Faktor Kelemahan Iman Faktor Kecanduan Narkoba

Pelaku IP mengatakan bahwa prestasinya di bidang pendidikan biasa-biasa saja, tidak ada hal-hal yang menarik dan patut untuk dibanggakan. Selama menjalani masa sekolah mulai dari Sekolah Dasar sampai duduk di bangku SMA, pelaku IP mengatakan bahwa dia agak kesulitan dalam menyerap dan mencerna pelajaran. Pelaku IP juga mengatakan bahwa dirinya tidak terlalu menyukai pengetahuan-pengetahuan teoretis, rasional dan sejarah. Pelaku IT mengatakan bahwa tidak pernah sekalipun dirinya pernah mengecam prestasi yang membanggakan. Yang dimaksud oleh pelaku IT dengan prestasi belajar yang membanggakan adalah ranking yang berada dalam wilayah 10 besar di kelas. Pada pelaku AM prestasi pendidikannya tidak jauh berbeda dengan kedua pelaku sebelumnya. Pelaku AM mengatakan bahwa dirinya kurang menyukai pelajaran-pelajaran sekolah. Dirinya mengakui lebih tertarik dengan dunia musik dari pada bersekolah . Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa dirinya terpaksa sekolah SMA hanya karena kemauan orang tuanya, bukan atas dasar pilihannya sendiri. Selama berada di bangku sekolah, pelaku mengatakan bahwa ia tak pernah sekalipun mengikuti kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler ia lebih suka nongkrong dengan dengan teman-temannya.

3. Faktor Kelemahan Iman

Sebab ketiga adalah lemahnya iman. Kurangnya penanaman nilai-nilai agama oleh orang tua terhadap anak sejak ini serta lingkungan sekitarnya yang kurang mendukung membuat seorang anak terutama remaja di usia sekolah sangat rentan terhadap perkembangan moral atau akhlaknya. Akibatnya lemahnya benteng iman yang dimiliki, membuat remaja mudah terjerumus kepada hal-hal negatif dalam hal ini melakukan pencurian kenderaan bermotor roda dengan kekerasan pembegalan.

4. Faktor Kecanduan Narkoba

Universitas Sumatera Utara Telah penulis kemukakan pada bab motif-motif pelaku, dimana motif yang melatarbelakangi pelaku AM untuk melakukan delik pencurian kendaraan bermotor adalah untuk memperoleh uang agar dapat membeli narkoba. Zat yang termasuk ke dalam jenis narkotika termasuk jenis shabu-shabu yang digunakan oleh pelaku AM.. Apabila narkoba sabu-sabu digunakan secara terus-menerus atau melebihi takaran yang telah ditentukan akan mengakibatkan ketergantungan. Kecanduan inilah yang mengakibatkan gangguan fisik dan psikologis karena terjadinya kerusakan pada sistem saraf pusat dan organ-organ tubuh, seperti jantung, paru-paru, hati dan ginjal. Dampak penyalahgunaan narkoba pada seseorang bergantung pada jenis narkoba yang dipakai, kepribadian pemakai, dan situasi dan kondisi pemakai. secara umum, dampak kecanduan narkotika dapat terlihat dari aspek psikis di antaranya : sering tegang dan gelisah, hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal dan penuh curiga, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal. Dari data ilmiah di atas maka dapat dilihat bahwa faktor psikologis pelaku AM dalam melakukan delik pencurian kendaraan bermotor lebih serius dan lebih kompleks dibandingkan dua pelaku sebelumnya, yakni pelaku IP dan IT. Faktor psikologis pelaku IP dan IK lebih mudah untuk diperbaiki dengan proses bimbingan sedangkan pada pelaku AM diperlukan terapi khusus dalam memperbaiki kondisi kejiwaannya kembali ke dalam keadaan normal sesuai standar kejiwaan normal yang telah ditetapkan atau menurut kesepakatan oleh para ahli psikologi. Menurut pelaku AM tgl 27 Oktober 2015, bahwa dirinya selalu merasa gelisah dan tidak dapat berkonsentrasi dengan baik ketika tidak mengkonsumsi shabu-shabu. Lebih lanjut lagi, ia mengatakan bahwa dirinya mulai mengenal shabu-shabu sejak kelas VIII SMP, dan hingga menduduki bangsa sekolah SMA kelas XII baru merasakan kecanduan berat dalam mengkonsumsi barang tersebut. Seperti telah dipaparkan sebelumnya bahwa kecanduan Universitas Sumatera Utara terhadap narkotika akan menyebabkan seseorang bertingkah laku tidak normal, emosi yang labil serta sentimen yang sensitif, ganas dan brutal.

5. Faktor Keluarga

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR YANG DILAKUKAN OLEH ANAK (Studi Kasus di POLRESTA Bandar Lampung)

0 13 54

ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP PENCURIAN DENGAN KEKERASAN YANG DILAKUKAN OLEH REMAJA

2 15 58

ANALISIS KRIMINOLOGIS PENYEBAB TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR YANG DILAKUKAN OLEH

1 35 48

UPAYA KEPOLISIAN DALAM PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA (Studi Kasus di Wilayah Hukum Polsek Way Jepara Kabupaten Lampung Timur)

2 58 75

Upaya Penegakan Hukum Terhadap Pelaku Tindak Pidana Pencurian Kendaraan Bermotor Yang Dilakukan Oleh Anak

3 51 57

Tinjauan Kriminologis terhadap Tindak Pidana Pencurian Kendaraan Bermotor Roda Dua dengan Kekerasan (Begal) yang Dilakukan oleh Pelajar (Studi Kasus Polsek Delitua)

0 0 7

Tinjauan Kriminologis terhadap Tindak Pidana Pencurian Kendaraan Bermotor Roda Dua dengan Kekerasan (Begal) yang Dilakukan oleh Pelajar (Studi Kasus Polsek Delitua)

0 1 1

Tinjauan Kriminologis terhadap Tindak Pidana Pencurian Kendaraan Bermotor Roda Dua dengan Kekerasan (Begal) yang Dilakukan oleh Pelajar (Studi Kasus Polsek Delitua)

0 0 32

Tinjauan Kriminologis terhadap Tindak Pidana Pencurian Kendaraan Bermotor Roda Dua dengan Kekerasan (Begal) yang Dilakukan oleh Pelajar (Studi Kasus Polsek Delitua)

0 0 4

Tinjauan Kriminologis terhadap Tindak Pidana Pencurian Kendaraan Bermotor Roda Dua dengan Kekerasan (Begal) yang Dilakukan oleh Pelajar (Studi Kasus Polsek Delitua)

0 0 2