31
4.1.4 Kurva Kalibrasi Fosfor secara Spektrofotometri Sinar Tampak
Kurva kalibrasi fosfor diperoleh dengan cara mengukur absorbansi dari larutan baku pada panjang gelombang 710 nm. Kurva kalibrasi larutan baku fosfor
dapat dilihat pada Gambar 4.3.
Gambar 4.3 Kurva kalibrasi fosfor
Hasil pengukuran kurva kalibrasi diperoleh persamaan garis regresi yaitu Y = 0,03168X + 0,0016 untuk kalium dan Y = 0,4439X + 0,0014 untuk fosfor.
Berdasarkan gambar diatas diperoleh hubungan yang linear antara konsentrasi dengan absorbansi, dengan koefisien korelasi r kalium sebesar
0,9998; dan fosfor sebesar 0,9995. Nilai ini menunjukkan adanya korelasi linier yang menyatakan adanya hubungan antara X Konsentrasi dan Y Serapan
Ermer, 2005.. Data hasil pengukuran absorbansi larutan baku kalium, dan fosfor dan perhitungan persamaan garis regresi dapat dilihat pada Lampiran 8 halaman
51 dan lampiran 9 halaman 52.
Universitas Sumatera Utara
32
4.1.5 Penetapan Kadar Kalium secara Spektrofotometri Serapan Atom
Penentuan kadar kalium dilakukan secara spektrofotometri serapan atom pada panjang gelombang 766,5 nm. Konsentrasi mineral kalium dalam sampel
ditentukan berdasarkan persamaan garis regresi kurva kalibrasi larutan baku mineral. Agar konsentrasi mineral kalium dalam sampel berada pada rentang
kurva kalibrasi maka masing-masing sampel diencerkan terlebih dahulu dengan faktor pengenceran sebesar 250 kali. Data dan perhitungan dapat dilihat pada
Lampiran 10 halaman 53-54 dan lampiran 12 halaman 57.
Analisis dilanjutkan dengan perhitungan statistik Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran. Hasil analisis kuantitatif mineral kalium dapat dilihat
pada Tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 4.1 Hasil analisis kadar kalium pada sampel
No Sampel
Kadar Kalium mg100g 1
Delima Lokal dengan biji 340,8522 + 4,3405
2 Delima Lokal tanpa biji
326,5140 + 6,7380 3
Delima Impor dengan biji 233,1907 + 2,6206
4 Delima Impor tanpa biji
162,3313 + 2,1051
4.1.6 Penetapan Kadar Fosfor secara Spektrofotometri Sinar Tampak