Metode Pengumpulan Data Definisi dan Batasan Operasional.

besardari jumlah variabel maka, dalam penelitian ini ditentukan bahwa masing- masing variabel diwakilkan oleh 15 sampel.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari hasil wawancara langsung kepada nelayan menggunakan daftar pertanyaan kuisioner. Sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi-instansi terkait di daerah penelitian seperti, Dinas Perikanan dan Kelautan KKP dan Badan Pusat Statistik BPS.

3.4 Metode Analisis Data

Hipotesis 1 dianalisis dengan regresi linier berganda. Dalam peneltian ini akan dianalisis pengaruh modal kerja, pengalaman, jam kerja dan teknologi terhadap pendapatan nelayan di Desa Pekan Tanjung Beringin, Kecamatan Tanjung Beringin dan Desa Kuala Lama, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai yang dirumuskan sebagai berikut Y = + + + + + Dimana: Y = Pendapatan nelayan Rp = Konstanta , , = Koefisen x 1 = modal kerja Rp x 2 = Pengalaman Tahun x 3 = Jam Kerja x 4 = Teknologi Buah Universitas Sumatera Utara Pengujian Hipotesis I Pengujian hipotesis dalam penelitian ini meliputi pengujian serempak uji-f, pengujian individu uji-t, dan pengujian ketetapan perkiraan R 2 , uji asumsi klasik yang meliputi multikolinearitas, heteroskedasitas, autokorelasi dan normalitas. Uji Statistik

1. Pengujian Koefisien Determinasi R

2 Koefisien determinasi merujuk kepada kemampuan dari variabel independen X dalam menerangkan variabel dependen Y. Koefisien determinasi digunakan untuk menghitung seberapa besar varian dan variabel dependen dapat dijelaskan oleh variasi variabel-variabel independen. Nilai R 2 paling besar 1 dan paling kecil 0 0 R 2 1. Bila R 2 sama dengan 0 maka garis regresi tidak dapat digunakan untuk membuat ramalan variabel dependen, sebab variabel-variabel yang dimasukkan ke dalam persamaan regresi tidak mempunyai pengaruh varian variabel dependen adalah 0.

2. Pengujian Signifikan Simultan Uji f-test statistik

Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara signifikan terhadap variabel dependen. Dimana jika f hitung f tabel , maka H diterima atau variabel independen secara bersama-sama tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen tidak signifikan dengan kata lain perubahan yang terjadi pada variabel terikat tidak dapat dijelaskan oleh perubahan variabel independen, dimana tingkat signifikansi yang digunakan yaitu 5. Analisis koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa besar pengaruh variabel Universitas Sumatera Utara independen modal kerja, tenaga kerja, pengalaman kerja, teknologi, dan harga jual terhadap variabel dependen pendapatan nelayan.

3. Pengujian Signifansi Parameter Individual Uji t-test statistik

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen secara sendiri-sendiri mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Dengan kata lain, untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen dapat menjelaskan perubahan yang terjadi pada variabel dependen secara nyata. Untuk mengkaji pengaruh variabel independen terhadap dependen secara individu dapat dilihat hipotesis berikut: H 1 : β 1 = 0 → tidak berpengaruh, H 1 : β 1 → berpengaruh positif, H 1 : β 1 → berpengaruh negative. Dimana β 1 adalah koefisien variabel independen ke-1 yaitu nilai parameter hipotesis. Biasanya nilai β dianggap nol, artinya tidak ada pengaruh variabel X 1 terhadap Y. bila t hitung t tabel maka H diterima tidak signifikan. Uji t digunakan untuk membuat keputusan apakah hipotesis terbukti atau tidak, dimana tingkat signifikan yang digunakan yaitu 5. Uji Asumsi Klasik Dalam suatu model regresi berganda ada beberapa permasalahan yang bisa terjadi yang secara statistik dapat mengganggu model yang ditentukan, bahkan dapat menyesatkan kesimpulan yang diambil dari persamaan yang dibentuk. Untuk itu perlu dilakukan uji penyimpangan asumsi klasik. Multikolinieritas Multikolinieritas timbul karena satu atau lebih variabel bebas penjelas Universitas Sumatera Utara merupakan kombinasi linier yang pasti sempurna atau mendekati pasti dari variabel penjelas lainnya. Jika terdapat multikolinieritas sempurna, koefisien regresi dari variabel penjelas tersebut tidak dapat ditentukan dan variansnya bernilai tak terhingga. Jika multikonilinieritas kurang sempurna, koefisien regresi dapat ditentukan, namun variansnya sangat besar, sehingga tidak dapat menaksir koefisien secara akurat. Dalam model regresi linier diasumsikan tidak terdapat multikolinieritas di antara variabel-variabel penjelas, untuk itu perlu dideteksi dengan mengamati besaran-besaran regresi yang didapat, yaitu : 1. Interval tingkat kepercayaan lebar karena varians besar maka standar error besar, sehingga interval kepercayaan lebar. 2. Koefisien determinasi tinggi dan signifikasi nitai t statistik rendah. 3. Koefisien korelasi antar variable bebas tinggi. 4. Nilai koefisien korelasi parsial tinggi. Untuk melihat ada tidaknya multikolinieritas dalam suatu model pengamatan, dapat dilakukan dengan regresi antar variabel bebas, sehingga dapat diperoleh nilai koefisien determinan R 2 masing-masing. Selanjutnya R 2 hasil regresi antar variabel bebas tersebut dibandingkan dengan R 2 hasil regresi model, sehingga diperoleh kesimpulan sebagai berikut: jika nilai R 2 hasil regresi antar variabel bebas R 2 model penelitian, maka hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada multikolinieritas dalam model empiris yang digunakan ditolak. Jika nilai R 2 hasil regresi antar variabel bebas R 2 model penelitian, maka hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada masalah multikolinieritas model empiris yang digunakan tidak dapat ditolak. Universitas Sumatera Utara Heteroskedastisitas Menurut Santoso 2002 tujuan uji heterokedastitas adalah sebagai berikut “Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Dalam regresi linier diasumsikan bahwa varians bersyarat dari E ε i 2 = Var ε i = σ 2 homokedastisitas, apabila varians bersyarat ε i = σ i 2 untuk setiap 1, ini berarti variansnya homogen atau homokedastisitas.” Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dalam model regresi bisa dilihat dari pola yang terbentuk pada titik-titik yang terdapat pada grafik scaterplot.Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik point-point yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar, kemudian menyempit maka telah terjadi heteroskedastisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji Normalitas Menurut Imam Ghozali 2007 tujuan dari uji normalitas adalah sebagai berikut “Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas diperlukan karena untuk melakukan pengujian-pengujian variabel lainnya dengan mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid dan statistik parametrik tidak dapat digunakan.” Universitas Sumatera Utara Uji statistik yang digunakan untuk uji normalitas data dalam penelitian ini adalah uji normalitas atau sampel Kolmogorov-Smirnov. Hasil analisis ini kemudian dibandingkan dengan nilai kritisnya. a. Menurut Singgih Santoso 2007, menjelaskan output test of normality, 1. Ada pedoman pengambilan keputusan :Angka signifikansi Sig α = 0,05 maka data berdistribusi normal 2. Angka signifikansi Sig α = 0,05 maka data tidak berdistribusi normal Adapun cara lain untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik . b. Menurut Singgih Santoso 2002 metode yang digunakan adalah pengujian secara visual dengan metode gambar normal Probability Plots dalam program SPSS yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusan: 1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal menunjukkan pola distribusi normal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal danatau tidak mengikuti arah garis diagonal tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

3.4.2 Skala Likert

Persepsi nelayan terhadap program bantuan pemerintah dianalisis dengan metode analisis skala likert, yaitu mengelompokkan variabel dengan menjumlahkan skor Universitas Sumatera Utara dari nilai seperangkat variabel yang bersangkutan berupa pernyataan positif dan pernyataan negatif. Adapun skor untuk pernyataan positif adalah SS = 5, S = 4, R = 3, TS = 2, dan STS = 1, sedangkan untuk pernyataan negatif adalah SS = 1, S = 2, R = 3, TS = 4, dan STS = 5 Pengelompokan variabel dapat dilhat pada berkut ini. Tabel 3.4 Pengelompokan Variabel Pernyataan Positif dan Negatif No. Pernyataan Positif Pernyataan Negatif 1 Saya mengetahui dengan baik program pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan nelayan. Saya merasa program bantuan yang diberikan pemerintah tidak terlalu berpengaruh terhadap pendapatan saudara 2 Program pemerintah bagi nelayan mampu mengembangkan sektor perikanan di Desa Kuala Lama Desa Pekan Tanjung Beringin Ketentuan untuk mendapatkan bantuan menyulitkan saudara 3 Program pemerintah yang dilakukan mampu memberikan dorongan dan semangat bagi saudara untuk meningkatkan hasil produksi. Tidak semua nelayan menyukai adanya program bantuan yang diberikan pemerintah. 4 Program pemerintah dapat menjadi alternatif bagi saudara untuk menyelesaikan permasalahan untuk melaut. Program Dinas Perikanan dan Kelautan yang berjalan tidak sesuai dengan harapan nelayan 5 Saya berharap program pemerintah terus berlanjut Saya merasa kesulitan menyampaikan aspirasi kepada pemerintah 6 Saya merasa bantuan dari pemerintah bersifat merata bagi setiap nelayan yang dinyatakan tepat mendapatkan program bantuan Untuk menjamin kepastian mendapat program bantuan dari pemerintah, saya harus memberikan “pelancar” bagi oknum terkait di lembaga pemerintahan terkait Universitas Sumatera Utara 7 Pemerintah transparan dengan berapa besar jumlah hak yang seharusnya diterima nelayan dari program bantuan yang dicanangkan Pemerintah tidak mengawasi proses pemberian bantuan hingga sampai ke tangan nelayan Menurut Azwar 2007, dalam analisis ini responden akan diminta untuk memilih salah satu dari sejumlah kategori yang tersedia dari variabel yang bersangkutan yaitu, Saangat Setuju SS, Setuju S, Ragu-Ragu R, Tidak Setuju TS dan Sangat Tidak Setuju STS, kemudian diukur dengan skala pengukuran persepsi skala Likert dengan rumus : T Keterangan : T = skor standar X = skor responden pada skala persepsi yang hendak diubah menjadi skor T = mean skor kelompok S = deviasi standar kelompok Kriteria Uji • Jika T ≥ 50, maka persepsi positif • Jika T ≤ 50, maka persepsi negatif Metode Deskriptif Metode Deskriptif digunakan untuk memaparkan, program peningkatan pendapatan nelayan apa saja yang dicanangkan dan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai di Kecamatan Pantai Cermin dan Kecamatan Tanjung Beringin. Serta untuk memaparkan bagaimana persepsi para Universitas Sumatera Utara nelayan terhadap program-program yang telah dijalankan oleh pemerintah tersebut.

3.5 Definisi dan Batasan Operasional.

3.5.1 Definisi Operasioanal

Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat dengan tujuan agar tidak terjadi kekeliruan dan kesalahpahaman atas penafsiaran dan pengertian dari beberapa istilah dalam penelitian ini. 1. Nelayan adalah orang yang mata pencahariannya menangkap ikan di laut dengan menggunakan sampan dayung atau biasa nelayan tradisional, perahu motor dan kapal motor. 2. Jam kerja adalah lama waktu nelayan berada di laut dalam satuan jam. 3. Pendapatan nelayan adalah pendapatan bersih yang dibawa pulang oleh nelayan yang diperoleh dari hasil penjualan tangkapanproduksi ikan setelah dikurangi modal kerja selama sebulan satuan Rp. 4. Harga jual adalah nilai yang diberikan kepada komoditas yang diproduksi oleh nelayan. Nilai yang dimaksudkan adalah dalam satuan rupiah. 5. Modal kerja adalah biaya-biaya yang dikeluarkan oleh nelayan dalam proses produksi. Biaya-biaya itu terdiri dari : makan, rokok, minyak solar, minyak bensin, peralatan menangkap ikan umpan selama sekali proses produksi atau per trip satuan Rp.. 6. Tenaga kerja adalah banyaknya orang yang ikut melaut dalam 1 perahu atau kapal motor satuan jiwa. 7. Pengalaman adalah orang yang sudah menjalani profesi hidupnya sebagai nelayan dalam jangka waktu tertentu satuan tahun. Universitas Sumatera Utara 8. Teknologi adalah penggunaan alat – alat tangkap modern misalnya perahu motor, troli, jala, dan alat tangkap yang canggih atau alat tradisional seperti perahu layar dayung, kail sederhana dan alat tangkap yang masih sangat sederhana. Teknologi dibagi 2 jenis ditinjau dari kapasitas kapalnya yaitu kapasitas 4 GT dan 0 GT. Perbedaan kapasitas kapal ini secara keseluruhan membedakan jenis alat tangkap, jumlah modal dan tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi. 9. Persepsi adalah pengalaman tentang objek dalam hal ini program bantuan pemerintah, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. 10. Program bantuan pemerintah difokuskan kepada Program Pengembangan Usaha Mina Pedesaaan PUMP.

3.6.2 Batasan Operasional

1. Penelitian dilakukan di Desa Kuala Lama Kecamatan Pantai Cermin dan Desa Pekan Tanjung Beringin Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai. 2. Waktu penelitian dilakukan pada tahun 2014. 3. Sampel penelitian adalah nelayan. Universitas Sumatera Utara BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

4.1 Luas dan Letak Geografis Desa Pekan Tanjung Beringin dan Desa Kuala Lama