BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. DEFINISI LEUKEMIA LIMFOBLASTIK AKUT
Leukemia akut merupakan penyakit dengan progresifitas cepat yang menyerang sel-sel darah yang belum matang, dan belum berdiferensiasi
Colby-Graham, Chordas, 2003, sedangkan leukemia limfoblastik akut adalah leukemia akut yang menyerang sel-sel limfoblast, baik sel T maupun sel B
Bain, Gupta, 2003.
2.2. EPIDEMIOLOGI
LLA merupakan penyakit keganasan yang tersering pada anak dengan angka kejadian mencapai 82 Permono, Ugrasena, 2012. Satu dari empat
anak dengan kanker merupakan pasien anak dengan LLA, dengan puncak insidensi pada usia 2-5 tahun Colby-Graham, Chordas, 2003 dan lebih banyak
menyerang anak laki-laki dibandingkan anak perempuan pada semua usia Tubergen, Bleyer, dan Ritchey, 2011.
2.3. PERKEMBANGAN HEMATOLOGI SEL DARAH NORMAL
Hematopoiesis dimulai pada minggu ketiga gestasi dengan eritropoiesis dalam yolk sac. Saat usia 2 bulan gestasi, tempat utama hematopoiesis
bermigrasi ke hati. Pada usia gestasi 5 sampai 6 bulan, proses hematopoiesis berpindah dari hati ke sumsum tulang Gambar 2.1. Selama masa bayi, hampir
seluruh rongga sumsum tulang bersifat hematopoietik secara aktif. Seiring dengan pertumbuhan anak, hematopoiesis berpindah ke tulang-tulang korpus
vertebra, sternum, iga, dan pelvis, dan secara bertahap sumsum tulang digantikan dengan lemak Panepinto, Scott, 2014
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1. Hematopoiesis. Sumber : Ciesla, 2007. Hematology in
Practice. Halaman 16, Gbr. 2.1
Hematopoesis dimulai dari sel punca hematopoietic yang bersifat pluripotent gambar 2.2. Proses ini memiliki kemampuan untuk
bereplikasi dan berdiferensiasi. Sel punca dan progenitor tidak bisa dikenali secara morfologis sehingga proses diferensiasi sel matur terjadi
di daerah perifer. Sitokin dan faktor pertumbuhan meningkatkan pematangan atau mencegah terjadinya apoptosis turunan sel. Freund,
2009 Sel-sel hematopoietic terdiri dari:
1. Kompartemen kecil dari sel punca progenitor pluripotensial yang
secara morfologis mirip dengan limfosit kecil dan mempunyai kemampuan membentuk semua elemen myeloid.
2. Kompartemen besar dari sel-sel myeloid, eritroid, megariositik yang
berkemampuan berproliferasi menjadi turunannya. 3.
Kompartemen besar dari sel-sel matur pasca mitosis Panepinto, Scott, 2014.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2. Asal dan tahap diferensiasi sel darah. Sumber : Theml, Diem, dan
Haferlach, 2004. Color Atlas of Hematology. Thieme Flexibook 2
nd
Revised Edition. Halaman 13, Gbr. 1
Sel induk darah dapat memproduksi sel induk myeloid dan sel induk limfoid.
a. Sel-sel myeloid: sel induk myeloid memproduksi sel darah merah,
platelet, dan myeloblasts bentuk sel yang immature. Myeloblast dapat memproduksi beberapa jenis sel darah putih yang disebut
granulosit. b.
Sel-sel limfoid: sel induk limfoid memproduksi limfoblasts yang terdiri dari beberapa jenis sel darah putih yang berbeda dari granulosit
Freund, 2009.
Komponen sel darah tepi terdiri atas Hb, hematokrit, leukosit granulosit dan agranulosit, MCV, MCH, MCHC, retikulosit,
trombosit, eritrosit, dan RDW. Nilai normal masing-masing komponen darah dapat dilihat pada tabel 2.1.
Universitas Sumatera Utara
2.3.1. ERITROSIT
Eritrosit yang telah matang berbentuk bikonkaf dengan diameter ±7 mikron. Sel eritrosit tidak seperti sel lainnya yang memiliki inti, sel ini
hanya terdiri atas sitoplasma dan membran sel. Eritrosit mempunyai komponen-komponen penting untuk mempertahankan struktur dan fungsi
nya, yaitu membrane eritrosit, enzin G6PD, dan hemoglobin Bakta, 2006.
Dewasa 18 tahun
Baru lahir 1 bulan
Bayi 2 tahun
Anak-anak 10 tahun
LeukocytesµL or 10
6
l MV
NR 7000
4300-10000 11000
10000 8000
Segmented neutrophilic granulocytes
absolute ct.µL or 10
6
l MV
NR MV
NR 60
35-85 3650
1850-7250 30
3800 30
3500 30
4400 Lymphocytes
absolute ct.µL or 10
6
l MV
NR MV
NR 30
20-50 2500
1500-3500 55
6000 60
6300 40
3100 Monocytes
absolute ct.µL or 10
6
l MV
NR MV
NR 4
2-6 450
70-840 6
5 4
Eosinophilic granulocytes absolute ct.µL or 10
6
l MV
NR MV
NR 2
0-4 165
0-400 3
2 2
Basophilic granulocytes MV
NR 0.5
0-1 0.5
0.5 0.5
Laki-laki Perempuan
Erythrocytes 10
6
µL or 10
12
l MV
NR 5.4
4.6-5.9 4.8
4.2-5.4 4.7
3.9-5.9 4.7
3.8-5.4 4.8
3.8-5.4 Hb gdl
or 10 gl MV
NR 15
14-18 13
12-16 17
15-18 12
11-13 14
12-15 Retikulocytes
MV NR
16 8-25
24 8-40
7.9 7.1
7.6 Thrombocytes 10
3
µL MV
NR 180
140-440 155-566
286-509 247-436
Tabel 2.1. Nilai normal komponen sel darah
Sumber : Theml, Diem, dan Haferlach, 2004. Color Atlas of Hematology. Thieme Flexibook 2
nd
Revised Edition. Halaman 12-13, Table 2
Universitas Sumatera Utara
Hemoglobin berfungsi membawa oksigen ke seluruh jaringan dan mengambil CO2 yang ada di jaringan untuk dibawa ke paru-paru.
Proses sintesis hemoglobin terjadi didalam mitokondria eritrosit. Transferin akan berikatan ke reseptor pada permukaan eritrosit. Fe
akan dilepaskan dan masuk ke dalam mitokondria, kemudian bergabung dengan protophorphyrin untuk membentuk heme.
Selanjutn ya heme akan berikatan dengan rantai α dan β dibentuk di
ribosom untuk membentuk hemoglobin gambar 2.3 Kumar, Clark, 2009.
Bentuk eritrosit yang binkonkaf memberikan luas permukaan yang lebih besar terhadap volume dan mempermudah proses
pertukaran gas. Sifat eritrosit yang fleksibel juga memudahkan sel ini untuk melewati kapiler darah yang mempunyai bentuk tidak teratur
dan memiliki diameter yang kecil Mescher, 2012
Gambar 2.3. Sintesis Hemoglobin. Sumber : Kumar, Clark, 2009.
Clinical Medicine. Seventh Edition. Halaman 390, Gbr. 8.2
Universitas Sumatera Utara
Sel eritrosit yang normal hidup dan beredar di dalam darah selama 120 hari. Sel darah merah baru yang muncul dalam sirkulasi
darah masih mengandung unsur-unsur dari reticulum endoplasma dan ribosom yang dapat dideteksi melalui pewarnaan cresyl blue. Sel-sel
yang mengandung ribosom atau disebut retikulosit, dalam keadaan normal berjumlah 1 dari jumlah total sel darah merah. Pada beberapa
penyakit darah, jumlah retikulosit dan lama hidup sel darah merah dapat mengalami perubahan Murray, 2009
Hematokrit merupakan persentase eritrosit di dalam volume darah total. Kadar hematokrit normal pada anak sampai dengan usia 10
tahun adalah 35, sedangkan pada bayi baru lahir sebesar 45-60 Gartner, Hiatt, dan Strum, 2011
2.3.2. LEUKOSIT
Leukosit diklasifikasikan menjadi 2 kelompok berdasarkan jenis granul dalam sitoplasma dan bentuk intinya, yaitu:
a. Granulosit polimorfonuklear, merupakan sel granulosit
yang telah berdiferensiasi terminal dan dapat bertahan selama beberapa hari. Granulosit memiliki sedikit mitokondria sehingga
menggunakan proses glikolisis untuk memenuhi kebutuhan energinya yang rendah, dan berfungsi pada jaringan yang
mengalami peradangan dengan kadar 0
2
yang rendah. Setiap hari milyaran granulosit mati melalui proses apoptosis pada jaringan,
dan debris sel yang terbentuk dibuang oleh makrofag. Granulosit memiliki 2 jenis granul yaitu granul spesifik dan
granul azurofilik, serta mempunyai inti polimorfik dengan 2 atau lebih lobus yang mencakup neutrofil, eosinofil, dan basofil
Mescher, 2012 i.
Neutrofil Neutrofil merupakan 60-70 dari leukosit yang
beredar dan memiliki diameter 12-15um, dengan inti yang
Universitas Sumatera Utara
terdiri atas 2-5 lobus gambar 2.4.a. Neutrofil berfungsi memfagositosis bakteri dan partikel kecil lainnya, dan juga
mengandung glikogen yang akan dirombak menjadi glukosa melalui glikolisis untuk menghasilkan energi. Neutrofil
mempunyai waktu paruh 6-7 jam dalam darah dan dapat hidup 1-4 hari dalam jaringan ikat sebelum apoptosis
Mescher, 2012 Neutrofil mempunyai peranan penting dalam reaksi
inflamasi akut. Akumulasi lokal neutrofil merupakan indikasi reaksi akut inflamasi sedang berlangsung Cormack, 2001.
Peningkatan hitung jenis neutrofil pada aliran darah perifer atau neutrofil leukositosis 10 x 10
9
L menggambarkan respon akut terhadap infeksi bakteri ataupun kerusakan
jaringan. Namun, hal ini juga dapat terjadi pada keadaan fisiologis seperti kehamilan dan setelah berolahraga. Apabila
jumlah neutrofil 1,5 x 10
9
, keadaan ini disebut neutropenia Kumar, Clark, 2009. Neutropenia terbagi atas 3 klasifikasi
yaitu ringan ANC 1,0-2,0 x 10
9
L, sedang ANC 0,5-1,0 x 10
9
L, dan berat ANC 0,5 x 10
9
L. semakin rendah ANC, maka akan semakin tinggi resiko seseorang untuk terkena
infeksi Fraser, Tilyard, 2008 ii.
Eosinofil Eosinofil merupakan 2-4 dari leukosit dalam darah
normal, mempunyai ukuran yang hampir sama dengan neutrofil dan mengandung inti bilobus yang khas gambar
2.4.b. Eosinofil beredar di sirkulasi darah selama 1-10 jam, kemudian masuk ke dalam jaringan ikat longgar contoh:
lamina propria saluran cerna dan menetap selama 10 hari Mescher, 2012
Granul spesifik eosinofil memiliki empat protein utama yang berperan dalam proses destruksi, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
major basic protein, inti kristalloid yang bersifat racun terhadap parasit, bakteri, dan sel-sel epithelial;
eosinophil cationic protein, bersifat racun terhadap beberapa parasit, bakteri, dan saraf;
eosinophil-derived neurotoxin, merupakan ribonuklease yang bersifat racun terhadap saraf dan parasit;
eosinophil peroxidase, menghancurkan mikroorganisme dan parasit tertentu, bersifat racun terhadap sel mast, sel-
sel tumor, dan beberapa epitelial. Eosinofil bermigrasi dari aliran darah ke dalam
epitelial jaringan ikat terdekat seperti saluran pernapasan dan pencernaan. Akumulasi eosinofil pada area local alergi,
memicu respon fagositosis kompleks antigen-antibodi. Hitung jenis eosinofil yang tinggi mengindikasikan adanya
reaksi alergi Cormack, 2001 iii.
Basofil Pada apusan darah normal, sulit unuk menemukan
basofil karena hanya 1 dari leukosit darah. Basofil berdiameter 12-15µm dengan inti yang terbagi menjadi 2 atau
lebih lobus irregular dan tersamarkan oleh granul-granul spesifik di atasnya gambar 2.4.c Mescher, 2012. Granul
spesifik nya mengandung banyak histamine, heparin, dan enzim seperti mieloperoksidase. Menempelnya IgE pada
basofil menyebabkan pecahnya sel, sekresi histamine, dan komponen lain yang berperan dalam reaksi hipersensitivitas
akut Kumar, Clark, 2009.
b. Agranulosit mononuklear, hanya mengandung granul
azurofilik lisosom dengan inti berbentuk bulat. Agranulosit terdiri atas limfosit dan monosit.
i. Limfosit
Universitas Sumatera Utara
Limfosit memiliki inti berbentuk sferis dan berukuran kecil dengan diameter 6-8µm. Limfosit terbagi atas beberapa
kelompok, yaitu limfosit T, limfosit B,dan natural killer yang hanya bisa dikenali dengan imunositokimia. Limfosit
memiliki peran fungsional dalam pertahan tubuh terhadap serangan mikroorganisme, antigen abnormal atau asing, dan
sel-sel kanker. Limfosit hanya hidup beberapa hari dalam aliran darah, namun limfosit lain dapat bertahan selama
bertahun-tahun di aliran darah atau jaringan Mescher, 2012. Limfositosis limfosit 5 x 10
9
L terjadi pada infeksi virus seperti EBV, CMV, dan HIV Kumar, Clark, 2009.
ii. Monosit
Monosit berasal dari sumsum tulang dan mempunyai diameter 12-20µm. mempunyai inti yang besar, terletak agak
eksentris, dan berbentuk lonjong, ginjal, atau huruf U gambar 2.4.d. Sitoplasmanya bersifat basofilik mengandung
granul azurofilik yang sangat halus. Mescher, 2012. Monosit merupakan precursor makrofag di jaringan dan sel-
sel dendritik. Monositosis 0,8 x 10
9
L terjadi pada saat infeksi bakteri yang kronis seperti tuberkulosis atau infeksi
miokarditis Kumar, Clark, 2009.
Universitas Sumatera Utara
2.3.3. TROMBOSIT
Platelet atau trombosit merupakan fragmen sel yang menyerupai cakram 0,5-3µm yang disintesis di sumsum tulang dan distimulasi oleh