i Golongan ester -COOC- Bahan-bahan dimetabolisme melalui proses hidrolisis. Yang termasuk
kedalam golongan ester, yakni : Kokain, Benzokain, ametocaine, prokain, piperoain, tetrakain, kloroprokain.
12
ii Golongan amida -NHCO- Bahan-bahan ini termetabolisme melalui oksidasi di dalam hati. Yang
termasuk kedalam golongan amida, yakni : lidokain, mepivakain, prilokain, bupivakain, etidokain, dibukain, ropivakain, levobupivakain.
12
Kecuali kokain, maka semua bahan anestesi lokal bersifat vasodilator melebarkan pembuluh darah.Sifat ini membuat bahan anestesi lokal cepat diserap,
sehingga toksisitasnya meningkat dan lama kerjanya jadi singkat karena bahan ini cepat masuk ke dalam sirkulasi.Untuk memperpanjang kerja serta memperkecil
toksisitas sering ditambahkan vasokonstriktor. Vasokonstriktor merupakan kontraindikasi pada kondisi sebagai berikut:
12
1 Anestesi pada telinga dan jari. 2 Infiltrasi, blok saraf pada persalinan spontan.
3 Penderita usia lanjut. 4 Penderita hipertensi.
5 Penderita dengan penyakit-penyakit kardiovaskuler. 6 Penderita diabetes mellitus.
7 Penderita tirotoksikosis.
2.4.1 Amida
Ikatan amida dari bahan anestesi lokal amida dihidrolisis oleh enzim mikrosomal hati.Kecepatan metabolisme senyawa amida di dalam hati ini bervariasi
bagi setiap individu, perkiraan urutannya adalah Prilokain tercepat etidokain lidokain mepivakain bupivakain terlambat. Akibatnya, toksisitas dari anestesi
lokal tipe amida ini akan meningkat pada pasien dengan gangguan fungsi hati. Sebagai contoh, waktu paruh lidokain rerata akan memanjang dari 1,8 jam pada
pasien normal menjadi lebih dari 6 jam pada pasien dengan penyakit hati yang berat.
12
1. Artikain Artikain mulai digunakan di Amerika Serikat sebagai bahan anestesi lokal
pada gigi sejak April 2000, dari berbagai anestetikum amino-amida karena memiliki suatu tiofen, dan bukan cincin benzene.
12
Saat ini jenis artikain direkomendasikan untuk infiltrasi saja. Ini memiliki onset yang cepat 2 menit dengan kemampuan
menembus kepadatan tulang kortikal mandibula. Dosis maksimum yang aman untuk orang dewasa 7 mgkgBB 1.
13,14
Kontraindikasi dari jenis ini adalah memiliki riwayat apabila pasien alergi atau hipersensitivitas dengan sulfat.
14
2. Prilokain Prilokain di antara bahan anestesi amoni-amida yang dapat menurunkan
toksisitas sistemik.
14
Biasanya bahan ini digunakan untuk blok dan infiltrasi yang membutuhkan waktu analgesia yang lebih dari 90 menit. Dosis maksimum 400 mg
sekalinya, 600 mg bersama vasokonstriktor. Efek sampingnya berupa methemoglobinemia dan sianosis, terutama pada dosis besar, yang disebabkan oleh
metabolit o-toluidin.
15
3. Mepivakain Bahan anestesi lokal golongan amida ini sifat farmakologiknya mirip
lidokain.Mepivakain digunakan untuk anestesi infiltrasi, blokade saraf regional dan anestesi spinal. Sediaan untuk suntikan merupakan larutan 1,0; 1,5 dan 2.Kecepatan
timbulnya efek, durasi aksi, potensi, dan toksisitasnya mirip dengan lidokain. Mepivakain tidak mempunyai sifat alergenik terhadap agen anestesi lokal tipe
ester.
12,15
Agen ini dipasarkan sebagai garam hidroklorida dan dapat digunakan untuk anestesi infiltrasi atau regional namun kurang efektif bila digunakan untuk anestesi
topikal. Mepivakain dapat menimbulkan vasokonstriksi lebih ringan daripada lidokain tetapi biasanya mepivakain digunakan dalam bentuk larutan dengan
penambahan adrenalin 1: 80.000. maksimal 5 mgkg berat tubuh. Satu buah cartridge biasanya sudah cukup untuk anestesi infiltrasi atau regional.
12,15
4. Lidokain Lidokain adalah bahan anestesi lokal yang kuat dan dapat digunakan secara
luas dengan pemberian topikal maupun suntikan.Anestesi terjadi lebih cepat, lebih kuat, lebih lama dan lebih ekstensif daripada yang ditimbulkan oleh prokain.
Lidokain merupakan aminoetilamid.
12,16
Pada larutan 0,5 toksisitasnya sama, tetapi pada larutan 2 lebih toksik daripada prokain. Larutan lidokain 0,5 digunakan untuk anestesi infiltrasi,
sedangkan larutan 1,0-2 untuk anestesi blok dan topikal. Bahan anestesi ini efektif bila digunakan tanpa vasokonstriktor, tetapi kecepatan absorbs dan toksisitasnya
bertambah serta masa kerjanya lebih pendek.
16
Lidokain terutama bersifat toksik pada susunan saraf pusat.Efek samping yang terjadi akibat toksisitas dapat berupa kejang, agitasi, disorientasi, euforia, pandangan
kabur, dan mengantuk.
17
Kejang berlangsung singkat dan berespon baik dengan pemberian diazepam. Secara umum bila kadar dalam plasma tidak mencapai 9
mgml, maka lidokain dapat ditoleransi dengan baik.
16
2.4.2 Ester
Bahan anastesi lokal ini dihidrolisis di dalam plasma oleh enzim pseudocholinesterase. Kadar hidrolisis akan berdampak pada potensi toksisitas dari
anastesi obat. Reaksi alergi bisa terjadi akibat respon dari obat anastesi golongan ester yang biasanya tidak berhubungan dengan PABA, yang sebagian besar produk
dari metabolisme anastesi lokal golongan ester.
12
1. Kokain Saat ini pemakaian klinis kokain umumnya terbatas pada anestesi topikal
untuk tindakan telinga, hidung dan tenggorokan, kokain memiliki efek vasokonstriktor yang kuat sehingga berfungsi mengurangi perdarahan. Pemakaiannya
semakin berkurang karena digantikan oleh bahan anestesi lain yang dikombinasikan dengan vasokonstriktor karenaakandapat menyebabkan toksisitas secara sistemik.
12
2.Prokain Prokain disintesis dan diperkenalkan tahun 1905 dengan nama dagang
novokain. Selama lebih dari 50tahun, bahan ini merupakan obat terpilih untuk anestesi lokal, namun kegunaannya digantikan oleh bahan anestesi lain, yaitu lidokain
yang lebih kuat dan lebih aman berbanding prokain.
9,12
Sebagai bahan anestesi lokal, prokain pernah digunakan untuk anestesi infiltrasi, anestesi blok saraf, anestesi spinal, anestesi epidural dan anestesi kaudal.
Namun karena potensinya rendah, mula kerja lambat serta masa kerjanya pendek, maka penggunaannya sekarang ini hanya terbatas untuk anestesi infiltrasi dan
kadang-kadang untuk anestesiblok saraf. Didalam tubuh, prokain akan dihidrolisis menjadi PABA, yang dapat menghambat kerja sulfonamide.
9,12
Efek samping yang serius adalah hipersensitasi,yang kadang-kadang pada dosis rendah sudah dapat mengakibatkan kolaps dan kematian.Efek samping yang
harus dipertimbangkan pula adalah reaksi alergi terhadap kombinasi prokain penisilin. Berlainan dengan kokain, zat ini tidak mengakibatkan adiksi.
16
3.Benzokain Benzokain merupakan turunan dari prokain di mana bahan ini tidak dapat
larutsempurna dalam cairan encer , benzokain cenderung tetap di lokasi aplikasi dan tidak mudah diserap ke dalam sirkulasi sistemik dan memiliki efek toksisitas rendah,
benzokain sangat berguna untuk anestesi pada area permukaan besar dalam rongga mulut .Efek samping penggunaan benzokain adalah warna kebiruan pada kuku, bibir,
kulit atau telapak tangan.
12,17
2.5KomplikasiBahan Anestesi Lokal
1. Patah jarum Patah jarum adalah disebabkan gerakan yang tiba-tiba dari jarum gauge yang
ukurannya kecil atau jarum yang dibengkokkan. Pencegahan supaya tidak terjadi komplikasi ini, harus mengenal anatomi daerah yang akan dianestesi, gunakan jarum
gauge besar, pakai jarum sekali saja, tidak mengubah arah jarum, danmemberitahu pasien sebelum penyuntikan dilakukan. Penanganan sekiranya terjadi komplikasi
patah jarum adalah pastikan pasien tidak bergerak dan berada dalam keadaan yang tenang, mulut harus tetap terbuka supaya pipi atau jaringan sekitarnya tidak
tertusuk.
18,19
2. Rasa terbakar pada injeksi Penyebab terjadinya rasa terbakar pada injeksi adalahpH larutan melampaui
batas, injeksi larutan cepat, kontaminasi larutan catridge dengan larutan sterilisasi, larutan anestesi yang hangat. Bisa terjadi iritasi jaringan dan jaringanakan menjadi
rusak.Pencegahan yang dapat dilakukan adalah menggunakan anestesi lokal yang pH 5. Injeksikan larutan perlahan-lahan 1mlmenit dan cartridge disimpan pada suhu
kamar agar tetap steril.
19
3. Rasa sakit pada injeksi Penyebab rasa sakit pada injeksi adalah karenateknik injeksi yang salah,
jarum tumpul, deposit larutan cepat, jarum mengenai periosteum. Cara untuk mencegah agar tidak terjadinya rasa sakit adalahpenyuntikan yang benar, pakai jarum
yang tajam, pakai larutan anestesi yang steril, injeksi jarum dengan perlahan, hindari penyuntikan yang berulang-ulang.
19
4. Parastesi kelainan saraf akibat anestesi Penyebab parastesi atau kelainan saraf akibat anestesi adalah trauma iritasi
mekanis pada nervus akibat injeksi jarum atau larutan anestetik sendiri.Injeksi yang tepat serta penggunaan cartridge yang baik dapat mencegah terjadinya parastesi.
Sekiranya terjadi parastesi, tenangkan pasien.
19
5. Trismus gangguan membuka mulut Terdapat banyak penyebab terjadinya trismus antaranya adalahtrauma pada
otot untuk membuka mulut, iritasi larutan, pendarahan, infeksi rendah pada otot.Cara pencegahannya adalah pakai jarum suntik tajam, asepsis saat melakukan suntikan,
hindari injeksi berulang-ulang, volume anestesi yang minimal.Sekiranya pasien mengalami trismus, penanganan yang bisa dilakukan adalah terapi panas kompres
daerah trismus 15-20 menit setiap jam. Analgetik obat relaksasi otot, fisioterapi buka mulut 5- 10 menit tiap 3 jam, mengunyah permen karet, bila ada infeksi beri
antibiotik alat yang digunakan untuk membuka mulut saat trismus.
19
6. Hematoma efusi darah kedalam ruang vaskuler Penyebab hematoma adalah robeknya pembuluh darah vena arteri akibat
penyuntikan, tertusuknya arteri vena, dan efusi darah. Pencegahan hematoma dengancara injeksi harus diketahui sesuai dengan indikasi, jumlah penetrasi jarum
seminimal mungkin. Penanganan hematoma adalahpenekanan pada pembuluh darah yang terkena, diberi analgetik bila nyeri dan aplikasikan pada hari berikutnya.
19
7. Infeksi Penyebab infeksi adalahjarum dan daerah operasi yang tidak steril, infeksi
mukosa masuk kedalam jaringan dan teknik pemakaian alat yang salah. Pencegahan supaya tidak terjadi infeksi adalah pastikanjarum yang digunakan steril.
19
8. Edema Pembengkakan Jaringan Penyebab edemaadalah karena trauma selama injeksi, infeksi, alergi,
pendarahan dan iritasi larutan analgesik.Pencegahan edema adalahmemakai alat untuk anestesi lokal yang betul, injeksi atraumatik, teliti pasien sebelum pemberian
larutan analgesik. Penanganan untuk pasien yang edema adalah dengan mengurangi pembengkakan secepat mungkin, bila edema berhubungan dengan pernafasan maka
dirawat dengan epinefrin 8,3 mg IVIm, antihistamin IVim. Kortikosteroid IV IM, supinasi, berikan basic life support, tracheastomy apabila sumbat nafas dan evaluasi
pasien.
19
9. Bibir tergigit Penyebab bibir tergigit karena pemakaian bahan anestesi lokal yang
mempunyai durasi panjang yang menyebabkan pasien tidak terasa sewaktu menggigit-gigit bibir.Pencegahan supaya tidak tergigit bibir adalah pilih anestesi
durasi pendek, jangan makan atau minum yang panas dan jangan mengigit bibir. Penanganannya adalah analgesik, antibiotik, kumur air hangat dan oles
vaselinàlipstik.
18,19
10. Paralisis nervus fasialis Penyebabnya adalahmasuknya larutan anestesi ke dalam kapsul atau
substransi grandula parotid. Pencegahannya dengananestesi blok yang benar untuk n. Alveaolaris inferior dan pastikan jarum tidak menyimpang lebih kepost sewaktu blok
n. alveolaris inferior. Beritahu pasien bahwa bahan ini bersifat sementara, maka anjurkan secara periode membuka dan menutup mata.
19
11. Lesi intra oral pasca anestesi Penyebab lesi adalah karenastomatitis apthosa rekuren, herpes
simpleks.Penanganan untuk lesi oral akibat anestesi adalahsimptomatik, kumur- kumur dengan larutan dipenhidramin dan susu magnesium.
19
12. Mengelupas pada jaringan Penyebab mengelupas pada jaringan karena epitel yang deskuamasi dan abses
steril.Pencegahan untuk pengelupasan adalah gunakan topikal anestesi danapabila memakai vasokonstriktor pastikan tidak berlebihan. Penanganansecara simptomatik,
rasa sakit bisa diobati dengan analgesik aspirin kodein secara topikal
19
13. Pingsan Pingsan merupakan bentuk syok neurogenik.Penyebab terjadinya pingsan
adalah karena isomia, penurunan volume darah ke otak atau trauma psikologi.Pencegahannya denganfentilasi yang cukup. Penanganan sekiranya terjadi
pingsan adalahposisikan kepala lebih rendah dari tubuh, kaki sedikit diangkat, bila pasien sudah sadar dianjurkan tarik nafas dalam-dalam dan rangsang pernafasan
dengan wangi-wangian
19
2.6 Kerangka Teori
Anestesi Lokal
Amida Ester
Golongan obat anestesi lokal
2.7 Kerangka Konsep
Anestesi lokal 1.
Definisi Anestesi Lokal
2. Mekanisme kerja
anestesi lokal 3.
Golongan obat anestesi lokal
4. Komplikasi anestesi
lokal Bahan anestesi
lokal yang sering
digunakan di praktek dokter
gigi di Kota Medan.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Istilah `anestesi` berasal dari Bahasa Yunani an yang artinya tidak, dan aesthesis yang artinya perasaan. Secara umum anestesi berarti kehilangan perasaan
atau sensasi.
1
Anestesi terbagi dua yaitu, anestesi umum dan anestesi lokal.Bila mempengaruhi seluruh tubuh, digunakan istilah `analgesia umum` atau `anestesi
umum`.Bila hanya sebagian dari tubuh yang terpengaruh, maka istilah yang digunakan adalah `anestesi lokal`. Anestesi lokal merupakan anestesi yang sering
digunakan pada pencabutan gigi geligi.
2,3
Bahan anestesi lokal merupakan salah satu bahan yang paling sering digunakan dalam kedokteran gigi, bahkan menjadi bahan yang mutlak digunakan
dalam praktek dokter gigi sehari-hari.Bahan anestesi lokal digunakan untuk menghilangkan rasa sakit yang timbul akibat prosedur kedokteran gigi yang
dilakukan. Bahan anestesi lokal terbagi atas dua golongan yaitu ester dan amida.
3
Beberapa penelitian dilakukan untuk mengetahui jenis bahan anestesi lokal yang digunakan oleh dokter gigi dalam praktek sehari-hari.Sebuah survei mengenai
jenis bahan anestesi lokal yang digunakan oleh dokter gigi dilakukan oleh Gaffen dan Haas selama tahun 2007. Keduanya menemukan bahwa lidokain dengan epinefrin
1:100 000 merupakan bahan anestesi lokal yang paling banyak digunakan oleh dokter gigi di Ontario yaitu 37,31. Artikain dengan epinephrine 1:200 000 menduduki
peringkat kedua dengan persentase penggunaan mencapai 27,04.Alasan penggunaannya karena kekurangan spesifikasi didalam formula bahan anestesi
buvikain dengan epinephrine 1:200 000.
4
Adapun penelitian yang dilakukan oleh Corbett dkk pada dokter gigi di United Kingdom UK mengenai bahan anestesi lokal yang digunakan oleh dokter
gigi yang telah berpengalaman dan dokter lulusan baru ≤ 5 tahun antara tahun 2002
dan tahun 2003, menemukan bahwa lidokain dengan epinefrin merupakan bahan