Pencampuran Beton Pemindahan Beton

18 Pekerjaan dalam pembuatan beton meliputi berikut ini : a. Pengukuran berat setiap komponen beton b. Pencampuran bahan beton c. Pemindahan campuran beton d. Penempatan e. Konsolidasi f. Pengeringan Agar mencapai hasil yang baik campuran beton harus memenuhi beberapa kriteria seperti kemudahan untuk dicampur dan dipindahkan, seragam, tidak mengalami segregasi, dan memenuhi seluruh cetakan. Rostiyanti, S. F., 2002. Menurut Rostiyanti, S. F. 2002 dalam memproduksi beton secara massal, peralatan untuk membuat beton sangat diperlukan. Pengadaan alat untuk membuat beton dilakukan agar produktivitas dapat ditingkatkan sehingga hasil beton per jam menjadi lebih besar. Selain itu juga keseragaman hasil dapat dipertahankan. Peralatan yang biasanya dipakai dalam proses pembuatan beton sampai beton tersebut ditempatkan adalah sebagai berikut. a. Peralatan pencampur beton concrete batching and mixing b. Peralatan pemindahan campuran beton c. Peralatan pengecoran

2.4.1. Pencampuran Beton

Agregat pada batching plant diletakan pada staple material atau storage bin. Staple material merupakan tempat penyimpanan agregat dimana setiap jenis Universitas Sumatera Utara 19 material dipisahkan oleh dinding. Sedangkan storage bin merupakan bak-bak penampungan material dengan pintu pada bagian bawah. Baik pada storage bin maupun pada staple material, agregat dipisah menjadi empat bagian, yaitu butir kasar split, butir menengah, butir halus, dan pasir. Sedangkan semen diletakan pada suatu tabung yang disebut cement silo. Tabung ini tertutup rapat sehingga semen dalam keadaan tetap kering. Pada saat pencampuran, agregat dikeluarkan dari pintu pada bagian bawah storage bin. Sedangkan batching plant yang menggunakan staple material sebagai pemisah agregat, agregat dipindahkan dengan menggunakan dragline. Agregat dari storage bin maupun dari staple material kemudian ditakar dengan menggunakan timbangan. Semen juga dikeluarkan dari silo dari pintu bagian bawah tabung dan ditakar. Penakaran ini bertujuan agar diperoleh proporsi setiap bahan sesuai dengan yang diinginkan guna mencapai kekuatan beton tertentu. Agregat dan semen yang telah ditakar kemudian dicampurkan dalam batcher atau dipindahkan ke dalam mixer untuk selanjutnya dicampur dengan air.

2.4.2. Pemindahan Beton

Ada bermacam-macam alat yang dapat digunakan untuk mengangkat beton menuju lokasi. Yang termasuk alat pengangkut beton adalah truck mixer, truck agitator, conveyor, pompa, dan crane yang dilengkapi dengan bucket. Truck mixer selain mempunyai kemampuan untuk mengaduk beton juga mempunyai kelebihan karena dapat mengangkut beton hasil pengadukan ke lokasi yang diinginkan. Metode kerja alat ini adalah pertama dengan memasukkan agregat, semen, dan bahan aditif yang telah tercampur dari batching plant ke Universitas Sumatera Utara 20 dalam drum yang terletak di atas truck. Air ditambahkan kemudian pada saat pengadukan akan dimulai. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengangkutan beton. Yang pertama adalah segregasi. Segregasi dapat terjadi pada saat pengangkutan beton plastis. Untuk menghindari segregasi maka tinggi jatuh beton pada saat dikeluarkan dari atau dimasukkan ke dalam drum mixer harus lebih kecil dari 1,5m, kecuali jika menggunakan pipa. Faktor lainnya yaitu jarak tempuh pengangkutan. Pada saat beton tiba di proyek, beton tersebut dicor ke dalam cetakan. Untuk memudahkan pengecoran, salah satu caranya adalah dengan menggunakan pompa. Penggunaan pompa beton pada massa sekarang bukan merupakan barang baru. Pada awalnya pompa beton digunakan untuk menyalurkan beton ke dalam terowongan. Beton disalurkan ke dalam cetakan dengan menggunakan pipa. Pipa ini dapat diletakkan secara horizontal, vertikal atau miring. Agar pemompaan beton ini berhasil maka beton yang disalurkan oleh pompa harus seragam dan konsisten. Pompa tersedia dalam berbagai ukuran sesuai dengan kebutuhan. Pompa diletakkan di atas truck. Untuk mencapai elevasi pengecoran tertentu maka alat ini dilengkapi oleh pengatur mekanis. Alat lain yang digunakan dalam pengecoran adalah crane yang dilengkapi dengan bucket. Bucket ini tersedia dalam berbagai ukuran. Baton dimasukkan ke dalam bucket melalui bagian atas bucket. Di bagian bawah terdapat pintu untuk mengeluarkan beton ke dalam cetakan. Universitas Sumatera Utara 21

2.4.3. Pengecoran Beton

Dokumen yang terkait

Analisa Perbandingan Waktu dan Produktivitas Pengecoran Menggunakan Concrete Bucket dan Concrete Pump pada Pembangunan Gedung Bertingkat (Studi Kasus: Proyek Pembangunan Apartemen Mansyur Residence)

29 141 136

PENGENDALIAN KINERJA DAN PRODUKTIVITAS PEMBANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT 4 LANTAI PENGENDALIAN KINERJA DAN PRODUKTIVITAS PEMBANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT 4 LANTAI UNTUK PARKIR RODA DUA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA.

0 0 14

Manajemen Risiko Terhadap Biaya Dan Waktu Pada Pekerjaan Struktur Gedung Bertingkat Tinggi (Studi Kasus Pembangunan Apartemen Grand Jati Junction)

0 0 16

Manajemen Risiko Terhadap Biaya Dan Waktu Pada Pekerjaan Struktur Gedung Bertingkat Tinggi (Studi Kasus Pembangunan Apartemen Grand Jati Junction)

0 0 1

Manajemen Risiko Terhadap Biaya Dan Waktu Pada Pekerjaan Struktur Gedung Bertingkat Tinggi (Studi Kasus Pembangunan Apartemen Grand Jati Junction)

0 0 5

Manajemen Risiko Terhadap Biaya Dan Waktu Pada Pekerjaan Struktur Gedung Bertingkat Tinggi (Studi Kasus Pembangunan Apartemen Grand Jati Junction)

0 1 44

Manajemen Risiko Terhadap Biaya Dan Waktu Pada Pekerjaan Struktur Gedung Bertingkat Tinggi (Studi Kasus Pembangunan Apartemen Grand Jati Junction) Chapter III V

0 0 89

Manajemen Risiko Terhadap Biaya Dan Waktu Pada Pekerjaan Struktur Gedung Bertingkat Tinggi (Studi Kasus Pembangunan Apartemen Grand Jati Junction)

0 0 3

Manajemen Risiko Terhadap Biaya Dan Waktu Pada Pekerjaan Struktur Gedung Bertingkat Tinggi (Studi Kasus Pembangunan Apartemen Grand Jati Junction)

0 0 29

ANALISIS PRODUKTIVITAS CONCRETE PUMP PAD

0 1 9