Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan

yang paling sederhana sampai yang paling kompleks, sekalipun ada disekitar kita, belum banyak yang memahami berbagai model yang dapat diterapkan untuk mempelajari pola hubungan antara input dan output.

2.2.3 Pendapatan

Suatu kegiatan perekonomian yang bergerak dalam sektor apapun dalam penentuan tingkat produksi akan memperhitungkan tingkat pendapatan yang akan dihasilkan dalam suatu produksi. Dengan efisiensi biaya produksi maka akan mencapai profitkeuntungan yang maksimum karena profit merupakan salah satu tujuan penting dalam berusaha. Pendapatan adalah selisih antara penerimaan TR dan semua biaya TC. Jadi Pd = TR – TC. Penerimaan nelayan TR adalah perkalian antara produksi yang diperoleh Y dengan harga jual Py. Biaya nelayan biasanya diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tetap fixed cost dan biaya tidak tetap variable cost. Biaya tetap FC adalah biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Biaya variabel VC adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh, contohnya biaya untuk tenaga kerja. Total biaya TC adalah jumlah dari biaya tetap FC dan biaya variabel VC, maka TC = FC + VC Soekartawi, 2002.

2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan

Pendapatan nelayan merupakan sumber utama para nelayan untuk mencukupi kebutuhaan hidup. Menurut Baridwan 1992 dalam Syamrilaode 2013 mengutarakan bahwa “pendapatan revenue adalah aliran masuk atau kenaikan lain aktiva suatu badan usaha atau pelunasan utangnya atau kombinasi keduanya Universitas Sumatera Utara selama satu periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa, atau dari kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama badan usaha”. Pendapatan nelayan bersumber dari pendapatan bersih hasil melaut. Artinya pendapatan yang sudah tidak di potong oleh biaya untuk melaut. Berikut ini disajikan hal-hal yang dinilai mampu mempengaruhi pendapatan nelayan :

2.3.1 Pengaruh Modal Terhadap Pendapatan Nelayan

Modal adalah produk atau kekayaan yang digunakan untuk memproduksi hasil selanjutnya. Modal kerja pada hakikatnya merupakan jumlah yang terus menerus ada dalam menopang usaha yang menjembatani antara saat pengeluaran untuk memperoleh barang atau jasa dengan waktu penerimaan penjualan. Modal kerja mempunyai 2 fungsi yaitu : 1. Menopang kegiatan produksi. 2. Menutup dana atau pengeluaran tetap dan dana yang tidak berhubungan secara langsung dengan produksi dan penjualan. Modal kerja yang tepat merupakan syarat keberhasilan suatu usaha terlebih lagi usaha kecil. Modal kerja sangat erat hubungannya dalam rangka menghitung kebutuhan modal kerja Ahmad,1997. Sebagian dari modal yang dimiliki oleh nelayan digunakan sebagai biaya produksi atau biaya operasi dan biaya-biaya lainnya dalam suatau usaha kegiatan nelayan. Biaya produksi atau biaya operasi nelayan biasanya diperoleh dari kelompok nelayan kaya ataupun pemilik modal toke, karena adanya hubungan pinjam- meminjam uang sebagai modal kerja dimana pada musim panen, hasil tangkapan Universitas Sumatera Utara ikan nelayan digunakan untuk membayar hutang dan tingkat harga ikan ditentukan oleh pemilik modal.

2.3.2 Pengaruh Pengalaman Kerja Terhadap Pendapatan Nelayan

Menurut Notoadmojo 2003 dalam Darmayunita 2012 Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Tanpa pengetahuan seseorang tidak mempunyai dasar untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan terhadap masalah yang dihadapi..Dari uraian tersebut pengalaman kerja dapat memberikan keuntungan bagi seseorang dalam melaksanakan kegiatan kerja sehingga seseorang tersebut tidak merasa kesulitan dalam berkerja.Hal ini sesuai dengan pendapat Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Rofi 2012, pengalaman kerja didefinisikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang pernah dialami oleh seseorang ketika mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya Balai Pustaka Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,1991. Pengalaman bekerja merupakan modalutama seseorang untuk terjun dalam bidang tertentu Sastrohadiwiryo, 2005. Selain itu pendapat tokoh lain yaitu Pengalaman kerja adalah sesuatu atau kemampuan yang dimiliki oleh para karyawan dalam menjalankan tugas–tugas yang dibebankan. Artinya kemudahan dan kesulitan yang dimiliki seseorang dalam suatu pekerjaan akan dipengaruhi oleh seberapa seseorang tersebut memiliki pengalaman kerja Nitisemito,2000. Universitas Sumatera Utara

2.3.3 Pengaruh Jam Kerja Terhadap Nelayan

Dari berbagai faktor produksi yang dikenal, capital dan labor merupakan dua faktor produksi yang terpenting. Capital adalah seperangkat peralatan yang digunakan oleh pekerja. Labor adalah waktu yang dihabiskan untuk bekerja. Fungsi produksi mencerminkan teknologi yang ada karena secara implisit menunjukkan cara mengubah capital dan labor menjadi output. Jika ditemukan cara produksi yang lebih baik, akan diperoleh lebih banyak output dari penggunaan capital dan labor yang jumlahnya sama. Dengan berubahnya waktu terjadi perubahan dalam supply faktor produksi maupun teknologi, output yang dihasilkan juga akan berubah.Semakin meningkat kuantitas labor dan capital akan semakin banyak output yang dihasilkan. Perusahaan menghasilkan lebih banyak output jika memiliki lebih banyak mesin atau jika pekerjanya bekerja lebih lama Herlambang dkk, 2002. Menurut Masyhuri 1999, Pada umumnya penangkapan ikan lepas pantai yang dilakukan dalam waktu yang lebih lama dan lebih jauh dari daerah sasaran tangkapan ikan mempunyai banyak kemungkinan memperoleh hasil tangkapan produksi yang lebih banyak dan tentu memberikan pendapatan lebih besar dibandingkan dengan penangkapan ikan dekat pantai. Namun Nelayan sangat bergantung kepada kondisi alam dalam proses produksi. Tidak setiap saat nelayan bisa melakukan proses produksi. Kondisi laut yang kotor juga bisa merusak alat tangkap nelayan sewaktu-waktu tanpa bisa diduga. Ditambah lagi dengan maraknya nelayan yang berasal dari luar daerah yang mengeksplotasi hasil laut di wilayah tangkap nelayan kabupaten ini dengan Universitas Sumatera Utara menggunakan teknologi yang canggih menyebabkan nelayan semakin terpuruk dalam kemiskinan.

2.3.4 Pengaruh Teknologi Terhadap Pendapatan Nelayan

Teknologi terkait dengan peralatan yang digunakan oleh nelayan dalam penangkapan ikan adalah perahu tanpa mesin atau perahu dengan mesin, jarring dan pancing. Peralatan atau biaya nelayan adalah nilai dari peralatan yang digunakan seperti harga perahu, harga peralatan penangkapan ikan, dan bahan makanan yang dibawa melaut dan yang ditinggalkan dirumah. Ini merupakan input bagi nelayan dalam melaut menangkap ikan. Selain itu jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam melaut. Nelayan dikategorikan sebagai seseorang yang pekerjaannya menangkap ikan dengan mengunakan alat tangkap yang sederhana, mulai dari pancing, jala, jaring, pukat, dan lain sebagainya. Namun dalam perkembangannya dikategorikan sebagai seorang yang berprofesi menangkap ikan dengan alat yang lebih modern ialah kapal ikan dengan alat tangkap modern. Semakin canggih teknolgi yang digunakan nelayan maka akan semakin meningkatkan produktivitas hasilnya lebih meningkatkan produksi, yang didalamnya tersirat kesimpulan bahwa masyarakat akan memperoleh penghasilan yang lebih tinggi. Menurut Satria 2002, keberadaan nelayan digolongkan menjadi 4 tingkatan dilihat dari kapasitas teknologi alat tangkap dan armada, orientasi pasar dan karakteristik pasar. Keempat kelompok tersebut, antara lain nelayan tradisional peasant-fisher yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan sendiri; post peasant-fisher atau nelayan yang menggunakan teknologi penangkapan ikan yang Universitas Sumatera Utara lebih maju, seperti motor tempel atau kapal motor; commercial fisher atau nelayan yang telah berorientasi pada peningkatan keuntungan, dan industrial fisher yang memiliki beberapa ciri, seperti terorganisasi, padat modal, pendapatan lebih tinggi, dan berorientasi ekspor.

2.4 Teori Pemberdayaan