Uji Heteroskedastisitas Uji Autokorelasi

73 SM, struktur kepemilikan manajerial SKM tidak terjadi multikolinieritas antar variabel bebas.

4.4.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Sebuah Uji Asumsi Regresi Berganda Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, disebut homoskedastisitas. Jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas. Tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi yang baik. Pengujian heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan metode scatterplot pada uji regresi yang telah dilakukan sebelumnya. Pada metode ini yang perlu diperhatikan adalah melihat ada tidaknya pola tertentu dari variabel terikat, dimana jika terdapat pola tertentu maka tidak terjadi heteroskedastisitas, namun bila terdapat pola tertentu maka terjadi heteroskedastisitas pada data yang digunakan dalam penelitian ini. Grafik scatterplot diperoleh dari output uji regresi melalui penambahan plots dengan sresid sebagai Y dan z-pred sebagai X. Dari gambar 4.1 terlihat bahwa hubungan antara Regression Studentized Residual dan Regression Standardized Predicted Value yang berupa titik-titik tidak terlihat membentuk suatu pola tertentu. Keterangan tersebut menunjukkan bahwa pada penelitian ini tidak ada gejala heteroskedastisitas, sehingga model regresi yang dihasilkan layak digunakan untuk memprediksi variabel dependen berdasarkan masukan variabel bebasnya. 74 Regression Studentized Residual 4 2 -2 -4 Regres sion Standardi zed Predi cted Val ue 5 4 3 2 1 -1 Sumber : Hasil pengolahan data primer dengan SPSS 19.0 tahun 2014 data diolah Gambar 4.3 : Scatterplot Berdasarkan gambar 4.3 di atas dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala heterokedastisitas karena titik menyebar secara tidak teratur atau tidak membentuk suatu pola tertentu serta titik menyebar di bawah dan di atas angka nol.

4.4.2.4 Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model linear ada korelasi antar kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Ada beberapa cara dapat digunakan untuk mendeteksi masalah dan autokorelasi diantaranya adalah dengan uji Durbin-Witson. Menurut Sunyoto 2009 pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah: 1 Angka D-W diantara -2 berarti tidak ada autokorelasi 2 Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi 75 Tabel 4.9 Hasil uji Durbin-Witson Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Witson 1 .969 a .940 .935 13.26271 2.629 a. Predictors Constant, SKM, SM, CG b. Dependent Variable: PD Sumber : data diolah peneliti, 2014 Tabel 4.7 menunjukkan hasil autokorelasi variabel penelitian. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh bahwa tidak terjadi autokorelasi antar kesalahan pengganggu antar periode. Hal ini dilihat dari nilai Durbin-Watson D-W sebesar 2.629. Angka tersebut berada diantara +2, artinya bahwa angka DW lebih besar dari -2 berarti -2 2.629 +2. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada autokorelasi.

4.4.3 Analisis Regresi Berganda