PERUMUSAN MASALAH TUJUAN PENELITIAN MANFAAT PENELITIAN Hipotesis

commit to user 5

B. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan permasalahan yang ada dalam latar belakang masalah, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah kualitas pelayanan mempengaruhi persepsi konsumen dalam memilih layanan telekomunikasi? 2. Apakah harga mempengaruhi persepsi konsumen dalam memilih layanan telekomunikasi? 3. Apakah kualitas dan ketersedian produk mempengaruhi persepsi konsumen dalam memilih layanan telekomunikasi? 4. Apakah promosi mempengaruhi persepsi konsumen dalam memilih layanan telekomunikasi?

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah: 1. Untuk menganalisis pengaruh kualitas pelayanan terhadap persepsi konsumen dalam memilih layanan telekomunikasi. 2. Untuk menganalisis pengaruh harga terhadap persepsi konsumen dalam memilih layanan telekomunikasi. 3. Untuk menganalisis pengaruh kualitas dan ketersedian produk terhadap persepsi konsumen dalam memilih layanan telekomunikasi. commit to user 6 4. Untuk menganalisis pengaruh promosi terhadap persepsi konsumen dalam memilih layanan telekomunikasi.

D. MANFAAT PENELITIAN

Adapun hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi: 1. Organisasi atau perusahaan Penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran mengenai perilaku konsumen dalam memilih layanan telekomunikasi, sehingga nantinya dapat menjadi pertimbangan untuk menentukan kebijakan strategik perusahaan di waktu yang akan datang. 2. Akademisi Penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan referensi bagi penelitian-penelitian berikutnya, dan diharapkan penelitian berikutnya mampu memperbaiki dan menyempurnakan kelemahan dalam penelitian ini. 3. Penulis Penelitian ini dapat menambah pengetahuan mengenai persepsi konsumen akan sebuah produk, dan faktor apa saja yang menentukannya. commit to user 7 BAB II LANDASAN TEORI

A. Telaah Pustaka

Peraturan Menteri melalui Depkominfo Republik Indonesia, 4 Februari 2008 tentang besaran tarif interkoneksi membuat masyarakat pengguna mulai menikmati tarif yang relatif murah. Dalam pelaksanaannya untuk mengawal kebijakan yang sebelumnya pemerintah menerbitkan 5 peraturan menteri Permen Komunikasi dan Informatika pada tanggal 21 April 2008. Kelima permenkominfo tersebut yaitu : · Peraturan Menkominfo No.10PERM.KOMINFO42008 tentang Standar Kualitas Pelayanan Jasa Telefoni Dasar Pada Jaringan Tetap Sambungan Langsung Jarak Jauh; · Peraturan Menkominfo No.11PERM.KOMINFO42008 tentang Standar Kualitas Pelayanan Jasa Telefoni Dasar Pada Jaringan Tetap Lokal; · Peraturan Menkominfo No.12PERM.KOMINFO42008 tentang Standar Kualitas Pelayanan Jasa Telefoni Dasar Pada Jaringan Bergerak Seluler; · Peraturan Menkominfo No.13PERM.KOMINFO42008 tentang Standar Kualitas Pelayanan Jasa Telefoni Dasar Pada Jaringan Tetap Mobilitas Terbatas; commit to user 8 · Peraturan Menkominfo No.14PERM.KOMINFO42008 tentang Standar Kualitas Pelayanan Jasa Telefoni Dasar Pada Jaringan Tetap Sambungan Internasional. Penerbitan permenkominfo di atas bertujuan untuk melindungi tidak saja kepentingan konsumen namun sekaligus kepentingan operator. Operator akan dilindungi dari kemungkinan tuntutan hukum yang berlebihan nilai atau besaran ganti rugi atas klaim buruknya mutu layanan telekomunikasi. Dengan kata lain regulasi tersebut memastikan seberapa nilai kinerja layanan suatu operator www.detik.com, www.wikipedia.com.

1. Persepsi Konsumen

Menurut Schiffman dan Kanuk 1997:210 persepsi adalah proses dimana seseorang memilih dan memaknai stimuli kedalam suatu gambaran nyata. Proses dari persepsi seseorang adalah sebagai berikut: Gambar II.2 Proses Persepsi Sumber : Schiffman dan Kanuk 1997:210 Stimulus Sensory receptors Perception commit to user 9 Stimulus merupakan masukan atau input yang akan dicerna seseorang. Misalnya: produk, merek, kemasan, iklan, dsb. Kemudian, stimulus atau input sensor tersebut dicerna atau diolah oleh sensory receptor yaitu organ pengideraan manusia mata, mulut, hidung, telinga, dan kulit, dan output dari penginderaan stimuli tersebut adalah persepsi dari seseorang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persepsi konsumen terhadap suatu barang, tergantung dari unsur visual seperti : warna, bentuk, merek, ilustrasi, dsb. Sehingga dalam strategi pemasaran, biasanya pemasar lebih menonjolkan unsur-unsur visual untuk menimbulkan ketertarikan konsumen terhadap produk yang mereka tawarkan. Sedangkan menurut Assael 1995:270 persepsi konsumen merupakan pemilihan, pengorganisasian, dan pengartian rangsangan atau stimuli pemasaran dan lingkungan menjadi sebuah gambaran yang koheren. Sedangkan rangsangan pemasaran dibedakan menjadi dua : a. Primary intrinsic stimuli; meliputi produk dan komponennya kemasan, isi dan kelengkapan fisik. b. Secondary extrinsic; meliputi kata-kata gambar dan symbol atau hal- hal lain yang berhubungan dengan produk harga, toko, dan penjual. commit to user 10

2. Kualitas Pelayanan

Salah satu faktor yang menentukan tingkat keberhasilan dan kualitas perusahaan adalah kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan John Sviokla. Keberhasilan perusahaan dalam memberikan layanan yang bermutu kepada para pelanggannya, pencapaian pangsa pasar yang tinggi, serta peningkatan profit perusahaan tersebut sangat ditentukan oleh pendekatan yang digunakan Zeithaml, Berry, dan Parasuraman, 1996. Jika kenyataan lebih dari yang diharapkan, maka layanan dapat dikatakan bermutu sedangkan jika kenyataan kurang dari yang diharapkan, maka layanan dikatakan tidak bermutu. Dan apabila kenyataan sama dengan harapan, maka layanan disebut memuaskan. Dengan demikian, service quality dapat didefinisikan sebagai seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan pelanggan atas layanan yang mereka terima peroleh Parasuraman, et.all, 1998 Dalam kaitannya dengan pelayanan, Tjiptono 2007 menyebutkan bahwa ada empat faktor penting yang mempengaruhi, yaitu: kecepatan, ketepatan, keramahan, dan kenyamanan. Keempat faktor tersebut merupakan kesatuan pelayanan yang terintegrasi, artinya pelayanan atau jasa menjadi excellence bila tidak ada komponen yang kurang, kecepatan adalah waktu yang singkat yang digunakan untuk melakukan pelayanan dengan baik dan benar. Ketepatan adalah pelayanan yang benar sesuai dengan permintaan konsumen. Keramahan adalah sikap selalu ramah, commit to user 11 bergairah, dan siap untuk melayani yang ditunjukkan oleh pelayan kepada konsumennya. Kenyamanan adalah rasa senang berhubungan dan menggunakan jasa pelayanan.

3. Harga

Istilah harga dalam bisnis jasa bisa kita temuai dengan berbagai sebutan. Universitas menggunakan SPP tuition, konsultan profesional menggunakan istilah fee, bank memberikan service charge, jalan tol atau jasa anggkutan menerapkan tarif, pialang menggunakan istilah komisi, apartemen menggunakan sewa, asuransi menggunakan premi, dan lain- lain. Metode penentuan harga dimulai dengan pertimbangan atas tujuan penentuan harga itu sendiri. Adapun tujuan-tujuan tersebut antara lain, Survival, Profit maximization, Sales maximization, Prestige, ROI Lupiyoadi, 2001: 88 Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan bagi perusahaan, sedangkan ketiga unsur lainnya produk, distribusi, dan promosi menyebabkan timbulnya biaya pengeluaran. Di samping itu harga merupakan unsur bauran pemasaran yang bersifat fleksibel, artinya dapat diubah dengan cepat. Dari sudut pandang pemasaran, harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya termasuk barang dan jasa lainnya yang ditukarkan agar memperoleh hak commit to user 12 kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. Fandy Tjiptono 1997:151 Karakteristik unik dari jasa menyajikan dua tantangan penetapan harga yang khusus. Pertama, dalam rangka untuk menetapkan harga bagi pelanggan, adalah penting untuk mendefinisikan unit konsumsi jasa. Misalnya haruskah penetapan harga berdasarkan pada penyelesaian tugas jasa tertentu seperti memotong rambut konsumen atau berdasarkan waktu berapa lama mencukur rambut konsumen. Beberapa jasa termasuk di dalamnya konsumsi orang seperti makanan dan minuman. Kedua, untuk jasa yang mengandung elemen yang banyak, pokok persoalannya adalah apakah penetapan harga harus berdasarkan sekumpulan atau tiap elemen harus ditetapkan harganya secara terpisah. Tiga kategori penentuan harga pada pemasaran jasa adalah sebagai berikut : a. Penentuan harga yang berorientasi pada penghasilan Pada penentuan harga ini difokuskan bagaimana memaksimalkan penghasilan melebihi biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan suatu produk. b. Penentuan harga yang berorientasi pada operasi Dalam penentuan harga ini mencoba mencari keseimbangan antara penawaran dan permintaan melalui beberapa harga yang commit to user 13 berbeda. Misalnya mencocokkan permintaan jumlah kamar hotel yang tersedia dapat dicapai melalui kenaikan harga yang pada saat ramai pengunjung dan menurunkan harga selama sepi pengunjung. c. Penentuan harga yang berorientasi pada pelanggan Dalam penentuan harga ini mencoba untuk memaksimalkan jumlah konsumen yang menggunakan jasa. Demikian demikian, harga berbeda tergantung pada kemampuan segmen pasar untuk membayar dan metode pembayaran yang ditawarkan yang meningkatkan kemungkinan pembelian.

4. Kualitas produk dan ketersediaan produk

Kualitas produk adalah kecocokan penggunaan produk fitness for use untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Kecocokan penggunaan didasarkan pada lima ciri utama yaitu: a. Teknologi, yaitu kekuatan atau daya tahan. b. Psikologis, yaitu cita rasa atau status. c. Waktu, yaitu keandalan. d. Kontraktual, yaitu adanya jaminan. e. Etika, yaitu sopan santun, ramah dan jujur. Kecocokan penggunaan produk separti diatas memiliki dua aspek utama, yaitu ciri-ciri produknya memenuhi tuntutan pelanggan dan tidak commit to user 14 memiliki kelemahan. Beberapa definisi dari jasa memiliki tujuan yang hampir sama dengan pelayanan produk. Semua perusahaan menawarkan manfaat dan penambahan nilai untuk kepuasan dan loyalitas pelanggan. ”Availability is crucial”, maksudnya adalah penggunaan jasa menjadi suatu hal yang penting karena jasa tidak dapat disimpan sehingga penggunaannya sebaiknya sesegera mungkin pada saat dibutuhkan. Namun, jika kita mendapatkan jasa tersebut di kemudian hari mungkin saja moment-nya sudah hilang. Lebih jauh lagi pihak produsen harus selalu meningkatkan kemampuannya dalam menyediakan jasa yang dimilikinya sehingga konsumen memiliki berbagai pilihan, terutama juga lokasi penyediaan jasa tersebut agar memudahkan konsumen untuk mendapatkannya dan juga sebagai peningkatan kualitas jasa tersebut. The news paper illustration, sebagi contoh mengenai dampak penting penyampaian produk jasa bagi konsumen dari segi sistem lokalisasi point of service adalah soal distribusi. Hal ini dianalogikan dengan distribusi koran menggunakan rak-rak. Intinya adalah semakin banyak rak-rak tempat koran tersebut dijual maka sirkulasinya pun akan semakin cepat sehingga konsumen pun akan lebih mudah mendapatkan koran tersebut Rambat Lupiyoadi, 2001: 9 commit to user 15

5. Promosi

Promosi merupakan salah satu variabel dalam bauran pemasaran yang sangat penting dilakukan oleh perusahaan dalam memasarkan produk jasa. Kegiatan promosi bukan hanya berfungsi sebagai alat komunikasi antara perusahaan dengan konsumen, melainkan juga sebagai alat utuk mempengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian pengunaan jasa sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Hal ini dilakukan dengan menggunakan alat-alat promosi. Perangkat promosi yang kita kenal mencakup aktivitas periklanan, personal selling, promosi penjualan, PR Public Relation, informasi dari mulut ke mulut Word of mouth, direct marketing, dan publikasi Rambat Lupiyoadi, 2001. Fandy Tjiptono 1997:219 menyebutkan bahwa pada hakikatnya promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran, yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah aktivitas penyebaran informasi, mempengaruhi membujuk, atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan bersangkutan. Dalam pemasaran jasa, konsumen dan pemakai bisnis mempunyai banyak masalah dalam hal menilai jasa dibandingkan barang, karena jasa tidak berwujud, pada gilirannya para pemasar mempunyai masalah dalam mempromosikan jasa yang tidak berwujud daripada barang berwujud. commit to user 16 Ada empat strategi promosi yang dilakukan oleh pemasar. a. Penekanan pada pedoman yang nyata Pedoman yang nyata adalah simbol nyata dari jasa yang ditawarkan untuk membuat jasa yang tidak nyata menjadi lebih nyata. b. Penggunaan sumber informasi perorangan Sumber informasi perorangan adalah seseorang yang sudah dikenal konsumen seperti para selebriti. c. Menciptakan citra perusahaan yang kuat Satu cara untuk menciptakan suatu citra adalah dengan mengelola bukti termasuk di dalamnya lingkungan fisik dari fasilitas jasa, termasuk penampilan daripada karyawan dan barang-barang berwujud. d. Melakukan komunikasi pasca pembelian Komunikasi pasca pembelian berkaitan dengan aktivitas tindak lanjut yang dilakukan perusahaan jasa setelah transaksi

B. Hipotesis

Telekomunikasi telah menjadi bagian dari industri, sebagai sarana publik, seperti ekonomi dan karakteristik layanan publik yang menyertainya. Sarana publik diperoleh dari produk hukum di tiap-tiap Negara Melody, 2001, dimana permintaan akan suatu produk atau pelayanan mempertimbangkan kebutuhan terkini masyarakat banyak dan kondisi commit to user 17 persediaan produk, dimana konsumen mungkin tidak memperoleh layanan yang masuk akal pada tingkat harga tertentu. Kondisi seperti tersebut mendorong pemerintah untuk membuat kebijakan pelayanan yang baik agar masyarakat memperoleh sesuai dengan apa yang dikeluarkan, sebagai perwujudan kepedulian pemerintah terhadap warga negara. Dalam hal untuk mencapai kualitas pelayanan yang lebih baik, perusahaan harus memberikan tingkat kualitas pelayanan yang tinggi dan konteks persepsi adalah tujuan utamanya Hossain and Leo,2009. Menurut Agus et.al 2007 ada dua perspektif yang berkelanjutan dari kualitas pelayanan. Perspektif pelayanan organisasi menyatakan bahwa adanya hasrat untuk kualitas pelayanan yang lebih baik, dari perspektif konsumen adanya hasrat untuk memperoleh kualitas pelayanan yang lebih baik. Faktanya pihak swasta sangat berfokus pada efisiensi ekonomis, secara umum dapat dilihat bahwa keuntungan pengurangan biaya adalah kunci utama untuk bertahan dan tumbuh Cooper, 2004. Agus et al. 2007 menemukan hubungan yang kuat antara dimensi kualitas pelayanan, kinerja pelayanan dan kepuasan pelanggan, disebutkan juga bahwa penyedia layanan telekomunikasi mengklasifikasikan responsiveness, akses, dan kredibilitas sebagai sesuatu yang “luar biasa”. Keunggulan kompetitif adalah strategi penciptaan nilai, yang secara simultan tidak diimplementasikan oleh hal lain atau para pesaing Barney, 1991. Pelayanan adalah bentuk perilaku dimana berhubungan dengan commit to user 18 kepuasan dan juga mengarah pada loyalitas konsumen Johnson and Sirikit, 2002 dan tujuan masa depan. Secara khusus konsumen menyukai kualitas pelayanan ketika harga dan elemen biaya lainnya konstan Boyer and Hult, 2005, hal ini telah menjadi nyata dan aspek penting produk dan pelayanan yang ditawarkan Wal et al., 2002. Menurut Leisen and Vance 2001 kualitas pelayanan membantu menciptakan keungulan kompetitif yang dibutuhkan dengan memberikan factor diferensiasi yang efektif. Pelayanan yang berkualitas adalah utama dan penting bagi penyedia layanan telekomunikasi untuk membentuk dan mempertahankan konsumen yang loyal serta mendatangkan keuntungan Zeithaml, 2000: Leisen and Vance, 2001. Sebaliknya, Johnson and Sirikit 2002 menyatakan sistem pelayanan harus mempunyai kemampuan untuk memberikan akses bagi manajemen suatu perusahaan untuk mengidentifikasi umpan balik konsumen yang sebenarnya dan kepuasan dari pelayanan yang diberikan. Semenjak kualitas mencerminkan harapan konsumen tentang sebuah produk atau pelayanan, Lovelock 1996 meyatakan bahwa hal ini telah menggantikan filosofi pemasaran tradisional yang berfokus pada produk dan proses. Kualitas pelayanan berbeda dari kualitas produk, pelayanan tidak berwujud, tidak bertahan lama, dihasilkan dan dikonsumsi secara simultan, dan heterogen Zeithaml and Bitner, 2000. Dapat disimpulkan bahwa ini sebagai isu penting bagi penyedia layanan telekomunikasi, khususnya bagi penyedia layanan telekomunikasi mobile untuk memberikan kualitas commit to user 19 pelayanan sejalan dengan perubahan komposisi pasar dan karakteristik persaingan yang merata dan berkelanjutan. Wang and Lo 2002, pemasaran dan kualitas ekonomi sering bergantung pada tingkatan atribut produk, juga disebutkan bahwa ada dua dimensi utama kualitas dalam manajemen operasi. Pertama, kesesuaian fungsi dilihat dari kinerja produk dan fasilitas yang ditawarkan apakah sesuai dengan kebutuhan konsumen. Kedua adalah reliabilitas, yang mewakili bahwa suatu produk terbebas dari kekurangan. Sesuai dengan itu, penting bagi perusahaan untuk mengerti bagaimana tanggapan konsumen terhadap kualitas pelayanan yang diberikan. Sebagai konsekwensi Rust and Oliver 1994 menunjukkan bahwa perusahaan perlu untuk mengukur kepuasan konsumen atas produk pelayanannya. Secara umum, pelayanan dan kualitas produk bersandar pada benak pelanggan tergantung dari daya beli individu, perilaku pembelian, permintaan, selera, serta criteria tren dan nampaknya pasar yang kompetitiflah yang menyediakan strategi diferensiasi yang signifikan. Untuk itu, nampaknya merupakan kebutuhan mendasar bagi penyedia layanan telekomunikasi berkomunikasi secara langsung dengan konsumen potensialnya untuk mengukur atribut kualitas secara tepat. Kualitas mencerminkan apakah suatu produk atau pelayanan bertemu atau bahkan mungkin melampaui bayangan konsumen Wal et al., 2002. Wang and Lo 2002 mempelajari kerangka kerangka kerja yang komprehensif untuk kualitas pelayanan, nilai pelanggan, dan kepuasan commit to user 20 pelanggan serta perilaku pembelian kembali pelanggan di sektor telekomunikasi mobile China. Dikonsepkan faktor dengan kualitas pelayanan sebagai anteseden keseluruhan evaluasi konsumen atas kualitas pelayanan, ditemukan bahwa kompetisi antara dua penyedia layanan telekomunikasi lebih kuat dari sebelumnya. Kompetisi ini tidak hanya dalam memastikan kualitas jaringan melalui investasi besar-besaran dalam pengadaan jaringan dan memperbaharuinya, namun juga dalam hal mengambil alih dan mempertahankan usaha melalui pengurangan harga. H1: Kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap persepsi konsumen dalam memilih layanan telekounikasi Yin and Paswan 2007 mengindikasikan bahwa harga mengambang berhubungan negatif dengan referensi harga secara internal. Kecenderungan perbandingan harga konsumen dan pengetahuan mengenai harga secara positif mempengaruhi referensi harga dari pihak luar. Disebutkan juga bahwa harga yang mengambang mempunyai pengaruh negatif yang signifikan pada pengetahuan konsumen. Harga adalah indikator yang signifikan dari kualitas diantara kategori pelayanan, telah diketemukan bahwa baik pengetahuan konsumen mengenai harga dan periklanan meningkatkan kegunaan dari petunjuk harga sebuah kualitas, dimana diketemukan bahwa kompleksitas produk tidak mempunyai dampak signifikan terhadap petunjuk harga sebuah kualitas pada jasa commit to user 21 pelayanan keuangan Estelami, 2008. Draganska and Jain 2003 menyatakan bahwa merupakan strategi yang biasa bagi perusahaan untuk menunjukkan produk atau pelayannya untuk membedakan apa yang mereka tawarkan secara vertikal. Dalam era informatika saat ini, kompetisi harga telah menjadi persaingan yang tajam dalam industri telekomunikasi mobile. Trebbing 2001 menyebutkan bahwa ada tiga bentuk strategi perilaku harga, yang pertama adalah first limit strategy yang digunakan untuk melindungi posisi pasar sebuah perusahaan; ke dua adalah high acces charges for new entrants, dan yang ketiga adalah tie-in sales to write off old plant or standard investment against captive customers. Haque, Rahman.S and Rahman.M 2010 menyebutkan, limit entry pricing melibatkan keadaan harga rendah pada elastisitas pasar yang tinggi untuk menarik atau mempertahankan pasar konsumen yang luas secara monopoli, daripada mempertahankan harga yang tinggi pada pasar yang tidak elastis. Harga memainkan peran vital dalam pasar telekomunikasi khususnya penyedia jasa layanan telekomunikasi mobile Kollman, 2000 dimana tidak hanya melibatkan harga pembelian tetapi juga tarif pemakaian. Pada umumnya tarif bertujuan untuk mengarahkan konsumen supaya mempunyai pilihan yang lebih luas dan kesempatan untuk membandingkan struktur harga commit to user 22 dari penyedia jasa layanan yang berbeda. Perusahaan yang menawarkan tarif lebih rendah dimungkinkan untuk mampu menarik konsumen. Perusahaan yang menyediakan tarif layanan lebih murah dimungkinkan untuk menarik konsumen potensial dan menaikkan angka signifikan dari ”call minutes”. Kollmann 2000 menyatakan bahwa pendatan dari jumlah ”call minutes” merupakan penentu dasar secara komersial bagi penyedia layanan, ditambahkan juga faktor kesuksesan sektor telekomunikasi dalam pasar yang lebih luas bergantung pada penggunaan yang berkelanjutan dan kebijakan tarif, yang perlu dipertimbangkan pada beberapa tingkatan. H2: Harga berpengaruh positif terhadap persepsi konsumen dalam memilih layanan telekomunikasi Sjolander 1992 perilaku konsumen dalam pasar modern berbeda secara teoritis dengan pengambilan keputusan konsumen dipasar bebas. Secara umum, pasar yang bebas dan kompetitif terdiri dari pembeli dan penjual dimana satu sama lain harus menyediakan informasi yang sempurna tentang semua kemungkinan suatu produk dan masing-masing kegunaannya; tergambarkan secara baik dan kinerja yang nyata; kemampuan untuk menentukan kombinasi optimal dari berbagai produk yang ditawarkan dengan komposisi anggarannya; pengetahuan mengenai harga, dimana tidak mempengaruhi secara subyektif keinginan maupun kepuasan konsumen Monroe and Petroshius, 1973 adapted by Sjolander, 1992. commit to user 23 Persepsi konsumen tentang kualitas suatu produk selalu merupakan aspek penting dari keputusan pembelian kembali dan perilaku pasar. Konsumen secara umum menghadapi tugas untuk mengestimasi kualitas suatu produk dibawah kondisi pengetahuan tidak sempurna tentang atribut dasar yang ditawarkan dari berbagai poduk dengan bantuan dari seseorang, self perceived quality criteria Bedeian, 1971 adapted by Sjolander. Meskipun faktanya, sangatlah penting untuk menetapkan kualitas di tempat pertama sebelum hal itu dapat diukur. Walaupun, tidak ada definisi secara umum tentang adanya kualitas Sebastianelli and Tamimi, 2002. Yoon and Kijewski 1997 menujukkan bahwa kualitas dapat dikategorikan kedalam dua sudut pandang . Pertama dari sudut pandang pemasar, dimana secara khas merupakan produk-based atau manufacturing– based, yang lain adalah sudut pandang konsumen, yang secdara khas adalah user-based atau value-based. Pada umumnya, kualitas produk dari sudut pandang konsumen berasosiasi dengan kapasitas sebuah produk untuk memuaskan kebutuhan konsumen Archibald et al., 1983. Menurut Lambert 1980, konsumen sering menghubungkan atribut kualitas sebuah produk dengan merk berdasarkan, harga, reputasi merk, citra toko, pangsa pasar, aneka kemampuan produk dan negara asal pembuat. Jadi, harga merupakan indikator untuk mengukur kualitas produk, berdasarkan teori bahwa kualitas diukur dari kegunaannya, atau tingkat harapan kepuasan dari sebuah produk Sjolander, 1992. commit to user 24 Haque, Rahman.S and Rahman.M 2010 menyebutkan bahwa semakin banyak kualitas yang ditambahkan pada sebuah produk, makin banyak kegunaan yang terkandung didalamnya, dan makin tinggi harga harga yang akan diperoleh dalam pergantian pasar yang terbuka. Ini berarti bahwa produk sejenis yang ditawarkan di pasar dengan harga yang berbeda, mempunyai perbedaan jumlah kegunaan, dan juga terdapat perbedaan hubungan secara langsung antara kualitas dan harga. Hubungan kualitas dan harga merupakan merupakan interaksi yang kompleks antara harga, nama merk, citra toko, fasilitas produk, dan brand awareness Lambert, 1980; Gertsner, 1985. Secara keseluruhan, kualitas dari suatu produk juga berhubungan dengan ketersediaan fasilitas inti sebuah produk di satu sisi menurut pengalaman penggunaan produk oleh satu konsumen dan kelengkapannya di sisi yang lain Yoon and Kijewski, 1997. Fungsi inti dari fasilitas sebuah produk adalah sumber dari keuntungan utama yang diharapkan oleh konsumen untuk dapat diraih ketika membeli sebuah produk. Konsumen secara umum dalam mengevaluasi kualitas sebuah produk berhubungan dengan adanya ketersediaan sebuah fasilitas sebagai pembanding dengan yang lain Lambert, 1980; Nowliss and Simonson, 1996. Karenanya, penting bagi penyedia jasa layanan telekomunikasi untuk berkomunikasi secara efektif dengan konsumen untuk mengukur kualitas. Kualitas secara luas tercermin dari sebuah produk atau layanan yang bertemu dengan harapan konsumen secara luas Wal et al. commit to user 25 2002. Oleh karena itu, kesuksesan sektor telekomunikasi dalam penempatan pasar tergantung pada kualitas produk dan availability. H3: Kualitas dan ketersediaan produk berpengaruh positif terhadap persepsi konsumen dalam memilih layanan telekomunikasi Promosi adalah alat yang dapat membantu organisasi dalam mencapai tujuannya Alvarez and Casielles; 2005. Promosi adalah ketika perusahaan menginformasikan, membujuk, atau mengingatkan konsumen dan masyarakat umum tentang produknya Kotler and Amstrong, 2003. Promosi berdampak pada perilaku pembelian kembali oleh konsumen dan keputusan yang mengarahkan pada pemilihan merk tertentu, khususnya selama periode promosi Freo, 2005. Spesifiknya, obyek dari berbagai strategi pemasaran adalah untuk; meningkatkan penjualan; mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasar; menciptakan pengetahuan tentang merk; menciptakan iklim yang menguntungkan untuk penjualan dimasa yang akan datang; menginformasikan dan member pelajaran kepada pasar; menciptakan keunggulan kompetitif, sehubungan dengan produk pesaing maupun posisi pasar; meningkatkan pemasaran yang efisien Rowley, 1998. Promosi adalah salah satu media yang digunakan oleh organisasi untuk berkomunikasi dengan konsumen secara hormat melalui penawaran produknya Rowley, 1998. Adalah bagian penting dari semua perusahaan, khususnya ketika akan memasuki pasar yang baru dan menambah atau memperoleh konsumen baru Kotler et al, 1999. Haque, Rahman.S and commit to user 26 Rahman.M 2010, menyatakan bahwa promosi adalah aktivitas komunikasi mengenai produk atau pelayanan dan manfaat potensial kepada konsumen, dan pada akhirnya meyakinkan untuk membeli. Secara umum, pemasaran berhubungan dengan memastikan konsumen sadar akan suatu perusahaan dan produk yang disediakannya Root, 1994. Menurut Alvarez and Casielles 2005, promosi adalah seperangkat stimuli yang ditawarkan secara sporadis, dan menguatkan tindakan masyarakat untuk menganjurkan pembelian kembali produk tertentu. Tawaran suatu promosi terdiri dari beberapa obyek berbeda untuk menciptakan dampak penjualan yang lebih baik, sebagai contoh, kupon, sampel, premi hadiah, diskon, kontes, pajangan, dan program bagi pembeli secara berkala. Masing-masing tekhnik promosi dimaksudkan untuk mempunyai dampak langsung pada perilaku pembelian dan persepsi tentang perusahaan atau penyedia jasa layanan. Saran obyektif dari promosi akan tercapai lebih luas ketika dilakukan secara sporadis, ketika konsumen tidak memperkirakannya. Tindakan promosi harus direncanakan dengan baik, terorganisir secara sistematis , dan biasanya terhubung dengan subyek rencana strategis pemasaran dari perusahaan. H4: Promosi berpengaruh positif terhadap persepsi konsumen dalam memilih layanan telekomunikasi commit to user 27

C. Kerangka Penelitian