Fosfor .1 Pembuatan Larutan Induk Baku KH

23 4 dan, 5 µgml dan diukur pada panjang gelombang 766,5 nm dengan nyala udara-asetilen.

3.7.1.2 Penetapan Kadar Kalium dalam Sampel

Empat larutan sampel buah delima hasil destruksi dipipet sebanyak 0,1 ml dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml dan dicukupkan dengan akuademineralisata hingga garis tanda Faktor pengenceran = 25ml0,1ml = 250 kali. Lalu diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom yang telah dikondisikan dan diatur metodenya dimana penetapan kadar untuk kalium dilakukan pada panjang gelombang 766,5 nm dengan nyala udara- asetilen. Pengenceran dilakukan agar nilai absorbansi berada dalam rentang kurva kalibrasi larutan baku kalium. Konsentrasi kalium dalam sampel ditentukan berdasarkan persamaan garis regresi dari kurva kalibrasi. 3.7.2 Fosfor 3.7.2.1 Pembuatan Larutan Induk Baku KH 2 PO 4 LIB I Ditimbang 0,44 g KH 2 PO 4 yang telah dikeringkan didalam oven dengan suhu 105 C selama 1 jam, kemudian dimasukan ke dalam labu tentukur 100 ml, ditambahkan 5,0 ml HNO 3 5 N, dikocok hingga larut, dicukupkan volumenya dengan akuademineralisata hingga garis tanda. Diperoleh konsentrasi fosfor pada larutan induk baku LIB I adalah 1000 µgml.

3.7.2.2 Pembuatan Kurva Serapan Larutan KH

2 PO 4 Dipipet 0,5 ml dari LIB I, dimasukan kedalam labu tentukur 100 ml, ditambahkan akuademineralisata sampai garis tanda 5 µgml. Dipipet 1 ml dari larutan 5 µgml dimasukan ke dalam erlenmeyer, ditambahkan 5 ml akuademineralisata dan ditambahkan 1 ml larutan pengembang warna fosfor Universitas Sumatera Utara 24 asam sulfat 5N, ammonium molibdat, asam askorbat, kalium antimonil tatrat, kocok. Diukur serapan pada panjang gelombang maksimum 400-800 nm.

3.7.2.3 Penentuan Waktu Kerja

Dipipet 0,5 ml dari LIB I, dimasukan kedalam labu tentukur 100 ml, dicukupkan volumenya dengan akuademineralisata hingga garis tanda 5 µgml. Dipipet 1 ml dari larutan tersebut, ditambahkan 5,0 ml akuademineralisata dan 1,0 ml larutan pengembang warna fosfor asam sulfat 5N, ammonium molibdat, asam askorbat, kalium antimonil tatrat, dikocok, dan kemudian didiamkan. Diukur serapan pada panjang gelombang maksimum 710 nm mulai menit ke 0 hingga menit ke 60 dengan interval 1 menit.

3.7.2.4 Pembuatan Kurva Kalibrasi Fosfor

Dipipet 0,1 ml; 0,2 ml; 0,3 ml; 0,4 ml; 0,5 ml dari LIB I, dimasukan kedalam labu tentukur 100 ml, kemudian dicukupkan volumenya sampai garis tanda. Dipipet 1 ml larutan tersebut, ditambahkan 5,0 ml akuademineralisata dan 1 ml larutan pengembang warna fosfor asam sulfat 5N, ammonium molibdat, asam askorbat, kalium antimonil tatrat, dikocok dan diamkan selama 35 menit. Dengan konsentrasi larutan 0,1428 µgml; 0,2857 µgml; 0,4285 µgml; 0,5714 µgml; 0,7142 µgml. Kemudian diukur serapan pada panjang gelombang 710 nm pada menit ke-35 menit dengan spektrofotometri sinar tampak.

3.7.2.5 Penetapan Kadar Fosfor dalam Sampel

Empat larutan sampel buah delima hasil destruksi dipipet 0,5 ml, dimasukan kedalam labu tentukur 25 ml, dicukupkan volume dengan akuademineralisata hingga garis tanda. Dipipet 1,0 ml larutan tersebut, dimasukan ke dalam erlenmeyer, ditambahkan 5,0 ml akuademineralisata dan 1 ml larutan Universitas Sumatera Utara 25 pengembang warna fosfor asam sulfat 5N, ammonium molibdat, asam askorbat, kalium antimonil tatrat, dikocok Faktor Pengenceran = 350 kali. Diamkan selama 35 menit. Diukur serapan pada panjang gelombang maksimum 710 nm. Pengukuran harus dilakukan dalam rentang waktu kerja yang telah di peroleh. Kadar kalium dan fosfor dalam sampel dapat dihitung dengan cara sebagai berikut: g Sampel Berat n pengencera Faktor x ml Volume x µgml i Konsentras µgg Logam Kadar  3.8 Analisis Data Secara Statistik 3.8.1 Penolakan Hasil Pengamatan