Perkembangan Kerajinan Batik di Desa Kliwonan
71 tanggal 5 Juni 2010. Salah seorang perajin batik yang bernama bapak Supardjan
dari dukuh Kuyang Desa Kliwonan, yang pada waktu itu masih menjadi perajin batik kecil-kecilan, berusaha untuk menampung para tenaga batik dan mendirikan
sebuah perusahaan batik dengan nama “Brotoseno” pada tahun 1968 Wawancara dengan mbak Thessa pada tanggal 17 Mei 2010.
Batik tulis Kliwonan memiliki ciri-ciri yang dapat membedakan dengan jenis batik lain. Ciri-ciri batik tulis adalah tanda-tanda yang mudah dikenal secara
visual baik pada batik tradisi maupun non tradisi, antara lain yaitu: 1
Pada pola desain batik tulis tidak terdapat ciri rapor bolak-balik yang berulang secara cepat.
2 Bentuk motif, garis dan isen-isen tidak berulang sama baik dalam suatu
desain rapor maupun desain rapor ulangnya. 3
Kain batik tulis berbau lilin batik. 4
Bila ada remukan lilin khususnya yang sengaja dibuat, tidak akan dapat secara teratur dan berulang.
5 Warna batik tulis kedua bidang bolak-balik sama.
Pembangunan yang terus berkembang, mendorong kebutuhan manusia menjadi meningkat pula. Batik adalah medium yang mempunyai hubungan
dengan upacara-upacara adat dan ritual, pengalaman sehari-hari, serta sebagai salah satu aspek perdagangan yang penting sepanjang sejarah. Hal ini
menyebabkan tekstil sandang, termasuk batik selalu dibutuhkan untuk memenuhi perkembangan yang ada. Batik tulis Kliwonan pun tidak tertutup terhadap
perkembangan yang ada. Perubahan dan pembaharuan terjadi pada beberapa segi, yaitu segi desain atau motif, proses, bahan serta kegunaannya. Segala
perkembangan pada batik tulis yang ada tetap menunjukkan keberadaannya sebagai karya seni yang halus, rumit dan indah.