Metodologi Pengolahan Data Sekunder .1 Observasi Data Curah Hujan
10. Contoh Merk: Topcon Hiper Ga, Hiper Pro, Trimble 4000, Sokkia Stratus, Astec, Leica.
Gambar.3. 9 a Receiver GPS dan b Controller GPS Cara perolehan data pada GPS ada 2 yaitu Real Time dan Post Prosessing.
Untuk type navigasi, cara perolehan datanya adalah secara real time, dimana data posisi langsung di dapat di lapangan.
Sedangkan untuk type Geodetik, perolehan datanya yaitu post prosessing diolah di computer dan juga bisa secara real time, atau yang lebih dikenal dengan
Real Time Kinemaik RTK.
3.3 Metodologi Pengolahan Data Sekunder 3.3.1 Observasi Data Curah Hujan
Observasi data adalah pengumpulan data data yang diperlukan untuk menunjang studi kasus ini. Data curah hujan yang digunakan ialah data curah hujan
bulanan maksimum dan harian maksimum dari 3 stasiun pengamatan curah hujan yaitu stasiun Patumbak, Polonia dan stasiun Tuntungan. Data curah hujan tersebut
didapat dari stasiun Sampali Lampiran III, data curah hujan dan data jumlah penduduk
a b
Universitas Sumatera Utara
Analisa curah hujan kawasanareal yang digunakan dalam perhitungan pada tugas akhir ini hanya menggunakan Metode Polygon Thiessen, mengingat posisi
stasiun penakar curah hujan yang membentuk sebuah polygon dan akan memberikan hasil yang lebih teliti dari pada cara aljabar aritmtik dan metode isohyet. Data yang
digunakan ialah data curah hujan dan peta DAS Babura. Dengan menghitung luas
DAS masing masing areal yang dipengaruhi oleh 3 stasiun penakar curah hujan maka didapat curah hujan rata rata atau curah hujan kawasan pada DAS babura.
Untuk menganalisa frekuensi curah hujan periodik digunakan metode Distribusi Log Pearson III, Gumbel, Normal dan Log Normal. Dalam penelitian ini
dihitung hujan rancangan dengan kala ulang 2, 3, 5, 10, 25, 50, dan 100 tahun. Dalam perhitungan ini digunakan softwere Smada untuk mempercepat
pengerjaannya. Kemudian datatersebut akan digunakan untuk data banjir rancangan kala ulang dengan metode Nakayasu.