Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Analisis Data Pembahasan

4.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggambarkan tingkat pengetahuan tentang bahaya merokok di kalangan mahasiswa laki-laki Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan stambuk 2010. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan cross sectionalpotong lintang dimana pengambilan data dilakukan hanya sekali bagi tiap subjek pada saat memberikan kuesioner.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara, Medan. Waktu pengambilan data adalah pada bulan Augustus – September, 2013. Penelitian ini dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan komisi etik tentang pelaksanaan penelitian bidang kesehatan FK USU.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti Notoatmodjo, 2005. Populasi yang diambil pada penelitian ini terdiri dari mahasiswa laki-laki Fakultas Kedokteran stambuk 2010 di Universitas Sumatera Utara, Medan.

4.3.2 Sampel

Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa laki-laki Fakultas Kedokteran stambuk 2010 di Universitas Sumatera Utara, Medan dan memenuhi kriteria inklusi serta tidak termasuk dalam kriteria eksklusi. Adapun kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a Kriteria inklusi 1. Mahasiswa laki-laki FK USU stambuk 2010. 2. Bersedia menjadi sampel penelitian dengan menandatangani lembar persetujuan setelah penjelasan informed consent . b Kriteria eksklusi Universitas Sumatera Utara 1. Mahasiswa laki-laki FK USU stambuk 2010 yang tidak hadir ke pleno pakar pada hari penelitian dilaksanakan. Sampel menurut Suharsimi Arikunto 2002 adalah wakil populasi yang diteliti. Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa laki-laki dari FK USU, Medan stambuk 2010 pada tahun 2013. Jumlah sampel yang akan digunakan akan dikira menggunakan rumus Notoatmodjo, 2005 : n = N 1 + Nd² Keterangan N = Besar populasi n = Besar sampel d = Tingkat kepercayaanketepatan yang diinginkan Perhitungan besar sampel mahasiswa laki-laki adalah seperti berikut : n = 156 1 + 1560.05² n = 112.230 n ≈ 112 Jadi, jumlah sampel yang diperlukan adalah 112 orang. Dengan tingkat kepercayaan yang dikehendaki sebesar 90 dan tingkat ketepatan relatif adalah sebesar 5, maka jumlah sampel yang diperoleh dengan memakai rumus tersebut adalah sebanyak 112,230 orang yang akan dibulatkan menjadi 112 orang Notoatmodjo, 1993. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara consecutive sampling dimana semua sampel yang didapat dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah sampel yang dibutuhkan terpenuhi.

4.4 Metode Pengumpulan Data

4.4.1 Pengumpulan Data Primer

Universitas Sumatera Utara Data primer adalah data yang berasal dari sampel penelitian dan pengumpulan data dilakukan dengan metode angket yaitu data yang didapat langsung dari responden dengan memberikan kuesioner kepada sampel penelitian.

4.4.2 Pengumpulan Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapatkan daripada Sub Bagian Pendidikan, FK USU, Medan yang berhubungan dengan jumlah mahasiswa laki-laki stambuk 2010.

4.4.3 Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data Notoatmodjo, 2005. Instrumen penelitian ini berupa kuesioner sebagai alat bantu dalam pengumpulan data yang terdiri dari pertanyaan-pertanyaan semi terbuka dan tertutup untuk mengumpulkan data tingkat pengetahuan responden tentang bahaya merokok di FK USU, Medan.

4.4.4 Teknik Skoring dan Skala

Dalam penelitian ini, kuesioner yang digunakan adalah kuesioner yang berisi 15 pertanyaan. Tabel 4.1 Penentuan Nilai dari Kuesioner Pengetahuan Nilai 0-15 Pertanyaan No. 1 s.d. 15 Jawaban benar bernilai 1 Jawaban salah bernilai 0 Setelah seluruh kuesioner dinilai sesuai dengan tabel diatas, maka tingkat pengetahuan dikelompokkan berdasarkan kategori berikut : Effendi Makhfudli, 2009. • Baik, apabila nilai yang diperoleh 75 dari nilai tertinggi • Sedang, apabila nilai yang diperoleh 40-75 dari nilai tertinggi • Kurang, apabila nilai yang diperoleh 40 dari nilai tertinggi Berdasarkan skala pengukuran di atas, maka kategori pengetahuan dapat dilihat pada tabel berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Kategori dari Kuesioner Pengetahuan Tingkat Pengetahuan Nilai Baik Bila nilai yang diperoleh 11 – 15 Sedang Bila nilai yang diperoleh 6 – 10 Kurang Bila nilai yang diperoleh 0 – 5

4.4.5 Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur. Uji validitas ini akan dilakukan dengan korelasi Pearson, skor yang didapat dari setiap pertanyaan dikorelasikan dengan skor total untuk tiap variabel. Sampel untuk uji validitas ini adalah 20 orang responden yang diambil secara random di Universitas Sumatera Utara.

4.4.6 Uji Reliabilitas

Reliabilitas ukuran adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya.Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran relatif konsisten dari waktu ke waktu.Reliabilitas bisa dilihat dari nilai alpha jika nilai alpha lebih besar dari nilai r tabel maka dikatakan reliabel.Uji reliabilitas ini dilakukan bersamaan dengan uji validitas pada bulan Augustus tahun 2013. Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel No Total Pearson Correlation Status Alpha Status Pengetahuan 1 2 3 4 5 0.729 0.630 0.629 0.630 0.629 Valid Valid Valid Valid Valid 0.932 Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Universitas Sumatera Utara 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 0.630 0.629 0.672 0.672 0.792 0.792 0.672 0.792 0.672 0.792 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel

4.4.7 Etika Penelitian

Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket, dan sebelum pengisian angket akan dilampirkan lembar persetujuan responden. Angket tersebut berisikan pertanyaan-pertanyaan berupa pengetahuan terhadap bahaya merokok. Hasil penelitian dan jawaban dari responden hanya akan digunakan untuk keperluan penelitian. Pengisian angket kurang lebih memakan waktu responden sebanyak 10 – 15 menit.

4.5 Metode Analisis Data

Data yang telah dikumpul akan dimasukkan dan dianalisis menggunakan komputer. Data disajikan dalam bentuk narasi dan tabel. BAB 5 Universitas Sumatera Utara HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai tingkat pengetahuan mahasiswa laki-laki FK USU stambuk 2010 tentang bahaya merokok, dimana penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Augustus - September 2013. Penelitian ini diikuti oleh 112 orang mahasiswa laki-laki yang bersedia mengikuti penelitian dan menjawab lengkap seluruh pertanyaan dalam kuesioner yang dibagikan.Selain itu, turut dijabarkan deskripsi lokasi penelitian dan karakteristik responden yang berada di FK USU. 5.1 Hasil Penelitian 5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Universitas Sumatera Utara, Medan.Universitas ini terletak di Jl. Dr. Mansyur No.5, Medan 20155, Indonesia.Universitas Sumatera Utara USU adalah sebuah universitas negeri yang berlokasi di Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru.USU adalah salah satu universitas terbaik di pulau Sumatera dan merupakan universitas negeri tertua di luar Jawa.USU juga adalah universitas pertama di pulau Sumatera yang mempunyai Fakultas Kedokteran.Pada 20 November 1957, Presiden Republik Indonesia telah meresmikan berdirinya Universitas Sumatera Utara USU. Kuesioner diberikan pada waktu pleno pakar di Gedung Abdul Hakim, FK USU.

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden

Dalam penelitian ini, 112 responden yang menjadi sampel adalah mahasiswa laki-laki FK USU stambuk 2010 yang terpilih.Dari keseluruhan responden yang ada diperoleh gambaran mengenai karakteristiknya meliputi riwayat merokok.Data lengkap dapat dilihat pada tabel-tabel yang ada di bawah ini. Riwayat Merokok Tabel 5.1 Distribusi karakteristik responden berdasarkan riwayat merokok Frekuensin YA TIDAK 44 68 39,3 60,7 Total 112 100 Universitas Sumatera Utara Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa lebih banyak responden tidak mempunyai riwayat merokok 60,7 berbanding dengan responden yang mempunyai riwayat merokok 39,3.

5.1.3 Hasil Analisa Data

Data lengkap distribusi jawaban kuesioner pada variabel pengetahuan dapat dilihat di tabel 5.2. No Tabel 5.2 Distribusi frekuensi jawaban responden pada variabel pengetahuan Pertanyaan Jawaban responden Benar Salah n N 1 Tiada hubungan antara merokok dan kesehatan 0,0 112 100,0 2 Bahan-bahan dalam rokok tidak berbahaya 0,0 112 100,0 3 Bahaya dari perokok aktif dan pasif 107 95,5 5 4,5 4 Rokok filter lebih selamat 107 95,5 5 4,5 5 Merokok meningkatkan risiko kanker 82 73,2 30 26,8 6 Nikotin menyebabkan ketagihan 91 81,2 21 18,8 7 Nikotin mengaktivasikan reward system 93 83,0 19 17,0 8 Senyawa nikotin adalah pirrilidin 105 93,8 7 6,2 9 Tar bersifat karsinogenik 62 55,4 50 44,6 10 Tar dalam rokok adalah sebanyak 22mg 86 76,8 26 23,2 11 Tar menyebabkan warna cokelat pada gigi dan kuku 112 100,0 0 0,0 12 Afinitas CO berbanding oksigen 89 79,5 23 20,5 13 CO berikatan Hg dan membentuk karboksi Hb 99 88,4 13 11,6 14 Nicotine Replacement Therapy 88 78,6 24 21,4 15 Kebiasaan merokok tidak dapat dihentikan 9 8,0 103 92,0 Berdasarkan tabel di atas, terdapat 3 pertanyaan dimana semua mahasiswa menjawab dengan benar yaitu salah bahwa tiada hubungan antara merokok dan kesehatan, salah bahwa bahan-bahan dalam rokok tidak berbahaya, dan benar bahwa tar menyebabkan warna cokelat pada gigi dan kuku. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil uji tersebut, maka tingkat pengetahuan responden tentang bahaya merokok dapat dikategorikan pada tabel 5.3. Tingkat Pengetahuan Tabel 5.3 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan tentang bahaya merokok Frekuensin SEDANG BAIK 27 85 24,1 75,9 TOTAL 112 100 Dari tabel 5.3 dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan yang dikategori sedang adalah sebanyak 24,1 dan kategori baik adalah 75,9. Tabel 5.4 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan berdasarkan riwayat merokok TINGKAT PENGETAHUAN Total SEDANG BAIK RIWAYAT MEROKOK YA Count 11 33 44 of Total 9.8 29.5 39.3 TIDAK Count 16 52 68 of Total 14.3 46.4 60.7 Total Count 27 85 112 of Total 24.1 75.9 100.0 Universitas Sumatera Utara Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa responden yang tidak ada riwayat merokok mempunyai tingkat pengetahuan dengan kategori sedang sebanyak 14,3 , tingkat pengetahuan yang dikategori baik sebesar 46,4. Responden yang ada riwayat merokok mempunyai tingkat pengetahuan dengan kategori sedang sebanyak 9,8 dan tingkat pengetahuan yang dikategori baik sebesar 29,5.

5.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari tabel 5.1, lebih responden yang tidak merokok berbanding responden yang merokok. Hal ini seiring dengan penelitian yang dilakukan oleh Loren 2009, yang menyatakan bahwa lebih mahasiswa fakultas kedokteran yang tidak merokok 90,8 berbanding dengan yang merokok 9,2. Berdasarkan tabel 5.2, diperoleh sebanyak 112 responden 100 tahu bahwa pernyataan bahan-bahan yang terdapat di dalam rokok tidak berbahaya bagi kesehatan pertanyaan 1 dan tiada hubungan antara merokok dan kesehatan pertanyaan 2 adalah salah. Menurut jurnal Escobedo, 2007, kajian menunjukkan hubungan yang signifikan antara merokok serta bahan-bahan yang terkandung di dalamnya dengan kesehatan.Menurut Budiantoro 2009, dari Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia IAKMI, sebanyak 25 zat berbahaya yang terkandung dalam rokok masuk ke tubuh perokok perokok aktif, sedangkan 75 beredar di udara bebas dan berisiko masuk ke tubuh orang di sekelilingnya perokok pasif dimana sebanyak 107 responden 95,5 menjawab dengan baik pertanyaan 3. Sebanyak 107 responden 95,5 menjawab dengan benar bahwa rokok filter mempunyai risiko yang lebih kecil untuk terkena penyakit yang berkaitan dengan rokok berbanding rokok tanpa filter pertanyaan 4 seperti yang dikemukakan oleh Cunningham 2010, kebanyakan rokok menggunakan filter karena filter dipercayai dapat mengurangkan risiko terkena penyakit akibat rokok walaupun hanya sedikit berbanding dengan rokok tanpa filter. Delapan puluh dua responden 73,2 mengetahui bahwa merokok meningkatkan risiko terjadinya kanker pertanyaan 5 dan hal ini sesuai dengan Universitas Sumatera Utara yang dinyatakan oleh CDC 2013, bahwa risiko untuk terkena kanker paru akan lebih tinggi untuk seorang perokok dibandingkan orang yang tidak merokok. Sebanyak 91 responden 81,3 telah menjawab dengan benar bahwa nikotin dapat menyebabkan ketagihan pertanyaan 6. Dan sebanyak 93 responden 93 menjawab dengan benar bahwa nikotin mengaktivasikan reward system yang ada di otak pertanyaan 7, seperti yang dikemukakan bahwa nikotin itu diterima oleh reseptor asetilkolin nikotinik yang kemudian membaginya ke jalur imbalan dan jalur adrenergik sehingga menyebabkan ketagihan Gondodiputro, 2007. Disamping itu, sebanyak 105 responden 93,8 mengetahui bahwa senyawa dasar dari nikotin adalah Pirrilidin pertanyaan 8. Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan bahwa nikotin adalah zat atau bahan senyawa pirrilidin yang terdapat dalam Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang bersifat adiktif dan dapat mengakibatkan ketergantungan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI, 2004. Tar adalah senyawa polinuklir hidrokarbon aromatika yang bersifat karsinogenik pertanyaan 9, didapati bahwa sebanyak 62 responden 55,4 yang berpengetahuan sedang Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI, 2004. Sebanyak 86 responden 76,8 menjawab dengan benar bahwa kadar tar di dalam rokok tergolong tinggi bila mengandung tar sekitar 22 mg pertanyaan 10. Menurut Martin 2008, konsentrasi tar yang ada di dalam rokok dapat bervariasi, yaitu : rokok dengan kadar tar yang tinggi bila mengandung tar sekitar 22 mg, rokok dengan kadar tar yang sedang bila mengandung tar sekitar 15-21 mg dan rokok dengan kadar tar yang rendah bila mengandung tar sekitar 7 mg atau lebih kecil. Sebanyak 112 responden 100 yang berpengetahuan baik bahwa tar dapat membuat warna cokelat pada kuku dan gigi pertanyaan 11 dimana menurut Gondodiputro 2007, tar adalah sejenis cairan berwarna cokelat tua atau hitam yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru, sehingga dapat membuat warna gigi dan kuku seorang perokok menjadi cokelat, begitu juga di paru. Sebanyak 89 responden 79,5 tahu bahwa hemoglobin mempunyai daya affinitas yang lebih tinggi terhadap karbon monoksida berbanding oksigen pertanyaan Universitas Sumatera Utara 12 dan 99 responden 88,4 mempunyai pengetahuan yang baik bahwa karbon monoksida akan berikatan dengan hemoglobin di dalam darah membentuk karboksihemoglobin pertanyaan 13 seperti yang dikemukakan oleh Gondodiputro 2007. Sebanyak 88 responden 78,6 mengetahui bahwa salah satu cara yang digunakan untuk mengganti rokok Nicotine Replacement Therapy adalah nicotine gum pertanyaan 14 sesuai dengan yang dikemukakan bahwa terdapat beberapa bentuk pengganti rokok Nicotine Replacement Therapy yaitu nicotine transdermal patch, nicotine polacrilex gum, nicotine vapor inhaler, dan nicotine spray oleh Tyrer 2008. Dan 103 responden 92 menjawab dengan benar bahwa tabiat merokok dapat dihentikan sepertimana yang dikemukakan dalam jurnal Myers 2013, yang mengatakan kekuatan mental amat perlu untuk seorang perokok berhenti merokok Hasil yang diperoleh dari tabel 5.3 dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan yang dikategori sedang adalah sebanyak 24,1 dan kategori baik adalah 75,9. Tidak ada responden yang tingkat pengetahuannya kurang baik.Hal ini mungkin dikarenakan oleh terdapatnya topik kuliah mengenai bahaya merokok yang diselitkan dalam sistem pembelajaran KBK Kuliah Berbasis Kompetensi.Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Notoatmodjo 2003 bahwa pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam terbentuknya tindakan dan perilaku seseorang. Dari hasil tabel 5.4 dapat dilihat bahwa responden yang tidak ada riwayat merokok mempunyai tingkat pengetahuan dengan kategori sedang sebanyak 14,3, tingkat pengetahuan yang dikategori baik sebesar 46,4. Responden yang ada riwayat merokok mempunyai tingkat pengetahuan dengan kategori sedang sebanyak 9,8 dan tingkat pengetahuan yang dikategori baik sebesar 29,5. Sementara itu.WHO dalam Notoadmodjo 2003, menganalisis bahwa pengetahuan merupakan salah satu alasan pokok yang menyebabkan seseorang berperilaku.Dalam hal merokok, dapat dijelaskan bahwa responden yang memiliki pengetahuan yang cukup terkait rokok cenderung untuk tidak merokok.Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian Hayanti 2001 dan Aji Universitas Sumatera Utara 2003 yang menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan dengan perilaku merokok terutama pada mahasiswa. Hasil penelitian mereka memperlihatkan bahwa dengan memiliki pengetahuan yang baik tentang rokok maka perilaku merokok akan jarang dilakukan. Dari hasil tersebut terlihat bahwa mayoritas pengetahuan tentang rokok pada mahasiswa stambuk 2010 FK USU berada pada tingkat baik.Menurut asumsi peneliti, hal ini adalah suatu perkara yang baik karena mahasiswa mengerti bahaya dari rokok. Seperti yang disampaikan oleh Mutch 2008, bahwa informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang, sehingga dalam kaitannya dengan hasil yang didapati, persentase pengetahuan responden adalah baik karena mahasiswa FK USU diberi penyuluhan yang baik tentang bahaya merokok.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kebiasaan Merokok Terhadap Peak Expiratory Flow Rate pada Mahasiswa Laki-laki Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010

2 75 41

Tingkat Pengetahuan Tentang Lensa Kontak Pada Mahasiswa Stambuk 2012 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

12 75 57

Gambaran Pengetahuan Mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Stambuk 2008 - 2010 mengenai Buta Warna

0 36 61

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Stambuk 2007 Terhadap Posisi Duduk Yang Benar

1 34 52

Pengetahuan Dan Sikap Tentang Bahaya Merokok Terhadap Kebiasaan Merokok Dikalangan Mahasiswa Laki-Laki Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

0 38 53

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN PERILAKU MEROKOK MAHASISWA LAKI-LAKI FAKULTAS ILMU KESEHATAN Hubungan Antara Tingkat Stres Dengan Perilaku Merokok Mahasiswa Laki-Laki Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

1 7 17

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN PERILAKU MEROKOK MAHASISWA LAKI-LAKI Hubungan Antara Tingkat Stres Dengan Perilaku Merokok Mahasiswa Laki-Laki Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 4 16

Tingkat Pengetahuan tentang Bahaya Merokok di Kalangan Mahasiswa Laki-laki Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan Stambuk 2010

0 0 19

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan 2.1.1 Definisi Pengetahuan - Tingkat Pengetahuan tentang Bahaya Merokok di Kalangan Mahasiswa Laki-laki Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan Stambuk 2010

0 0 11

Pengaruh Kebiasaan Merokok Terhadap Peak Expiratory Flow Rate pada Mahasiswa Laki-laki Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010

0 0 15