Restorative Justice Sistem Peradilan Pidana Anak

11 memperhitungkan pula dampak penyelesaian perkara pidana tersebut dalam masyarakat. Karena kelemahan dari peradilan pidana yang ada saat ini adalah pada posisi korban dan masyarakat yang belum mendapatkan posisinya sehingga kepentingan keduanya menjadi terabaikan. Sementara dalam model penyelesaian perkara pidana dengan menggunakan pendekatan keadilan restorative peran aktif kedua pihak ini menjadi penting disamping peran pelaku. Terdapat lima macam pendekatan yang bisa digunakan dalam menangani pelaku pelanggaran hukum usia anak, yaitu: 13 1 Pendekatan yang murni mengedepankan kesejahteraan anak. 2 Pendekatan kesejahteraan dengan intervensi hukum. 3 Pendekatan dengan menggunakanberpatokan pada sistem peradilan pidana semata 4 Pendekatan edukatif dalam pemberian hukuman dan 5 Pendekatan penghukuman yang murni bersifat retributif.

3. Tindak Pidana Perkosaan

Sebelum membahas apa itu perkosaan, akan disinggung telebih dahulu arti dari kata perkosaan. Perkosaan menurut kamus besar bahasa Indonesia diartikan dengan paksa, kekerasan, gagah ,kuat, perkasa. Sedangkan memeperkosa berarti menundukkan dengan kekerasan, menggagahi, melanggar dengan kekerasan. Menurut KBHI menunjukkan bahwa unsur utama yang melekat pada tindakan perkosaan adalah adanya perilaku kekerasan yang terkait dengan hubungan seksual, 13 Ibid 12 yang dilakukan dengan melanggar hukum, 14 dan di dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana juga mengatur mengenai tindak pidana perkosaaan yaitu dalam Pasal 285,286,287,288,294 dan 297 KUHP, salah satu isi Pasal 285 KUHP yang berbunyi “Barang siapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang wanita bersetubuh dengan dia di luar perkawinan, diancam karena melakukan perkosaan dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun ”. Menurut Soetandyo Wignojoesoebroto perkosaan adalah suatu usaha melampiaskan nafsu seksual oleh seorang lelaki terhadap seorang perempuan dengan cara yang menurut moral dan atau hukum yang melanggar. 15 Pengertian lainya di kemukakan oleh R. Sugandhi yang di tuliskan dalam buku Wahid abdul dan Irfan Muhammad yang berjudul Perlindungan Korban Kekerasan Seksual Advokasi Atas Hak Asasi Perempuan, yang dimaksud dengan perkosaan adalah seorang pria yang memaksa pada seorang wanita bukan isterinya untuk melakukan persetubuhan denganya dengan ancaman kekerasan, yang mana di haruskan kemaluan pria telah masuk ke dalam lubang kemaluan seorang wanita yang kemudian mengeluarkan air mani. 16 Menurut Arief Gosita perkosaan itu dirumuskan melalui beberapa bentuk perilaku berikut: 17 14 Wahid abdul dan Irfan Muhammad,Perlindungan Korban Kekerasan Seksual Advokasi Atas Hak Asasi Perempuan,Bandung: PT Refika Aditama,2011. Hal 40 15 Soetandyo,Ibid, Hal 41 16 R.Sugandhi,op,.cit, Hal 41 17 Arif Gosita,op.,citHal 45