Pengertian Gizi dan Status Gizi 1. Defenisi Gizi

yang negatif Maulana, 2007. Niat seseorang untuk berperilaku juga dapat dipengaruhi oleh norma individu dan motivasi untuk mengikuti. Norma individu dapat dipengaruhi oleh norma-norma atau kepercayaan masyarakat.

E. Pengertian Gizi dan Status Gizi 1. Defenisi Gizi

Gizi berasal dari bahasa Arab “gidza”yang berarti makanan. Gizi Balita merupakan komposisi makanan yang dibutuhkan dan berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan yang menentukan kualitas hidup anak dalam pertumbuhan selanjutnya Kusumawati, 2011. Apabila kebutuhan gizi tersebut tidak terpenuhi maka akan menimbulkan dampak yang negative, salah satunya adalah gizi buruk. Gizi buruk mempunyai beberapa pendapat tentang defenisinya, diantaranya Depkes RI mendefenisikan gizi buruk adalah keadaan kekurangan energi dan protein tingkat berat akibat kurang mengkonsumsi makanan yang bergizi dan atau menderita sakit dalam waktu lama. Itu ditandai dengan status gizi yang sangat kurus menurut BB terhadap TB dan atau hasil pemeriksaan klinis menunjukkan gejala marasmus, kwashiorkor atau marasmus kwashiorkor Depkes RI, 2006. Menurut WHO gizi buruk adalah bentuk terparah atau akut dari proses terjadinya kekurangan gizi anak balita atau kurang gizi yang dapat diketahui dari pertambahan berat badannya tiap bulan sampai usia minimal 2 tahunAtikah, Kusuma Wati, 2011.

2. Status Gizi

Menurut Atikah 2011, status gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran zat atau kondisi yang dapat diukur. Indikator status gizi salah satunya adalah ukuran tubuh Universitas Sumatera Utara antropometri merupakan refleksi dari pengarah faktor genetik dan lingkungan. Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari natriture dalam bentuk variabel tertentu. Dimasyarakat cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan adalah antropometri gizi. Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting, pada masa bayi-balita berat badan dapat dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizinya Atikah,Kusuma Wati, 2011. Kesesuaian komposisi dan nilai gizi makanan berperan dalam menentukan kualitas hidup anak. Kemunduran dan keterbelakangan serta rendahnya daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit dapat dijadikan cermin seberapa jauh makanan anak dapat diperhatikan oleh orang tua mereka. Dalam menilai status gizi dapat dilakukan dengan 4 cara yaitu Atikah,Kusuma Wati, 2011: 1. Secara antropometri yaitu dengan mengukur berat badan, tinggi badan, atau mengukur bagian tubuh tertentu seperti lingkar lengan atas, lingkar kepala, tabnel, lapisan lemak dan lain-lain. 2. Secara klinis yaitu dengan pemeriksaan jaringan epitel seperti kulit, mata, rambut, mukosa oral, dan lain-lain. 3. Secara biokimia yaitu dengan pemeriksaan darah, urin, tinja dan beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot. 4. Secara biofisik yaitu dengan melihat kemempuan fungsi Khususnya jaringan dan melihat perubahan status jaringan

a. Penilaian Status Gizi Secara Antropometri

Antropometri gizi adalah berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Universitas Sumatera Utara Parameter antropometri merupakan dasar dari penilaian status gizi. Kombinasi antara beberapa parameter disebut indeks antropometri. Indeks antropometri yang umum digunakan dalam menilai status gizi adalah berat badan menurut umur BBU, tinggi badan menurut umur TBU atau panjang badan menurut umur PBU dan berat badan menurut umur BBU. Indeks ini menggambarkan status gizi seseorang saat ini. 1. Berat Badan Menurut Umur BBU Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran massa tubuh. Massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan- perubahan yang mendadak, misalnya karena terserang infeksi, menurunnya nafsu makan atau menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi. Berat badan adalah parameter antropometri yang sangat labil, oleh karena itu indeks BBU lebih menggambarkan status gizi seseorang saat ini, dengan pedoman yang dikenal star baku dalam KMS kartu menuju sehat dimana : a. Kelebihan indeks BBU : Lebih mudah dan lebih cepat dimengerti oleh masyarakat umum, Baik untuk mengukur status gizi saat akut dan kronis, Sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan kecil, Dapat mendeteksim kegemukan b. Kelemahan indeks BBU: Dapat mengakibatkan intepretasi status gizi yang keliru bila terdapat edema maupun ascites, Memerlukan data umur yang akurat, terutama anak untuk dibawah umur lima tahun, Sering terjadi kesaloahan dalam pengukuran seperti pengaruh pakaian atau gerakan pada anak saat penimbangan., Universitas Sumatera Utara Sering mengalami hambatan karena masalah sosial budaya setempat. Dalam hal ini orangtua tidak mau menimbangkan anaknya karena dianggap seperti barang dagangan. 2. Tinggi Badan Menurut Umur TBU Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal. Pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan relatif kurang sensitif terhadap masalah kekurangan gizi dalam waktu yang pendek. Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan nampak dalam waktu yang relatif lama. Untuk balita digunakan istilah Panjang Badan menurut Umur PBU. a. Keuntungan Indeks TBU : Baik untuk menilai status gizi masa lampau, Ukuran panjang dapat dibuat sendiri, murah dan mudah di bawa. b. Kelemahan Indeks TBU: Tinggi badan tidak cepat naik, bahkan tidak mungkin menurun, Pengukuran rerlatif sulit dilakukan karena anak harus berdiri tegak, sehingga diperlukan 2 orang untuk melaksanakannya. Untuk menilai status gizi seseorang atau masyarakat digunakan daftar baku antropometri. Saat ini dikenal dua baku antropometri untuk menilai status gizi yaitu baku Harvard dan baku WHO-NCHS World Health Organization-National Center for Health and Statistic. Salah satu sasaran yang dianjurkan pada semiloka antropometri di Cilito Februari 1991 dalah penggunaan secara seragam di Indonesia baku rujukan pertumbuhan perorangan maupun masyarakat. Penilaian Universitas Sumatera Utara status gizi berdasrkan BBU dan PBU dapat dihitung dengan menggunakn Z-Score atau Standart Deviasi SD. Penilaian status gizi berdasarkan panjang badan terhadap umur PBU menurut klasifikasi WHO yang dikutip Atikah 2011, dibagi menjadi tiga kategori antara lain : tinggi normal dan pendek.

F. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penyuluhan oleh Tenaga Pelaksana Gizi dengan Metode Ceramah Disertai Media Poster dan Leaflet terhadap Perilaku Ibu dan Pertumbuhan Balita Gizi Kurang di Kecamatan Tanjung Beringin Tahun 2010

5 47 160

Pengetahuan dan Sikap Ibu Terhadap Penerimaan Medis Operatif Wanita Sebagai Pilihan Kontrasepsi di Dusun II Desa Bangun Rejo Kecamatan Tanjung Morawa Tahun 2011

2 42 66

Efektivitas Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu Balita Tentang Penanggulangan Diare Di Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara

2 43 133

Efektivitas Penyuluhan Dan Media Leaflet Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu Balita Gizi Buruk Di Kecamatan Medan Denai

2 51 103

Efektifitas Penyuluhan dengan metode ceramah dan Media Leaflet terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita tentang Gizi Balita di Dusun VII Desa Bangun Rejo Kecamatan Tanjung Morawa Provinsi Sumatera Utara

3 43 86

Pengaruh Penyuluhan Media Lembar Balik Gizi Terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Balita Gizi Kurang Di Puskesmas Pamulang, Tangerang Selatan Tahun 2015

0 19 97

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG MAKANAN BALITA TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI DESA MALANGJIWAN, KECAMATAN COLOMADU, KABUPATEN Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Makanan Balita Terhadap Status Gizi Balita Di Desa Malangjiwan, Kecamatan

0 2 11

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG MAKANAN Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Makanan Balita Terhadap Status Gizi Balita Di Desa Malangjiwan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar.

0 2 16

PENDAHULUAN Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Makanan Balita Terhadap Status Gizi Balita Di Desa Malangjiwan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar.

0 2 4

Pengaruh Penyuluhan oleh Tenaga Pelaksana Gizi dengan Metode Ceramah Disertai Media Poster dan Leaflet terhadap Perilaku Ibu dan Pertumbuhan Balita Gizi Kurang di Kecamatan Tanjung Beringin Tahun 2010

0 0 16