Tabel 5.9 Efektivitas Penyuluhan terhadap sikap ibu balita tentang gizi balita di
Dusun VII Desa Bangun Rejo Kec. Tanjung Morawa Tahun 2013. Variabel
N Mean
SD t-value
p- value
sikap sebelum penyuluhan
37 5,46
1,693 23,767
0,000
sikap sesudah penyuluhan
37 14,22
1,548
B. PEMBAHASAN 1. Efektifitas penyuluhan terhadap pengetahuan dan sikap ibu balita
tentang gizi balita di Dusun VII Desa Bangn Rejo Kec. Tanjung Morawa Tahun 2013.
Pengetahuan adalah hasil tahu,dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca
indra manusia yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Salah satu strategi untuk memperoleh perubahan pengetahuan dan sikap menurut WHO yang dikutip oleh Notoadmodjo 2007, adalah dengan
pemberian informasi untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap sehingga menimbulkan kesadaran yang pada akhirnya orang itu akan memiliki sikap
yang sesuai dengan pengetahuannya. Salah satu upaya pemberian informasi yang cukup kuat mempengaruhi perubahan perilaku dengan memberi
penyuluhan. Melalui metode ini informasi yang akan diberikan dapat diterima dengan baik oleh kelompok ibu balita dan efektif untuk merubah
pengetahuan dan sikap ibu balita.
Universitas Sumatera Utara
Penyuluhan sebagai proses perubahan pengetahuan dan sikap yang menuntut persiapan dan pengetahuan yang memadai bagi penyuluh maupun
sasarannya. Ibu balita dapat mengubah sikap melalui informasi yang telah didapat melalui penyuluhan tentang gizi balita setelah selang beberapa menit
kemudian, dengan pertimbangan diberi kesempatan untuk dapat mengaplikasikannya sehingga tahapan pengetahuan ke tahap perilaku
terbentuk, dan setelah dilakukan post test terjadi peningkatan pengetahuan dan sikap ibu balita tentang gizi balita Notoadmodjo,2007.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat perubahan nilai rata-rata pengetahuan ibu balita tentang gizi balita pre test dan posttest
dengan metode penyuluhan yaitu dari skor 5,81 menjadi 14,41 sesudah diberi perlakuan dengan metode penyuluhan. Hasil uji Pair t-test diperoleh nilai
p=0,000 artinya secara statistik menunjukkan beberapa perbedaan pengetahuan pre test dan post test dengan penyuluhan pada ibu balta tentang
gizi balita. Pemberian penyuluhan tentang gizi balita dengan metode ceramah ternyata mampu menigkatkan pengetahuan ibu balita.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Supardi 2002 yang dikutip oleh Sri 2009 yang menunjukkan hasil bahwa ada pengaruh penyuluhan dengan
metode ceramah terhadap perubahan pengetahuan ibu. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat perubahan nilai rata-rata sikap ibu balita
pre test dan post test dengan penyuluhan yaitu dari 5,46 menjadi 14,22 sesudah diberi perlakuan dengan penyuluhan. Hasil uji pair t-test diperoleh
Universitas Sumatera Utara
nilai p=0,000 artinya secara statistik menunjukkan terdapat pengaruh sikap
pre test dan post test dengan penyuluhan pada ibu balita tentang gizi balita. Menurut Notoadmodjo 2007 menyatakan bahwa sikap merupakan
kesiapan atau kesediaan untuk berperilaku dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dengan kata lain, fungsi sikap belum merupakan tindakan
reaksi terbuka atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi prilaku tindakan atau reaksi tertutup, berprestasi dan merasa dalam menghadapi
objek. Selanjutnya hasil penelitian ini didukung oleh berbagai referensi bahwa
perubahan sikap dipengaruhi oleh faktor pengetahuan dan kepercayaan yang didapatkan dari hasil penginderaan. Melalui peningkatan pengetahuan, maka
akan dapat merubah sikap ibu. Beberapa faktor yang membentuk perubahan sikap dari media leaflet tentang gizi yang telah diberikan kepada ibu balita
tentang gizi balita adalah termasuk pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, pengaruh kebudayaan, media massa, pengaruh faktor
emosional, dan lainnya Notoadmodjo, 2007. Penyuluhan dan media leaflet mempunyai kelebihan dapat mengadaptasi
perilaku ibu balita belajar mandiri, sehingga ibu balita dapat melihat isinya lebih baik, informasi dapat dibagi dengan orang lain termasuk pada keluarga
dan tetangga. Selain ini juga dapat memberikan informasi secara detail menggunakan gambar untuk penguatan isi pesan. Disamping memiliki
keunggulan, kelemahan leaflet adalah tidak tahan lama dan mudah hilang sehingga peneliti memberikan batasan waktu 2 minggu untuk penyerapan
informasi agar media masih ada dan utuh.
Universitas Sumatera Utara
Media Promosi Kesehatan yang baik adalah media yang mampu memberikan informasi kesehatan yang sesuai dengan tingkat penerimaan
sasaran sehingga sasaran mau dan mampu mengubah perilaku sesuai dengan pesan leaflet tentang gizi yang diberikan pada ibu balita tentang gizi balita.
Hal ini diperkuat lagi dengan penjelasan referensi yang dikemukakan Roger 1973, bahwa sumber media leaflet bertujuan untuk mengubah sikap
seseorang melalui penyebaran informasi dan upaya mempengaruhi motivasi dan sikap, serta pengetahuan.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan