3.2 Panitia Farmasi dan Terapi
Menurut Surat Keputusan Direktur Utama RSUP H. Adam Malik tanggal 02 Januari 2014 Nomor OT.01.01IV.2.1442014 tentang Pembentukan Panitia
Farmasi dan Terapi RSUP H. Adam Malik, Panitia Farmasi dan Terapi di RSUP H. Adam Malik mempunyai tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai
berikut: a.
menetapkan jadwal pertemuan. b.
mengajukan acara yang akan dibahas dalam pertemuan. c.
menyiapkan dan memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk pembahasan dalam pertemuan.
d. mencatat semua hasil keputusan dan pertemuan serta melaporkan pada
Direktur Utama. e.
menyebarkan semua hasil keputusan yang sudah disetujui oleh pimpinan kepada seluruh pihak yang terkait.
f. melaksanakan keputusan-keputusan yang sudah disepakati dalam
pertemuan. g.
menunjang pembuatan pedoman diagnosis dan terapi pedoman penggunaan antibiotik dan pedoman penggunaan obat dalam kelas
terapi lain. h.
membuat formularium Rumah Sakit berdasarkan hasil kesepakatan Panitia Farmasi dan Terapi.
i. melaksanakan pendidikan dan pelatihan.
j. melaksanakan pengkajian dan penggunaan obat.
Universitas Sumatera Utara
k. melaksanakan umpan balik hasil pengkajian pengelolaan dan
penggunaan obat pada pihak terkait.
3.3 Instalasi Farmasi RSUP H. Adam Malik
Instalasi Farmasi RSUP H. Adam Malik dipimpin oleh seorang Apoteker yang bertanggungjawab langsung kepada Direktorat Umum dan Operasional.
3.3.1 Struktur Organisasi Instalasi Farmasi RSUP H. Adam Malik
Berdasarkan surat keputusan Direktur RSUP H. Adam Malik Nomor. OT.01.01.IV.2.1.102812011 tanggal 27 Desember 2011. Struktur organisasi
Instalasi Farmasi RSUP H. Adam Malik ditunjukkan pada Gambar. 3.1.
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Instalasi Farmasi RSUP. H. Adam Malik Medan
Pada pelaksanaan saat ini untuk efisiensi tenaga apoteker yang ada, pelayanan Depo Farmasi Instalasi Anestesi dan Terapi Intensif digabung dengan
pelayanan Depo Farmasi Instalasi Bedah Pusat yang dibawahi oleh satu orang Ka. Pokja dan adanya Depo Cardiac yang belum dicantumkan di struktur.
Universitas Sumatera Utara
3.3.2 Fungsi Instalasi Farmasi RSUP H. Adam Malik Fungsi instalasi farmasi RSUP H. Adam Malik adalah:
a. melaksanakan kegiatan tata usaha untuk menunjang kegiatan Instalasi Farmasi
dan melaporkan seluruh kegiatan Pelayanan Kefarmasian; b.
melaksanakan komputerisasi pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai SIRS Instalasi Farmasi;
c. melaksanakan pemilihan, perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan,
pendistribusian, melakukan pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai yang sudah tidak dapat digunakan,
mengendalikan, melakukan administrasi pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai;
d. melaksanakan pendidikan, penelitian dan pengembangan di bidang farmasi.
e. melaksanakan pelayanan farmasi satu pintu;
f. melaksanakan pelayanan Obat “unit dose”dosis sehari;
g. mengidentifikasi, mencegah dan mengatasi masalah yang terkait dengan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai; h.
melaksanakan fungsi pelayanan farmasi klinis yang meliputi pengkajian dan pelayanan Resep, penelusuran riwayat penggunaan Obat, rekonsiliasi Obat,
informasi dan edukasi penggunaan Obat, mengidentifikasi, mencegah dan mengatasi masalah yang terkait dengan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan
Bahan Medis Habis Pakai, melaksanakan visite, konseling, Pemantauan Terapi Obat PTO, Evaluasi Penggunaan Obat EPO, dispensing sediaan steril,
melaksanakan Pelayanan Informasi Obat PIO kepada tenaga kesehatan lain,
Universitas Sumatera Utara
pasienkeluarga, masyarakat dan institusi di luar Rumah Sakit dan melaksanakan Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit PKRS.
3.3.3 Kegiatan Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai
Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai adalah suatu siklus kegiatan yang dimulai dari pemilihan, perencanaan kebutuhan,
pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pemusnahan dan penarikan, pengendalian dan administrasi yang diperlukan bagi kegiatan
Pelayanan Kefarmasian.
3.3.3.1 Pemilihan
Pemilihan adalah kegiatan untuk menetapkan jenis Sediaan Farmasi Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan kebutuhan. Pemilihan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai ini berdasarkan : a.
Formularium b.
Standar Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai yang telah ditetapkan
c. Pola penyakit epidemiologi.
d. Mutu, Harga dan Ketersediaan di pasaran.
Pemilihan obat di rumah sakit merujuk kepada Formularium Nasional Fornas, dan Daftar Plafon Harga Obat DPHO. Penentuan pemilihan obat
merupakan peran aktif Apoteker dalam Panitia Farmasi dan Terapi untuk menetapkan kualitas dan efektifitas, serta jaminan purna transaksi pembelian.
Universitas Sumatera Utara
3.3.3.2 Perencanaan
Perencanaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik dilaksanakan oleh Pokja
Perencanaan, Pelaporan dan Evaluasi dengan tujuan untuk menghindari kekosongan obat di Rumah Sakit. Hasil perencanaan ini disusun menjadi Rencana
Kebutuhan Obat RKO yaitu perbandingan pemakaian tahun ini konsumtif dengan pembelian tahun lalu, epidemiologi, dan kombinasi metode konsumsi
dengan epidemiologi yang di sesuaikan dengan anggaran yang tersedia. a.
Metode konsumsi, didasarkan pada data konsumsi Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai periode yang lalu, dengan berbagai
penyesuaian dan koreksi. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam rangka menghitung jumlah perbekalan farmasi yang dibutuhkan yaitu pengumpulan
dan pengolahan data dan perhitungan perkiraan kebutuhan obat. b.
Metode epidemiologi, didasarkan pada pola penyakit, perkiraan kenaikan kunjungan dan waktu tunggu. Langkah-langkah dalam metode ini adalah
menentukan jumlahfrekuensi penyakit dan menyediakan standar pengobatan. c.
Metode kombinasi, berdasarkan konsumsi dan epidemiologi yaitu menghitung perkiraan jumlah obat untuk setiap diagnosa yang sesuai standar
pengobatan.
3.3.3.3 Pengadaan
Pengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai di RSUP H. Adam Malik dimulai dengan menyerahkan data sediaan yang
dibutuhkan ke Unit Layanan Pengadaan yang mengacu pada Formularium Nasional dengan menggunakan sistem e-catalogue yang dibuat oleh Lembaga
Universitas Sumatera Utara
Kebijakan Pengadaan barangjasa Pemerintah LKPP. Pengadaan juga dapat bersumber dari produksi, hibah atau bantuan.
3.3.3.4 Produksi
Produksi perbekalan farmasi dilaksanakan oleh kelompok kerja perbekalan. Produksi perbekalan farmasi merupakan kegiatan membuat, merubah bentuk, dan
pengemasan kembali sediaan farmasi untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Dilaksanakan oleh kelompok kerja perbekalan. Instalasi
farmasi dapat memproduksi sediaan tertentu apabila: a.
Sediaan farmasi tidak tersedia di pasaran. b.
Sediaan farmasi lebih murah jika diproduksi sendiri. c.
Sediaan farmasi formula khusus. d.
Sediaan farmasi kemasan yang lebih kecilrepacking. e.
Sediaan farmasi untuk penelitian. f.
Sediaan farmasi yang tidak stabil dalam penyimpananharus dibuat baru. Sarana dan fasilitas produksi harus menjamin mutu produksi yang dihasilkan.
Fasilitas pengemas yang menjamin mutu dan keamanan pengguna antara lain:
wadah, pembungkus, etiket dan label. 3.3.3.5 Penerimaan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai yang telah dipesan diantar oleh distributor ke IFRS diterima oleh
pokja perbekalan dengan memeriksa faktur nama, satuan, jumlah, jenis dan bentuk sediaan, surat pesanan
barang, kondisi fisik, sertifikat analisa untuk bahan baku, certificate of origin untuk alat kesehatankedokteran, MSDS Material Safety Data Sheet untuk bahan
berbahaya dan tanggal kadaluarsa. Bila tidak memenuhi syarat barang tersebut
Universitas Sumatera Utara
dikembalikan ke supplier untuk diganti. Pelaksana farmasi mengentri ke Sistem Informasi Rumah Sakit SIRS dan Sistem Informasi Manajemen Akutansi
Keuangan Barang Milik Negara SIMAK BMN.
3.3.3.6 Penyimpanan
Penyimpanan merupakan kegiatan menyimpan dan memelihara Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai. Pokja Perbekalan
bertanggung jawab terhadap penyimpanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai di gudang dan melaksanakan pengendalian serta
menentukan buffer stock Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai. Pokja Instalasi Farmasi, Depo Farmasi dan instalasi user SMF
bertanggung jawab atas penyimpanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai di unit kerja masing-masing dan melaksanakan
pengendalian serta menentukan buffer stock Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai.
Penyimpanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan di gudang BPJS, gudang umum, gudang Floor Stock diberikan per
paket tindakan, gudang umum untuk IGD, apotek I dan II dan gudang bahan berbahaya dan mudah terbakar. Ruang penyimpanan di gudang farmasi harus
memenuhi syarat penyimpanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai.
Penyimpanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai harus aman dalam hal kestabilan dan terhindar dari kehilangan, suhu dimana
ruangan penyimpanan 15-30ºC dan lemari pendingin 2-8ºC serta kelembaban ruangan 40-60. Penyimpanan untuk obat berkewaspadaan tinggi High Alert
Universitas Sumatera Utara
diberi label atau penandaan khusus berwarna merah. Penyimpanan untuk bahan berbahaya, terpisah dari Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis
Pakai yang lainnya. Penyimpanan obat Look Alike Sound Alike LASA diberi jarak antara satu dengan yang lainnya dan diberi tanda atau label LASA berwarna
hijau. Penyimpanan psikotropika dilakukan di dalam lemari khusus dan terkunci. Penyimpanan narkotika dilakukan di dalam lemari khusus dengan sistem double
lock, kunci disimpan oleh dua orang yang berbeda dan pencatatan langsung dengan kartu stok.
3.3.3.7 Pendistribusian
Pendistribusian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan dengan alur sebagai berikut:
a. Sediaan farmasi dari gudang ke depo-depo dan apotik berdasarkan surat permintaan yang sudah disesuaikan dengan SIRS.
b. Sediaan farmasi dari apotik ke pasien rawat jalan berdasarkan resep perorangan. i.
Resep yang dapat dilayani adalah resep yang sudah memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan.
ii. Pemberian obat maksimal untuk tiga hari kecuali antibiotik, obat antifungi
dapat diberikan sesuai dengan yang ditentukan lima hari dan kasus-kasus tertentupenyakit kronis dapat diberikan maksimal untuk pemakaian satu
bulan. iii.
Jumlah jenis obat setiap lembar resep maksimal tiga macam. c. Sediaan farmasi dari depo ke satelit berdasarkan surat permintaan.
d. Sediaan farmasi dari depo atau satelit ke pasien melalui perawat berdasarkan KOP kartu obat pasien dengan sistem One Day Dose Dispensing ODDD
Universitas Sumatera Utara
kecuali untuk pasien IGD dan ICU, menggunakan sistem One Unit Dose Dispensing OUDD dan pemberian obat pasien pulang maksimum tiga hari.
3.3.3.8 Pemusnahan dan Penarikan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai
Pemusnahan dilakukan untuk menjamin Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan
Bahan Medis Habis Pakai yang sudah tidak memenuhi syarat untuk dikelola
sesuai dengan standar yang berlaku. Barang yang mendekati expired date 3-6
bulan ditarik kembali oleh Instalasi Farmasi. Apabila Obat masih bisa digunakan oleh pasien digunakan terlebih dahulu dan apabila tidak bisa digunakan lagi, Obat
dikumpulkan untuk dikembalikan ke PBF. Sediaan farmasi yang tidak bisa dikembalikan langsung dimusnahkan dengan menggunakan incenerator dan
kemudian dibuat berita acara.
3.3.3.9 Pengendalian
Pengendalian yang dilakukan di RSUP Haji Adam Malik terhadap jenis dan jumlah persediaan dan penggunaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai. Cara untuk mengendalikan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai adalah:
a. melakukan evaluasi persediaan yang jarang digunakan slow moving;
b. melakukan evaluasi persediaan yang tidak digunakan dalam waktu tiga bulan
berturut-turut death stock; c.
stok opname yang dilakukan setiap tiga bulan sekali; d.
memperkirakan atau menghitung jumlah pemakaian rata-rata per periode distribusi; dan
Universitas Sumatera Utara
e. menentukan stok optimum, stok pengaman dan menentukan waktu tunggu
lead time.
3.3.3.10 Administrasi
Administrasi Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pencatatan manajemen Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai serta penyusunan laporan yang berkaitan dengan perbekalan farmasi secara rutin dalam periode bulanan dan
tahunan.
Pelaporan adalah kumpulan catatan dan pendataan kegiatan administrasi Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai, tenaga dan
perlengkapan kesehatan yang disajikan kepada pihak yang berkepentingan.
Tujuan administrasi dan pelaporan: a.
tersedianya data yang akurat sebagai bahan evaluasi b.
tersedianya informasi yang akurat c.
tersedianya arsip yang memudahkan penelusuran surat dan laporan d.
mendapat data laporan yang lengkap untuk membuat perencanaan e.
agar anggaran yang tersedia untuk pelayanan dan perbekalan farmasi dapat dikelola secara efisien dan efektif.
3.3.4 Pelayanan Farmasi Klinis a. Pengkajian dan Pelayanan Resep
Pengkajian dan pelayanan resep untuk pasien rawat inap dilakukan oleh depo farmasi. Sedangkan untuk pasien rawat jalan dilayani oleh apotik I dan apotik II.
Apoteker melakukan pengkajian resep sesuai persyaratan administrasi nama, umur, jenis kelamin, berat badan pasien, nama dokter, nomor izin dan paraf
Universitas Sumatera Utara
dokter, tanggal resep dan ruanganunit asal resep, persyaratan farmasetik bentuk dan kekuatan sediaan, dosis dan jumlah obat, stabilitas dan ketersediaan, aturan
dan cara pemakaian dan persyaratan klinis ketepatan indikasi, dosis dan waktu pemberian, duplikasi pengobatan, alergi, interaksi dan ESO, kontra indikasi dan
efek aditif baik untuk pasien rawat inap maupun rawat jalan. Kemudian resep
ditelaah oleh apoteker, untuk resep yang tidak tepat akan dicatat pada lembar telaah lalu diarsipkan di setiap unit.
b. Penelusuran riwayat penggunaan obat
Penelusuran riwayat penggunaan obat dilakukan oleh farmasi klinis dan
apoteker penanggung jawab rawat inap. Data penggunaan obat pasien diperoleh dari wawancara dengan pasienkeluarga pasien dan dari data rekam medik.
c. Rekonsiliasi obat
Rekonsiliasi obat di RSUP. H. Adam Malik dilakukan dengan cara
menyimpan obat-obatan yang dibawa pasien dari luar RSUP. H. Adam Malik untuk mencegah terjadinya kesalahan obat medication error.
d. Pelayanan Informasi Obat PIO
Seluruh kegiatan PIO telah dilaksanakan di RSUP H. Adam Malik. Untuk pasien rawat inap, PIO dilakukan oleh depo farmasi, sedangkan untuk pasien
rawat jalan, dilakukan oleh apotek I dan apotek II, dan juga dilaksanakan oleh seluruh pokja yang ada di IFRS. Salah satu kegiatan PIO yang telah dilaksanakan
di RSUP H. Adam Malik yaitu melalui penyuluhan. Penyuluhan dilaksanakan oleh farmasi klinis yang bekerja sama dengan PKRS dan yang sudah terstruktur
dilaksanakan sebanyak dua kali dalam satu bulan, Kemudian setiap bulan laporan
Universitas Sumatera Utara
PIO direkapitulasi oleh koordianator PIO yang ada di pokja farmasi klinis. Format Lembar Pelayanan Informasi Obat terlampir pada Lampiran 2.
e. Konseling