Pendekatan Dalam Motivasi Pengukuran Motivasi

20 d. Media, media merupakan sarana untuk menyampaikan pesan atau info kesehatan. Dengan adanya media ini pasien kanker akan menjadi lebih tahu tentang penyakit kanker dan pada akhirnya akan menjadi motivasi untuk melakukan pengobatan.

2.2.7 Pendekatan Dalam Motivasi

Mempelajari motivasi perlu adanya pendekatan yang akan berhubungan dengan hasrat, keinginan, dorongan dan tujuan. Berikut beberapa pendekatan dalam motivasi menurut Notoatmodjo 2005. 1. Pendekatan Instink, yaitu pola perilaku yang sudah ada sejak lahir yang secara biologis diturunkan. Beberapa instink untuk menyelamatkan diri dan instink untuk hidup. 2. Pendekatan Pemuasan Kebutuhan, individu terdorong untuk berperilaku tertentu guna mencapai tujuannya sehingga tercapailah keseimbangan. Dengan demikiaan pada teori ini merupakan teori yang berusaha menjelaskan apa yang menarik seseorang untuk berperilaku tertentu atau disebut juga sebagai push theory. 3. Pendekatan Insentif, merupakan stimulus yang menarik seseorang untuk melakukan sesuatu. Karena dengan melakukan perilaku tersebut, maka individu tersebut akan mendapat imbalan. Dalam hal ini, imbalan yang dimaksud adalah imbalan yang mendatangkan sesuatu yang menyenangkan. Pendekatan insentif ini termasuk motif yang berasal dari luar diri individu yang bersangkutan atau disebut sebagai motif ekstrinsik. Universitas Sumatera Utara 21 4. Pendekatan Kognitif, pendekatan ini menjelaskan bahwa motivasi adalah suatu pikiran, harapan, dan tujuan seseorang. Dalam pendekatan ini dibedakan antara motif instrinsik atau motif yang berasal dari dalam diri, dengan motif ekstrinsik atau motif yang dari luar diri. Motif instrinsik akan mendorong setiap individu untuk melakukan sesuatu aktivitas guna memenuhi kesenangan dan bukan karena ingin mendapatkan pujian.

2.2.8 Klasifikasi Motivasi

Beberapa klasifikasi motivasi yang terdiri dari motivasi kuat, sedang dan lemah menurut Irwanto 2000, yaitu:

1. Motivasi kuat, dikatakan motivasi kuat apabila dalam diri seseorang dalam

aktivitas sehari-hari memiliki harapan yang positif, mempunyai harapan yang tinggi, dan memiliki keyakinan yang tinggi bahwa penderita akan menyelesaikan pengobatannya tepat pada waktu yang telah ditentukan.

2. Motivasi sedang, dikatakan motivasi sedang apabila dalam diri manusia

memiliki keinginan yang positif, mempunyai harapan yang tinggi, namun memiliki keyakinan yang rendah bahwa dirinya dapat bersosialisasi dan mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapi.

3. Motivasi lemah, dikatakan motivasi lemah apabila di dalam diri manusia

memiliki harapan dan keyakinan yang rendah, bahwa dirinya dapat berprestasi. Misalnya bagi seseorang dorongan dan keinginan mempelajari pengetahuan dan keterampilan baru merupakan mutu kehidupannya maupun mengisi waktu luangnya agar lebih produktif dan berguna. Universitas Sumatera Utara 22

2.2.9 Pengukuran Motivasi

Menurut Notoatmodjo 2005, motivasi dapat diukur dengan berbagai macam cara, antara lain sebagai berikut: 1. Pengamatan langsung Pada pengukuran ini, perilaku individu diamati secara langsung. Metode ini merupakan indikator yang valid bagi motivasi, namun mengabaikan proses kognitif dan afektif yang mendasari munculnya tingkah laku yang termotivasi tadi. 2. Penilaian orang lain Dengan cara ini, sejumlah pengamat misal dokter, perawat, keluarga menilai penderita berdasarkan beberapa karakteristik yang menunjukkan adanya motivasi. Dengan metode ini, pengamat lebih objektif dalam menilai penderita dibandingkan jika penderita menilai dirinya sendiri. Selain itu, metode ini juga melengkapi metode pengamatan langsung dengan melibatkan proses motivasional yang mendasari perilaku. Namun dibandingkan dengan pengamatan langsung, validitas metode ini rendah karena melibatkan ingatan pengamatan dan penarikan kesimpulan atas perilaku penderita. 3. Self Inventory Lapor Diri Lapor diri melibatkan penilaian dan pernyataan individu tentang diri mereka sendiri. Metode lpor diri ini terdiri dari beberapa tipe, diantaranya adalah: a Kuesioner Dalam kuesioner, responden diberikan sejumlah pertanyaan mengenai perilaku dan keyakinannya. Pertanyaan ini bisa berupa pertanyaan terbuka dan tertutup. Universitas Sumatera Utara 23 b Wawancara Dalam wawancara, sejumlah pertanyaan diberikan oleh pewawancara dan diwajibkan secara verbal oleh responden. Metode ini digunakan jika peneliti ingin mengetahui perasaan dan keyakinan individu lebih mendalam. c Stimulated Recall Dalam stimulated recall, responden dihadapkan pada suatu situasi dimana ia diberikan suatu tugas, seperti menjalankan pengobatan berupa gaya hidup sehat dan perilaku responden selama pengerjaan tugas akan diamati. d Think Alouds Dalam metode ini, responden diberikan suatu tugas, seperti menjalankan gaya hidup sehat dan responden diminta untuk mengucapkan pikiran, perilaku dan emosi yang dirasakan selama mengerjakan tugas. Metode ini sangat bergantung pada verbalisasi yang dilakukan oleh responden. e Dialog Dialog adalah percakapan antara dua orang atau lebih, dimana percakapan tersebut dicatat dan dianalisis untuk mengetahui pertanyaan- pertanyaan motivasi yang terdapat dalam percakapan.

2.2.10 Motivasi Berobat pada Pasien Kanker Payudara