Waktu Konsentrasi Metode Perhitungan Debit Banjir .1 Debit Rancangan Dengan Metode Rasional

intensitas hujan mmjam dapat diturunkan dari data curah hujan harian mm empirik menggunakan metode mononobe sebagai berikut: 2.17 dimana, I: Intensitas curah hujan mmjam, t: Lamanya curah hujan jam dan R 24 : Curah hujan maksimum dalam 24 jam mm.

2.7 Waktu Konsentrasi

Waktu konsentrasi suatu DAS adalah waktu yang diperlukan oleh air hujan yang jatuh untuk mengalir dari titik terjauh sampai ketempat keluar DAS Titik Kontrol setelah tanah menjadi jenuh dan depresi-depresi kecil terpenuhi. Salah satu rumus untuk memperkirakan waktu konsentrasi t c adalah rumus yang dikembangkan oleh Kirpich 1940, yang dapat ditulis sebagai berikut. t c = 0,87 x L 21000 x S x 0,385 2.18 dimana, L: Panjang saluran utama dari hulu sampai penguras dalam km dan S: Kemiringan rata-rata saluran utama dalam mm. Waktu konsentrasi dapat juga dihitung dengan membedakan menjadi dua komponen, yaitu: 1. Inlet time t yakni waktu yang diperlukan air untuk mengalir di permukaan lahan sampai saluran terdekat. 2. Conduit time t d yakni waktu perjalanan dari pertama masuk sampai titik keluaran. t c = t + t d 2. 19 dimana, t = 23 x 3,28 x L x nS menit dan t d = L s 60 V menit, n: Angka kekasaran Manning, L s : Panjang lintasan aliran di dalam salurasungai m. Universitas Sumatera Utara 2.8 Metode Perhitungan Debit Banjir 2.8.1 Debit Rancangan Dengan Metode Rasional Besarnya debit rencana dihitung dengan memakai metode Rasional kalau daerah alirannya kurang dari 80 Ha. Untuk daerah yang alirannya lebih luas sampai dengan 5000 Ha, dapat digunakan metode rasional yang diubah. Untuk luas daerah yang lebih dari 5000 Ha, digunakan hidrograf satuan atau metode rasional yang diubah. Rumus metode rasional: Q = f x C x I x A 2.20 dimana, C: Koefisien pengaliran, I: Intensitas hujan selama waktu konsentrasi mmjam, A: Luas daerah aliran km 2 dan f: Faktor konversi = 0,278.

2.8.2 Metode Hidrograf Banjir

Kebanyakan daerah aliran sungai sebagian besar curah hujan akan menjadi limpasan langsung. Aliran semacam ini dapat menghasilkan puncak banjir yang tinggi. Teori hidrograf satuan menghubungkan hujan netto atau hujan efektif, yaitu sebagian hujan total yang menyebabkan adanya limpasan permukaan, dengan hidrograf limpasan langsung sehingga merupakan sarana untuk menghitung hidrograf akibat hujan sebarang. Ini dikerjakan atas dasar anggapan bahwa transformasi hujan netto menjadi limpasan langsung tidak berubah karena waktu time invariant . Dari sudut limpasan langsung semua hujan yang tidak memberikan sumbangan terhadap terjadinya banjir dipandang sebagai kehilangan. Kehilangan tersebut terdiri atas: 1. Air hujan yang tersangkut didahan pohon dan tumbuhan interception 2. Tampungan di cekungan depression storage 3. Pengisian lengas tanah replenisment of soil moisture 4. Pengisian air tanah recharge dan 5. Evapotranspirasi Jadi hidrograf tersebut didefinisikan sebagai hubungan antara salah satu unsur aliran terhadap waktu. Berdasarkan definisi tersebut dikenal ada 2 macam hidrograf, yaitu hidrograf muka air dan hidrograf debit. Hidrograf muka air tidak lain adalah Universitas Sumatera Utara data atau garafik hasil rekaman AWLR Automatic Water Level Recorder. Sedangkan hidrograf debit, yang dalam pengertian sehari hari disebut hidrograf, diperoleh dari hidrograf muka air dan lengkung debit. Hidrograf tersusun atas dua komponen, yaitu aliran permukaan, yang berasal dari aliran langsung air hujan, dan aliran dasar base flow. Aliran dasar berasal dari air tanah yang pada umumnya tidak memberikan respon yang cepat terhadap hujan.

a. Hidrograf Satuan