Patroli terutama diakukan di tempat-tempat sepi dan rawan curanmor dengan kekerasan begal seperti di Kelurahan Kedai Durian, Desa Suka Makmur, Desa Mekar Sari,
Kelurahan Delitua Timur, Kelurahan Ladang Bambu, dan Kelurahan Lauchi Medan Tuntungan. Menurut penulis, kegiatan rutin patroli merupakan salah satu alat preventif
pencegahan untuk mengawasi dan menjaga wilayah hukum Polsek Delitua dari berbagai macam bentuk kejahatan di jalanan serta efektif dalam membatasi ruang gerak para pelaku-
pelaku potensial melakukan pembegalan kenderaan roda dua. Ditambahkan lagi oleh IPTU Jonathan bahwa saat kegiatan kegiatan patroli ini, para aparat Polsek Delitua selalu
menghimbau dan mengingatkan kepada masyarakat terutama pada para wanita yang mengendarai kenderaan bermotor agar lebih berhati-hati dan waspada, apalabi lagi saat
melintasi jalan-jalan sepi, terutama di malam hari.
2. Operasi Penertiban Kelengkapan Kendaraan Bermotor Sweeping
Operasi Penertiban Kelengkapan Kendaraan Bermotor atau biasa disebut sweeping juga merupakan salah satu kegiatan rutin yang dilakukan oleh jajaran aparat Polsek Delitua.
Operasi ini terus dilakukan demi mencegah dan menertibkan pelanggaran-pelanggaran lalu lintas. Operasi ini juga bertujuan untuk mengamankan kendaraan-kendaraan bermotor yang
tidak memiliki kelengkapan surat-surat yang dicurigai sebagai kendaraan bermotor hasil curian.
3. Sosialisasi Terhadap Pelajar
Sosialisasi mempunyai dua fungsi, yaitu bagi individu dan masyarakat. Bagi individu berfungsi agar membuat individu hidup secara wajar dalam kelompok masyarakatnya
sehingga diterima oleh warga masyarakat lain, dan dia pun dapat berpartisipasi aktif sebagai anggota masyarakat. Sedangkan tujuan kedua yang menyangkut masyarakat bertujuan untuk
menciptakan keteraturan sosial melalui pemfungsian sosialisasi sebagai sarana pewarisan nilai dan norma serta pengendalian sosial.
Universitas Sumatera Utara
Menurut IPTU Jonathan yang menjabat sebagai Kanit Reskrim Polsek mengatakan bahwa sosialisasi yang sering dilakukan oleh pihak-pihak kepolisian biasanya diadakan atas
kerjasama dengan sekolah-sekolah SMP, SMASMK di Kecamatan Medan Delitua, Kecamatan Medan Johor, dan Kecamatan Medan Tuntungan. Bentuknya pun bermacam-
macam, bisa dalam bentuk sosialisasi hukum, seminar, dan dialog.
4. Mengembangkan Penyidikan melalui Keterangan-Keterangan Pelaku Begal Motor
Biasanya para pelaku delik pencurian kendaraan bermotor alias begal memiliki suatu jaringan dan kelompok yang terorganisir yang dinamakan dengan sindikat. Kriminalis yang
tergabung dalam sindikat ini biasanya beraksi secara teratur, rapi, dan bergerombol yang terkadang melalui instruksi pimpinan sindikat atau orang yang paling dituakandihormati
dalam sindikat tersebut. Sindikat inilah yang berusaha diungkap keberadaannya oleh para petugas intelijen kepolisian dengan berusaha mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya.
Salah satu informasi yang paling berguna adalah dengan menggali informasi dari anggota-anggota sindikat yang tertangkap. Keterangan atau informasi inilah yang dijadikan
acuan dalam pergerakan kepolisian untuk mengetahui nama-nama anggota sindikat, menemukan lokasi persembunyian anggota-anggota sindikat yang buron atau lokasi-lokasi
yang menjadi target kejahatan sindikat tersebut. Teknik ini memang merupakan salah satu strategi yang efektif dalam memberantas kejahatan. Namun, penggunaan teknik ini
setidaknya harus memperhatikan hak-hak tersangka atau terpidana karena pengambilan keterangan dan informasi sangat rawan dengan tindakan kekerasan fisik oleh para penyidik.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Terdapat dua faktor yang menjadi penyebab pelajar melakukan delik pencurian kendaraan
bermotor roda dua dengan kekerasan begal, yakni: a.
Faktor psikologis dimana garis edar faktor ini berada dalam jiwa para pelaku yang bekerja secara internal dalam mempengaruhi proses pengambilan keputusan,
kehendak dan gerak untuk melakukan delik pencurian kendaraan bermotor. Faktor- fektor psikologis ini bemacam-macam jenisnya seperti perasaan-perasaan yang tidak
sejalan dengan pertimbangan akal praktis, gejala-gejala kejiwaan yang berpotensi mengakbatkan gangguan kepercayaan dan kebimbangan, pengalaman religus yang
minim yang mengakibatkan rendahnya intensitas keimanan diri terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan pengaruh psikis dari penyalahgunaan narkoba.
b. Faktor sosiologis yang terdiri dari keluarga, pendidikan dan masyarakat yang
semuanya saling berhubungan dan inheren serta bekerja dalam garis eksternal dari luar diri pelaku terhadap para pelajar pelaku delik perampasan sepeda motor begal.
2. Terdapat beberapa strategi yang diterapkan oleh pihak Kepolisian Sektor Delitua dalam
rangka mencegah dan memberantas delik pencurian kendaraan bermotor roda dua dengan kekerasan yang dilakukan oleh pelajar, yaitu:
a. Patroli rutin
b. Operasi penertiban kelengkapan kendaraan bermotor roda dua sweeping
c. Sosialisasi terhadap pelajar
d. Mengembangkan penyidikan melalui keterangan-keterangan pelaku delik pencurian
kendaraan bermotor roda dua dengan kekerasan begal.
Universitas Sumatera Utara
B. Saran
Berikut ini adalah beberapa saran yang ingin penulis berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, yaitu :
1. Sebaiknya dalam proses pendidikan di sekolah-sekolah senantiasa ditekankan pula
pendidikan-pendidikan moral religius sehingga para pelajar yang dilahirkan tidak hanya berbekal kepintaran dan kecerdasan intelektual IQ, tetapi juga kecerdasan spiritual SQ
dan kecerdasan emosional EQ agar mampu melahirkan pribadi yang seimbang dan berkarakter luhur.
2. Sekolah-sekolah sebaiknya sebaiknya senantiasa mendukung segala jenis kegiatan-
kegiatan kesiswaan berorientasi positif baik dalam bantuan moril maupun materi sehingga kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler mampu menarik minat para pelajar.
3. Kepada orang tua siswa juga diharapkan agar selalu melakukan pengawasan dan
bimbingan kepada anaknya terutama di lingkungan teman sebaya dan lingkungan sosial agar terhindar atau tidak terjebak dalam pergaulan yang rentan melakukan hal-hal negatif
atau tindakan kriminilitas termasuk dalam hal melakukan tindak pidana perampasan sepeda motor begal.
4. Peran kepolisian sebagai mitra masyarakat dalam konteks pencegahan dan pemberantasan
masyarakat harus senantiasa ditingkatkan dengan program-program yang langsung terjun ke dalam masyarakat, khususnya melalui sosialisasi dan bimbingan untuk meningkatkan
kewaspadaan dan perasan serta para pelajar dalam memelihara keamanan, ketertiban dan kesejahteraan sosial di dalam masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
BAB II GAMBARAN UMUM KEPOLISIAN SEKTOR DELITUA
A. Profil Wilayah Hukum Polsek Delitua
Kepolisian Sektor Polsek Delitua adalah salah satu institusi kepolisian yang di jajaran Kepolisian Resort Kota Medan Polresta Kota Medan. Wilayah hukum Polsek
Delitua mencakup 3 tiga kecamatan yaitu Kecamatan Medan Johor, Kecamatan Medan Tuntungan dan Kecamatan Deli.
Di wilayah hukum Polsek Delitua terdapat lokasi-lokasi yang rawan tindakan kriminalitas. Lokasi rawan unjuk rasa terdapat di Kelurahan Pangkalan Mansyur tepat di
Jl.A.H. Nasuition Kantor Kejatisu. Lokasi rawan narkoba terdapat di Kelurahan Bekala dan Kelurahan Mangga. Lokasi rawan judi adalah Kelurahan Simalingkar B, Kelurahan Namo
Gajah, dan Kelurahan Ladang Bambu. Lokasi rawan pencurian dengan kekerasan curas berada di Kelurahan Titik Kuning dan Simpang Pos. Lokasi rawat pencurian dengan
pemberatan curat terdapat di Kelurahan Kedai Durian, Kelurahan Mekar Sari, dan Kelurahan Delitua Timur. Lokasi rawat penganiayaan berat anirat adalah Kelurahan Ladang
Bambu, Kelurahan Lauchi, dan Kel.Gedung Johor. Lokasi rawan premanis terdapat di Kelurahan Tanjung Selamat, dan Kelurahan Simpang Selayang.
B. Data Statistik Pencurian Kenderaan Bermotor Roda Dua
Kepolisian Negara Republik Indonesia POLRI, ditugaskan oleh negara sebagai penyidik tunggal terhadap setiap tindak pidana umum. Hal ini dapat dilihat dalam KUHP
Pasal 6 ayat 1 sub a bahwa penyidik adalah pejabat polisi Negara Republik Indonesia. Pencurian kendaraan bermotor sebagai tindak pidana umum yang diatur dalam KUHP
dan merupakan wewenang kepolisian untuk mengadakan penyidikan, sehingga di Kepolisian dapat diketahui tentang jumlah kejahatan dalam hal ini kejahatan pencurian kendaraan
Universitas Sumatera Utara
bermotor yang dilakukan oleh oknum mahasiswa. Seperti halnya dengan daerah lain, di wilayah hukum Polsek Delitua juga tidak luput pula dari gangguan keamanan dan ketertiban
dalam bentuk kejahatan yang menjadi problematika sosial khususnya kejahatan pencurian kendaraan bermotor. Hal ini telah membawa dampak negatif dan merugikan penduduk atau
masyarakat di wilayah hhukum Polseks Delitua. Untuk mengetahui sejauh mana tingkat perkembangan kejahatan pencurian kendaraan
bermotor yang terjadi di Kecamatan Delitua khususnya yang dilakukan oleh pelajar, maka di bawah ini penulis akan meninjau data mengenai kejahatan pencurian kendaraan bermotor
yang terjadi di Kecamatan Delitua secara umum dan secara khusus yang melibatkan pelajar sebagai pelaku kejahatan dalam kurun waktu 3 tiga tahun terakhir, yaitu dari tahun 2013
sampai tahun 2015.
Tabel 1 Data jumlah kasus kejahatan pencurian kendaraan bermotor yang
dilakukan di wilayah hukum Polsek Delitua Tahun 2013-2015
Tahun Jumlah Tindak Pidana JTP
Penyelesaian Jumlah Tindak Pidana PJTP
2013 97
23 2014
87 28
2015 96
46
Jumlah 280
99
Sumber : Unit Reskrim Polsek Delitua. Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa intensitas kasus kejahatan
pencurian kendaraan bermotor sempat menurun di tahun 2014 lalu meningkat di tahun 2015. Pada tahun 2013 tercatat laporan yang masuk sebanyak 97 kasus, dan selesai sebanyak 23
kasus 23,71. Pada tahun 2014 tercatat laporan yang masuk sebnayak 87 kasus, dan yang selesai sebanyak 28 kasus 32,18. Pada tahun 2015 tercatat laporan yang masuk sebanyak
96 kasus dan yang selesai sebanyak 46 kasus 47,92.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2 Data jumlah kasus kejahatan pencurian kendaraan bermotor yang
dilakukan oleh Pelajar di wilayah hukum Polsek Delitua Tahun 2013-2015
Tahun Jumlah Tindak Pidana JTP
Penyelesaian Jumlah Tindak Pidana PJTP
2013 2
2 2014
2 2
2015 5
3
Jumlah 8
8
Sumber : Unit Reskrim Polsek Delitua. Berdasarkan data pada tabel 2 di atas, dapat disimpulkan bahwa kejahatan pencurian
kendaraan bermotor yang dilakukan oleh oknum pelajar tiap tahun semakin meningkat. Pada tahun 2013 tercatat 2 laporan yang masuk, pada tahun 2014 tercatat 2 laporan yang masuk
dan pada tahun 2015 tercatat ada 3 laporan yang masuk. Secara keseluruhan kasus pencurian kendaraan bermotor yang dilakukan oleh oknum pelajar telah diselesaikan oleh pihak
Kepolisian Sektor Delitua.
C. Modus Operandi Pencurian Kenderaan Bermotor Roda Dua Dengan Kekerasan Begal
Kejahatan merupakan fenomena kehidupan masyarakat, karena kejahatan juga masalah manusia yang berupa kenyataan sosial. Penyebabnya kurang kita pahami, karena
dapat terjadi dimana dan kapan saja dalam pergaualan hidup.Sedangkan naik turunnya angka kejahatan tersebut tergantung pada keadaan masyarakat, keadaan politik ekonomi,
budaya dan sebagainya. Tindak pidana pencurian kendaraan bermotor jenis roda dua tergolong dan merupakan tindak pidana terhadap harta benda yang menjanjikan atau
memberikan hasil yang cukup memadai kepada para pelakunya.
Universitas Sumatera Utara
Tindak pidana pencurian kendaraan bermotor jenis roda dua dengan kekerasan pembegalan biasanya dilakukan oleh dua atau lebih pelaku dan terorganisir. Dalam
melakukan modus pembegalan dilakukan dengan dengan cara memepet target dan dua hingga lima sepeda motor sambil mengancam dengan senjata tajam bahkan ada yang menggunakan
senjata api jika korban tidak memberikan sepeda motor. Bersama dengan rekan-rekannya para begal motor mengintai dan mengikuti korban dari belakang hingga lokasi yang sepi.
Aksi akan dimulai setelah pelaku merasa aman utuk menjalankan aksinya. Kebanyakan dari korban adalah kaum wanita.
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kejahatan adalah masalah manusia dan gejala sosial karena dapat terjadi dimana dan
kapan saja dalam pergaualan hidup. Sedangkan naik turunnya angka kejahatan tersebut tergantung pada keadaan masyarakat, keadaan politik ekonomi, budaya dan sebagainya.
Salah satu kejahatan yang sering terjadi dalam masyarakat adalah tindak pidana pencurian kendaraan bermotor roda dua. Hal ini bukan saja menarik perhatian penegak hukum tetapi
juga mengusik rasa aman masyarakat. Kendaraan bermotor roda dua merupakan sarana transporasi yang mempunyai mobilitas tinggi, maka pelaku kejahatan ini merupakan
kejahatan yang memiliki mobilitas tinggi juga dampak negatifnya terhadap masyarakat. Kejahatan pencurian kendaraan bermotor merupakan kejahatan terhadap harta benda
yang tidak lajim terjadi di negara- negara berkembang……. selanjutnya dikatakan bahwa
kejahatan pencurian kendaraan bermotor beserta isi-isinya merupakan sifat kejahatan yang menyertai pembangunan.
1
Fenomena pencurian kenderaan bermotor roda dua dengan kekerasan atau dikenal dengan istilah “begal” adalah salah satu bentuk kejahatan yang akhir-akhir ini sangat
meresahkan masyarakat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata begal berarti penyamun dan j
ika ditambahkan dengan membegal berarti “merampas di jalan”
2
Maraknya pemberitaan aksi begal di berbagai daerah sebagaimana yang telah kita baca, dengar, bahkan menyaksikan secara langsung, sungguh kejam dan mengiriskan sekali.
Dikatakan demikian karena dalam melakukan aksinya para begal motor ini selalu menggunakan senjata tajam atau senjata api sehingga apabila korbannya melawan mereka
1
Soerjono Soekanto, Hartono Widodo dan Chalimah Sutanto, Penanggulangan Pencurian Kendaraan Bermotor Suatu Tinjauan Kriminologi, Aksara, Jakarta, 1988, hal.20.
2
http:kbbi.web.idbegal, diakses tgl. 16 Nopember 2015.
1
Universitas Sumatera Utara
tidak segan-segan untuk melukai dan membunuhnya bahkan dibarengi dengan tindakan pemerkosaan karena kebanyakan para korbannya adalah kaum wanita.
Aksi begal motor yang dilakukan oleh sekelompok orang atau terorganisir pada hakekatnya adalah perbuatan yang bertentangan dengan norma agama, moral, kesusilaan
maupun hukum, serta membahayakan bagi penghidupan dan kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Pencurian dengan kekerasan dalam perspektif hukum merupakan salah satu
tindak pidana delict yang meresahkan dan merugikan masyarakat. Oleh karena itu harus diberi tindakan hukum. Hal ini telah diatur dalam KUHP Pasal 365 ayat 1, 2 dan 3 yaitu
dengan pidana hukuman selama-lamanya sembilan tahun, dua belas tahun, bahkan seumur hidup.
Oleh karena itu, adanya aksi begal motor menuntut kita semua, khususnya penegak hukum untuk menjalankan tugas dengan baik-baiknya. Kepada aparat Kepolisian diharapkan
melakukan tindakan dengan cepat baik secara represif maupun preventif. Sementara bagi aparat Jaksa dan Hakim agar melakukan penuntutan dan penetapan vosis dengan seadil-
adilnya berdasarkan fakta-fakta hukum. Tindak pidana pencurian kenderaan roda dua dengan kekerasan akhir-akhir ini juga
semakin marak terjadi di wilayah hukum Polresta Medan umumnya dan Polsek Delitua khususnya. Satu hal yang justru menarik perhatian dan mengusik pikiran penulis adalah
bahwa di daerah ini tindak pidana pencurian kenderaan bermotor dengan kekerasan juga telah melibatkan pelajar sebagai pelakunya.
Betapa sangat disayangkan, bagaimana mungkin seorang pelajar di usia remaja yang dididik sedemikian rupa di sekolah ternyata tega dan terpengaruh untuk melakukan perbuatan
yang tidak terpuji. Tindakannya ini selain merusak mental dan masa depan pelajar itu sendiri, juga telah membuat malu keluarga, sekolah, masyarakat dan bangsa.
Universitas Sumatera Utara
Kita menyadari dan menyepakati bahwa tindak pidana pencurian bukanlah tindakan yang manusiawi karena tidak didasari oleh akal sehat. Akal yang merupakan karunia
pemberian Tuhan Yang Maha Esa digunakan untuk membedakan mana yang baik dan mana yang benar. Karena tindak pidana pencurian merupakan tindakan yang menyimpang baik dari
segi hukum, agama, dan norma-norma adat maka perbuatan ini bukanlah perbuatan yang baik.
Dalam keadaan demikian maka kehadiran kriminologi sebagai salah satu ilmu bantu hukum pidana sangat diperlukan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari
kejahatan, bertujuan memahami gejala-gejala kejahatan di tengah pergaulan hidup manusia, menggali sebab-musabab kejahatan, dan mencari atau menyusun konsep-konsep
penanggulangan kejahatan seperti upaya mencegah atau mengurangi kejahatan yang mungkin akan terjadi.
Berdasarkan paparan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul :
“Tinjauan Kriminologis Terhadap Tindak Pidana Pencurian Kendaraan Bermotor Roda Dua Dengan Kekerasan Begal Yang Dilakukan Oleh
Pelajar Studi Kasus Polsek Delitua”
B. Perumusan Masalah
Dari uraian yang telah disampaikan dalam latar belakang di atas, maka perumusan masalah yang mendasari skripsi ini adalah :
1. Apakah faktor-faktor penyebab pelajar melakukan pencurian kendaraan bermotor roda
dua dengan kekerasan begal di wilayah hukum Polsek Delitua? 2.
Bagaimana upaya aparat penegak hukum Polsek Delitua dalam menanggulangi pencurian kendaraan bermotor roda dua dengan kekerasan begal yang dilakukan oleh pelajar ?
Universitas Sumatera Utara
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab pelajar melakukan pencurian kendaraan
bermotor roda dua dengan kekerasan begal di wilayah hukum Polsek Delitua? 2.
Untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh aparat penegak hukum Polsek Delitua dalam menanggulangi pencurian kendaraan bermotor roda dua dengan kekerasan begal
yang dilakukan oleh pelajar.
Selanjutnya penelitian ini juga diharapkan mendatangkan manfaat yang berupa : 1.
Manfaat Secara Teoritis Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat memberikan masukan sekaligus menambah
khazanah ilmu pengetahuan dan literatur dalam dunia akademis, khususnya tentang hal yang berhubungan dengan tindak pidana pencurian kendaraan bermotor dengan kekerasan
begal yang dilakukan oleh pelajar. Selain itu dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut untuk melahirkan konsep ilmiah yang dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan
hukum di Indonesia. 2.
Manfaat Secara Praktis Secara praktis, penelitian ini dapat memberi pengetahuan tentang kasus-kasus tindak
pidana yang terjadi dewasa ini dan bagaimana upaya penanggulangan sehingga kasus- kasus tindak pidana pencurian kendaraan bermotor roda dua dengan kekerasan yang
dilakukan oleh pelajar bisa dikurangi. Selain itu juga sebagai pedoman dan masukan baik bagi aparat penegak hukum maupun masyarakat umum dalam menentukan kebijakan dan
langkah-langkah dalam memberantas tindak pidana pencurian. 3.
Untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh aparat penegak hukum Polsek Delitua dalam menanggulangi pencurian kendaraan bermotor roda dua dengan kekerasan begal
yang dilakukan oleh pelajar.
Universitas Sumatera Utara
D. Keaslian Penulisan
Dengan melihat skripsi ini, maka akan diperoleh suatu gambaran mengenai tindak pidana pencurian kendaraan bermotor roda dua dengan kekerasan begal yang dilakukan
oleh pelajar. Sepanjang yang diketahui, khususnya setelah mengadakan intervensi judul skripsi ini di perpustakaan Fakultas Hukum USU m
aka skripsi yang berjudul “Tinjauan Kriminologis Terhadap Tindak Pidana Pencurian Kendaraan Bermotor Roda Dua Dengan
Kekerasan Begal Yang Dilakukan Oleh Pelajar Studi di Polsek Delitua ” belum pernah
diangkat sebelumnya. Penyusunan skripsi ini berdasarkan referensi buku-buku hasil pemikiran, bacaan-bacaan dari media internet, dan juga bantuan dari berbagai pihak. Semua
ini merupakan
implikasi pengetahuan
dalam bentuk
tulisan yang
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara alamiah. Dengan demikian skripsi ini masih
asli.
E. Tinjauan Kepustakaan 1. Pengertian Kriminologi
Asal mula perkembangan kriminologi tidak dapat disangkal berasal dari penyelidikan C. Lomborso 1876. Bahkan lomborso menurut Pompe dipandang sebagai salah satu tokoh
revolusi dalam sejarah hukum pidana, disamping Cesare Baccaria.Namun ada pendapat lain yang mengemukakan bahwa penyelidikan secara ilmiah tentang kejahatan justru bukan dari
Lomborso melainkan dari Adolhe Quetelet, seorang Belgia yang memiliki keahlian dibidang Matematika. Ba
hkan, dari dialah berasal “statistic kriminil” yang kini dipergunakan terutama oleh pihak kepolisian di semua negara dalam memberikan deskripsi tentang perkembangan
kejahatan di negaranya.
3
Kriminologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang kejahatan. Nama kriminologi ditemukan oleh P. Topinard 1983-1911 seorang ahli antropologi Prancis, secara
3
Romli Atasasmita, Teori dan Kapita Selekta Kriminologi, Refika Aditama, Bandung, 2010, Hal.9.
Universitas Sumatera Utara
harfiah berasal dari kata “crimen” yang berarti kejahatan atau penjahat dan “logos” yang
berarti ilmu pengetahuan, maka kriminologi dapat berarti ilmu tentang kejahatan atau penjahat.
4
W.A. Bonger menyatakan bahwa kriminologi adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan menyelidiki gejala kejahatan seluas-luasnya.
5
Definisi kriminologi menurut Edwin H.Sutherland adalah keseluruhan ilmu pengetahuan yang bertalian dengan perbuatan jahat sebagai gejala sosial. Menurutnya
kriminologi mencakup proses-proses pembuatan hukum, pelanggaran hukum dan reaksi atas pelanggaran hukum.
6
Sedangkan Wood berpendirian bahwa istilah kriminologi meliputi keseluruhan pengetahuan yang diperoleh berdasarkan teori atau pengalaman, yang bertalian dengan
perbuatan jahat dan penjahat, termasuk di dalamnya reaksi dari masyarakat terhadap perbuatan jahat dan para penjahat
7
Menurut Ediwarman, kriminologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari kejahatan baik yang dilakukan oleh individu, kelompok atau masyarakat dan sebab
musabab timbnya kejahatan serta upaya-upaya penanggulangannya sehingga orang tidak berbuat kejahatan lagi.
8
Moeljatno berpendapat bahwa kriminologi adalah untuk mengerti apa sebab-sebab sehingga seseorang berbuat jahat. Apakah memang karena bakatnya adalah jahat ataukah
didorong oleh keadaan masyarakat disekitarnya milieu baik keadaan sosiologis maupun ekonomis. Ataukah ada sebab-sebab lain lagi. Jika sebab-sebab itu diketahui, maka
disamping pemidanaan, dapat diadakan tindakan-tindakan yang tepat, agar orang tadi tidak
4
Topo Santoso dan Eva Achjani Zulfa, Kriminologi, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2010, hal.9
5
W.A. Bonger, Pengantar tentang Kriminologi, Terjemahan oleh R.A.Koesnoen, PT.Pembangunan, Cetakan Ketujuh, 1995, hal.19
6
Topo Santoso dan Eva Achjani Zulfa, Op.cit, hal.9
7
Topo Santoso dan Eva Achjani Zulfa, Op.cit, hal.12
8
Ediwarman, dkk, Monograf Krimonologi, Edisi Ketiga, Medan, Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, 2012, hal.6
Universitas Sumatera Utara
lagi berbuat demikian, atau agar orang-orang lain tidak akan melakukannya. Karena itulah terutama dinegeri-negeri angelsaks, Kriminologi dibagi menjadi tiga bagian
9
, yaitu : 1. Criminal biology, yang menyelidiki dalam diri orang itu sendiri akan sebab-sebab
dari perbuatannya, baik dalam jasmani maupun rohani. 2. Criminal sociology, yang mencoba mencari sebab-sebab dalam lingkungan
masyarakat dimana penjahat itu berbeda dalam milieunya. 3. Criminal policy, yaitu tindakan-tindakan apa yang disekitarnya harus dijalankan
supaya orang lain tidak berbuat demikian. Menurut A.S. Alam, ruang lingkup pembahasan kriminologi meliputi tiga hal
pokok
10
, yaitu : 1. Proses pembuatan hukum pidana dan acara pidana making laws. Pembahasan
dalam proses pembuatan hukum pidana process of making laws meliputi : a. Definisi kejahatan
b. Unsur-unsur kejahatan c. Relativitas pengertian kejahatan
d. Penggolongan kejahatan e. Statistik kejahatan
2. Etiologi kriminal, yang membahas yang membahas teori-teori yang menyebabkan terjadinya kejahatan breaking of laws. Sedangkan yang dibahas dalam etiologi
kriminal breaking of laws meliputi : a. Aliran-aliran mazhab-mazhab kriminologi
b. Teori-teori kriminologi c. Berbagai perspektif kriminologi
3. Reaksi terhadap pelanggaran hukum, reacting toward the breaking of laws.
9
Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, 2008, hal.14
10
Alam A.S. dan Ilyas Amir, Pengantar Kriminologi, Pustaka Refleksi, Makassar, hal.1-2
Universitas Sumatera Utara
Reaksi dalam hal ini bukan hanya ditujukan kepada pelanggar hukum berupa tindakan represif tetapi juga reaksi terhadap calon pelanggar hukum berupa upaya-
upaya pencegahan kejahatan criminal prevention. Selanjutnya yang dibahas dalam bagian ketiga adalah perlakuan terhadap pelanggar-pelanggar hukum
Reacting Toward the Breaking laws meliputi : a. Teori-teori penghukuman
b. Upaya-upaya penanggulanganpencegahan kejahatan baik berupa tindakan pre- emtif, preventif, represif, dan rehabilitatif.
Dari berbagai pengertian yang dikemukakan di atas, secara garis besar dapat disimpulkan bahwa kriminologi pada dasarnya merupakan ilmu yang mempelajari mengenai
kejahatan, untuk memahami sebab-musabab terjadinya kejahatan, serta mempelajari tentang pelakunya, yaitu orang yang melakukan kejahatan, atau sering disebut penjahat. Dan juga
untuk mengetahui reaksi masyarakat terhadap kejahatan dan pelaku . Hal ini bertujuan untuk mempelajari pandangan serta tanggapan masyarakat terhadap perbuatan-perbuatan atau
gejala-gejala yang timbul dimasyarakat yang dipandang sebagai perbuatan yang merugikan atau membahayakan masyarakat luas.
2. Pengertian Pidana dan Tindak Pidana a. Pengertian Pidana
Pidana berasal dari kata straf Belanda, yang pada dasarnya dapat dikatakan sebagai suatu penderitaan nestapa yang sengaja dikenakandijatuhkan kepada seseorang yang telah
terbukti bersalah melakukan suatu tindak pidana.
11
Menurut Moeljatno istilah hukuman yang berasal dari kata straf, merupakan suatu istilah yang konvensional. Moeljatno menggunakan
istilah yang inkonvensional, yaitu pidana.
12
Andi Hamzah membedakan istilah hukuman dengan pidana, yang dalam bahasa
11
Kamus Hukum, Citra Umbara, Bandung, 2008, hlm 493
12
Muladi dan Barda Nawawi Arief, Teori-Teori dan Kebijakan Pidana. Alumni, Bandung, 2005, hal.34
Universitas Sumatera Utara
Belanda dikenal dengan istilah straf. Istilah hukuman adalah istilah umum yang diper- gunakan untuk semua jenis sanksi baik dalam ranah hukum perdata, administratif, disiplin
dan pidana, sedangkan istilah pidana diartikan secara sempit yaitu hanya sanksi yang berkaitan dengan hukum pidana.
13
Hukum pidana menentukan sanksi terhadap setiap pelanggaran hukum yang dilakukan. Sanksi itu pada prinsipnya merupakan penambahan penderitaan dengan sengaja.
Penambahan penderitaan dengan sengaja ini pula yang menjadi pembeda terpenting antara hukum pidana dengan hukum yang lainnya.
14
Hukum pidana menentukan sanksi terhadap setiap pelanggaran hukum yang dilakukan. Sanksi itu pada prinsipnya merupakan
penambahan penderitaan dengan sengaja. Penambahan penderitaan dengan sengaja ini pula yang menjadi pembeda terpenting antara hukum pidana dengan hukum yang lainnya.
15
b. Pengertian Tindak Pidana
R. Abdoel Djamali mengatakan, Peristiwa Pidana atau sering disebut Tindak Pidana Delict ialah suatu perbuatan atau rangkaian perbuatan yang dapat dikenakan hukuman
pidana. Suatu peristiwa hukum dapat dinyatakan sebagai peristiwa pidana kalau memenuhi unsur-unsur pidananya. Tindak Pidana merupakan suatu perbuatan yang diancam hukuman
sebagai kejahatan atau pelanggaran.
16
Menurut Moeljatno, pengertian tindak pidana adalah perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum, larangan mana yang disertai ancaman atau sanksi yang berupa pidana
tertentu bagi barang siapa yang melanggar larangan tersebut.
17
Berkaitan dari pendapat di atas, menurut Simons tindak pidana adalah perbuatan manusia yang bertentangan dengan
hukum. Perbuatan yang mana dilakukan oleh seseorang yang dipertanggungjawabkan, dapat
13
Hamzah, Andi, Asas-Asas Hukum Pidana. Rineka Cipta, Bandung, 2009, hal. 1
14
J.M. van Bemmelen. Hukum Pidana 1, Hukum Pidana Material Bagian Umum, Binacipta,Bandung, 1987. hal.17.
15
J.M. van Bemmelen. Hukum Pidana 1, Hukum Pidana Material Bagian Umum, Binacipta,Bandung, 1987. hal.17.
16
R.Abdoel Djamali, Pengantar Hukum Indonesia, Edisi Revisi, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006, hal.17517.
17
Moeljatno, Op.Cit, hal.54
Universitas Sumatera Utara
diisyaratkan kepada pelaku.
18
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat dikatakan bahwa tindak pidana dapat dipahami sebagai suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang yang dapat menimbulkan
akibat dilakukannya tindakan hukuman atau pemberian sanksi terhadap perbuatan tersebut.
3. Pengertian Pencurian