status gizi berdasrkan BBU dan PBU dapat dihitung dengan menggunakn Z-Score atau Standart Deviasi SD. Penilaian status gizi
berdasarkan panjang badan terhadap umur PBU menurut klasifikasi WHO yang dikutip Atikah 2011, dibagi menjadi tiga kategori antara
lain : tinggi normal dan pendek.
F. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Menurut Jeliffe yang dikutip oleh Rukiyah 2010, pertumbuhan adalah peningkatan secara bertahap dari tubuh, organ dan jaringan dari masa konsepsi
sampai dengan remaja. Pertumbuhan berarti bertambah besar dalam arti fisik akibat membesarnya sel-sel tubuh manusia. Sedangkan perkembangan berarti
pertambahan keterampilan dan fungsi kompleks dari seseorang akibat bertambahnya jumlah sel. Pertumbuhan dan perkembangan pada prakteknya
saling berkaitan, sehingga sulit untuk mengadakan pemisahan. Sejak masa bayi sampai dewasa terjadi pertumbuhan dan perkembangan dari segi jasmaniah,
mental dan intelektual. Perkembangan kecerdasan manusia sejalan dengan pertumbuhan jaringan
otaknya, berbeda dengan pertumbuhan bagian otak yang lain. Pertumbuhan otak berlangsung cepat dalam waktu yang relatif singkat. Waktu lahir, otak bayi telah
mencapai 25 berat otak orang dewasa dan pada usia 12 bulan mencapai 70. Sedangkan pertumbuhan bagian tubuh yang lain hanya mencapai 5 pada waktu
lahir dan bru 50 pada waktu umur 10 tahun. Jadi masa kritis tersebut anak menderita kuarang gizi, maka pertumbuhan otak menjadi terhambat dan tidak
dikejar untuk memperbaikinya di kemudian hari Alimul Hidayat, 2010.
Universitas Sumatera Utara
1. Pola Asuh Terhadap Anak
Pengasuhan brasal dari kata asuh to rear yang mempunyai makna menjaga, merawat dan mendidik anak yang masih kecil serta membimbing
menuju pertumbuhan ke arah kedewasaan dengan memberikan pendidikan, makanan,dan sebagainya terhadap mereka yang di asuh Sunarti 1989, yang
kutip oleh Nurasiyah 2007. Sedangkan menurut Engle 1997 pola asuh adalah kemampuan keluarga dan masyarakat untuk menyediakan waktu,
perhatian, dan dukungan dalam memenuhi kebutuhan fisik, mental, sosial dari seorang anak yang sedang tumbuh dan anggota keluarga lainnya Alimul
Hidayat, 2011. Pengasuhan juga menyangkut aspek manajerial, berkaitan dengan
kemampuan merencanakan, melaksanakan, serta mengontrol atau mengevaluasi semua hal yang berkaitan dengan pertumbuhan dan
perkembangan anak. Kemampuan orang tua dalam mengevaluasi bisa ditunjukkan dari kemampuan mengantisipasi hal-hal atau kondisi yang dapat
mengganggu optimalisasi pertumbuhan dan perkembangan anak Sunarti, 2004 yang dikutip oleh Nurasiyah 2007.
2. Peranan Orangtua Terhadap Anak
Orangtua adalah ibu dan ayah dari penderita anak gizi buruk. Peranan orangtua baik ibu maupun ayah merupakan kunci di dalam menjaga,
merawat dan mendidik anak yang berkualiatas sehingga mencapai sukses. Oleh sebab itu di dalam pertumbuhan anak, perhatian orangtua adalah hal
yang tidak bias dipungkiri. Orangtua berkewajiban menjaga anaknya dari barbagai serangan penyakit, member makanan yang cukup dan memenuhi
Universitas Sumatera Utara
gizi sesuai dengan pertumbuhannya. Seorang ayah berperan sebagai pengayom dalam rumah tangga dimana anak akan merasa terlindungi di
dalam proses hidup kesehariannya. Sedangkan seorang ibu, berperan untuk merawat anak-anak dirumah dari dalam kandungan hingga mencapai usia
dewasa, kemudian memperhatikan pola makan anak, gizi anak, pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan usianya. Selain itu peranan nenek,
bibi dan pembantu rumah tangga dalam mengasuh anak-anak juga sangat diperhitungkan di saat orangtua tidak bersama anak. Namun peranan mereka
tidak sebanding dengan peranan orangtua dalam mengasuh anak www.polaasuh.com
3. Praktek Pemberian Makanan Anak
Makanan memegang peranan penting dalam tumbuuh kembang anak, karena anak sedang tumbuh sehingga kebutuhannya berbeda dengan orang
dewasa. Kekurangan makanan yang bergizi akan menyebabkan retardasi perlambatan pembaharuan pertumbuhan anak Marimbi, 2010. Upaya
untuk memberikan makanan pada anak dengan cara yang baik, tidak memaksa, walaupun anak dalam keadaan keadaan menangis, menolak atau
sulit makan akan memberikan dampak positif terhadap keadaan gizi. Anak- anak yang selalu diupayakan untuk mendapatkan makanan walaupun
menangis, dan menolak makanan, keadaan gizinyalebih baik dibandingkan dengan mereka yang tidak diperhatikan atau didiamkan saja Atikah, 2009.
4. Food Habit Kebiasaan Makan
Pola makan adalah cara seseorang atau sekelompok orang keluarga memilih makanan sebagai tanggapan terhadap pengaruh fisiologiis,
psiikologis, kebudayaan dan sosial Suhardjo, 1989. Sikap orang terhadap
Universitas Sumatera Utara
makanan dapat bersifat positif, negatif bersumber pada nilai-nilai efektif yang berasal dari lingkungan alam, budaya, sosial, ekonomi dimana manusia
atau kelompok manusia itu tumbuh Rukiyah, 2010. Setiap manusia membutuhkan makanan untuk mempertahankan hidupnya. Sikap manusia
terhadap makanan banyak dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman dan respon-respon yang diperlihatkan oleh orang lain terhadap makanan sejak
masa kanak-kanak.
a. Tinjauan Kurang Energi Protein KEP
KEP adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehinggga tidak
memenuhi angka kecukupan giziAKG Depkes, 2000 dan Marimbi 2009.
b. Klasifikasi KEP
Untuk tingkat Puskesmas, penentuan kurang energi pprotein KEP yang dilakukan dengan menimbang berat badan anak dibandingkan
dengan umur dengan menggunakan KMS dan tabel berat badan menurut umur BBU baku median WHO. Klasifikasi kurang energi protein
KEP Depkes, 2000 dan Atikah 2011 : a.
Kurang energi protein KEP ringan bila hasil penimbangan berat badan pada KMS terletak pita kuning
b. Kurang energi protein KEP sedang bila hasil penimbangan BBU
60 baku median, sehingga untuk menentukan KEP beratgizi buruk digunakan tabel BBU baku median WHO-NCHS.
Universitas Sumatera Utara
c. Gejala Klinis Balita KEP Berat Gizi Buruk
Untuk KEP ringan dan sedang, gejala klinis yang ditemukan hanya anak tampak kurus. Gejala KEP berat gizi buruk secara garis besar dapat
dibedakan sebagai marasmus, kwashiorkor, atau marasmic-kwashiorkor. Tanpa mengukur melihat BB bila disertai edema yang bukan karena
penyakit lain adalah kurang energy protein KEP gizi buruk tipe kwashiorkor.
a. Kwashiorkor : Edema, kedua punggung kaki bengkak, Wajah
membulat dan sembab, Pandangan mata sayu Apathis, Rambut tipis, kemerahan seperti warna rambut jagung mudah dicabut tanpa rasa
sakit, rontok, Cengeng dan rewel, Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman di
tungkai atau di pantat, Sering disertai penyakit infeksi, umumnya akut, anemia dan diare.
b. Marasmus : Tampak sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit,
Wajah seperti orangtua, Cengeng dan rewel, Rambut tipis, jarang dan kusam, Pantat kendur dan keriput, Perut cekung
c. Marasmus – Kwashiorkor adalah penyakit yang memperlihatkan
gejala klinis campuran antara marsmus dan kwashiorkor Depkes RI, 2006
d. Gejala klinis yang umum adalah tumbuh kembang, di samping itu
terdapat satu atau lebih gejala kwashiorkor seperti edema, dermatitis, mental hipertropi otot jaringan lemakk subkutan berkurang, kerdil dan
anemia Atikah, 2011
Universitas Sumatera Utara
G. Landasan Teori