Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh
dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar sambil bekerja dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan
manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya. Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh
pengalaman sendiri atau dari pengalaman orang lain. Contohnya, mahasiswa memperoleh pengetahuan bahwa merokok berbahaya setelah memperoleh
pengetahuan dimana seorang yang dikenali mendapat penyakit akibat rokok.
4. Informasi dan media massa Bila seseorang memperoleh informasi, maka cenderung mempunyai pengetahuan
yang lebih luas Notoatmodjo, 2005.Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin
diukur dari subjek penelitian atau responden Notoatmodjo, 2003.
5. Motivasi Motivasi merupakan dorongan keinginan yang telah ada dalam setiap orang individu
untuk melakukan sesuatu dalam mencapai matlamat dan motivasi ini dapat dipengaruhi oleh orang lain dan lingkungan. Secara umumnya, seorang individu akan
membandingkan pendapat, kemampuan, dan emosi dengan orang lain. Dan ini didasari oleh kebutuhan seperti keberhasilan dan kompetensi Sukwaity dkk., 2006.
2.2 Merokok
2.2.1 Sejarah Rokok
Tembakau pertama kali digunakan di Amerika Tengah sebelum Columbus menemukan Amerika.Christopher Columbus membawa daun tembakau dan benihnya pada saat
kembali ke Eropa, tetapi sebagian besar orang Eropa tidak mendapatkan rasa pertama tembakau sampai pertengahan abad ke-16, ketika diplomat seperti Jean Nicot dari Prancis
mulai mempopulerkan penggunaanya.Penemuan mesin rokok pertama ditaja oleh baron James Buchanan pada akhir tahun 1880-an CNN U.S, 2000.
Universitas Sumatera Utara
Efek negatif tembakau pada kesehatan tidak diketahui pada awalnya, bahkan dokter di Eropa menyokong pendapat orang asli Amerika Tengah bahwa rokok dapat
dijadikan sebagai obat yang efektif.Pada awal abad ke-20, seiring dengan beredarnya rokok, artikel mengenai dampak merokok terhadap kesehatan mulai muncul dalam jurnal
ilmiah dan medis.Pada tahun 1944, American Cancer Society mula mengeluarkan peringatan tentang kemungkinan efek buruk dari merokok walaupun masih tidak
mempunyai bukti definitif berkenaan adanya hubungan antara merokok dan kanker Goodman, 1994.
Lebih penting lagi, masyarakat umum tidak tahu mengenai pertumbuhan statistik tersebut. Tetapi hal ini berubah pada tahun 1952 apabila majalah Reader’s Digest
menerbitkan sebuah artikel tentang bahaya merokok yang berjudul “Cancer by the Carton”. Artikel ini telah memberi dampak yang cukup besar dan banyak artikel
mengenai bahaya rokok mulai diterbitkan dan masyarakat mulai mengambil tahu mengenai bahaya merokok.Setelah lebih dari dua dekad, pada hari ini, seluruh dunia tahu
tentang bahaya rokok dan iklan tentang bahaya rokok ada di mana-mana CNN U.S., 2002.
2.2.2 Anatomi Paru Normal
Paru merupakan organ yang paling terpapar akibat rokok. Jadi, haruslah kita membahas anatomi paru normal.Paru memiliki area permukaan kurang lebih seluas 40m
2
untuk pertukaran udara.Paru mempunyai sekitar 700 juta alveoli.Tiap paru memiliki apeks yang
mencapai ujung sternal kosta pertama, permukaan kostovertebral yang melapisi dinding dada, basis yang terletak di atas diafragma dan permukaan mediastinal yang menempel
dan membentuk struktur mediastinal di sebelahnya.
Paru kanan terdiri dari tiga lobus, lobus pulmo dekstra superior, lobus media, dan lobus inferior.Paru kiri, terdiri dari dua lobus, pulmo sinistra lobus superior dan lobus
inferior.Letak paru di rongga dada datarannya menghadap ke tengah kavum mediastinum.Pada bagian tengah terdapat hilus. Pada mediastinum depan terdapat
Universitas Sumatera Utara
jantung. Paru dibungkus oleh pleura.Pleura dibagi menjadi dua yaitu pleura visceral selaput dada pembungkus dan pleura parietal melapisi rongga dada luar.Antara kedua
pleura ini terdapat kavum pleura. Pada keadaan normal, paru dapat berkembang kempis dan juga terdapat sedikit eksudat untuk melubrikasi permukaan pleura, menghindari
gesekan antara paru dan dinding dada sewaktu ada gerakan bernafas Daniel S. Wibowo, 2008.
2.2.3 Perubahan Anatomi Paru Perokok