Kinerja Penyelenggara Pelayanan Publik di Desa Pudun Julu Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua

4. Persetujuan tetangga sekitar untuk bangunan bertingkat, bentang panjang dan bangunan tempat usaha dan tempat ibadah 5. Rekomendasi dari Depag dan FKUB khusus bangunan tempat ibadah 6. Perhitungan struktural khusus bangunan bertingkat bentang panjang 7. Membayar biaya retribusi Izin Medirikan Bangunan

C. Kinerja Penyelenggara Pelayanan Publik di Desa Pudun Julu Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua

Secara etimologi, kinerja berasal dari kata prestasi kerja performance, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja atau hasil kerja dan penampilan kerja. Selanjutnya kinerja juga merupakan sebagai gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan tugas dalam suatu organisasi, dalam upaya mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi tersebut. Pegawai merupakan orag yang melakukan pekerjaan dengan mendapatkan imbalan jasa berupa gaji dan tunjangan dari pemerintah. Unsur manusia sebagai pegawai maka tujuan badan wadah yang telah ditentukan kemungkinan besar akan tercapai sebaagaimana yang diharapkan. Pegawai inilah yang mengerjakan segala pekerjaan atau kegiatan-kegiatan penyelenggaraan pemerintah. Berdasarkan penjelasan diatas, maka pengertian kinerja pegawai adalah hasil kerja perseorangan dalam suatu organisasi. Kinerja organisasi adalah totalitas hasil kerja yang dicapai suatu organisasi. Kinerja pegawai dan kinerja organisasi memiliki keterkaitan yang sangat erat utnuk tercapainya tujuan organisasi, sumber daya yang digerakkan atau dijalankan pegawai yang berperan aktif sebagai pelaku dalam upaya pencapaian tujuan organisasi tersebut. 102 Dewasa ini penyelenggaraan pelayanan publik masih dihadapkan pada kondisi yang belum sesuai dengan kebutuhan dan perubahan diberbagai bidang kehidupan masyarakat, 102 Indra Bastian, Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Penerbit BPFE, Universitas Gajah Mada, 2001, hal 329 Universitas Sumatera Utara berbangsa dan bernegara. Penyelenggaraan pelayanan publik belum mencapai keberhasilan sepenuhnya, karena didalam pelaksanaanya aparatur pemerintahbirokrat masih menunjukkan posisi yang kuat sebagai regulator sehingga bersifat statis dalam memberikan pelayanan terhadap publik. Dalam hal ini aparat masih sulit memilih dan memilah antara kepentingan menjalankan fungsi regulator dan melaksanakan fungsi meningkatkan pelayanan. Oleh karena itu aparat pemerintahbirokrat harus mereformasi dan mengubah pola pikir serta kinerja penyelenggaranya. Pelayanan publik dihadirkan untuk memberikan pelayaan kepada masyarakat. Meskipun pelayanan publik dalam menjalankan misi, tujuan dan programnya menganut prinsip efisiensi dan efektivitas, tetapi masyarakat sebagai stakeholder yang harus dilayani secara optimal. Pelayanan publik merupakan hak masyarakat mengandung prinsip kesederhanaan, kejelasan, kepastian waktu, akurasi, keamanan, tanggung jawab kelengkapansarana, kemudahan akses kedisiplinan, kesopanan, keramahan dan kenyamanan. Namun dengan semakin berkembangnya eksistensi pelayanan pemerintah, muncul pula berbagai masalah dalam pelayanan pemerintah terhadap masyarakat seperti pelayanan administrasi kependudukankartu tanda penduduk. Informasi yang ditemukan secara langsung dan melalui media masa kadangkala mengungkapkan berbagai kelemahan pelayanan pemerintah yang mecerminkan ketidak puasan masyarakat. Kinerja profesionalisme birokrasi seringkali dinilai lemah, lamban, kaku, berbelit-belit, menuntut imbalan, diskriminatif, kurang ramah, disertai fasilitas pelayanan yang kurang memuaskan. Hal ini merupakan fenomena dan isu yang menimbulkan kesenjangan mewarnai proses hubungan antara pemerintah dan masyarakat berkaitan dengan pelayanan. Keadaan ini memberikan isyarat bahwa kajian dan analisis pelayaan publik merupakan hal yang penting, relevan dan aktual. 103 103 http:jenersus.blogspot.com.html, diakses tanggal 15 Desember 2016 Universitas Sumatera Utara Dengan dibentuknya unit pemerintahan Desa merupakan sebagai bagian integral dari pemerintahan nasional yang menjadi bentuk sarana yang bertujuan agar program-program yang bersumber dari pemerintah daerah kota maupun pusat dapat terlaksana. Dan diberikannya wewenang didalam menjalankan pelayanan yang diemban kepala Desa sebagai pelaksana yang sangat berperan penting maka diuraikan tugasnya sebagai berikut: 1 Pelaksanaan kegiatan pemerintahan desa 2 Pemberdayaan masyarakat 3 Pelayanan masyarakat 4 Penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum 5 Pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan. 104 Maka dengan demikian diharapkan agar kinerja aparatur pemerintah di Desa berjalan dengan baik dan efektif. Karena tuntutan kebutuhan masyarakat yang beranekaragam tidak hanya meningkat sejumlah saja, melainkan dalam hal mutu pelayanan pun telah menjadi keinginan masyarakat dewasa ini. Sesuai dengan tugas dan fungsinya, maka Desa Pudun Julu Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua memberikan pelayanan-pelayanan kepada masyarakat sebagai berikut: a. Tugas Bidang Pemerintahan, meliputi : 1 Registrasi : dilakukan dalam berbagai buku register mengenai berbagai hal dan peristiwa yang menyangkut kehidupan tindakan masyarakat berdasarkan laporan yang diperoleh melalui sub pelayanan umum dari masyarakat yang berkepentingan. 104 Undang-Undang nomor 6 tahun 2014 pasal 26 tentang Des a Universitas Sumatera Utara 2 Tugas-tugas umum meliputi : menerima dan melaksanakan instruksi-instruksi dan petunjuk-petunjuk dari pemerintah kecamatan dan pemerintah kabupaten mengenai pemerintahan, tugas-tugas teknis, ketertiban, kesejahteraan dan keamanan. 3 Membuat laporan periodik mengenai keadaan dan perubahan penduduk, keamanan serta social ekonomi 4 Melaksanakan hal-hal yang sudah menjadi keputusan ditingkat Desa 5 Melaksanakan kerjasama dengan instasi ditingkat Desa dan menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan tanah. 6 Mengadakan rapat koordinasi rutin dengan Dinas dan Instansi terkait dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan dan kualitas para aparat yang ada di dinas dan instansi 7 Mengadakan pengawasan melekat terhadap aparat 8 Peningkatan kedisiplinan terhadap perangkat Desa 9 Mengikutsertakan pada setiap kesempatan pertama guna mengikuti kegiatan-kegiatan pelatihan yang bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perangkat desa 10 Pelaksanaan apel pagi setiap hari Senin dan mengadakan evaluasi kegiatan selama satu minggu. b. Tugas Bidang Pelayanan Umum, meliputi: 1 Memberikan izin antara lain : a Izin tempat tinggal b Izin tinggal sementara c Izin meninggalkan Desa d Izin Usaha e Izin pendirian bangunan Universitas Sumatera Utara 2 Memberikan macama-macam keterangan seperti : bukti diri, keterangan catatan kepolisian dan sebagainya 3 Koordinasi dan harmonisasi lembaga-lembaga keagamaan 4 Memfasilitasi pembangunan tempat-tempat Ibadah 5 Melaksanakan peringatan hari-hari besar 6 Memberikan pembinaan baik dibidang kepemudaan yang terkait dengan olah raga dan kesehatan masyarakat dan keluarga berencana 7 Melakukan penyuluhan terhadap pemuda dan pemudi tentang wawasan kebangsaan serta peningkatan peranan pemuda terkait masalah sosial budaya, ketenaga kerjaan dan kemasyarakatan 8 Pembinaan dan penyuluhan pembangunan yang berwawasan lingkungan demi masa depan dan pentingnya efektifitas dan efisiensi didalam kehidupan sehari-hari 9 Membantu menangani masalah-masalah sosial di masyarakat c. Tugas Bidang Ketatausahaan, meliputi : 1 Dokumentasi data 2 Keadaan wilayah 3 Laporan keuangan 4 Membina dan memantau kegiatan revitalisasi pertanian dan peternakan 5 Melaksanakan musrenbang musyawarah rencana pembangunan Desa 6 Pelestarian lingkungan hidup dan gerakn kebersihan, ketertiban dan keindahan 7 Monitoring pengelolaan tempat pengolahan sampah terpadu TPST 8 Koordinasi dan sinkronisasi pendataan keluarga sejahtera. Pelaksanaan tugas dan fungsi di Desa Pudun Julu Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua tersebut, selanjutnya dijabarkan menjadi tugas dan fungsi masing-masing unsur Universitas Sumatera Utara aparat baik Kepala Desa maupun aparatnya yang terdiri dari : Sekretaris, Kepala-kepala Urusan dan Kepala-kepala Lingkungan. Dan didalam pelaksanaannya para pegawai akan selalu berusaha semampunya untuk melayani warganya dan dengan secepatnya memproses segala urusan agar warga tidak lama menunggu itulah program pemerintahan di Desa Pudun Julu Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua. 105 105 Hasil wawancara Tanggal 17 Desember 2016 dengan narasumber M Dahlan Sagala selaku Kepala Desa Pudun Julu Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua Universitas Sumatera Utara BAB IV HAMBATAN DAN SOLUSI DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK DI KANTOR KEPALA DESA PUDUN JULU KECAMATAN PADANGSIDIMPUAN BATUNADUA A. Hambatan dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Kantor Kepala Desa Pudun Julu Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua Dalam organisasi pemerintah, pelayanan kepada masyarakat adalah tujuan utama yang tidak mungkin dapat dihindari karena sudah merupakan kewajiban menyelenggarakan pelayanan dengan menciptakan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat, karena telah menjadi sebuah kewajiban maka sepatutnya pemerintah mencari solusi terbaik terhadap masalah-masalah yang sering dihadapi, termasuk kedala intern yaitu kendala yang bersumber dari dalam instansi itu sendiri maupun kendala ekstern yakni kendala yang datang dari masyarakat pemakai jasa dalam kaitannya dengan pelayanan umum yang ditanganinya, selain itu pula pegawai harus senantiasa memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat secara keseluruhan. 106 Penyelenggaraan pelayanan publik yang di laksanakan oleh birokrasi pemerintah yang menyangkut pemenuhan hak-hak sipil serta kebutuhan dasar masyarakat, belum nyata di lihat dari kinerja birokrasi pemerintah selama ini. Karena jika melihat fenomena dewasa ini masih banyak keluhan dan pengaduan dari masyarakat, seperti cara kerja pelayanan yang berbelit- belit, tidak adanya transparansi dan akuntabilitas, terbatasnya fasilitas, kurangnya sarana dan prasarana pelayanan. Secara teoritis pemerintah daerah dapat meningkatkan pelayanan publik, ini karena semua kreativitas telah diberikan kepada daerah untuk menyelenggarakan pelayanan publik dalam rangka mensejahterakan masyarakat, ternyata dalam perjalanan roda 106 Silahuddin, “Standart Pelayanan Publik”, http:silahuddin66.blogspot.com201005standart- pelayanan-publik.html, diakses tanggal 16 Desember 2016 Universitas Sumatera Utara pemerintahan banyak mengalami kendala seperti misalnya anggaran yang dialokasikan oleh pemerintah dalam rangka pelayanan publik sangat terbatas, mindset dari birokrat cenderung menempatkan dirinya sebagai agent kekuasaan dari pada agent pelayanan. Kondisi-kondisi tersebut yang membuat masa depan kehidupan masyarakat menjadi suram, hal ini karena masyarakat sangat tergantung pada pelayanan yang diberikan oleh pemerintah daerah. Kondisi tersebut, menyebabkan sering kali para aparat birokrasi tidak mampu menemukan problem-problem khusus dalam masyarakat karena kapasitas yang terbatas, dan seringnya terjebak ke dalam masalah atau fenomena sosial yang tampak di permukaan kemudian di pandang sebagai masalah yang sebenarnya, sehingga kesalahan dalam mengidentifikasikan masalah ini akan berakibat juga salahnya keputusan yang diambil 107 107 Dunn William,, Pengantar Analisis Kebijakan Publik edisi kedua, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.2003 hal 203 . Karena keterbatasan - keterbatasan yang dimiliki oleh para pelaku dalam organisasi birokrasi tersebut mengakibatkan kecenderungan dalam keputusannya ke arah penyeragaman dan mengabaikan pluralitas, sehingga menyebabkan banyak kebijakan dalam pelayanan publik yang diselenggarakan oleh birokrasi pemerintah kurang dapat memenuhi aspirasi masyarakat banyak. Mengenai hal tersebut maka pemerintah daerah perlu merubah kinerjanya yakni pertama, harus membuka lebih banyak partisipasi, yang sekaligus terkandung didalamnya peningkatan dalam hal transparansi dan akuntabilitas pelayanan, kedua, adanya ketersambungan, karena semakin masyarakat dapat membandingkan dan memberikan penilaian atas kinerja pemerintah daearah, maka semakin terhubung dan terorganisir dalam jaringan, sehingga masyarakat lebih percaya diri dalam merumuskan tuntutan dan dalam mendorong reformasi pelayanan publik. Ketiga, harus adanya akses informasi dari masyarakat mengenai pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah. Universitas Sumatera Utara Pelayanan publik akan mempunyai akuntabilitas yang tinggi, apabila acuan utama dalam penyelenggaraan pelayanan publik tersebut selalu berorientasi kepada masyarakat pengguna jasa. Kepuasan masyarakat pengguna jasa harus mendapat perhatian yang lebih dalam setiap penyelenggaraan pelayanan publik, karena mayarakat pengguna jasalah yang sebenarnya berkuasa didalam Negara ini, yang membiayai pemerintah dalam menjalankan roda pemerintahan ini melalui pajak yang mereka bayar, makanya mereka berhak memperoleh pelayanan yang terbaik dari pelayannya yaitu birokrasi. Untuk itu acuan penyelenggara pelayanan publik yang dibuat oleh birokrasi harus memperhatikan kondisi masyarakat setempat. 108 B. Kurang Informasi Namun didalam pelaksanaannya sejauh ini di Desa Pudun Julu Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua masih ada saja faktor penghambat seolah sudah menjadi fenomena yang umum didalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Hal ini terjadi karena berkaitan dengan kualitas pelayanan itu sendiri. Pelayanan yang berkualitas sangat tergantung pada berbagai aspek, yaitu bagaiman pola penyelenggaraanya tata laksana, dukungan sumber daya manusia, dan kelembagaan. Dan hasil dari wawancara penulis terhadap Bapak M Dahlan Sagala selaku Kepala Desa Pudun Julu Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua hal-hal utama yang menyebabkan hambatan tersebut adalah A. Kurang Responsif. Didalam memberikan pelayanan kepada masyarakat terkadang masih kurang sigap dan cepat sehingga berbagai keluhan, aspirasi, maupun harapan masyarakat seringkali lambat karena proses pelayanan masyarakat kurang serius ditanggapi oleh aparat 108 http:tentangpelayananpublik.blogspot.com201112tiga-indikator-pelayanan.html, diakses tanggal 16 Desember 2016 Universitas Sumatera Utara Terkadang didalam pelaksaannya berbagai informasi yang seharusnya disampaikan kepada masyarakat, lambat atau bahkan tidak sampai kepada masyarakat Desa Pudun Julu Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua dalam mengupayakan atau memaksimalkan pelayanan tersebut. C. Kurang Akses Berbagai unit pelaksanaan terletak jauh dari jangkauan masyarakat, sehingga menyulitkan masyarakat dalam proses pelayanan yang di lakukan oleh Aparatur Desa Pudun Julu Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua D. Kurang Koordinasi Terkait pelayanan masyarakat satu dengan yang lainya terkadang masih kurang berkoordinasi. Akibatnya sering terjadi tumpang tindih ataupun pertentangan kebijakan antara satu intansi pelayanan dengan instansi pemerintah tersebut. E. Birokrasi Pelayanan khususnya pelayanan administrasi kependudukan pada umumnya dilakukan dengan melalui proses yang bertahap dan terdiri dari berbagai macam permitaan, misalnya seperti Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga dan Akta Kelahiran sehingga menyebabkan penyelesaian pelayanan yang sedikit lama. Kemudian terkhusus kepada dalam hal pelayanan Akta Kelahiran. Bahwa berdasarkan hasil wawancara saya yang bersumber dari Bapak M Dahlan Sagala selaku Kepala Desa Pudun Julu Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua selalu ada hambatan karena masyarakatnya sendiri tidak melengkapi syarat-syarat yang telah ditetukan Universitas Sumatera Utara misalnnya saja seperti didalam mengurus KTP, akta kelahiran dan KK sehingga memperlama proses dan kinerja dari pelaksana pelayanan publik. 109 3. Sosial budaya masyarakat, selama ini masyarakat yang tempat tinggalnya jauh dari kantor pelayanan lebih banyak melakukan pengurusan secara kolektif, sehingga hal ini memicu keinginan dari aparat khususnya aparat Desa untuk membebani pemohon dengan biaya yang lebih tinggi. Selain itu faktor penghambat dari lingkungan internal biasanya kurangnya dana. Maksudnya tidak adanya dana secara khusus sebagai bentuk antisipasi kerusakan ataupun kesalahan didalam pembuatan E-KTP dan KK menjadi salah satu faktor penghambat didalam pelaksanaannya. Masalah yang dihadapi aparatur pemerintah Desa , baik yang berasal dari lingkungan internal maupun eksternal sudah sangat lama terjadi seolah sudah menjadi suatu keharusan yang tidak dapat diatasi.. Contoh spesifiknya seperti faktor penghambat dari lingkungan eksternal yang berupa situasi dan kondisi disekeliling organisasi yang berpengaruh terhadap kelancaran pelaksanaan kinerja aparat di Desa Pudun Julu Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua. Faktor-faktor tersebut antara lain: 1. Masalah data, seringnya masyarakat dalam mengajukan permohonan kurang melengkapi data dan berkas-berkas sebagai persyaratan proses layanan yang diinginkan. Dalam hal ini masyarakat masih kurang sadar arti pentingnya kelengkapan berkas untuk sebuah kelancaran pengurusan 2. Kurangnya partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang diberikan 110 109 Hasil wawancara Tanggal 17 Desember 2016 dengan narasumber M Dahlan Sagala selaku Kepala Desa Pudun Julu Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua 110 Ibid Universitas Sumatera Utara B. Solusi didalam mengatasi Hambatan Pelaksanaan Pelayanan Publik di Kantor Kepala Desa Pudun Julu Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua Dalam melaksanakan Pelayanan Publik Pemerintahan Desa Pudun Julu Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua mengacu pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, undang-undang ini mengatur tentang prinsip-prinsip pemerintah yang baik yang merupakan efektifitas fungsi-fungsi pemerintahan itu sendiri. Pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintahan atau korporasi yang efektif dapat memperkuat demokrasi dan hak asasi manusia, mempromosikan kemakmuran ekonomi, kohesi sosial, mengurangi kemiskinan, meningkatkan perlindungan lingkungan, bijak dalam pemanfaatan sumber daya alam, memperdalam kepercayaan pada pemerintah dan administrasi publik. Negara berkewajiban melayani setiap warga Negara dan penduduk untuk memenuhi hak dan kebutuhan dasar dalam kerangka pelayanan publik yang merupakann amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, membangun kepercayaan masyarakat atas pelayanan publik yang dilakukan penyelenggara pelayanan publik merupakan kegiatan yang harus dilakukan seiring dengan harapan dan tuntutan seluruh warga Negara dan penduduk tentang peningkatan pelayanan publik, sebagai upaya untuk mempertegas hak dan kewajiban setiap warga Negara dan penduduk serta terwujudnya tanggungjawab Negara dan korporasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik, diperlukan norma hukum yang memberi pengaturan secara jelas, sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan menjamin penyediaan pelayanan publik sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang baik serta untuk memberi perlindungan bagi setiap warga Negara dan penduduk dari penyalah gunaan wewenang didalam penyelenggaraan pelayanan publik. 111 111 http:sawangan.depok.go.idpelayaanadminstrasi-lainnya.html, diakses tanggal 16 Desember 2016 Universitas Sumatera Utara Maka dari itu para penyelenggara pelayan publik di Desa Pudun Julu Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua selalu berusaha membangun kepercayaan masyarakat atas pelayanan publik yang dilakukan sebagai upaya untuk mempertegas hak dan kewajiban setiap warga masyarakat ataupun penduduk serta terwujudnya tanggung jawab pemerintahan di dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Selanjutnya diperlukan juga norma hukum yang memberi pengaturan secara jelas, sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan menjamin penyediaan pelayanan publik sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan yang baik serta untuk memberi perlindungan bagi setiap masyarakat ataupun penduduk dari penyalahgunaan wewenang didalam penyelenggaraan pelayanan publik. Begitu juga halnya untuk bisa mengubah paradigma para aparatur dari mau dilayani hingga menjadi pelayan, karena memang fungsi utama pemerintahan pada dasarnya adalah memberikan pelayanan. Selanjutnya untuk mengatasi permasalahan pelayanan yang sudah ada maka pemerintah Desa Pudun Julu Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua melakukan perbaikan seperti: 1. Perbaikan Sistem Rekrutmen Dalam hal ini penyelenggaraan pelayanan publik merupakan upaya yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dasar dan hak-hak sipil setiap masyarakat atas barang, jasa, dan pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Dengan dilakukannya pembaharuan sistem rekrutmen kelembagaan birokrasi pemerintah dimaksudkan sebagai suatu langkah perubahan, karena inilah awal dari adanya aparatur pemerintahan. Seleksi harus diperketat dan tesnya harus diperbaiki, sehingga menghasilkan aparat yang profesional 2. Universitas Sumatera Utara Pembaharuan Karakter Aparatur Untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik strategi yang selanjutnya adalah pembaharuan sikap dan karakter aparatur birokrasi pemerintah, yaitu melaksanakan pelayanan umum yang memuaskan pelanggan tanpa ada pembedaan. Perlakuan yang tidak membedakan pelanggan tidak cukup, diperlukan adanya keadilan serta kejujuran atau keterbukaan dalam pelayanan. Pelayanan yang memuaskan dipengaruhi oleh kompetensi aparatur birokrasi pemerintah. Untuk itu perlu adanya perubahan internal dilingkungan birokrasi pemerintah. Setidaknya perubahan tingkah laku para pelaku birokrasi secara menyeluruh mulai dari yang tertinggi hingga yang paling rendah dalam struktur birokrasi menuju birokrasi pemerintah yang dicita-citakan sebagai langkah reformasi birokrasi pemerintah. Dalam pelaksanaan kewajiban memberikan pelayanan publik ini, aparatur pemerintah dituntut adanya kepekaan terhadap kepentingan publik dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugas serta produk layanannya sesuai dengan tuntutan publik. Responsibilitas dalam pelayanan publik dimaksudkan pada aparatur pemerintah senantiasa dalam pelaksanaan tugasnya bersumber pada adanya pengendalian dari luar, yaitu senantiasa melandaskan diri pada pertimbangan-pertimbangan ekonomis, efisiensi, dan efektivitas sebagai perwujudan responsibilitas obyektif. Disamping itu produk pelayanannya dapat memenuhi nilai-nilai etis dan kemanusiaan sebagai pengendalian subyektif yang bersumber dari subyektif individu aparatur , yaitu perlakuan yang adil terhadap pelanggan , perlakuan yang sama atas setiap pelanggan , dan jujur atau keterbukaan dalam pelayanan publik sebagai perwujudan responsibilitas subyektif. Dalam hubungan ini diperlukan perubahan sikap dan karakter aparatur birokrasi pemerintah secara mendasar sebagaimana telah menjadi agenda reformasi yang menuntut segera terselenggaranya kepemerintahan yang baik dan pemerintah yang bersih. Universitas Sumatera Utara Penyelenggaraan kepemerintahan yang baik dan pemerintahan yang bersih diperlukan pelaku birokrasi pemerintah yang professional, melaksanakan tugas dilandaskan pada landasan normatif dan kepatuhan sebagai etika yang mengendalikan setiap langkah pelaksanaan tugas, wewenang maupun kekuasaan yang dipercayakan kepadanya. Terlebih lagi menghadapi fenomena globalisasi menuntut perubahan mendasar aparatur pemerintah dalam berbagai hal utama sikap dan prilaku dalam pelaksanaan tugas pekerjaan mewujudkan visi dan misi pemerintah. Berkaitan dengan tuntutan terwujudnya aparatur terwujudnya pemerintah daerah yang memiliki kemampuan kompetensi dalam pelaksanaan tugas pekerjaan dan professional diperlukan pola pendidikan dan pelatihan pegawai yang mampu mendorong terciptanya kualitas pengetahuan, sikap mental dan moral serta prilaku aparatur pemerintah daerah dalam pelaksanaan misi pemerintah daerah. 3. Melakukan Pengembangan Terhadap Kualitas Proses Pelayanan Strategi ketiga untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik yang memuaskan adalah diperlukannya desain proses atau mekanisme pelaksanaannya secara tepat agar dapat dihasilkan kualitas yang memuaskan. Misalnya saja didalam proses pembuatan KTP, KK dan akta kelahiran yang bisa dikatakan berbelit-belit sering mengundang untuk terjadinya pungli. Maka dari itu dalam proses pembuatannya harus disederhanakan, supaya masyarakat senang dan puas. 4. Memberikan Sanksi yang Tegas Didalam proses pelayanan seringkali petugas tidak melakukan apa yang sesuai dengan aturan atau semestinya. Sehingga masyarakat tidak merasa puas. Maka dari itu dengan Universitas Sumatera Utara diberlakukan sanksi yang tegas dimaksudkan dapat mengurangi bahkan memberantas para penyelenggara yang tidak tertib aturan. 5. Melakukan Pengembangan Survey Kepuasan Untuk menjaga kepuasan masyarakat, maka perlu dikembangkan suatu mekanisme penilaian kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan oleh penyelenggara pelayanan publik. Didalam konsep ini dapat dicapai apabila produk pelayanan yang diberikan para penyelenggara memenuhi kualitas yang diharapkan. Oleh karena konsep ini dimaksudkan untuk memberikan penilaian terhadap kinerja aparatur dalam upaya peningkatan pelayanan publik. 6. Melakukan Pengembangan Sistem Pengelolaan Pengaduan Pengaduan masyarakat merupakan satu sumber informasi bagi upaya-upaya pihak penyelenggara pelayanan untuk secara konsisten menjaga pelayanan yang dihasilkannya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Oleh karena itu perlu di desain suatu sistem pengelolaan pengaduan yang secara efektif dan efisien mengolah berbagai pengaduan masyarakat menjadi bahan masukan bagi perbaikan kualitas pelayanan.Dalam hal-hal tertentu, memang terdapat pelayanan publik yang pengelolaannya dapat dilakukan secara khusus untuk menghasilkan kualitas yang baik. Dalam banyak hal pemerintah juga dapat melakukan privatisasi kebijakan. 112 Pemerintah Desa memiliki peran signifikan dalam pengelolaan proses sosial di dalam masyarakat. Tugas utama yang harus diemban pemerintah desa adalah bagaimana C. Upaya Pemerintah Desa Pudun Julu Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua dalam Meningkatkan Pelayanan Publik 112 Hasil wawancara Tanggal 17 Desember 2016 dengan narasumber M Dahlan Sagala selaku Kepala Desa Pudun Julu Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua Universitas Sumatera Utara menciptakan kehidupan demokratik, memberikan pelayanan sosial yang baik sehingga dapat membawa warganya pada kehidupan yang sejahtera, rasa tenteram dan berkeadilan. Guna mewujudkan tugas tersebut, pemerintah desa dituntut untuk melakukan perubahan, baik dari segi kepemimpinan, kinerja birokrasi yang berorientasi pada pelayanan yang berkualitas dan bermakna, sehingga kinerja pemerintah desa benar-benar makin mengarah pada praktek good local governance, bukannya bad governance. Peluang untuk menciptakan pemerintahan desa yang berorientasi pada good local governance sebenarnya dalam konteks transisi demokrasi seperti yang dialami oleh bangsa Indonesia sekarang terbuka cukup lebar. Meskipun demikian, adanya perubahan sosial-politik dalam masa transisi demokrasi ini tidak dengan serta merta dapat merubah dalam sekejap wacana dan kinerja pemerintahan desa ke dalam visi demokratisasi dan good local governance. Sekalipun strukturnya mengalami perubahan, dimana saat ini pemerintahan desa tidak lagi bercorak korporatis dan sentralistik pada kepemimpinan Kepala Desa, akan tetapi kultur dan tradisi paternalistik yang memposisikan Kepala Desa sebagai orang kuat dan berpengaruh masih begitu melekat dengan kuat. Realitas ini memang tidak dapat dilepaskan sebagai bagian dari proses konstruksi sosial yang begitu mendalam sehingga membuat daya kognitif warga desa seringkali terasa kesulitan dalam membuat terobosan-terobosan baru yang sejalan dengan semangat perubahan ketika berbenturan dengan kebijakan seorang Kepala Desa. Kondisi ini sedikit banyak juga dipengaruhi pula oleh lemahnya human resources di desa yang populasinya relatif kecil dan sangat terbatas. Sebab itu guna mendobrak kebekuan atau stagnasi sosial ini diperlukan terobosan dari kekuatan luar untuk bermitra atau saling Universitas Sumatera Utara bekerja sama dengan aktor-aktor dan lembaga-lembaga potensial di desa dalam melakukan perubahan sosial menuju ke arah situasi yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya. 113 Efektifitas kebijakan publik akan terukur dari seberapa besar kebijakan tersebut dapat direalisasikan dan memberi solusi terhadap berbagai masalah publik yang sedang terjadi. Hal ini berarti bahwa pelayanan publik merupakan tindak lanjut dari penerapan kebijakan yang langsung bersentuhan dengan masalah dan kepentingan masyarakat. Dalam perkembangan konsep kebijakan publik yang kontemporer menekankan perlunya action dari pemerintah, walaupun pada awal perkembangannya kebijakan publik dapat berarti to do or not to do, yang menggambarkan diamnya pemerintah merupakan kebijakan. Akan tetapi dalam praktek, penyelenggaraan pemerintahan, not to do seringkali menimbulkan kegamangan masyarakat dalam menilai sikap pemerintah terhadap suatu masalah yang sedang berkembang. Oleh karena itu dalam paradigma yang kontemporer, kebijakan publik didorong pada to do yang berarti ada action yang nyata dari pemerintah, walaupun bisa saja action itu salah, tetapi lebih baik dari pada mendiamkan masalah. Kesalahan dalam pembuatan kebijakan masih dimungkinkan untuk dilakukan perbaikan. Dengan adanya action maka membuka peluang untuk terjadinya program pelayanan publik. 114 Di dalam upaya untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja Para aparatur dalam melaksanakan tugas pokoknya dan fungsi organisasi maka pemerintah Desa Pudun Julu Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua melakukan pembinaan disiplin, hal ini Untuk meningkatkan kinerja aparat agar lebih professional dalam pelayanan publik, pemerintah Desa Pudun Julu Kecamatan Padangsidimpuan Batuadua Melakukan berbagai upaya antara lain : 1. Pembinaan Disiplin Pegawai 113 http:aspadri12.blogspot.co.id201310skripsi-upaya-peningkatan-kemampuan.html, diakses tanggal 16 Desember 2016 114 Budiman Rusli, Kebijakan Publik Membangun Pelayanan Publik yang Responsif, Bandung: Hakim Publishing,2013, hal 4 Universitas Sumatera Utara dimaksudkan agar para pegawai dalam melaksanakan tugas sehari-harinya senantiasa patuh dan taat pada berbagai ketentuan yang berlaku dan menunjukan prestasi kerja yang tinggi. Usaha untuk meningkatkan kualitas kerja melalui pembinaan disiplin, diperlukan suatu pedoman atau kerangka yang memuat dengan jelas sistem metode dan prosedur pembinaan serta tujuan dan sasaran setiap bentuk pegawai yang bermental baik berdaya guna, berhasil guna dan sadar akan tanggung jawab dalam melaksanakan dan menjalankan tugas- tugas pemerintahan dan pembangunan. Adapun bentuk penerapan disiplin pegawai pada Kantor Kepala Desa Pudun Julu Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua adalah pembinaan disiplin waktu kerja, sebab dengan ketepatan pada jam masuk kantor sangat erat kaitannya dengan disiplin lainnya. Menurut pengamatan penulis bahwa penerapan disiplin waktu jam kerja pada dasarnya belum dilaksanakan dengan baik. Pelanggaran disiplin waktu bagi pegawai Desa Pudun Julu cenderung sering terjadi. Faktor disiplin yang dimaksud dalam uraian ini adalah disiplin ditinjau dari aspek ketepatan dan kebutuhan setiap aparat terhadap waktu yang telah ditentukan pada setiap hari kerja. Salah satu contoh ketidak disiplinannya perangkat di Desa Pudun Julu Kecamata Padangsidimpuan Batunadua adalah masih rendahnya kehadiran setiap aparat desa mewujudkan kedisiplinan, terutama disiplin dalam hal ketepatan dan kepatuhan terhadap waktujam kerja yang telah ditetapkan oleh pemerintah kecamatan pada setiap hari kerja. Hal ini menandakan bahwa dari segi disiplin waktu pegawai dalam dan staf administrasi sering tidak masuk kerja yang sesuai dengan hari kerja. Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa dalam tingkat kehadiran pegawai dilingkungan Kantor Desa Pudun Julu Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua relatif masih rendah terutama dalam mentaati aturan yang ada. Hasil wawancara dengan Kepala Desa Pudun Julu mengatakan bahwa rendahnya kehadiran pegawai dikarenakan kurangnya kesadaran pegawai untuk mentaati Universitas Sumatera Utara aturan yang berlaku di kantor. Oleh karena pembinaan disiplin pegawai dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran efisiensi dan efektifitas kerja pegawai guna mencapai pelaksanaan tugas kantor dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Peran Kepala Desa yang paling menonjol dalam kegiatan administrasi di dalam adalah pemberdayaan aparat desa di arahkan untuk meningkatkan prestasi kerja dalam rangka mewujudkan sumber daya manusia yang profesional dalam bidang kerjanya. Pemberdayaan aparat sangat diperlukan untuk mengantisipasi perkembangan dalam dunia kependudukan yang demikian cepat sehingga membutuhkan aparat yang profesional dalam menjalankan tugasnya dengan baik. 2. Pendidikan Dan Pelatihan Diberikannya pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu upaya pemeritah Desa Pudun Julu untuk memberdayakan aparat, terutama untuk meningkatkan kemampuan intelektual dengan kepribadian manusia. Pendidikan yang dilakukan dalam suatu proses pengembangan kemampuan bertujuan kearah yang diinginkan oleh organisasi yang bersangkutan. Sedangkan pelatihan adalah merupakan bagian dari proses pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan atau keterampilan khusus seseorang. Pendidikan dan pelatihan yang diikuti oleh aparat Desa Pudun Julu diharapkan nantinya mampu mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik yang dibebankan kepadanya tanpa arahan langsung dari pihak atasannya. Pendidikan dan pelatihan dapat dipandang sebagai salah satu jalur untuk meningkatkan kemampuan aparat desa usaha melayani kepentingan masyarakat. Selanjutnya diberikannya program pendidikan dan pelatihan diharapkan untuk : a. Untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam mengelolah kegiatan-kegiatan sesuai dengan profesinya. b. Untuk meningkatkan pengetahuan mereka, Universitas Sumatera Utara 3. Pemberian Motivasi Kerja Bentuk motivasi kerja yang di berikan oleh kepala Desa adalah memberikan dorongan dan menyerahkan sepenuhnya tugas-tugas kepada bawahannya untuk dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab. 4. Pengembangan Karir Di Tempat Kerja Dalam rangka untuk lebih meningkatkan kualitas sumberdaya aparat Desa Pudun Julu Kecamatan Padangsidimpuan Batuadua, maka semua aparat yang telah mengikuti program pendidikan dan pelatihan diberikan kesempatan untuk mengembangkan karirnya di tempat kerjanya yang sebagai salah satu upaya pemberdayaan aparat. Pengembangan karir berarti bahwa seorang pegawai ingin terus berkarya dalam organisasi tempatnya bekerja untuk jangka waktu yang lama. Demikian Hal tugas lainnya seperti juru tulis, sekretaris kantor, kepala bagian tata usaha dan sebagainya. Tujuan pengembangan karir tersebut diatas diharapkan pada bawahan nantinya mampu untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dalam organisasi dengan berdasarkan pada pendidikan dan pelatihan yang mereka dapatkan dalam pengembangan karirnya. 5. Melaksanakan Rapat Koordinasi Upaya untuk mengatasi hambatan dari masyarakat, antara lain dilakukan dengan cara melaksanakan rapat koordinasi teknis dengan para Kepala Desa yang diadakan rutin minimal 3 tiga kali dalam satu bulan. Maksud diadakan rapat ini adalah untuk menyamakan persepsi diantara instansi terkait mengenai penyelenggaraan pelayanan publik. 115 115 Hasil wawancara Tanggal 17 Desember 2016 dengan narasumber M Dahlan Sagala selaku Kepala Desa Pudun Julu Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua Universitas Sumatera Utara Selanjutnya dari berbagai macam upaya pelaksanaan pelayanan publik tersebut dilakukan pengawasan oleh pengawas internal dan pengawas eksternal. 116 Pengawasan internal penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan melalui : 117 1 Pengawasan oleh atasan langsung sesuai dengan peraturan perundang-undangan 2 Pengawasan oleh pengawas fungsional sesuai dengan peraturan perundang-undangan Pengawasan eksternal penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan melalui: 118 1 Pengawasan oleh masyarakat berupa laporan atau pengaduan masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik 2 Pengawasan oleh ombudsman sesuai dengan peraturan perundang-undangan 3 Pengawasan oleh Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah KabupatenKota. Masyarakat dapat menggugat Penyelenggaraan atau Pelaksana melalui peradilan tata usaha Negara apabila pelayanan yang diberikan menimbulkan kerugian dibidang tata usaha Negara. 119 Dalam hal penyelenggaraan melakukan perbuatan melawan hukum dalam penyelenggaraan pelayanan publik sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini, masyarakat dapat menjangkau gugatan terhadap Penyelenggaraan ke pengadilan. 120 116 Pasal 35 ayat 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik 117 Pasal 35 ayat 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik 118 Pasal 32 ayat 3 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik 119 Pasal 51 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik 120 Pasal 52 Undanng-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan