UMUM Spesifikasi Concrete Bucket Perhitungan Produksi dalam Satu Siklus Perhitungan Produksi per Segmen Perhitungan Waktu Pengecoran PERHITUNGAN DAN ANALISIS DATA

41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. UMUM

Penelitian ini berupa analisa perbandingan pengecoran menggunakan alat berat concrete pump dan concrete bucket untuk pekerjaan konstruksi pada proyek bangunan. Permodelan penggunaan alat dilakukan dalam tinjauan waktu dan produktivitas. Metodologi tugas akhir ini akan dimulai berdasarkan jenis data dan tahapan pelaksanaan. Bagan dari metodologi pada tugas akhir ini dapat dilihat pada flowchart.

3.2. ALUR PENYELESAIAN PENELITIAN TUGAS AKHIR

Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai maka berikut adalah tahapan- tahapan dari penelitian Tugas Akhir ini.

3.2.1. Studi Literatur dan Lapangan

Penggunaan literatur yang menunjang antara lain: buku tentang peralatan, buku petunjuk penggunaan alat berat, brosur dan lain-lain, sehingga dapat dipelajari dan diketahui cara penggunaan dan spesifikasi alat berat yang digunakan. Setelah itu perlu dilakukan pengamatan di lapangan untuk mengetahui bagaimana mekanisme kerja dan penempatan alat berat tersebut dilapangan. Universitas Sumatera Utara 42

3.2.2. Jenis Data dan Sumber Data

Dalam pelaksanaan penelitian ini dibutuhkan berbagai macam data input dan masukan untuk dianalisa lebih lanjut. Data-data input tersebut dibedakan menjadi dua macam, yaitu data primer dan data sekunder. a. Data Primer Data primer adalah input pokok yang diperlukan dalam penyusunan tugas akhir ini. Data primer meliputi data informasi yang diperoleh dari hasil pengamatan di lapangan. b. Data Sekunder Data sekunder merupakan data pendukung yang dibutuhkan dalam penyusunan penelitian ini. Data sekunder meliputi data pendukung yang diperoleh dari pihak konstruksi meliputi data time schedule, gambar proyek, data volume pekerjaan, spesifikasi alat, dan lain sebagainya. Sehingga dapat langsung digunakan sebagai sumber perhitungan yang siap digunakan.

3.2.3. Pengumpulan Data

Data-data yang berkaitan dengan permasalahan yang ada, tidak hanya berasal dari proyek tetapi juga dari sumber lain sehingga memberikan informasi yang dibutuhkan. Adapun data yang berasal dari proyek yang bersangkutan antara lain: - Gambar struktur bangunan - Time Schedule - Volume pekerjaan Universitas Sumatera Utara 43 - Jenis dan spesifikasi peralatan berat yang dipakai

3.2.4. Menentukan Metode Pelaksanaan

Menentukan metode pelaksanaan pekerjaan antara penggunaan alat berat concrete bucket dan concrete pump yang berpengaruh terhadap waktu dan produktivitas di lapangan.

3.2.5. Menganalisa dan Mengolah Data

- Melakukan perhitungan volume pekerjaan meliputi pekerjaan kolom, plat, dan balok. - Menentukan posisi titik pusat pengecoran atau pusat segmen.

3.2.6. Perhitungan Waktu dan Produktivitas Pengecoran

Setelah diketahui volume pekerjaan, dan posisi peralatan maka waktu dan produktivitas pekerjaan pengecoran untuk penggunaan alat concrete bucket dan concrete pump dapat diperoleh.

3.2.7. Membandingkan Hasil Perhitungan

Setelah waktu dan produktivitas pengecoran dari kedua alat berat diperoleh, maka dibandingkan antara kedua alat berat tersebut. Universitas Sumatera Utara 44

3.3. ALUR METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PENGECORAN

3.3.1. Dengan Menggunakan Tower Crane dan Concrete Bucket

Pada proses pengecoran beton segar diambil dari tanah yaitu dari level ±0,00 sehingga jarak pengengkatan beton pada pekerjaan kolom berbeda-beda sesuai dengan ketinggian lantai. Disini peralatan tower crane dan concrete bucket digunakan hanya untuk pekerjaan kolom. Adapun langkah – langkah metode pelaksanaan pekerjaan pengecoran dengan menggunakan tower crane dan concrete bucket, sebagai berikut : 1. Proses Muat Penuangan beton ready mix dari truck mixer ke dalam bucket yang disediakan. 2. Proses Pengangkatan Dalam proses pengangkatan terdapat beberapa proses yaitu : a. Proses Hoisting Angkat Yaitu proses pengangkatan bucket beton yang telah berisi beton basah ready mix. b. Proses Slewing Putar Yaitu proses perpindahanperputaran lengan crane jib, yang mengangkat bucket beton yang telah berisi beton basah ready mix ke area yang akan dicor. c. Proses Trolley Jalan Yaitu proses untuk memindahkan bucket beton yang telah berisi beton basah ready mix sepanjang lengan tower crane jib secara horizontal atau maju dan mundur. Universitas Sumatera Utara 45 d. Proses Landing Turun Yaitu proses penurunan bucket beton yang telah berisi beton basah ready mix untuk dituangkan ke lokasitempat yang akan dicor. 3. Proses Pembongkaran Yaitu proses pembongkaranpenuangan beton ready mix ke dalamarea yang akan dicor. 4. Proses Kembali Yaitu proses setelah beton basah ready mix dituangkan ke area yang akan dicor, kemudian bucket beton kembali untuk mengambil beton basah ready mix di truck mixer. Gambar 3.1. Proses Hoisting, Slewing, Trolley, Landing Sumber : Olahan Sendiri 1 3 4 2 Universitas Sumatera Utara 46

3.3.2. Dengan Menggunakan Concrete Pump

Pada proses pengecoran beton segar dipompa dari tanah yaitu dari level ±0,00 sehingga jarak pemompaan beton pada pekerjaan plat lantai dan balok berbeda-beda sesuai dengan ketinggian lantai. Disini peralatan concrete pump digunakan hanya untuk pekerjaan plat lantai dan balok. Adapun langkah – langkah metode pelaksanaan pekerjaan pengecoran dengan menggunakan concrete pump, sebagai berikut : 1. Proses Muat Penuangan beton ready mix dari truck mixer ke dalam concrete pump yang disediakan. 2. Proses Pemompaan dan Pengecoran Yaitu proses untuk memindahkan beton yang telah berisi beton basah ready mix ke dalamarea yang akan di cor. Gambar 3.2. Metode Pelaksanaan Pengecoran Menggunakan Concrete Pump Sumber : Olahan Sendiri Universitas Sumatera Utara 47

3.4. PROSES PENGOLAHAN DATA

Dalam penelitian pada proyek tersebut, pelaksanaan pekerjaan pengecoran kolom dan platbalok dalam keadaan sedang berlangsung sehingga data didapat pada proses pengamatan dilapangan.

3.4.1. Gambar Ilustrasi Posisi Pergerakan Alat

Posisi operasional alat adalah penempatan alat pada suatu lokasi proyek untuk melakukan pekerjaan pengangkatan dan pengecoran. Dimana radius alat tersebut mampu menjangkau seluruh lokasi proyek sehingga dapat membantu menyelesaikan pekerjaan seefektif mungkin. Gambar 3.3. Ilustrasi Posisi Pergerakan Alat Sumber : Olahan Sendiri Tower Crane Concrete Pump Truck Mixer Universitas Sumatera Utara 48

3.4.2. Penggunaan Alat a. Spesifikasi Peralatan Tower Crane

Spesifikasi dari tower crane yang digunakan adalah tipe Free Standing Crane karena tipe tower crane ini mampu berdiri bebas dengan pondasi khusus untuk tower crane itu sendiri, dengan lifting capacity ; 1,6 ton di ujung jib dan maximum capacity ; 6 ton dan memiliki jib radius 50 m.

b. Spesifikasi Concrete Bucket

Spesifikasi dari concrete bucket yang digunakan adalah concrete bucket dengan kapasitas 0,3 m 3 atau 300 liter.

c. Spesifikasi Concrete Pump

Spesifikasi dari concrete pump yang digunakan adalah tipe HBTS40-15- 82R.

3.4.3. Perhitungan Waktu dan Produktivitas dengan Tower Crane dan Concrete Bucket

Perhitungan waktu pelaksanaan tower crane dan concrete bucket tergantung pada : 1. Volume material yang diangkat Material yang akan diangkat yaitu: beton segar. 2. Produksi per jam Produktivitas dari tower crane dan concrete bucket didasarkan pada volume yang dikerjakan persiklus waktu dan jumlah siklus dalam satu jam. Universitas Sumatera Utara 49 Yang dimaksud satu siklus adalah urutan-urutan pekerjaan yang dilakukan tower crane dan concrete bucket dalam satu kegiatan produksi , yaitu: 1. Muat 2. Angkat 3. Bongkar 4. Kembali

a. Perhitungan Produksi dalam Satu Siklus

Yang dimaksud dengan produksi dalam satu siklus disini adalah volume material yang akan diangkut tower crane dan concrete bucket untuk satu kali pengangkatan. Untuk mendapatkan produksi dalam satu siklus adalah dengan melakukan pengamatan dilapangan.

b. Perhitungan Waktu Siklus

Waktu siklus adalah waktu yang diperlukan oleh tower crane dan concrete bucket untuk menyelesaikan kegiatan produksi, meliputi waktu muat, waktu angkat, waktu bongkar, dan waktu kembali. Sulit untuk mendapatkan waktu standar sesuai dengan waktu sebenarnya. Hal itu karena banyaknya kondisi yang menyebabkan ketidakseragaman dari waktu siklus, kondisi tersebut adalah : 1. Kondisi cuaca : seperti angin, hujan 2. Kondisi alat : seperti merk, usia, perawatan 3. Kondisi tenaga kerja : seperti keterampilan operator, kecepatan pekerja, kedisiplinan, fisik pekerja. Universitas Sumatera Utara 50 Komunikasi antara operator dengan pekerja ditempat pemuatan dan pelepasan material.  Perhitungan Waktu Pengangkatan Waktu pengangkatan oleh tower crane dihitung berdasarkan jarak tempuh dan frekuensi alat melakukan pulang, pergi dan waktu untuk bongkar muat dimana waktu tersebut tergantung berdasarkan waktu hoisting, slewing, trolley dan landing. Perhitungan jarak tempuh atau perletakan material didasarkan pada segmen – segmen yang telah ditentukan. Setelah diketahui segmen dari perletakan material atau masing-masing kolom pada proses pengecoran kolom, maka dapat dihitung waktu pengangkatan dengan menggunakan tower crane berdasarkan waktu hoisting, slewing, trolley dan landing.  Perhitungan Waktu Kembali Waktu kembali adalah waktu yang diperlukan tower crane untuk kembali ke posisi semula sehingga dapat dilakukan pemuatan kembali. Besarnya waktu kembali dipengaruhi oleh kecepatan dan jarak hoisting, slewing, trolley dan jarak landing.  Perhitungan Waktu Muat dan Bongkar Waktu muat adalah waktu untuk mengisi concrete bucket dengan beton basah dari truck mixer, yang besarnya tergantung pada volume dari concrete bucket. Sedangkan waktu bongkar adalah waktu untuk menuangkan beton basah dari concrete bucket yang besarnya tergantung Universitas Sumatera Utara 51 pada jenis pekerjaannya, Untuk mendapatkan waktu bongkar muat dengan melakukan pengamatan di lapangan.

3.4.4. Perhitungan Waktu dan Produktivitas dengan Concrete Pump

Perhitungan waktu pelaksanaan concrete pump dipengaruhi oleh : 1. Volume pengecoran 2. Produksi per jam Produktivitas dari concrete pump didasarkan pada volume yang dikerjakan persiklus waktu.

a. Perhitungan Produksi per Segmen

Yang dimaksud dengan produksi per segmen disini adalah pengecoran yang dilakukan dengan concrete pump untuk mengisi beton dalam volume yang telah ditentukan. Untuk mendapatkan produksi per segmen adalah dengan melakukan pengamatan dilapangan.

b. Perhitungan Waktu Pengecoran

Waktu pengecoran adalah waktu yang diperlukan oleh concrete pump untuk menyelesaikan kegiatan produksi. Sulit untuk mendapatkan waktu standar sesuai dengan waktu sebenarnya. Hal itu karena banyaknya kondisi yang menyebabkan ketidakseragaman dari waktu pengecoran, kondisi tersebut adalah : 1. Kondisi cuaca : seperti hujan 2. Kondisi alat : seperti merk, usia, perawatan Universitas Sumatera Utara 52 3. Kondisi tenaga kerja : seperti keterampilan operator, kecepatan pekerja, kedisiplinan, fisik pekerja. Komunikasi antara operator dengan pekerja ditempat pemuatan dan pelepasan material.

3.5. PERHITUNGAN DAN ANALISIS DATA

Produktivitas adalah besarnya keluaran output volume pekerjaan yang dihasilkan alat per-satuan waktu. Beberapa metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Melakukan perhitungan volume pekerjaan pengecoran beton. 2. Melakukan perhitungan waktu pekerjaan pengecoran beton. 3. Melakukan perhitungan volume beton dalam truk mixer. Dari data yang diperoleh di lapangan akan diolah dengan analisis yang memakai program Microsoft Excel. Dalam penelitian ini rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : Produktivitas Pengecoran = Analisa regresi digunakan untuk memperoleh hubungan linier antara variabel X dengan variabel Y. Dimana variabel X adalah ketinggian sedangkan variabel Y adalah produktivitas. Analisa regresi dinyatakan dengan persamaan: Y = AX + B dimana “A” merupakan konstanta variabel Y dan “B” merupakan koefisien dari variabel X. Keterangan dari persamaan analisa regresi ini dapat dilihat pada formula dibawah ini : Universitas Sumatera Utara 53 A =   2 2 X X n Y X XY n           ............................... 1 B = n X A Y     ............................... 2 Keterangan: X = variabel X , Y = variabel Y, n = jumlah data Universitas Sumatera Utara 54

3.6. BAGAN ALIR PENELITIAN FLOWCHARD

Dokumen yang terkait

Analisa Perbandingan Waktu dan Produktivitas Pengecoran Menggunakan Concrete Bucket dan Concrete Pump pada Pembangunan Gedung Bertingkat (Studi Kasus: Proyek Pembangunan Apartemen Mansyur Residence)

29 141 136

PENGENDALIAN KINERJA DAN PRODUKTIVITAS PEMBANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT 4 LANTAI PENGENDALIAN KINERJA DAN PRODUKTIVITAS PEMBANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT 4 LANTAI UNTUK PARKIR RODA DUA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA.

0 0 14

Manajemen Risiko Terhadap Biaya Dan Waktu Pada Pekerjaan Struktur Gedung Bertingkat Tinggi (Studi Kasus Pembangunan Apartemen Grand Jati Junction)

0 0 16

Manajemen Risiko Terhadap Biaya Dan Waktu Pada Pekerjaan Struktur Gedung Bertingkat Tinggi (Studi Kasus Pembangunan Apartemen Grand Jati Junction)

0 0 1

Manajemen Risiko Terhadap Biaya Dan Waktu Pada Pekerjaan Struktur Gedung Bertingkat Tinggi (Studi Kasus Pembangunan Apartemen Grand Jati Junction)

0 0 5

Manajemen Risiko Terhadap Biaya Dan Waktu Pada Pekerjaan Struktur Gedung Bertingkat Tinggi (Studi Kasus Pembangunan Apartemen Grand Jati Junction)

0 1 44

Manajemen Risiko Terhadap Biaya Dan Waktu Pada Pekerjaan Struktur Gedung Bertingkat Tinggi (Studi Kasus Pembangunan Apartemen Grand Jati Junction) Chapter III V

0 0 89

Manajemen Risiko Terhadap Biaya Dan Waktu Pada Pekerjaan Struktur Gedung Bertingkat Tinggi (Studi Kasus Pembangunan Apartemen Grand Jati Junction)

0 0 3

Manajemen Risiko Terhadap Biaya Dan Waktu Pada Pekerjaan Struktur Gedung Bertingkat Tinggi (Studi Kasus Pembangunan Apartemen Grand Jati Junction)

0 0 29

ANALISIS PRODUKTIVITAS CONCRETE PUMP PAD

0 1 9