PIO direkapitulasi oleh koordianator PIO yang ada di pokja farmasi klinis. Format Lembar Pelayanan Informasi Obat terlampir pada Lampiran 2.
e. Konseling
Konseling untuk pasien rawat jalan dilakukan di ruang konseling yang berada di Apotek II, sedangkan di Apotik I tidak melayani konseling secara maksimal
karena tidak tersedianya ruang konseling untuk pasien. Kriteria pasien yang memerlukan pelayanan konseling diantaranya penderita
penyakit kronis seperti asma, diabetes, kardiovaskular, penderita yang menerima obat dengan indeks terapi sempit misalnya digoksin, karbamazepin, pasien lanjut
usia, anak-anak, penderita yang sering mengalami reaksi alergi pada penggunaan obat, penderita yang tidak patuh dalam meminum obat, pasien dengan resep
polifarmasi 5 atau lebih obat dan obat dengan tehnik khusus.
f. Visite
Visite di RSUP. H. Adam Malik dilakukan oleh apoteker secara mandiri dan bersama. Visite mandiri dilakukan oleh enam apoteker yang telah ditugaskan di
masing masing ruang pasien. Sebelum melakukan kegiatan visite apoteker harus mempersiapkan bahan-bahan atau data-data yang diperlukan dengan
mengumpulkan informasi mengenai kondisi pasien dan memeriksa terapi obat dari rekam medik atau sumber lain.
g. Pemantauan Terapi Obat PTO
Pemantauan terapi obat dilakukan oleh apoteker dengan melihat SOAP yang ditulis oleh dokter dan membandingkannya dengan RM 8.1. Tabel rekaman
pemberian obat tepat waktu yang dilakukan bersamaan dengan visite untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif dan rasional bagi pasien.
Universitas Sumatera Utara
h. Monitoring Efek Samping Obat MESO
Kegiatan Monitoring Efek Samping Obat MESO di RSUP H. Adam Malik dilakukan oleh farmasi klinis bersamaan dengan kegiatan visite. Agar MESO di
RSUP. H. Adam Malik dapat dimonitoring seluruhnya, maka farmasi melatih kepala ruangan untuk memantau ESO di ruangan masing-masing. Bila tenaga
kesehatan menemukan efek samping obat yang tidak lazim, maka dilaporkan ke pokja farmasi klinis, kemudian farmasi klinis akan berkolaborasi dengan dokter
yang menangani pasien tersebut dan jika kasus yang didapat ternyata memang efek samping obat yang jarang dan berbahaya, maka informasi tersebut akan
dituangkan dalam formulir MESO dan selanjutnya dikirimkan ke Pusat MESO Nasional melalui Panitia Farmasi dan Terapi PFT.
Kemudian petugas farmasi akan mencatat manifestasi ESO pada Rekam Medis pasien dan menempelkan stiker alergi obat berwarna merah dan memasang
gelang berwarna merah dan sampul depan stastus pasien. Blanko Pelaporan Monitoring Efek Samping Obat MESO terlampir pada Lampiran 3.
i. Evaluasi Penggunaan Obat EPO