HASIL DAN PEMBAHASAN Dampak Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Produktivitas dan Pendapatan Petani

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Produktivitas tanaman Kubis, Wortel, dan Tomat sebelum dan sesudah erupsi Gunung Sinabung di Desa Perteguhen, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo. Perhitungan produktivitas tanaman atau produktivitas lahan pada daerah penelitan menggunakan rumus sebagai berikut : �� = ������ �� Dimana : PL : Produktivitas Lahan KgHa Output : Produksi output Kg LL : Luas Lahan Ha Pada penelitian ini yang dilihat adalah bagaimana dampak erupsi Gunung Sinabung terhadap produktivitas lahan. Oleh karena itu diambil data sebelum dan sesudah erupsi, agar dapat diketahui dampak yang terjadi di lapangan. Menurut Soekartawi 2002, kesuburan lahan pertanian menentukan produktivitas lahan dimana lahan yang subur akan menghasilkan produktivitas yang lebih tingggi daripada lahan yang tingkat kesuburannya rendah. Kesuburan lahan berkaitan dengan struktur dan tekstur tanah. Universitas Sumatera Utara Lebih lanjut Tim Penulis PS 1992, menyatakan bahwa produktivitas lahan dipengaruhi oleh tinggi rendahnya unsur hara pada suatu lahan serta kondisi lokasi dan iklim lahan tersebut. Berdasarkan pernyataan di atas dapat diketahui bahwa variabel bebas yang lebih dapat menerangkan variabel produktivitas lahan adalah berupa variabel struktur tanah, tekstur tanah, kandungan unsur hara dan kondisi agroklimat lahan tersebut. Untuk lebih jelasnya, mengenai produktivitas lahan di Desa Perteguhen, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo dapat di jelaskan sebagai berikut. - Sebelum Erupsi Gunung Sinabung 1. Kubis Tabel 7. Produktivitas Lahan Rata-Rata Tanaman Kubis Sebelum Erupsi Gunung Sinabung di Desa Perteguhen, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo. Keterangan Luas Lahan Ha Produksi Kg Produktivitas Lahan KgHa Total 4,25 167.755 621.852 Rata-Rata 0,28 11.184 39.472 Sumber : Data Diolah dari Lampiran 14 Melihat nilai produktivitas rata-rata Kubis di Desa Perteguhen, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo pada Tabel 7, diperoleh bahwa dari 15 sampel petani kubis di daerah penelitian memiliki total lahan sebesar 4,25 ha, dan memiliki total produksi 167.755 kg, maka produktivitas lahan rata-ratanya adalah 39.472 kgha. Universitas Sumatera Utara Maka jika dibandingkan dengan produktivitas rata-rata kubis di Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, sesuai data Badan Pusat Statistik 2013, yaitu sebesar 29,6 tonha atau 29.600 kgha, Disimpulkan bahwa produktivitas kubis sebelum erupsi Gunung Sinabung di Desa Perteguhen, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, cukup tinggi yaitu memiliki selisih 9872 kgha. Hal ini menunjukkan sangat baik menanam tanaman kubis di daerah penelitian tersebut karena memiliki produktivitas lahan yang tinggi. 2. Wortel Tabel 8. Produktivitas Lahan Rata-Rata Tanaman Wortel Sebelum Erupsi Gunung Sinabung di Desa Perteguhen, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo. Keterangan Luas Lahan Ha Produksi Kg Produktivitas Lahan KgHa Total 4,30 112.179 392.101 Rata-Rata 0,29 7.479 26.088 Sumber : Data Diolah dari Lampiran 14 Melihat nilai produktivitas rata-rata wortel di Desa Perteguhen, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo pada Tabel 8, diperoleh bahwa dari 15 sampel petani wortel di daerah penelitian memiliki total lahan sebesar 4,30 ha, dan memiliki Total Produksi 392.101 kg, maka produktivitas lahan rata-ratanya adalah 26.088 kgha. Maka jika dibandingkan dengan produktivitas rata-rata wortel di Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, sesuai data Badan Pusat Statistik 2013, yaitu sebesar 21,5 tonha atau 21.500 kgha, Disimpulkan bahwa produktivitas wortel sebelum erupsi Gunung Sinabung di Desa Perteguhen, Universitas Sumatera Utara Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, cukup tinggi yaitu memiliki selisih 4588 kgha. Hal ini menunjukkan sangat baik menanam tanaman wortel di daerah penelitian karena memiliki produktivitas lahan yang tinggi. 3. Tomat Terdapat hal menarik di dalam penelitian ini, tanaman tomat sebelum terjadi erupsi Gunung Sinabung tidak dapat berproduksi di Desa Perteguhen, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo. Hal ini belum diketahui penyebab sebelumnya mengapa tanaman tomat tidak dapat tumbuh atau selalu mengalami gagal panen sebelum terjadi erupsi Gunung Sinabung, dan tidak ada data pendukung ataupun penelitian mengenai hal tersebut sebelumnya. - Sesudah Erupsi Gunung Sinabung 1. Kubis Tabel 9. Produktivitas Lahan Rata-Rata Tanaman Kubis Sesudah Erupsi Gunung Sinabung di Desa Perteguhen, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo. Keterangan Luas Lahan Ha Produksi Kg Produktivitas Lahan KgHa Total 4,25 112.396 409.966 Rata-Rata 0,28 7.493 26.446 Sumber : Data Diolah dari Lampiran 14 Melihat nilai produktivitas rata-rata kubis di Desa Perteguhen, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, sesudah erupsi pada Tabel 9, diperoleh bahwa dari 15 sampel petani kubis di daerah penelitian memiliki total lahan sebesar 4,25 ha, dan memiliki total produksi 409.966 kg, maka produktivitas lahan rata-ratanya adalah 26.446 kgha. Universitas Sumatera Utara Maka jika dibandingkan dengan produktivitas rata-rata kubis di Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, sesuai data Badan Pusat Statistik 2013, yaitu sebesar 29,6 tonha atau 29.600 kgha, disimpulkan bahwa produktivitas kubis sesudah erupsi Gunung Sinabung di Desa Perteguhen, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, menjadi turun yaitu memiliki selisih 3.154 kgha. Hal ini menunjukkan ada dampak erupsi Gunung Sinabung saat menanam tanaman kubis di daerah penelitian tersebut karena memiliki produktivitas lahan yang mengalami penurunan. 2. Wortel Tabel 10. Produktivitas Lahan Rata-Rata Tanaman Wortel Sesudah Erupsi Gunung Sinabung di Desa Perteguhen, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo. Keterangan Luas Lahan Ha Produksi Kg Produktivitas Lahan KgHa Total 4,30 78.525 274.471 Rata-Rata 0,29 5.235 18.262 Sumber : Data Diolah dari Lampiran 14 Melihat nilai produktivitas rata-rata wortel di Desa Perteguhen, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, sesudah Erupsi pada Tabel 10 di atas, diperoleh bahwa dari 15 sampel petani wortel di daerah penelitian memiliki total lahan sebesar 4,30 ha, dan memiliki total produksi 78.525 kg, maka produktivitas lahan rata-ratanya adalah 18.262 kgha. Maka jika dibandingkan dengan produktivitas rata-rata wortel di Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, sesuai data Badan Pusat Statistik 2013, yaitu sebesar 21,5 tonha atau 21.500 kgha, Disimpulkan bahwa Universitas Sumatera Utara produktivitas wortel sesudah erupsi Gunung Sinabung di Desa Perteguhen, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, menjadi turun yaitu memiliki selisih 3.238 kgha. Hal ini menunjukkan ada dampak erupsi Gunung Sinabung saat menanam tanaman wortel di daerah penelitian tersebut karena memiliki produktivitas lahan yang mengalami penurunan. 3. Tomat Tabel 11. Produktivitas Lahan Rata-Rata Tanaman Tomat Sesudah Erupsi Gunung Sinabung di Desa Perteguhen, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo. Keterangan Luas Lahan Ha Produksi Kg Produktivitas Lahan KgHa Total 3,60 78.429 327.214 Rata-Rata 0,24 5.229 21.786 Sumber : Data Diolah dari Lampiran 14 Melihat nilai produktivitas rata-rata tomat di Desa Perteguhen, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, sesudah erupsi pada Tabel 11, diperoleh bahwa dari 15 sampel petani tomat di daerah penelitian memiliki total lahan sebesar 3,60 ha, dan memiliki total produksi 78.429 kg, maka produktivitas lahan rata-ratanya adalah 21.786 kgha. Maka jika dibandingkan dengan produktivitas rata-rata tomat di Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, sesuai data Badan Pusat Statistik 2013, yaitu sebesar 21,4 tonha atau 21.400 kgha, disimpulkan bahwa produktivitas tomat sesudah erupsi Gunung Sinabung di Desa Perteguhen, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, cukup baik yaitu hanya memiliki selisih 386 kgha. Hal ini menunjukkan ada dampak erupsi Gunung Sinabung saat Universitas Sumatera Utara menanam tanaman tomat di daerah penelitian tersebut karena memiliki produktivitas lahan yang cukup baik sesuai dengan produktivitas rata-rata tanaman tomat di Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo. Selain itu akibat dari erupsi gunung sinabung juga mendapati hal menarik terkhususnya untuk tanaman tomat, yang dimana ketika sebelum terjadi erupsi Gunung Sinabung, tanaman tomat tidak dapat berproduksi ataupun selalu gagal panen, tetapi setelah terjadi erupsi Gunung Sinabung, maka tanaman tomat di daerah penelitian menjadi dapat berproduksi dan memiliki produktivitas lahan yang baik. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah rangkuman data produktivitas tanaman kubis, wortel, dan tomat sebelum dan sesudah erupsi Gunung Sinabung di Desa Perteguhen, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo. Tabel 12. Selisih Produktivitas Lahan Rata-Rata Tanaman Kubis, Wortel, dan Tomat Sebelum dan Sesudah Erupsi Gunung Sinabung di Desa Perteguhen, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo. Keterangan Sebelum Erupsi Sesudah Erupsi Selisih Kubis Wortel Tomat Kubis Wortel Tomat Kubis Wortel Tomat Rata-Rata Luas Lahan Ha 0,28 0,29 0,24 0,28 0,29 0,24 Rata-Rata Produksi Kg 11.184 7.479 7.493 5.235 5.229 3.691 2.244 -5.229 Produktivitas Rata-RataKgHa 39.472 26.088 26.446 18.262 21.786 13.026 4.302 -21.786 Sumber : Data Diolah dari Lampiran 14 Melihat selisih nilai produktivitas rata-rata seluruh tanaman kubis, wortel, dan tomat sebelum dan sesudah erupsi Gunung Sinabung seperti pada Tabel 12, diperoleh bahwa selisih produktivitas rata-rata tanaman kubis adalah Universitas Sumatera Utara 13.026 kgha, ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan produktivitas rata-rata tanaman kubis di daerah penelitian yang sebelum erupsi memiliki produktivitas rata-rata 39.472 kgha menjadi 26.446 kgha. Begitu pula terhadap tanaman wortel di daerah penelitian, menunjukkan bahwa terjadi penurunan produktivitas rata-rata tanaman wortel di daerah penelitian yang sebelum erupsi memiliki produktivitas rata-rata 26.088 kgha menjadi 18.262 kgha, maka memiliki selisih 4.302 kgha. Tetapi berbeda dengan tanaman tomat yang memiliki selisih produktivitas rata- rata sebelum dan sesudah erupsi yaitu sebesar -21.786 kgha, hal ini dapat dilihat terjadi peningkatan produktivitas karena sebelum erupsi tanaman tomat tidak dapat berproduksi di daerah penelitian tetapi setelah terjadi erupsi Gunung Sinabung maka terjadi peningkatan produktivitas rata-rata sebesar 21.786 kgha. Sangat menarik melihat data pada Tabel 12, tanaman kubis dan tanaman wortel mengalami penurunan produksi dan produktivitas di daerah penelitian, sedangkan pada tanaman tomat mengalami peningkatan produksi dan produktivitas di daerah penelitian yang sangat drastis. Universitas Sumatera Utara 5.2 Pendapatan petani Kubis, Wortel, dan Tomat sebelum dan sesudah erupsi Gunung Sinabung di Desa Perteguhen, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo. Menurut Nuryanti 2003, pendapatan merupakan selisih dari total penerimaan dan total biaya produksi. Total penerimaan diperoleh dari hasil perkalian antara jumlah produksi terhadap harga produk, sementara total biaya merupakan hasi perkalian antara jumlah produksi terhadap harga produk, sementara total biaya merupakan hasil perkalian antara jumlah input produksi terhadap harga input produksi tersebut. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut : � = TR – TC = y. Py – x. Px Dimana : � = Pendapatan TR = Total Revenue TC = Total Cost y = jumlah produksi Py = Harga Produk x = Jumlah input produksi Px = Harga input produksi Diketahui bahwa y merupakan fungsi x, dapat dirumuskan sebagai berikut : Y = fx X = f-1y Universitas Sumatera Utara Sehingga dapat dirumuskan bahwa : � = y. Py - f-1y. Px Atau sama dengan : � = fy, Py, Px Berdasarkan rumusan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor variabel yang paling mempengaruhi pendapatan adalah jumlah produksi, harga produksi dan harga input produksi. Untuk lebih jelasnya, mengenai pendapatan petani kubis, wortel, dan tomat di Desa Perteguhen, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo dapat di jelaskan sebagai berikut. - Sebelum Erupsi Gunung Sinabung 1. Kubis Tabel 13. Pendapatan Petani Kubis Sebelum Erupsi Gunung Sinabung di Desa Perteguhen, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo. Keterangan Luas Lahan Ha Total Penerimaan Rp Total Biaya Produksi Rp Pendapatan Rp Total 4,25 198.453.771 139.375.000 68.937.104 Rata-Rata 0,28 13.230.251 9.291.667 4.595.807 Sumber : Data Diolah dari Lampiran 13 Dari Tabel 13, dapat terlihat bahwa pendapatan rata-rata petani kubis di Desa Perteguhen, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo sebesar Rp. 4.595.807, yang dimana data tersebut diambil dari rataan 15 sampel petani kubis dengan rataan luas lahan 0,28 ha, rataan penerimaan Rp. 13.230.251 dan rataan biaya produksi Rp. 9.291.667 Pendapatan petani kubis tersebut sangat dipengaruhi oleh harga jual kubis di sentra produksi sebelum erupsi Gunung Sinabung yaitu sebesar Universitas Sumatera Utara Rp. 1.183Kg. Harga jual di sentra produksi tersebut di dapat dari data Dinas Pertanian Kabupaten Karo. Hal ini menyebabkan pendapatan petani kubis di Desa Perteguhen, Kecamatan Simpang Empat tergolong kecil. 2. Wortel Tabel 14. Pendapatan Petani Wortel Sebelum Erupsi Gunung Sinabung di Desa Perteguhen, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo. Keterangan Luas Lahan Ha Total Penerimaan Rp Total Biaya Produksi Rp Pendapatan Rp Total 4,30 256.777.502 173.255.417 83.522.085 Rataan 0,29 17.118.500 11.550.361 5.568.139 Sumber : Data Diolah dari Lampiran 13 Dari Tabel 14, dapat terlihat bahwa pendapatan rata-rata petani wortel di Desa Perteguhen, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo sebesar Rp. 5.568.139, data tersebut diambil dari rataan 15 sampel petani wortel dengan rataan luas lahan 0,29 ha, rataan penerimaan Rp. 17.118.500 dan rataan biaya produksi Rp. 11.550.361 Pendapatan petani wortel tersebut sangat dipengaruhi oleh harga jual wortel di sentra produksi sebelum erupsi Gunung Sinabung yaitu sebesar Rp. 2.289kg. Harga jual di sentra produksi tersebut di dapat dari data Dinas Pertanian Kabupaten Karo. Hal ini menyebabkan pendapatan petani wortel di Desa Perteguhen, Kecamatan Simpang Empat tergolong kecil. 3. Tomat Pendapatan petani tomat pada saat sebelum erupsi Gunung Sinabung tidak ada dikarenakan tidak terjadi proses usahatani, pada saat itu petani yang mengusahakan tanaman tomat selalu mendapatkan kendala dalam usahanya, seperti gagal panen, maupun pertumbuhan tanaman tomat di Desa Perteguhen, Universitas Sumatera Utara Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo tidak maksimal, sehingga dapat dikatakan tanaman tomat pada saat itu di daerah penelitian tidak dapat berproduksi dan dianggap tidak mendapat menghasilkan pendapatan bagi petani. - Sesudah erupsi Gunung Sinabung 1. Kubis Tabel 15. Pendapatan Petani Kubis Sesudah Erupsi Gunung Sinabung di Desa Perteguhen, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo. Keterangan Luas Lahan Ha Total Penerimaan Rp Total Biaya Produksi Rp Pendapatan Rp Total 4,25 238.053.937 143.445.250 100.779.127 Rataan 0,28 15.870.262 9.563.017 6.718.608 Sumber : Data Diolah dari Lampiran 13 Dari Tabel 15, dapat terlihat bahwa pendapatan rata-rata petani kubis di Desa Perteguhen, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo sesudah terjadi erupsi Gunung Sinabung sebesar Rp. 6.718.608, data tersebut diambil dari rataan 15 sampel petani kubis dengan rataan luas lahan 0,28 ha, rataan penerimaan Rp. 15.870.262 dan rataan biaya produksi Rp. 9.563.017 Pendapatan petani kubis tersebut sangat dipengaruhi oleh harga jual kubis di sentra produksi sesudah erupsi Gunung Sinabung yaitu sebesar Rp. 2.118kg, harga jual di sentra produksi tersebut di dapat dari data Dinas Pertanian Kabupaten Karo. Pendapatan petani kubis sesudah erupsi Gunung Sinabung menjadi meningkat dikarenakan harga jual kubis pada saat sesudah erupsi gunung sinabung meningkat kurang lebih sampai 100 persen, dan juga dipengaruhi pertambahan biaya penyiraman dan pembersihan debu vulkanik yang terjadi pada saat terjadi erupsi, penyiraman dan pembersihan debu ini harus cepat dilakukan Universitas Sumatera Utara agar tanaman kubis dapat kembali tumbuh, apabila tidak cepat dibersihkan dan disiram, maka akan menghambat pertumbuhan tanaman kubis dan bisa sampai gagal panen, dikarenakan unsur hara yang dikandung dari debu vulkanik tersebut sangat beracun bagi tanaman. 2. Wortel Tabel 16. Pendapatan Petani Wortel Sesudah Erupsi Gunung Sinabung di Desa Perteguhen, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo. Keterangan Luas Lahan Ha Total Penerimaan Rp Total Biaya Produksi Rp Pendapatan Rp Total 4,30 393.725.503 177.386.417 216.339.087 Rataan 0,29 26.248.367 11.825.761 14.422.606 Sumber : Data Diolah dari Lampiran 13 Dari Tabel 16, dapat terlihat bahwa pendapatan rata-rata petani wortel di Desa Perteguhen, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo sesudah terjadi erupsi Gunung Sinabung sebesar Rp. 14.422.606, data tersebut diambil dari rataan 15 sampel petani wortel dengan rataan luas lahan 0,29 ha, rataan penerimaan Rp. 26.248.367 dan rataan biaya produksi Rp. 11.825.761 Pendapatan petani wortel tersebut sangat dipengaruhi oleh harga jual wortel di sentra produksi sesudah erupsi Gunung Sinabung yaitu sebesar Rp. 5.014kg, harga jual di sentra produksi tersebut di dapat dari data Dinas Pertanian Kabupaten Karo. Pendapatan petani wortel sesudah erupsi Gunung Sinabung menjadi meningkat dikarenakan harga jual wortel pada saat sesudah erupsi Gunung Sinabung meningkat lebih dari 100 persen, dan juga dipengaruhi pertambahan biaya penyiraman dan pembersihan debu vulkanik yang terjadi pada saat terjadi erupsi, penyiraman dan pembersihan debu ini harus cepat dilakukan agar tanaman Universitas Sumatera Utara wortel dapat kembali tumbuh, apabila tidak cepat dibersihkan dan disiram, maka akan menghambat pertumbuhan tanaman wortel dan bisa sampai gagal panen, dikarenakan unsur hara yang dikandung dari debu vulkanik tersebut sangat beracun bagi tanaman. 3. Tomat Tabel 17. Pendapatan Petani Tomat Sesudah Erupsi Gunung Sinabung di Desa Perteguhen, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo. Keterangan Luas Lahan Ha Total Penerimaan Rp Total Biaya Produksi Rp Pendapatan Rp Total 3,60 333.007.714 250.784.342 82.223.373 Rataan 0,24 22.200.514 16.718.956 5.481.558 Sumber : Data Diolah dari Lampiran 13 Dari Tabel 17, dapat terlihat bahwa pendapatan rata-rata petani tomat di Desa Perteguhen, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo sesudah terjadi erupsi Gunung Sinabung sebesar Rp. 5.481.558, data tersebut diambil dari rataan 15 sampel petani tomat dengan rataan luas Lahan 0,24 ha, rataan penerimaan Rp. 22.200.514 dan rataan biaya produksi Rp. 16.718.956 Pendapatan petani tomat tersebut sangat dipengaruhi oleh harga jual tomat di sentra produksi sesudah erupsi Gunung Sinabung yaitu sebesar Rp. 4.246kg, harga jual di sentra produksi tersebut di dapat dari data Dinas Pertanian Kabupaten Karo. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah rangkuman data pendapatan petani kubis, wortel, dan tomat sebelum dan sesudah erupsi Gunung Sinabung di Desa Perteguhen, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo. Universitas Sumatera Utara Tabel 18. Selisih Pendapatan Rata-Rata Petani Kubis, Wortel, dan Tomat Sebelum dan Sesudah Erupsi Gunung Sinabung di Desa Perteguhen, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo. Keterangan Selisih Kubis Wortel Tomat Rata-Rata Luas Lahan Ha Rata-Rata Penerimaan Rp 2.640.011 9.129.867 22.200.514 Rata-Rata Biaya ProduksiRp 271.350 275.400 16.718.956 Rata-Rata PendapatanRp 2.122.802 8.854.467 5.481.558 Sumber : Data Diolah dari Lampiran 13 Melihat selisih pendapatan rata-rata seluruh tanaman kubis, wortel, dan tomat sebelum dan sesudah erupsi Gunung Sinabung seperti pada Tabel 18, diperoleh bahwa selisih penerimaan rata-rata tanaman kubis adalah Rp.2.640.011, ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan penerimaan rata-rata tanaman kubis di daerah penelitian yang sebelum erupsi memiliki penerimaan rata-rata Rp.13.230.251 menjadi Rp.15.870.26. Begitu pula terhadap tanaman wortel di daerah penelitian, menunjukkan bahwa terjadi peningkatan penerimaan rata-rata Keterangan Sebelum Erupsi Sesudah Erupsi Kubis Wortel Tomat Kubis Wortel Tomat Rata-Rata Luas Lahan Ha 0,28 0,29 0,24 0,28 0,29 0,24 Rata-Rata Penerimaan Rp 13.230.251 17.118.500 15.870.262 26.248.367 22.200.514 Rata-Rata Biaya ProduksiRp 9.291.667 11.550.361 9.563.017 11.825.761 16.718.956 Rata-Rata PendapatanRp 4.595.807 5.568.139 6.718.608 14.422.606 5.481.558 Universitas Sumatera Utara tanaman wortel yang cukup drastis di daerah penelitian yang sebelum erupsi memiliki penerimaan rata-rata Rp.17.118.500 menjadi Rp.26.248.367, maka memiliki selisih Rp.9.129.867. Kenaikan penerimaan ini sangat tinggi dikarenakan harga jual wortel di sentra produksi saat sesudah erupsi naik cukup tinggi. Tetapi berbeda dengan tanaman tomat yang memiliki selisih penerimaan rata-rata sebelum dan sesudah erupsi yaitu sebesar Rp.22.200.514, hal ini dapat dilihat terjadi peningkatan produktivitas karena sebelum erupsi tanaman tomat tidak dapat berproduksi di daerah penelitian tetapi setelah terjadi erupsi Gunung Sinabung maka terjadi peningkatan pendapatan rata-rata sebesar Rp.5.481.558. yang dimana penerimaan petani tersebut dipengaruhi oleh adanya rata-rata biaya produksi sebesar Rp.16.718.956 Sedangkan tanaman kubis dan wortel masing-masing memiliki pendapatan yang meningkat yaitu sebesar Rp.2.122.802 dan Rp.8.854.467, pendapatan tanaman kubis dan wortel tersebut dipengaruhi oleh rata-rata biaya produksi yang meningkat akibat penyiraman dan pembersihan debu vulkanik. Sangat menarik melihat data pada Tabel 18, tanaman kubis mengalami peningkatan pendapatan yang tidak cukup drastis. tetapi tanaman wortel mengalami peningkatan pendapatan rata-rata yang naik drastis dan di daerah penelitian, sedangkan pada tanaman tomat sudah dapat menghasilkan. Universitas Sumatera Utara

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN