekitar sebagai guide atau dengan berbagai macam cara lainnya.

II.3.1 Fungsi dari Obyek Ruang

Tranquality, sebuah tempat berlindung dari segala kesibukan rutinitas harian masyarakat kota, sebuah tempat yang penuh dengan ketenangan, sebuah tempat sepi dimana pengunjung bisa berelaksasi dalam suasana yang begitu dekat dengan alam.

Serenity, menawarkan kedamaian dan ketentraman yang selama ini ditawarkan oleh alam. Dimana pengunjung dapat kembali menikmati hubungan dengan alam dan belajar untuk lebih dekat dan menghargai alam.

Adventure, sebagai sarana untuk merasakan bertualang dialam bebas, baik dihijaunya pegunungan maupun di birunya lautan. Tentu saja di fasilitasi oleh resort sesuai dengan kondisi resort.

Conservation, sebagai upaya pelestarian berbagai unsur alam yang terdapat disekitar lokasi site.


(32)

II.4 Studi Kelayakan

Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, sebagai provinsi paling barat Indonesia, mulai berbenah diri dari pasca Tsunami yang melanda sebagian besar daerah pesisir pantai barat dan utara, baik itu bangunan fisik maupun non fisik. Banyak terdapat objek wisata di daerah Aceh yang memiliki objek wisata yang berskala internasional seperti Pulau Weh (Sabang), Danau Laut Tawar (Takengon), Pantai Lhok Nga (Banda Aceh), dan Objek wisata lainnya.

Begitu pula kabupaten Aceh Singkil, sebagai salah satu Daerah Tujuan Wisata di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), mempunyai sektor potensi yang cukup besar bagi pengembangan pariwisata. Potensi daerah seperti keindahan dan kekayaan alam, kehidupan sosial budaya, serta peninggalan-peninggalan sejarah yang semuanya dapat dijadikan objek wisata. Objek-objek wisata tersebar di seluruh kabupaten Aceh Singkil dan secara umum dapat dikelompokkan dalam tiga kawasan yaitu kawasan wisata rekreasi di daratan Singkil, kawasan wisata konservasi alam di pulau Bangkaru, dan kawasan wisata rekreasi bahari di pulau Tuangku dan pulau lainnya.

Untuk jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang datang ke Kabupaten Aceh Singkil sendiri dapat dilihat pada tabel berikut ini.

2002 2003 2004 2006 2007 2009 2010

1 Australia 40 48 0 20 100 4 21

2 Jerman 14 22 0 10 15 11 20

3 Amerika Serikat 16 12 0 3 21 1 19

4 Perancis 15 9 0 3 9 3 19

5 Spanyol 18 16 0 6 0 2 20

6 Canada 0 2 0 0 17 2 18

7 Swiss 3 19 0 6 13 0 20

8 Swedia 5 3 0 2 0 3 19

9 Denmark 4 6 0 3 7 0 20

10 Belanda 12 18 0 8 16 21 24

11 Thailand 2 5 0 0 0 0 0

12 Firlandia 0 4 0 2 1 1 15

13 New Zealand 13 11 0 6 10 2 16

14 Polandia 10 8 0 3 3 0 15

15 Arab 0 0 0 3 0 1 0

16 Italia 0 0 0 0 0 2 19

17 Portugal 0 0 0 0 0 1 16

18 Inggris 0 0 0 0 0 2 19

Jumlah Total 152 183 0 75 212 56 300

Banyaknya Kunjungan Wisatawan (orang) Kewarganegaraan Wisatawan

No.

Tabel 2.1 Tabel kunjungan wisatwan mancanegara ke Aceh Singkil Sumber: Dinas Pariwisata Kabupaten Aceh Singkil


(33)

Dari data diatas, dapat dilihat terjadi peningkatan wisatawan pada tahun 2010. Peningkatan ini terjadi seiring dengan adanya festival penyu internasional yang menjadi program pemerintah setempat ditiap tahunnya.

II.5 LOKASI SITE

Lokasi perancangan proyek Ecotourism Resort berada dikawasan Pulau Palambak Besar, kecamatan Pulau Banyak, Kabupaten Aceh Singkil-NAD.

Gambar 2.1 Lokasi Site


(34)

II.5.1 Kriteria Pemilihan Lokasi

Pemilihan lokasi yang tepat merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dari hamper semua proyek arsitektur. Luasan lahan pada proyek ini minimal 1 ha dan berada didaerah kepulauan.

Adapun alasan pemilihan lokasi ialah:

a. Arahan pengembangan pariwisata di Provinsi NAD

CLUSTER OBJEK WISATA

UNGGULAN

ARAHAN PENGEMBANGAN Cluster Banda Aceh- Sabang Mesjid Raya Baiturrahman,

bekas-bekas tsunami, Pantai Gapang, Taman Laut Pulau Rubiah, dan Pantai Iboih

Diarahkan menjadi Objek Daerah Tujuan Wisata (ODTW) alam dan budaya

Cluster Aceh Besar-Pidie Pantai Pelabuhan Malahayati, Pantai Ujung Batee, dan Pantai Mantak Tari

Diarahkan menjadi Objek Daerah Tujuan Wisata (ODTW) alam

Cluster Bireun-Aceh Utara-Lhokseumawe

Museum Malikussaleh dan Makam Malikussaleh

Diarahkan menjadi Objek Daerah Tujuan Wisata (ODTW) budaya dan minat khusus

Cluster Aceh Timur-Langsa-Aceh Tamiang

Monumen Islam Pertama Asia Tenggara (Monisa), dan Pantai Kuala Langsa

Diarahkan menjadi Objek Daerah Tujuan Wisata (ODTW) alam dan budaya Cluster Aceh Tengah-Bener

Meriah-Gayo Lues-Aceh Tenggara

Taman Nasional Gunung Leuser

Diarahkan menjadi Objek Daerah Tujuan Wisata (ODTW) alam

Cluster Aceh Jaya-Aceh Barat-Nagan Raya-Aceh Barat Daya

Pantai Putih Cemara Indah, Pantai Lhok Geulumpang, dan Pantai Lagana

Diarahkan menjadi Objek Daerah Tujuan Wisata (ODTW) alam

Cluster Aceh Singkil-Aceh Selatan

Pantai Pulau Sarok, Desa Wisata Kuala Baru, dan Taman Laut Pulau Palambak Besar

Diarahkan menjadi Objek Daerah Tujuan Wisata (ODTW) alam, budaya dan minat khusus


(35)

Banyak Daerah Tujuan Wisata (ODTW) alam

Tabel 2.2 Arahan pengembangan pariwisata di Provinsi NAD Sumber: RTRW Propinsi NAD

b. Lingkungan

Kriteria lingkungan berada pada lokasi yang strategis dan memiliki hamparan pasir putih yang luas dan panjang.

c. Pencapain

Lokasi site yang strategis, mudah dicapai dari ibu kota kecamatan; Pulau Balai, dan pencapaian ke lokasi wisata lainnya, seperti lokasi surfing di Ujung Lolok (bagian selatan Pulau Tuangku) dan Pulau Bangkaru yang juga merupakan tempat penangkaran penyu, lokasi jungle trekking di Pulau Tuangku, lokasi scuba diving di Pulau Tailana, Pulau Matahari, Pulau Rago-rago, Pulau Pabisi dan Pulau Sikandang.

II.6 STUDI BANDING PROYEK SEJENIS

II.6.1 Sipadan Water Village

Sipadan Water Village adalah sebuah resort indah dibangun dengan desain arsitektur Bajau. Bagian dari Pulau Pulau Mabul juga rumah bagi kelompok nelayan Bajau yang telah membangun rumah-rumah jerami tradisional mereka. Laut Bajau, suku satu-satunya di dunia gipsi laut, nomaden menghabiskan kehidupan mereka di atas air. Selama bertahun-tahun, beberapa telah memasuki transisi dari laut nomaden ke kehidupan desa menetap di lokasi bekas pelabuhan besar seperti Pulau Mabul.

Seluruh resort yang dibangun diatas air panggung terbuat dari Kayu Belian biasa disebut kayu besi, diletakkan di dalam titik tertentu sehingga untuk meminimalkan kerusakan pada terumbu karang yang ada. Dalam desain, Sipadan water village telah mencapai dekat utopia dalam tata letak over-the air-nya, akomodasi pondok indah air dengan bunga-bunga trotoar, masakan Benua Asia yang sempurna dan layanan yang menarik.

Sipadan Water Village adalah salah satu pelopor dalam pengembangan rekreasi menyelam dan manajemen resor di Pulau Mabul. Resort ini dikelola oleh Sabah Tan Sri Datuk Haji Panglima Sakaran Bin Dandai, yang secara resmi dibuka pada tanggal 29 Desember 1995.


(36)

Gambar 2.2 Sipadan water village (sumber: www.google.com) Ruang & Akomodasi Sipadan Water Village Resort


(37)

Gambar 2.3 Ruang dan akomodasi Sipadan water village (sumber: www.google.com)

Desain arsitektur dari 45 vila air mencerminkan incluence gaya Bajau lokal. Resor ini terletak di bagian pulau dimana terlindung dari badai. Lantai pondok air kurang dari 1 meter di atas tanda air yang tinggi. Chalets yang luas dengan pintu geser yang terbuka lebar ke dek pribadi ruangan.

Junior Chalet

• 2 Twin Beds • Balkon

• Sea or Island View • Tea/Coffee Maker

• Private Bathroom and Toilet • Hair Dryer

• Hot/Cold Showers • Ceiling Fans

• Mini Bar (konsumsi dibebankan ke rekening kamar tamu) • Settees

• Dressing Table/Chair • Lemari Kayu

• Electrical Light and Power Point (220-240V)


(38)

Standard Chalet

• Twin / Double atau Triple Tempat Tidur • Balkon

• Sea or Island View • Tea/Coffee Maker

• Private Bathroom and Toilet • Hair Dryer

• Hot/Cold Showers • Ceiling Fans

• Mini Bar (konsumsi dibebankan ke rekening kamar tamu) • Settees

• Dressing Table/Chair • Lemari Kayu

• Electrical Light and Power Point (220-240V)

Deluxe Chalet

• King Size Bed • Balcony

• Sea or Island View • Tea/Coffee Maker

• Private Bathtub and Toiletries • Hair Dryer

• Hot/Cold Showers • Ceiling Fans

• Mini Bar (konsumsi dibebankan ke rekening kamar tamu) • Settees

• Dressing Table/Chair • Lemari Kayu


(39)

Grand Deluxe Chalet

• 2 Queen Size Beds • Balcony

• Sea or Island View • Tea/Coffee Maker

• Private Bathtub and Toiletries • WILTON Residential Spa Pool • Hair Dryer

• Hot/Cold Showers • Ceiling Fans

• Mini Bar (konsumsi dibebankan ke rekening kamar tamu) • Settees

• Dressing Table/Chair • Lemari Kayu

Electrical Light and Power Point (220-240V) Fasilitas & Layanan Sipadan Water Village

Gambar 2.4 Fasilitas dan layanan Sipadan water village (sumber: www.google.com)

Mini Market Dive Boat


(40)

Dive Centre

Dive centre bertanggung jawab atas semua kegiatan air, pelatihan scuba dan pendidikan. Pusat ini dibuka dari pukul 07.00 pagi dan dilengkapi dengan locker, shower, toilet dan area umum untuk beristirahat di antara penyelaman dengan makanan ringan gratis, kopi panas dan teh. Pusat ini dilengkapi dengan perahu fiberglass custom built menyelam yang membawa 12 penumpang masing-masing. Setiap kapal keluar 3 perjalanan sehari disertai dengan tukang perahu dan Master Dive.

Semua Masters Dive secara khusus terlatih dalam ekologi laut Pulau Mabul dan tidak akan hanya menunjukkan atraksi menyelam tapi juga memberikan pengetahuan mereka tentang kehidupan laut sehingga tamu dapat kembali dari liburan yang tidak terlupakan mereka dengan pemahaman lingkunag yang lebih baik.

Fasilitas Resort

• Guest Check-In • Checking Out

• Express Checkout Service • Wake Up Calls

• Safe Keeping Service • Fasilitas Telepon / Faksimili • Mailing Services dan Informasi • Travel and Tours Assistance • Internet / Wireless

• Mini Market • Dive Centre • Dining Hall • Bar Lounge

II.6.2 Pulau Ayer Resort

sebutan “Mutiara kepulauan seribu“, Resort ini mulai dikembangkan dan dibuka untuk objek wisata pada tahun 1950 dan merupakan tempat peristirahatan Presiden Soekarno.


(41)

Bangunan dengan nama suku Asmat yang ada di Irian (Papua) seperti; Ayamaru, Oshibi, Fakfak dan lain-lain.

resort ini pengunjung harus menggunakan kapal, pihak pengelola pulau menyiapkan armada kapal yang berada di Marina Ancol, Jakarta

Lokasi pulau Ayer resort hanya ditempuh selama 20 menit menggunakan speed boat dari Marina ancol, karena lokasi yang dekat dengan Jakarta, pulau ini cocok untuk pengunjung yang belum terbiasa menggunakan perjalanan laut, dan dikarenakan lokasi resort ini masih terbilang dekat dengan Jakarta, air laut sekitar pulau masih tercemar (kondisi masih seperti di ancol tidak bening) sehingga tidak dapat digunakan untuk snorkeling atau

• Tipe Cottage & Hotel di Pulau Ayer Resort

Cottage dan hotel di pulau Ayer resort berada di setiap pojok pulau, Pulau ini kurang lebih seluas 8 hectares, arsitektur cottage dan fasilitas di pulau ayer bernuansa suku Asmat, pengunjung yang ingin tinggal diatas air dapat memilih tipe cottage floating, dimana cottage dibangun diatas air dan dihubungkan dengan jembatan kayu, dan di dalam cottage dilengkapi fasilitas seperti AC, Pemanas air, TV, Kulkas dll

Pulau Ayer & Resort menawarkan tipe Cottage Floating (diatas air)

1. Tipe Deluxe = cottage dengan 1 room / kamar dengan Twin Bed) atau disebut tipe “SERUI”

2. Tipe Family (1 room double bed) atau disebut tipe “FAK FAK” 3. VIP (2 bedroom with living room) atau disebut tipe “RANSIKI”

Untuk tipe Hotel dan Cottage yang berada di darat (Land cottage) 1. Deluxe Cottage disebut tipe “OSHIBI”


(42)

3. VIP (2 bedroom + living room) – AYAMARU 4. Bungalow (2 bedroom) – CENDRAWASIH 5. Deluxe Hotel (1 bedroom capacity 2 person) 6. Executive Hotel. (1 bedroom capacity for 4 person)

Fasilitas di Pulau Ayer Resort

adapun fasilitas yang dapat di nikmati antara lain Swimming pools, Land Cottage, Floating Cottages, Restaurant, Fasilitas olah raga air (banana boat,jet ski dll, Children Play ground, Souvenir shop, Karaoke)

• Fasilitas Cottages

Jenis cottage standar, floating cottage di Pulau Anyer disebut dengan “Serui”. Resort Pulau Anyer memiliki 14 cottage tipe cottage serui. Dengan fasilitas satu kamar tidur twin bed, AC, kamar mandi pribadi, ruang tamu, teras, telepon, tv dan kulkas.


(43)

Family floating cottage, di Pulau Anyer disebut “Fak-fak”. Di resort ini di tawarkan 12 unit cottage tipe ini. Kapasitas normal untuk dua orang, difasilitasi dan dilengkapi dengan satu kamar tidur dengan dua tempat tidur, AC, kamar mandi pribadi, ruang tamu, teras private, telepon, tv dan kulkas.

Tipe VIP floating cottage, disebut tipe “Ransiki”. Terdapat 7 unit cottage jenis ini, difasilitasi dengan dua kamar tidur dengan dua tempat tidur ganda, AC, dua kamar mandi pribadi, ruang tamu, ruang makan, teras, telepon, tv, dan kulkas. Karena cottage tipe ini berada didaerah luar dari semua tipe yang ada, tipe ini memiliki pemandangan gratis yang indah, dari teras penghuni dapat menikmati laut jawa dan aktifitas nelayan, dan dapat juga melakukan kegiatan memancing dari teras cottage.


(44)

Tipe Oshibi, dilengkapi dengan satu kamar tidur dengan dua tempat tidur,AC, kamar mandi, ruang tamu, teras, telepon, tv dan kulkas.

Cottage tipe family di darat, disebut “Enarotali”. Memiliki fasilitas yang sama dengan family cottage floating, dengan kapasitas normal untuk dua orang, difasilitasi dan dilengkapi dengan satu kamar tidur dengan dua tempat tidur, AC, kamar mandi pribadi, ruang tamu, teras private, telepon, tv dan kulkas.


(45)

Ayamaru is VIP memiliki fasilitas yang sama dengan cottage VIP floating, yang difasilitasi dengan dua kamar tidur dengan dua tempat tidur ganda, AC, dua kamar mandi pribadi, ruang tamu, ruang makan, teras, telepon, tv, dan kulkas.

Bungalow tipe Cendrawasih, bungalow dengan dua tingkat ini memiliki kapasitas untuk 4 orang. Dilengkapi dengan AC, tv, kulkas, kamar mandi dan teras.


(46)

Tipe Deluxe hotel, diengkapi dengan 1 tempat tidur ganda, kapasitas 2 orang, dilengkapi dengan AC, tv, telepon, dan kulkas.

Tipe Executive hotel, dangan 1 kamar tidur untuk kapasitas 4 orang, 2 tempat tidur ganda, AC, tv, dan kulkas.


(47)

BAB III

ELABORASI TEMA III.1 PENGERTIAN TEMA

Adapun tema yang diambil untuk diterapkan pada perancangan Ecotourism Resort adalah Green Architecture .

Kata Green menurut kamus Cambridge Advanced Learner adalah “of a colour between blue and yellow; of the colour of grass”, yang artinya warna diantara warna biru dan kuning; warna rumput.

Sedangkan kata Architecture menurut kamus dalam bangunan. Cambridge Advanced Learner adalah ”the art and science of designing and making building; the style in which buildings are made”, yang berarti seni dan ilmu dalam merancang dan membuat bangunan; sebuah gaya

Architecture berakar dari bahasa Yunani 1) Arche : yang asli, yang utama, yang awal

2) Tektoon : sesuatu yang berdiri kokoh, tidak roboh, stabil, dsb.

3) Archetektoon : pembangun utama, tukang ahli bangunan yang utama (Mangunwijaya,YB.1992. Wastu Citra. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama. (hal:327)

Arsitektur memiliki pengertian sebagai : Ilmu yang mempelajari tentang lingkungan binaan, yang diperuntukkan bagi manusia sebagai penggunanya.

Green Architecture adalah sebuah konsep yang menghargai bumi dan isi alam semesta, sehingga dalam pembangunan sebuah bangunan harus menghargai lingkungan sekitarnya agar keberadaan bangunan tersebut tidak menggangu ekosistem dan sumber daya yang ada di sekitar bangunan tersebut.

Beberapa pemahaman akan green architecture dikembangkan oleh beberapa teori dan kritik sebagai berikut:

a. Green Architecture oleh Brenda dan Robert Vale 1. Penghematan Energi

Bangunan harusnya meminimalisasi penggunaan kebutuhan akan energi. 2. Bekerja dengan Iklim


(48)

Bangunan harusnya didesain untuk bekerja dengan iklim dan sumber daya energi yang alami.

3. Menimimalisasi penggunaan sumber daya alam baru

Bangunan harusnya didesain untuk meminimalisasi penggunaan sumberdaya alam baru dan menggunakan material ramah lingkungan.

4. Menghargai pengguna

Green architecture menyadari pentingnya semua orang yang bersangkutan dengan bangunan tersebut. Sehingga perlu dilakukan pendekatan yang memperhatikan kenyamanan dan kebutuhan pengguna.

5. Menghargai site

Bangunan yang dibangun harus meminimalisir perusakan site, seperti mempertahankan kontur yang ada.

6. Holistik

Semua prinsip green architecture membutuhkan pendekatan holistik kepada lingkungan pembangunan, baik itu alam maupun masyarakat sekitar.

b. Ecological Design oleh Sym Van der Ryn et.al. (1996:51) 1. Solusi berawal dari tempat perancangan

Sebuah desain ekologis berawal dari pengetahuan tentang tempat dimana bangunan akan dirancang. Respon tersebut berupa respon kepada kondisi lokal lahan dan penduduk lokal. Jika kita sensitif dengan nuansa tempat tersebut, kita dapat mendiami lingkungan tersebut tanpa harus merusak lingkungan.

2. Perhitungan Ekologis menginformasikan desain

Jejak lingkungan mempengaruhi eksisting pada desain. Gunakan informasi-informasi lingkungan untuk menentukan kemungkinan desain yang paling ekologis di daerah tersebut.

3. Mendesain dengan alam

Dengan bekerja pada proses kehidupan, kita menghargai semua spesies makhluk hidup. Melibatkan dalam proses yang meregenerasi daripada menganti secara keseluruhan, kita menjadi lebih hidup.

4. Semua orang adalah perancang

Dengarkan setiap suara pada proses desain ini. Tidak ada yang merupakan partisipan saja atau perancang saja: semua orang adalah perancang dan partisipan. Hargai pengetahuan


(49)

spesial yang setiap orang bawakan. Jika manusia bekerja bersama untuk merawat lingkungan mereka, mereka juga merawat diri mereka sendiri.

5. Membuat yang alami terlihat

Lingkungan yang mengubah sifat lingkungan tersebut mengabaikan kebutuhan kita dan potensi kita untuk belajar. Membuat siklus dan proses alami membawa lingkungan yang didesain kembali hidup. Desain yang efektif membantu menginformasikan ke kita tentang kealamian lingkungan tersebut.

III.2 INTERPRETASI TEMA

Dari beberapa prinsip-prinsip Green Architecture dari beberapa tokoh yang tela diuraikan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pokok-pokok pikiran atau prinsip Green Architecture itu sendiri adalah:

• Sumber energi alternatif. Bangunan dan lingkungannya dapat mensuplai energi sendiri. Energi solar dan angin merupakan alternatif yang biasa digunakan untuk dimanfaatkan sebagai pengganti energi listrik.

• Konservasi energi. Bangunan mempunyai pengkondisian udara yang baik, sehingga tidak membuang-buang energi untuk pengkondisian udara buatan dalam bangunan. • Penggunaan material. Bangunan menggunakan material daur ulang dari bangunan

yang telah dibangun. Selain itu, bangunan juga dapat menggunakan bahan material dari daerah setempat.

• Peletakan bangunan pada site. Perletakan bangunan harus diperhatikan agar meminimalisasi perusakan ekosistem lingkungan sekitar site.

Aplikasi bangunan menggunakan pendekatan green architecture dengan menggunakan fitur-fitur sebagai berikut:

 Meminimalisir perusakan terhadap site.

 Penggunaan material yang berasal dari daerah setempat yang ramah lingkungan, dan memiliki dampak paling minimal terhadap lingkungan. Termasuk material yang dapat didaur-ulang.

 Melakukan proses recycle dan reuse untuk air dan limbah

Untuk mewujudkan konsep green architecture perlu dilakukan proses pendaurulangan dan pemanfaatan kembali air dan limbah. Air yang dipakai pada bangunan akan di


(50)

daur ulang kembali melalui proses water treatment dan dipakai kembali sehingga tidak perlu menggunakan air bersih dalm jumlah yang banyak. Begitu juga dengan air limbah. Air limbah hasil buangan bangunan dapat ditreatment kembali dan dapat dipakai untuk keprluan taman. Selain itu juga bisa dilakukan sistem penampungan air hujan yang kemudian akan digunakan untuk keperluan lansekap.

 Pencahayaan alami dengan menyediakan bukaan besar pada dinding.

Gambar 3.1 Bukaan besar pada dinding

 Pengudaraan alami.

Ventilasi satu sisi:

Ruangan dengan jendela hanya di satu sisi. Udara dingin akan masuk, dan udara panas akan keluar dari jendela yang sama. Jenis ventilasi ini adalah jenis yang normal dan sering diterapkan, tetapi ini hanya berguna untuk kedalaman ruangan tertentu.

Ventilasi satu sisi dengan dua bagian bukaan: Ventilasi ini lebih efisien dibandingkan dengan ventilasi satu sisi.

Ventilasi silang:

Untuk ventilasi silang, jendela terbuka di dua sisi yang saling berhadapan. Perbedaan tekanan digunakan dengan bangunan menghadap kea rah angin.

Gambar 3.2 Ventilasi satu sisi

Gambar 3.3 Ventilasi satu sisi Dengan dua bukaan


(51)

 Menggunakan energi listrik tenaga gelombang laut

Pembangkitan energi listrik dengan memanfaatkan air laut terbagi menjadi beberapa cara. Beberapa di antaranya adalah dengan memanfaatkan energi arus laut, memanfaatkan energi dari gelombang lautan, memanfaatkan energi dari pasang-surut air laut, memanfaatkan sifat osmosis, serta memanfaatkan energi panas air laut. Dari cara-cara tersebut, yang paling banyak dikembangkan saat ini adalah pemanfaatan gelombang dan arus laut.

Sumber energi pada Ecotourism Resort ini dikonsep dengan memanfaatkan gelombang laut dengan menggunakan konverter “Aquacadoura”. Produk energi gelombang laut dari Portugal ini terdiri dari tiga rangkaian Konverter Energi Gelombang yang dapat menghasilkan daya listrik sebesar 2,25 MegaWatt. Dimana panjang tiap rangkaian Konverter Energi Ombak ini adalah sekitar 140 meter dan terbagi menjadi empat segmen. Setiap ombak yang melalui alat ini akan menyebabkan tabung silinder tersebut bergerak secara vertikal maupun lateral. Gerakan yang ditimbulkan akan mendorong piston diantara tiap sambungan segmen yang selanjutnya memompa cairan hidrolik bertekanan melalui sebuah motor untuk menggerakkan generator listrik. Supaya tidak ikut terbawa arus, setiap tabung ditahan di dasar laut menggunakan jangkar khusus..

BMG (Meteorologi) menilai gelombang pantai selatan Jawa, Bali, Lombok dan pantai barat Sumatra, Sulawesi, Irian Jaya dan Maluku, sering mencapai lebih dari 4-5 meter, terutama dimusim hujan. Setiap hari setelah pukul 12.00 ombak laut juga makin tinggi. Lokasi site yang berada dipantai barat Sumatra memungkinkan proyek ecotourism resort ini untuk menggunakan pembangkit listrik tenaga ombak.

Kelebihan dan kekurangan

Pembangkit listrik tenaga ombak ini memiliki banyak keunggulan dibandingkan pembangkit listrik lainnya. Sumber energi pembangkit listrik, yaitu gelombang laut,

Gambar 3.5 Pembangkit listrik tenaga gelombang laut


(52)

dapat diperoleh secara gratis sehingga biaya operasinya cenderung lebih rendah daripada pembangkit lainnya. Pembangkit ini tidak membutuhkan bahan bakar sehingga tidak menghasilkan limbah yang membahayakan lingkungan. Kapasitas energi yang dihasilkan jauh lebih besar daripada pembangkit tenaga angin. Energi yang dihasilkan oleh arus air 12 mph sebanding dengan energi yang dihasilkan oleh angin dengan kecepatan 110 mph. Produksi listrik juga relatif lebih stabil dan dapat diprediksi karena intensitas dan kondisi ombak di laut dapat diperkirakan sejak jauh-jauh hari.

III.3 STUDI BANDING TEMA SEJENIS

III.3.1 Green school, Sibang Kaja, Denpasar, Bali-Indonesia

Sekolah ini di gagas oleh John Hardy, seorang desainer dan pengusaha jewelry. Selama pembangunanya, sekolah ini hanya menggunakan bambu, rumput gajah dan tanah liat. Semen hanya digunakan dibeberapa tempat diyayasan. Pusat pembangunan yang paling penting adalah “jantung sekolah”. Dengan tinggi 18 meter dan luas 64 meter, area sekolah ini mencakup berbagai struktur: gedung apartemen, ruang kelas, gedung kantor, laboratorium, perpustakaan, dan kafe. Sekolah ini mendapatkan listrik dari sumber ramah lingkungan: generator turbin air dan panel surya. Pendingin udara menggunakan kincir angin melalui terowongan bawah tanah.

Di sekolah ini murid-murid diajarkan untuk dekat dengan alam, mulai dari pengenalan organic gardening; seperti cara menanam padi dan memeproduksi coklat sendiri, hingga mendesai website.


(53)

Gambar 3.7 Ruang kelas


(54)

Gambar 3.10 Green school, Bali

3.3.2 The Chongqing Tower , Chongqing-China

Chong Qing Tower didesain untuk mengakomodasi kantor pusat dari perusahaan Jian She Industry Corporation Ltd di Chong Qing , China. Pada podium dari bangunan ini terdapat sebuah exhibition hall yang luas. Eco – cell didesain pada ramp di bagian podium sehingga membentuk spiral yang ditanami tanaman dimulai dari lantai basemen sampai ke atap dari podium untuk mentransferkan cahaya dan angin ke bagian dalam dari podium. Terdapat juga sebuah kolam yang dinamakan bio-swale untuk menampung air hujan , terdapat juga solar thermal collectore dan panel photovoltaic.

Hampir pada keseluruhan site tertutup oleh tanaman dari level tanah sampai ke level atas gedung. Hal ini mendukung sekali konsep green architecture. Air hujan yang telah di daur ulang dimanfaatkan untuk kloset , penyiraman taman atap , landscape dan lain – lain.


(55)

Gambar 3.9 Konsep Tata Vegetasi dan Penampungan Air Hujan The Chongqing Tower, China

3.3.3 Eco Bay Complex , Abu Dhabi , UEA


(56)

Konsep yang diterapkan pada kawasan ini muncul dari sebuah ide yaitu ‘ green oasis of ecological living ‘ . Hal yang melatarbelakangi pembangunan komplek dengan konsep green architecture ini adalah bahwa kota Abu Dhabi , seperti halnya Kuwait memiliki suhu yang cukup tinggi pada siang hari sehingga aktivitas di luar bangunan tidak dapat dilakukan secara nyaman. Jadi pada komplek bangunan ini konsep green architecture di wujudkan melalui penataan vegetasi yang baik terutama pada jalur pedestriannya. Sistem pendinginan bangunan yang hemat energi dan terdapat suatu ruang terbuka yang disebut eco-court pada tengah podium bangunan. Selain itu juga dibuat konsep green roof pada bangunan ini. Tujuan ekologis dari bangunan ini pertama adalah menciptakan suatu siklus kehidupan yang hemat energi dan yang kedua juga menciptakan sebuah simbol visual yang kuat tentang cara hidup yang sehat yang juga menjadi identitas dari kawasan Eco-bay ini.


(57)

BAB IV

ANALISA

IV.1 ANALISA TAPAK

IV.1.1 Kondisi Eksisiting Lahan

Gambar4.1 Lokasi site Ecotourism Resort (Sumber: google earth, olah data primer)

Lokasi site : Pulau Palambak Besar, Kepulauan Banyak, Aceh Singkil Eksisting site : ex-resort pemerintah setempat

Luas lahan : ± 8.5 Ha Luas bangunan : ± 6437.46 M2 Sepadan pantai : 100 m


(58)

IV.1.2 Batas-batas site

Batas-batas site:

Utara : berbatasan dengan samudera hindia Timur : lahan kosong

Selatan : berbatasan dengan samudera hindia Barat : berbatasan dengan samudera hindia

Gambar 4.2 Batas-batas site (sumber: olah data primer)


(59)

IV.1.3 Analisa View

View keluar.

Gambar 4.3 Analisa view ke luar (sumber: olah data primer) (+)(+) view ke arah ini sangat

bagus, mengarah ke samudera hindia dengan pemandangan pulau Rangit dan pulau Panjang

(+)(+) view kearah ini sangat bagus, mengarah ke samudera hindia dengan panorama hamparan pulau Tuangku

(+)(+) view kearah ini sangat bagus, mengarah ke samudera hindia

(-) view kearah ini buruk, karena menghadap ke arah lahan kosong yang ditumbuhi tanaman liar.


(60)

View kedalam.

Gambar 4.4 Analisa view kedalam (sumber: olah data primer)

Tanggapan:

• View keluar yang berupa view kearah laut kecuali pada sisi sebelah barat yang berupa view ke kawasan hutan, maka untuk view cottage di arahkan ke arah laut.

• Untuk view kedalam, dapat dinikmati dari berbagai arah, kecuali daerah barat, maka massa bangunan akan diletakkan di bagian utara, timur dan selatan. Sedangkan bagian barat akan diletakkan massa penunjang bangunan dan area servis.

view kedalam sangat bagus, karena site perancangan berada di sudut pulau, sehingga dapat dilihat dari segala arah

view kedalam dari arah ini kurang baik, karena massa bangunan akan

tertutup oleh pepohonan dan semak

belukar. Pada area ini cocok diletakkan area servis.


(61)

IV.1.4 Analisa Matahari

Gambar 4.5 Analisa matahari (sumber: olah data primer)

Tanggapan:

• Massa bangunan memiliki selasar dengan partisi yang terbuka untuk memanfaatkan sinar matahari secara efektif sebagai pencahayaan alami.

IV.1.5 Analisa Vegetasi

Vegetasi yang ada pada kawasan ini adalah pohon kelapa dan pepohonan liar.

Gambar 4.6 Vegetasi pada kawasan (sumber: olah data primer) Matahari sore

Sinar matahari pagi akan terhalang menyinari bangunan karena tertutupi oleh vegetasi yang ada disekitar site

Sinar matahari sore akan banyak menyinari bangunan, sebaiknya daerah ini dihindari, dan jika tidak dapat dihindari, maka pada bukaan-bukaan tersebut hendaknya menggunakan shading atau secondary fasade guna menahan panas matahari yang berlebihan.


(62)

Tanggapan:

• Pohon kelapa sebagai pohon yang tersebar disepanjang bibir pantai akan dipertahankan sebagai cirri khas kepulauan.

IV.2 Analisa Fungsional

IV.2.1 Analisa Pengguna

Untuk menganalisis kegiatan, terlebih dahulu diketahui user (pengguna) dari pada bangunan yang akan dirancang. Pada proses perancangan “Ekotourism Resort” ini, user (pengguna) terbagi menjadi:

1. Pengunjung ( menginap dan tidak menginap) 2. Karyawan

3. Pengelola

IV.2.2 Analisa Kegiatan Wisata Rekreasi

Dengan alamnya yang indah dan relatif masih murni, Ecotourism Resort menawarkan daya tarik wisata alam yang indah, yaitu wisata bahari dan wisata petualangan alam yang dapat menjadi daya tarik tersendiri. Wisata bahari menawarkan berbagai kegiatan wisata dan olahraga yang berhubungan dengan alam kepulauan Banyak. Beberapa aktifitas wisata dan olahraga yang dapat dilakukan di kawasan ini adalah sebagai berikut.

1. Surfing

Ombak di Pulau Banyak sangat cocok bagi olahraga surfing. tempat surfing terutama di kawasan Pulau Bengkaru, Ujung Lolok, dan Amandangan. Kawasan ini sering dikunjungi oleh peselancar mancanegara. Ombak Pulau Banyak yang menggoda peselancar pertama sekali ditemukan oleh Marcus Keeshan pada tahun 2001. Yang kemudian dia mempublikasikan kehebatan ombak Bangkaru sebagai tempat surfing terbaik di dunia. Menurutnya ombak di kawasan ini sangat ideal bagi peselancar kelas dunia karena tingginya mencapai 6 meter. Begitu pula lokasinya. Airnya dingin, ikan hiu jarang terdapat, tempat berselancar berada satu sampai dua meter diatas karang dan musim selancar relatif panjang. Pascagempa akhir Maret 2005 lalu, ombak di kawasan ini semakin tinggi. Musim ombak untuk berselancar di Kepulauan Banyak relatif panjang sehingga hampir setiap waktu dapat dikunjungi oleh peselancar.,Pulau Banyak juga merupakan surga bagi pencinta diving dengan aneka ragam terumbu karang. Yakni, di kawasan Pulau Palambak Besar dan Pulambak Kecil, Pulau Tabala, Tailana, Rago-ragoo dan Sikandang.


(63)

2. Kayaking

Laut yang tenang dan diapit pulau-pulau kecil merupakan rute kayaking yang menakjubkan. Pulau Tabala, Pulau Pandan, Pulau Tabalou, Pulau Rago-rago dan beberapa pulau lain disekitarnya merupakan rute kayaking yang sering dinikmati oleh turis mancanegara. jarak antar pulau saling berdekatan antara 0,5 mil sampai dengan 2 mil.


(64)

3. Diving

Bagi yang hobby berenang dan menyelam dapat menikmati keindahan panorama bawah laut. Terumbu karang tempat berbagai jenis biota laut banyak ditemukan dikawasan ini. Rata-rata terumbu karangnya masih terjaga dengan baik.

4. Tracking

Penjelajahan dapat dilakukan di pulau Tuangku. Penjelajahan ini berupa Treking yaitu berjalan kaki menyelusuri hamparan hutan sambil menikmati keindahannya. Perjalanan dapat dimulai dari Kampong Haloban dan disepanjang perjalanan wisatawan dapat melihat Kancil, Beo Nias, Tupai, Babi Hutan dan Kupu- kupu beraneka warna. Juga terdapat Goa Kelelawar dan Goa Sarang Burung Walet. Hutan Pulau Tuangku sangat menarik dan masih tergolong utuh. Buaya Muara (Crocodylus Porosus) terkadang muncul di perairan sungai di pedalaman hutan Pulau Tuangku, ukurannya yang sangat besar jarang dijumpai di tempat lain.


(65)

5.Agrowisata Perikanan

Kawasan Pulau Banyak juga cocok dikembangkan agro wisata bidang perikanan seperti budi daya ikan kerapu, lobster, rumput laut dan kerang mutiara. Prof Dr. Syamsul Rizal, pakar kelautan dari Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh yang pernah berkunjung ke Pulau Banyak menyebutkan, kawasan Pulau Banyak sangat berpotensi untuk budi daya rumput laut, ikan kerapu dan kerang mutiara. Pembudidayaan jenis ini dapat dijadikan sebagai obyek wisata bidang agrowisata perikanan.

6. Snorkeling

Bagi wisatawan yang tidak memiliki sertifikat diving, dapat menikmati keindahan terumbu karang dengan kegiatan snorkeling. Terdapat banyak area untuk melakukan aktivitas ini, seperti di Pulau Palambak Besar dan Palambak Kecil, Pulau Rangit, Pulau Lombodong, Pulau Asok, Pulau Ragu-ragu, Pulau Haloban, Pulau Tailana, dan Pulau Madangkati.


(66)

7. Konservasi Penyu

Perjalanan para wisatawan ke Pulau Banyak belum sempurna jika belum menuju Pulau Bangkaru. Perjalanan yang menarik adalah ketika melihat Penyu bertelur setiap malam. Ataupun melihat bayi- bayi penyu merangkak ke laut pada saat matahari terbit. Pantai Amandangan dan Pelanggaran di Pulau Bangkaru merupakan kawasan wisata yang menarik khususnya untuk wisatawan yang berminat melakukan penyelidikan terhadap Penyu yang setiap malamnya memenuhi pasir putih pantai Amandangan.green turtle

Beberapa jenis penyu: 1. Penyu Hijau 2. Penyu Belimbing 3. Penyu Sisik

8. Permainan air

Untuk menunjang aktivitas wisatawan Ecotourism Resort ini, dikembangkan kegiatan

rekreasi wahana air. Seperti perahu wisata, parasailing, banana boat, jet ski, wind surfing, dan olah raga bahari lainnya.


(67)

9. Wisata elang laut

Kealamian Pulau Banyak, Nanggroe Aceh Darussalam memungkinkan berbagai binatang hidup berdampingan dengan manusia. Di kepulauan yang dihuni oleh 7000-an jiwa itu, masih banyak burung-burung bersliweran di atas pemukiman warga. Salah satunya, burung Elang Laut yang banyak hidup di pantai Pulau Banyak.

10. Berjemur

Seluruh pantai di Pulau Palambak berpasir putih dengan garis pantai yang cukup panjang. Kondisi ini menyebabkan kawasan pantai menjadi kawasan yang cocok untuk melakukan kegiatan berjemur (mandi matahari), bermain pasir, dan menyaksikan keindahan pemandangan matahari terbenam atau terbit.


(68)

11. Menjelajah laut

Bagi yang tidak dapat berenang dan menyelam, tersedia kapal yang dilengkapi dengan kaca pada bagian bawahnya (glass bottom boat) untuk menyaksikan keindahan bawah laut Kepulauan Banyak.


(69)

12. Sky cycle

Ditujukan untuk melihat pemandangan pantai dari ketinggian 16 meter.

13. Outbound area

Untuk melengkapi fasilitas rekreasi resort ini, di sediakan kawasan outbound area sehingga. Sehingga menambah daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung.


(70)

IV.2.2 Analisa Aliran kegiatan

1. Pengunjung

Diagram 4.1 Aliran kegiatan pengunjung c

Diagram 4.2 Aliran kegiatan pengunjung yang tidak menginap (sumber: olah data primer)

Datang

Check in

Makan Bersantai Rekreasi

Check out

Pulang

Parkir Parkir

Menginap

Datang

Membeli tiket

Makan Bersantai Rekreasi

Pulang

Parkir Parkir


(71)

2. Karyawan

Diagram 4.3 Aliran kegiatan karyawan (sumber: olah data primer)

3. Pengelola

Diagram 4.3 Aliran kegiatan pengelola (sumber: olah data primer)

Datang

Beraktifitas

Menerima tamu Melayani tamu Menjaga kebersihan

Aktifitas pendukung

Pulang

Parkir Parkir

Makan Istirahat, Sholat

Datang

Beraktifitas

Pulang

Parkir Parkir


(72)

IV.2.3 Analisa kebutuhan ruang

Sebuah resort mewadahi macam kegiatan yang dilakukan oleh berbagai pengguna yang menempati resort tersebut. Sehingga fasilitas dan kebutuhan ruang dapat dibedakan berdasarkan penggunannya, yaitu:

 Kebutuhan ruang untuk pengunjung 1. Ruang publik

Terdiri dari berbagai macam fasilitas yang terdiri dari restoran, ruang rekreasi (ruang olahraga dan permainan), ruang serba guna, ruang pertemuan dan jalur fire exit.

Ruang publik ini merupakan ruang dimana dapat digunakan oleh setiap pengunjung dengan bebas, selain itu biasanya ruang publik ini menawarkan view indah dari lingkungan sekitar, serta berusaha menyatu dengan lingkungan sekitar.

2. Ruang penerima

Terdiri dari beberapa ruang diantaranya entrance, ruang resepsionis, meja jasa pembawa barang, ruang administrasi, ruang telepon, lobi hotel serta toilet.

Ruang penerima ini sangat berperan untuk membentuk first impression para pengunjung, jadi ruang ini perlu dikelola dengan sangat maksimal. 3. Ruang kamar

Meliputi kamar tidur, kamar mandi, koridor, tangga, fire exit, ruang perawatan (ruang untuk menyimpan peralatan membersihkan kamar). Ruang kamar ini menuntut privasi dan kenyamanan karena diruang inilah pengunjung beristirahat setelah melakukan berbagai aktifitas, sehingga ruang ini harus sangat diperhatikan.

4. Villa, bungalow atau cottage

Merupakan fasilitas lainnya yang berfungsi sebagai penunjang, biasanya juga terdapat kolam renang. Bangunan ini juga menuntut kenyamanan dan ruang privasi yang tinggi, karena biasanya pengunjung yang menyewa villa, bungalow atau cottage mencari kenyamanan dan privasi. Selain itu, bangunan ini hendaknya memiliki view yang menarik.


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR PUSTAKA

Fandeli, Chafid. (2000). Pengertian dan Konsep Dasar Ekowisata. Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada.

2006, Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2007-2016, Singkil