lebih maju, seperti motor tempel atau kapal motor; commercial fisher atau nelayan yang telah berorientasi pada peningkatan keuntungan, dan industrial fisher yang
memiliki beberapa ciri, seperti terorganisasi, padat modal, pendapatan lebih tinggi, dan berorientasi ekspor.
2.4 Teori Pemberdayaan
Konsep pemberdayaan pada dasarnya adalah upaya menjadikan suasana kemanusiaan yang adil dan beradab menjadi semakin efektif secara struktural,
baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, negara, regional, internasional, maupun dalam bidang ekonomi, politik dan lain-lain. Memberdayakan masyarakat
adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkap
kemiskinan dan keterbelakangan. Kartasasmita, 1996
2.5 Teori Persepsi
Menurut Stanton persepsi dapat didefinisikan sebagai makna yang kita pertalikan berdasarkan pengalaman masa lalu, stimuli rangsangan-rangsangan yang kita
terima melalui panca indera. Menurut Horovitz persepsi dipengaruhi oleh 3 faktor, yakni :
1. Faktor Psikologis
Faktor psikologis akan membuat perubahan dalam persepsi nelayan. Perubahan yang dimaksudkan termasuk memori, pengetahuan, kepercayaan, nilai-nilai yang
dianggap nelayan penting dan berguna.
Universitas Sumatera Utara
2. Faktor Fisik
Faktor ini akan mengubah persepsi nelayan melalui apa yang nelayan tersebut lihat dan rasakan. Faktor fisik dapat memperkuat atau malah menghancurkan
persepsi nelayan terhadap kualitas layanan yang diberikan oleh pemerintah. 3.
Image yang terbentuk Image yang terbentuk disini adalah image nelayan terhadap pemerintah ataupun
program bantuan yang diberikan oleh pemerintah. Menurut Lovelock harapan dan persepsi pada akhirnya akan menentukan tingkat kepuasan nelayan terhadap
bantuan pemerintah. Setelah menikmati bantuan yang diberikan, nelayan akan membandingkan antara harapan dan persepsi mereka tentang bantuan tersebut.
Ada beberapa kemungkinan yang terjadi : a.
Jika persepsi perception lebih kecil dari harapan expectation, PH nelayan akan memberikan suatu anggapan negatif terhadap bantuan
pemerintah yang telah diterimanya tersebut. Hal ini akan menimbulkan ketidakpuasan dan kekecewaan nelayan.
b. Jika persepsi perception sama dengan harapan expectation, P=H, nelayan
akan memberikan suatu tanggapan yang netral, sesuai dengan bantuan yang telah diterimanya tersebut.Hal ini akan membuat nelayan cukup puas dengan
bantuan pemerintah tersebut. c.
Jika persepsi perception lebih besar dari harapan expectation, PH, nelayan akan memberikan suatu anggapan positif terhadap bantuan
pemerintah yang telah diterimanya. Hal ini akan membuat nelayan merasa sangat puas dengan bantuan pemerintah tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Untuk mengukur persepsi digunakan Model Likert, yaitu metode penskalaan pernyataan persepsi yang menggunakan distribusi respon sebagai dasar penentuan
nilai skalanya. Untuk melakukan penskalaan dengan metode ini, sejumlah pernyataan telah ditulis berdasarkan kaidah penulisan pernyataan dan didasarkan
pada rancangan skala yang ditetapkan. Responden akan diminta untuk menyatakan kesetujuan atau ketidaksetujuannya terhadap isi pernyataan dalam
lima macam kategori jawaban yaitu, “sangat tidak setuju” STS, “tidak setuju” TS, “tidak dapat menentukan” atau “ragu-ragu” R, “Setuju”S dan “sangat
setuju” SS. Salah satu skor standar yang biasanya digunakan dalam skala Model Likert adalah skor T, yaitu :
T Keterangan :
T = skor standar X = skor responden pada skala persepsi yang hendak diubah menjadi skor T
= mean skor kelompok S
= deviasi standar kelompok Kriteria Uji
• Jika T
≥ 50, maka persepsi positif •
Jika T ≤ 50, maka persepsi negatif Azwar,2007
2.6 Program Bantuan Pemerintah dalam Peningkatan Pendapatan Nelayan 2.6.1 Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir PEMP
Universitas Sumatera Utara
Kebijakan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir dimulai sejak tahun 2001 yang dirancang untuk mengatasi persoalan kemiskinan pada masyarakat pesisir
melalui pengembangan kultur kewirausahaan, penguatan Lembaga Keuangan Mikro LKM, penggalangan partisipasi masyarakat dan kegiatan usaha ekonomi
produktif lainnya yang berbasis sumberdaya lokal dan berkelanjutan. Program
PEMP 2001-2003 dilancarkan dengan pemberian dana hibah langsung kepada Koperasi Nelayan atau Lembaga Keuangan Mikro yang dibentuk untuk mengelola
kebutuhan permodalan nelayan. Kebijakan tahun 2006 mengalami perubahan yaitu berupa pemberian dana hibah tidak langsung lagi kepada koperasi nelayan
atau Lembaga Keuangan Mikro nelayan, tetapi dana hibah tersebut dijadikan agunan kredit koperasi pada lembaga perbankan untuk memperoleh fasilitas kredit
yang diberi nama Dana Ekonomi Produktif DEP . Dan pada tahun 2008 koperasi nelayan sudah diarahkan agar berhubungan sendiri dengan lembaga
perbankan untuk mendapatkan Kredit Usaha Rakyat disingkat KUR dengan suku bunga kredit umum dari lembaga perbankan dan harus disertai dengan
jaminan kebendaan KKP.
2.6.2 Pengembangan Usaha Mina Perdesaan Perikanan Tangkap PUMP
Sesuai dengan misi Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2010-2014, yaitu “Mensejahterakan Masyarakat Kelautan dan Perikanan”, maka salah satu strategi
untuk mencapai misi tersebut dilaksankan melalui kegiatan Pengembangan Usaha Mina Perdesaan PUMP. PUMP merupakan pendekatan pengembangan usaha
nelayan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan nelayan. PUMP fokus pada kelompok sasaran. Berdasarkan hal tersebut, mulai tahun 2011
pembinaan nelayan skala kecil adalah memadukan pembinaan nelayan yang
Universitas Sumatera Utara
tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama KUB, Kelompok Penerima Program PNPM Mandiri Perikanan Tangkap dan Kelompok Nelayan.
Pelaksanaan PUMP diselaraskan dengan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional RPJMN dan Rencana Strategis Renstra Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2010-2014. Oleh karena itu mulai tahun 2011
kegiatan pemberdayaan nelayan dikoordinasikan oleh Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap sebagai kelanjutan pembinaan nelayan penerima BLM pada
kegiatan PNPM Mandiri Kelautan Perikanan tahun 2009-2010 yang dalam hal ini dilaksanakan Direktorat Pengembangan Usaha Penangkapan Ikan.
Pelaksanaan PUMP Perikanan Tangkap kedepan menjadi kerangka kebijakan dan
acuan pelaksanaan berbagai kegiatan penanggulangan kemiskinan khususnya pemberdayaan usaha nelayan skala kecil berbasis desa nelayan.
a. Tujuan PUMP