Tingkat Pendidikan Lamanya Berusahatani

petani sampel masih tergolong pada usia produktif untuk mengusahakan usahatani tanaman kubis, sehingga masih besar potensi tenaga kerja yang dimiliki oleh petani kubis sampel dalam mengelola usahataninya. - Wortel Pada Tabel 5 menunjukkan bahwa rata-rata umur petani wortel adalah 45,13 tahun dengan rentang umur 32 – 65 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa petani sampel masih tergolong pada usia produktif untuk mengusahakan usahatani tanaman wortel, sehingga masih besar potensi tenaga kerja yang dimiliki oleh petani wortel sampel dalam mengelola usahataninya. - Tomat Pada Tabel 6 menunjukkan bahwa rata-rata umur petani tomat adalah 41,60 tahun dengan rentang umur 33 – 65 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa petani sampel masih tergolong pada usia produktif untuk mengusahakan usahatani tanaman tomat, sehingga masih besar potensi tenaga kerja yang dimiliki oleh petani tomat sampel dalam mengelola usahataninya.

4.2.2. Tingkat Pendidikan

- Kubis Pendidikan formal merupakan salah satu faktor penting dalam mengelola usahatani. Pendidikan formal juga sangat erat kaitannya dengan kemampuan petani dalam hal menerima dan menyerap teknologi dan informasi untuk mengoptimalkan usahataninya. Pada Tabel 4 diketahui bahwa rentang 6 – 12 tahun dengan rata-rata tingkat pendidikannya 8,40 tahun. Hal ini menunjukkan Universitas Sumatera Utara bahwa rata-rata tingkat pendidikan petani kubis sampel masih tergolong rendah yaitu tamatan SMP Sekolah Menengah Pertama. - Wortel Pendidikan formal merupakan salah satu faktor penting dalam mengelola usahatani. Pendidikan formal juga sangat erat kaitannya dengan kemampuan petani dalam hal menerima dan menyerap teknologi dan informasi untuk mengoptimalkan usahataninya. Pada Tabel 5 diketahui bahwa rentang 6 – 12 tahun dengan rata-rata tingkat pendidikannya 8,60 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata tingkat pendidikan petani wortel sampel masih tergolong rendah yaitu tamatan SMP Sekolah Menengah Pertama. - Tomat Pendidikan formal merupakan salah satu faktor penting dalam mengelola usahatani. Pendidikan formal juga sangat erat kaitannya dengan kemampuan petani dalam hal menerima dan menyerap teknologi dan informasi untuk mengoptimalkan usahataninya. Pada Tabel 6 diketahui bahwa rentang 6 – 12 tahun dengan rata-rata tingkat pendidikannya 9,00 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata tingkat pendidikan petani tomat sampel masih tergolong rendah yaitu tamatan SMP Sekolah Menengah Pertama.

4.2.3. Lamanya Berusahatani

- Kubis Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa rata-rata lama berusahatani adalah 14,47 tahun dengan rentang 1 – 25 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa petani kubis Universitas Sumatera Utara sampel sudah memiliki pengalaman bertani yang cukup lama, sehingga dapat dikatakan memiliki pengetahuan dan wawasan yang lebih baik dalam menerapkan usahatani kubis. - Wortel Pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa rata-rata lama berusahatani adalah 11,40 tahun dengan rentang 5 – 25 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa petani wortel sampel sudah memiliki pengalaman bertani yang cukup lama, sehingga dapat dikatakan memiliki pengetahuan dan wawasan yang lebih baik dalam menerapkan usahatani wortel. - Tomat Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa rata-rata lama berusahatani adalah 1 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa petani tomat sampel belum memiliki pengalaman bertani yang cukup lama, sehingga dapat dikatakan belum memiliki pengetahuan dan wawasan yang lebih baik dalam menerapkan usahatani tomat.

4.2.4. Luas Lahan