2.4 KARBOHIDRAT
Monosakarida dan beberapa disakarida mempunyai sifat dapat mereduksi, terutama dalam suasana basa. Sifat sebagai reduktor ini dapat digunakan untuk
keperluan identifikasi karbohidrat maupun analisis kuantitatif. Sifat mereduksi ini disebabkan oleh adanya gugus aldehida atau keton bebas dalam molekul
karbohidrat. Sifat ini tampak pada reaksi reduksi ion-ion logam misalnya ion Cu
++
dan ion Ag
+
yang terdapat pada pereaksi- pereaksi tertentu. Beberapa contoh diberikan berikut ini yaitu pereaksi benedict, pereaksi ini berupa larutan yang
mengandung kuprisulfat, natriumkarbonat dan natriumsitrat. Glukosa dapat mereduksi ion Cu
+
yang kemudian mengendap sebagai Cu
2
O. Adanya natrium karbonat dan natrium sitrat membuat pereaksi benedict bersifat basa lemah.
Endapan yang terbentuk dapat berwarna hijau, kuning atau merah bata. Warna endapan ini tergantung pada konsentrasi karbohidrat yang diperiksa Poedjiadi,
1994.
2.5 MINYAK INTI SAWIT
Inti sawit merupakan buah tanaman kelapa sawit yang telah dipisahkan dari daging buah dan tempurungnya dan tempurungnya dan selanjutnya dikeringkan.
Kandungan minyak yang terkandung didalam inti sekitar 50. Bentuk inti sawit bulat padat atau agak gepeng berwarna coklat hitam. Inti sawit mengandung
lemak, protein, serat dan air. Pada pemakaiannya lemak yang terkandung didalamnya disebut minyak inti diekstraksi dan sisanya atau bangkilnya yang
kaya protein dipakai sebagaibahan makanan lemak.
Universitas Sumatera Utara
Pada suhu tinggi inti sawit dapat mengalami perubahan warna. Minyaknya akan berwarna lebih gelap dan lebih sulit dipucatkan. Suhu tertinggi pada
pengolahan minyak inti sawit adalah pada waktu perebusan yaitu sekitar 130
o
C. Suhu kerja maksimum dibatasi setinggi itu untuk menghindarkan terlalu banyak
inti yang berubah warna. Brondolan buah yang lebih tipis daging buahnya atau lebih tipis cangkangnya adalah lebih peka terhadap suhu tinggi tersebut.
Tabel 2.1 Sifat Fisik Minyak Inti Sawit Sifat fisik
Range Berat jenis pada 9915,5
o
C 0,860 – 0,873
Indeks refraksi pada 40
o
C 1,449 – 1,452
Bilangan Iodium 14 – 22
Bilangan penyabunan 245 - 255
Zat tak tersabunkan Tak lebih 0,8
Titik lebur,
o
C 24
o
C -26
o
C Titik padat,
o
C 20
o
C - 26
o
C
Pada umumnya jika tandan dibiarkan 45-60 menit saja pada tekanan uap jenuh 2,5 kgcm
2
dalam rebusan, hanya sedikit inti sawit yang mengalami perubahan warna, minyaknya akan berubah kuning muda. Dalam hal warnanya
cokelat tua atau lebih gelap minyaknya akan sukar atau tidak dapat dipucatkan. Demikian juga minyak dari inti sawit yang berasal dari inti yang kurang kering
atau dari inti yang disimpan basah. Mangoensoekarjo,2003 Terdapat variasi komposisi inti sawit dalam hal padatan non protein. Bagian yang
disebut protein yang tak dapat diekstrak yang mengandung sejumlah sukrosa, gula preduksi dan pati, tapi dalam beberapa cotoh tidak mengandung pati. Komposisi
rata-rata inti sawit dapat dilihat pada tabel berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2 Komposisi Biji Inti sawit
Komponen Jumlah
Minyak 47-52
Air 6-8
Protein 7,5-9,0
Nitrogen yang tidak diekstrak 23-24
Selulosa 5
Abu 2
Ketaren,1986 Minyak inti sawit dapat dihasilkan dari inti sawit yang dinamakan minyak
inti sawit Palm Kernel Oil dan sebagai hasil sampingnya adalah bungkil inti kelapa sawit Palm Kernel Meal atau Pellet. Bangkil inti sawit adalah inti kelpa
sawit yang telah mengalami proses ekstraksi dan pengeringan, sedangkan pellet adalah bubuk yang telah dicetak kecil-kecil yang berbentuk bulat panjang dengan
diameter kurang lebih 8 mm Ketaren,1986. Minyak inti sawit atau palm Kernel Oil PKO adalah berupa minyak putih
kekuning-kuningan yang diperoleh dari proses ekstraksi inti buah tanaman kelapa sawit. Kandungan asam lemak sekitar 5. Minyak inti sawit yang baik berkadar
asam lemak bebas yang rendah dan berwarna kuning terang serta mudah dipucatkan. Bungkil inti sawit yang diinginkan berwarna relatif terang dan nilai
gizi tidak berubah http:seafast.ipb.ac.id .
2.6 ASAM LEMAK