7
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Film
Istilah film awalnya dimaksudkan untuk menyebut media penyimpan gam- bar atau biasa disebut Celluloid, yaitu lembaran plastik yang dilapisi oleh lapisan
kimiawi peka cahaya. Ada banyak sekali literature yang menjelaskan film, ber- dasarkan banyak pengertian yang akhirnya mengerucut pada suatu pengertian
yang universal. Menurut buku yang berjudul ”5 Hari Mahir Membuat Film” Javandalasta, 2011: 1, dijelaskan bahwa film adalah rangkaian gambar yang
bergerak membentuk suatu cerita atau juga bisa disebut Movie atau Video. Ada banyak sekali keistimewaan media film, beberapa diantaranya adalah:
1. Film dapat menghadirkan pengaruh emosional yang kuat. 2. Film dapat mengilustrasikan kontras visual secara langsung.
3. Film dapat berkomunikasi dengan para penontonnya tanba batas menjangkau. 4. Film dapat memotivasi penonton untuk membuat perubahan.
2.2 Jenis-Jenis Film
Dalam pembuatan film, memiliki sebuah idealisme dalam menentukan tema untuk “membungkus” cerita agar dapat diterima oleh penontonnya, agar penonton
dapat memahami jenis film apa yang mereka lihat. Dalam buku 5 Hari Mahir Membuat Film oleh Panca Javandalasta 2011, adapun beberapa jenis-jenis film
yang biasa diproduksi untuk berbagai keperluan, antara lain:
STIKOM SURABAYA
1. Film Dokumenter
Dokumenter adalah sebutan yang diberikan untuk film pertama karya Lumi- ere bersaudara yang berkisah tentang perjalanan travelogues yang dibuat
sekitar tahun 1890an. Tiga puluh enam tahun kemudian, kata ‘dokumenter’ kembali digunakan untuk pembuatan film dan kritikus film asal Inggris John
Grierson untuk film Moana 1926 karya Robert Flaherty. Grierson ber- pendapat, dokumenter merupakan cara kreatif mempresentasikan realitas Su-
san Hayward, 1996: 72 dalam buku Key Concepts in Cinema Studies. In- tinya, film dokumenter tak pernah lepas dari tujuan penyebaran, pendidikan,
propaganda bagi orang atau kelompok tertentu.
2. Film Pendek
Yang dimaksud film pendek di sini menurut Panca Javandalasta 2011: 2 yaitu, sebuah karya film cerita fiksi yang berdurasi kurang dari 60 menit. Di
berbagai Negara, film pendek dijadikan laboraturium eksperimen dan batu loncatan bagi para film maker untuk memproduksi film panjang.
3. Film Panjang
Menurut Panca Javandalasta 2011: 3, Film Panjang adalah film cerita fiksi yang berdurasi lebih dari 60 menit. Umumnya berkisar antara 90-100 menit.
Film yang diputar di bioskop umumnya termasuk dalam kelompok ini. Be- berapa film, misalnya Dance With Wolves, bahkan berdurasi lebih dari 120
menit. Film-film produksi India rata-rata berdurasi hingga 180 menit.
STIKOM SURABAYA
2.3 Film Pendek
Film dengan durasi pendek antara 1 menit–30 menit, jika menurut standar festival internasional terdapat beberapa jenis-jenis film pendek, diantaranya ada-
lah : 1.
Film pendek eksperimental Film pendek yang digunakan sebagai bahan eksperimen atau uji coba, di In-
donesia jenis film ini sering dikategorikan sebagai film indie. 2.
Film pendek kommersial Film pendek yang diproduksi untuk tujuan komersil atau memperoleh keun-
tungan contoh: iklan, profil perusahaan company profile 3.
Film pendek layanan masyarakat public service Film pendek yang bertujuan untuk layanan masyarakat, biasanya dita-
yangkan di media massa televisi 4.
Film pendek Entertainment hiburan Film pendek yang bertujuan komersil untuk hiburan. Film ini banyak kita
jumpai di televisi dengan berbagai ragamnya.
2.4 Genre Film
Genre film menurut Panca Javandalasta 2011: 3 yaitu, dalam film kita akan mengenal istilah Genre atau untuk mudahnya kita bisa menyebutnya jenis
atau bentuk sebuah film berdasarkan keseluruhan cerita. Ini digunakan untuk mempermudah penonton untuk menentukan film apa yang akan ia tonton. Genre
film ada beberapa macam, antara lain:
STIKOM SURABAYA
1. Genre Film Action Laga
Genre ini biasanya bercerita mengenai perjuangan seorang tokoh untuk berta- han hidup atau adegan pertarungan.
2. Genre Film Komedi
Genre film ini adalah film-film yang mengandalkan kelucuan-kelucuan baik dari segi cerita maupun dari segi penokohan.
3. Genre Film Horor
Genre film ini adalah misteri, biasanya mengetengahkan cerita yang terka- dang berada di luar akal umat manusia.
5. Genre Film Thriller
Genre film ini selalu mengedepankan ketegangan yang dibuat tak jauh dari unsur logika ataupun seperti pembunuhan.
6. Genre Film Ilmiah
Genre film ini biasa disebut dengan sci-fi. Ilmuan akan selalu ada dalam gen- re film ini karna apa yang sesuatu mereka hasilkan akan menjadi konflik uta-
ma dalam alur.
7. Genre Film Drama
Genre film yang biasanya banyak di sukai penonton karena dianggap sebagai gambaran nyata sebuah kehidupan dan penonton dapat ikut merasakan adegan
dalam film.
STIKOM SURABAYA
8. Genre Film Romantis
Genre film ini mengisahkan romansa cinta sepasang kekasih. Kebanyakan penonton yang melihat akan terbawa suasana romantis yang diperankan oleh
pemainnya. Dalam teori film yang ditulis oleh Himawan Prastista disampaikan bahwa
film romantis memusatkan perhatian cerita pada masalah cinta, baik kisah percintaannya sendiri maupun pencarian cinta sebagai tujuan utamanya.
Kebanyakan film mempunyai aspek romantisme anatar karakter. Film ro- mantis bisa didefinisikan sebagai film yang plot utamanya dasar pikiran filmnya
berputar tentang perkembangan romantisme dari kisah tokoh utama. Berdasarkan pengertian tersebut, maka genre film romantis mudah ditemui pada film-film,
setidaknya genre ini mendampingi genre utamanya. Dan film romantis sendiri memiliki cerita utama mengenai hubungan yang
romantis si tokoh utama. Kisahnya bisa berakhir bahagia happy ending bisa juga tidak bahagia bitter ending, akan tetapi umumnya cerita romantis ini berakhir
dengan bahagia sedangkan cerita yang menggabungkan antara film drama dan mencampurkan kisahcerita romantis di dalam nya disebut film drama romantis.
2.5 Alur
Alur merupakan rangkaian cerita sejak awal hingga akhir, Alur dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
STIKOM SURABAYA
1. Alur Maju Ceritanya bergerak maju. Contoh sederhananya adalah misalnya cerpen itu
awalnya menceritakantentang seorang anak kecil dan berkembang berakhir saat dia telah remaja.
2. Alur Mundur Cerita bergerak mundur, alias flashback. Biasanya bercerita tentang latar
belakang sebuah kejadian. Misalnya cerita tentang seorang pengusaha sukses yang membayangkan kisah hidupnya di masa muda yang penuh perjuangan
hidup. 3. Campuran
Cerita yang memiliki campuran alur maju dan mundur, cerita ini dimulai di tengah-tengah. Sementara cerita berkembang maju, beberapa kali di tampil-
kan bebrapa potongan flashback yang menjelaskan latar belakang cerita.
2.6 Teknik Compositing