Kemiringan lahan juga mempengaruhi pertanaman kakao karena berkaitan langsung dengan kedalaman air tanah. Semakin miring suatu areal
maka permukaan air tanah semakin dalam. Kemiringan lahan yang sesuai untuk pertanaman kakao adalah berkisar antara 0 – 15 Ditjen Perkebunan,
1995.
2. Tanggap Tanaman Kakao Terhadap Cekaman Kekeringan
Cekaman Stress dari sudut biologi didefenisikan sebagai faktor lingkungan yang mampu mengimbas induce ketegangan strain yang
potensial menimbulkan kerusakan pada tanaman. Strain ini dapat bersifat bersifat elastis, yaitu reversible kembali seperti semula bila stress
dihentikan dan dapat bersifat plastis, yaitu irreversible tak dapat kembali seperti semula bila stress dihentikan, dan tanaman mengalami kerusakan bila
tidak mempunyai kemampuan untuk mereparasi diri Soemartono, 1995. Air seringkali membatasi pertumbuhan dan perkembangan tanaman-
tanaman budidaya. Respontanggap tanaman terhadap kekurangan air itu relatif terhadap aktifitas morfologi dan fisiologinya.
a. Tanggap secara morfologi
Selama siklus hidupnya, semua tanaman selalu membutuhkan air, mulai dari proses perkecambahan sampai panen. Kebutuhan air setiap
fase pertumbuhan selama siklus hidupnya tidaklah sama. Hal ini berkaitan dengan proses fisiologi, morfologi dan kombinasi kedua faktor di atas
dengan faktor-faktor lingkungan.
Kekurangan kebutuhan air pada tanaman dapat dipenuhi melalui tanah dengan jalan penyerapan oleh akar. Besarnya air yang diserap oleh
akar tanaman sangat tergantung pada kadar air dalam tanah ditentukan oleh pF Kemampuan partikel tanah memegang air, dan kemampuan
akar untuk menyerapnya Jumin, 1992. Ketersediaan air tanah terletak diantara tegangan air tanah pada titik
kapasitas lapang 0,3 bar dan titik layu permanen 15 bar. Jumlah air tersedia bagi tanaman terutama dipengaruhi oleh tekstur tanah. Jumlah air
tersedia yang terbanyak adalah pada tanah lempung liat berdebu yaitu 33,9 dari bobot keringnya Kramer, 1983.
Peningkatan pertumbuhan akar di bawah kondisi cekaman air ringan sampai sedang mungkin sangat penting dalam menyadap persediaan air
baru bagi suatu tanaman. Hasil penelitian Nour dan Weibel tahun 1978 menunjukkan bahwa kultivar-kultivar sorghum yang lebih tahan terhadap
kekeringan, mempunyai perakaran yang lebih banyak, volume akar lebih besar dan nisbah akar tajuk lebih tinggi dari pada lini-lini yang rentan
kekeringan Goldsworthy dan Fisher, 1992. Untuk perbaikan daya tumbuh dan juga keserempakan tumbuh,
umumnya dilakukan perlakuan-perlakuan tertentu terhadap benih sebelum tanam. Menurut Khan 1992 perbaikan vigor benih sebelum tanam akan
memperbaiki keadaan fisiologi dan biokimiawi benih melalui perbaikan metabolik, perbaikan kemunduran, perbaikan waktu dan potensi untuk
berkecambah. Perbaikan vigor umumnya diistilahkan dengan invigorasi yaitu bertambahnya vigor benih Sajad, 1994.
Penelitian Purwanto 1995, mengungkapkan bahwa berkurangnya
shoot-root ratio pada tanaman kedelai lebih banyak disebabkan lebih cepatnya penurunan berat bagian atas tanaman dibandingkan perakaran.
Umumnya tanaman dengan perakaran yang ekstensif akan lebih tahan terhadap kekeringan.
Menurut Yahya 1988 dalam Jumin 1992, selama perkembangan
vegetatif, kekurangan yang bagaimanapun kecilnya dapat mengurangi laju pelebaran daun dan LAI pada tingkat perkembangan berikutnya.
Kekurangan air yang parah dapat menyebabkan penutupan stomata yang mengurangi pengambilan CO
2
dan produksi berat kering.
b. Tanggap secara fisiologi