Ester Golongan Bahan Anestesi lokal
2.Prokain Prokain disintesis dan diperkenalkan tahun 1905 dengan nama dagang
novokain. Selama lebih dari 50tahun, bahan ini merupakan obat terpilih untuk anestesi lokal, namun kegunaannya digantikan oleh bahan anestesi lain, yaitu lidokain
yang lebih kuat dan lebih aman berbanding prokain.
9,12
Sebagai bahan anestesi lokal, prokain pernah digunakan untuk anestesi infiltrasi, anestesi blok saraf, anestesi spinal, anestesi epidural dan anestesi kaudal.
Namun karena potensinya rendah, mula kerja lambat serta masa kerjanya pendek, maka penggunaannya sekarang ini hanya terbatas untuk anestesi infiltrasi dan
kadang-kadang untuk anestesiblok saraf. Didalam tubuh, prokain akan dihidrolisis menjadi PABA, yang dapat menghambat kerja sulfonamide.
9,12
Efek samping yang serius adalah hipersensitasi,yang kadang-kadang pada dosis rendah sudah dapat mengakibatkan kolaps dan kematian.Efek samping yang
harus dipertimbangkan pula adalah reaksi alergi terhadap kombinasi prokain penisilin. Berlainan dengan kokain, zat ini tidak mengakibatkan adiksi.
16
3.Benzokain Benzokain merupakan turunan dari prokain di mana bahan ini tidak dapat
larutsempurna dalam cairan encer , benzokain cenderung tetap di lokasi aplikasi dan tidak mudah diserap ke dalam sirkulasi sistemik dan memiliki efek toksisitas rendah,
benzokain sangat berguna untuk anestesi pada area permukaan besar dalam rongga mulut .Efek samping penggunaan benzokain adalah warna kebiruan pada kuku, bibir,
kulit atau telapak tangan.
12,17
2.5KomplikasiBahan Anestesi Lokal
1. Patah jarum Patah jarum adalah disebabkan gerakan yang tiba-tiba dari jarum gauge yang
ukurannya kecil atau jarum yang dibengkokkan. Pencegahan supaya tidak terjadi komplikasi ini, harus mengenal anatomi daerah yang akan dianestesi, gunakan jarum
gauge besar, pakai jarum sekali saja, tidak mengubah arah jarum, danmemberitahu pasien sebelum penyuntikan dilakukan. Penanganan sekiranya terjadi komplikasi
patah jarum adalah pastikan pasien tidak bergerak dan berada dalam keadaan yang tenang, mulut harus tetap terbuka supaya pipi atau jaringan sekitarnya tidak
tertusuk.
18,19
2. Rasa terbakar pada injeksi Penyebab terjadinya rasa terbakar pada injeksi adalahpH larutan melampaui
batas, injeksi larutan cepat, kontaminasi larutan catridge dengan larutan sterilisasi, larutan anestesi yang hangat. Bisa terjadi iritasi jaringan dan jaringanakan menjadi
rusak.Pencegahan yang dapat dilakukan adalah menggunakan anestesi lokal yang pH 5. Injeksikan larutan perlahan-lahan 1mlmenit dan cartridge disimpan pada suhu
kamar agar tetap steril.
19
3. Rasa sakit pada injeksi Penyebab rasa sakit pada injeksi adalah karenateknik injeksi yang salah,
jarum tumpul, deposit larutan cepat, jarum mengenai periosteum. Cara untuk mencegah agar tidak terjadinya rasa sakit adalahpenyuntikan yang benar, pakai jarum
yang tajam, pakai larutan anestesi yang steril, injeksi jarum dengan perlahan, hindari penyuntikan yang berulang-ulang.
19
4. Parastesi kelainan saraf akibat anestesi Penyebab parastesi atau kelainan saraf akibat anestesi adalah trauma iritasi
mekanis pada nervus akibat injeksi jarum atau larutan anestetik sendiri.Injeksi yang tepat serta penggunaan cartridge yang baik dapat mencegah terjadinya parastesi.
Sekiranya terjadi parastesi, tenangkan pasien.
19
5. Trismus gangguan membuka mulut Terdapat banyak penyebab terjadinya trismus antaranya adalahtrauma pada
otot untuk membuka mulut, iritasi larutan, pendarahan, infeksi rendah pada otot.Cara pencegahannya adalah pakai jarum suntik tajam, asepsis saat melakukan suntikan,
hindari injeksi berulang-ulang, volume anestesi yang minimal.Sekiranya pasien mengalami trismus, penanganan yang bisa dilakukan adalah terapi panas kompres
daerah trismus 15-20 menit setiap jam. Analgetik obat relaksasi otot, fisioterapi buka mulut 5- 10 menit tiap 3 jam, mengunyah permen karet, bila ada infeksi beri
antibiotik alat yang digunakan untuk membuka mulut saat trismus.
19
6. Hematoma efusi darah kedalam ruang vaskuler Penyebab hematoma adalah robeknya pembuluh darah vena arteri akibat
penyuntikan, tertusuknya arteri vena, dan efusi darah. Pencegahan hematoma dengancara injeksi harus diketahui sesuai dengan indikasi, jumlah penetrasi jarum
seminimal mungkin. Penanganan hematoma adalahpenekanan pada pembuluh darah yang terkena, diberi analgetik bila nyeri dan aplikasikan pada hari berikutnya.
19
7. Infeksi Penyebab infeksi adalahjarum dan daerah operasi yang tidak steril, infeksi
mukosa masuk kedalam jaringan dan teknik pemakaian alat yang salah. Pencegahan supaya tidak terjadi infeksi adalah pastikanjarum yang digunakan steril.
19
8. Edema Pembengkakan Jaringan Penyebab edemaadalah karena trauma selama injeksi, infeksi, alergi,
pendarahan dan iritasi larutan analgesik.Pencegahan edema adalahmemakai alat untuk anestesi lokal yang betul, injeksi atraumatik, teliti pasien sebelum pemberian
larutan analgesik. Penanganan untuk pasien yang edema adalah dengan mengurangi pembengkakan secepat mungkin, bila edema berhubungan dengan pernafasan maka
dirawat dengan epinefrin 8,3 mg IVIm, antihistamin IVim. Kortikosteroid IV IM, supinasi, berikan basic life support, tracheastomy apabila sumbat nafas dan evaluasi
pasien.
19
9. Bibir tergigit Penyebab bibir tergigit karena pemakaian bahan anestesi lokal yang
mempunyai durasi panjang yang menyebabkan pasien tidak terasa sewaktu menggigit-gigit bibir.Pencegahan supaya tidak tergigit bibir adalah pilih anestesi
durasi pendek, jangan makan atau minum yang panas dan jangan mengigit bibir. Penanganannya adalah analgesik, antibiotik, kumur air hangat dan oles
vaselinàlipstik.
18,19
10. Paralisis nervus fasialis Penyebabnya adalahmasuknya larutan anestesi ke dalam kapsul atau
substransi grandula parotid. Pencegahannya dengananestesi blok yang benar untuk n. Alveaolaris inferior dan pastikan jarum tidak menyimpang lebih kepost sewaktu blok
n. alveolaris inferior. Beritahu pasien bahwa bahan ini bersifat sementara, maka anjurkan secara periode membuka dan menutup mata.
19
11. Lesi intra oral pasca anestesi Penyebab lesi adalah karenastomatitis apthosa rekuren, herpes
simpleks.Penanganan untuk lesi oral akibat anestesi adalahsimptomatik, kumur- kumur dengan larutan dipenhidramin dan susu magnesium.
19
12. Mengelupas pada jaringan Penyebab mengelupas pada jaringan karena epitel yang deskuamasi dan abses
steril.Pencegahan untuk pengelupasan adalah gunakan topikal anestesi danapabila memakai vasokonstriktor pastikan tidak berlebihan. Penanganansecara simptomatik,
rasa sakit bisa diobati dengan analgesik aspirin kodein secara topikal
19
13. Pingsan Pingsan merupakan bentuk syok neurogenik.Penyebab terjadinya pingsan
adalah karena isomia, penurunan volume darah ke otak atau trauma psikologi.Pencegahannya denganfentilasi yang cukup. Penanganan sekiranya terjadi
pingsan adalahposisikan kepala lebih rendah dari tubuh, kaki sedikit diangkat, bila pasien sudah sadar dianjurkan tarik nafas dalam-dalam dan rangsang pernafasan
dengan wangi-wangian
19