Ciri-ciri Industri Kecil Pengertian Industri

2.3.1 Ciri-ciri Industri Kecil

Ciri-ciri industri kecil menurut beberapa ahli sama dengan sektor informal. Ciri-ciri industri kecil adalah sebagai berikut: 1. Pendidikan formal yang rendah; 2. Modal usaha keci; 3. Miskin; 4. Upah rendah; dan 5. Kegiatan dalam skala kecil. 26 Dengan melihat ciri-ciri diatas merupakan bukti bahwa industri kecil memperoleh pembinaan-pembinaan demi meningkatkan produktivitas dan kualitas sehingga mampu bersaing dengan industri besar. Berikut ini uraian tentang karakteristik industri kecil yang sering ditemui dalam masyarakat: a. Rendahnya pendidikan pengusaha akan mempengaruhi pada kualitasnya, sebab sumber daya manusia dalam industri kecil memiliki dasar yang kuat maka sumber daya manusia sangat perlu dibenahi terlebih dahulu, baru kemudian membenahi faktor yang lain misalnya modal dan lokasi usaha. b. Keterbatasan modal merupakan suatu masalah yang sering dihadapi oleh para pengusaha kecil. Masalah permodalan telah menjadi suatu dilemma yang berkepanjangan. Keterbatasan akses bagi industri kecil pada dasarnya dapatlah dikatakan sebagai iklim 26 Martin Perry, 2000, Mengembangkan Usaha Kecil, PT Raja Grafindo Persada, Murai Kencana, Jakarta, h. 54. diskriminatif yang bersumber dari sektor swasta. Memang apabila kita melihat telah banyak berdiri lembaga-lembaga keuangan yang dapat mempermudah sektor industri kecil dengan berbagai program yang mereka canangkan, meskipun demikian, berbagai kenyataan memperlihatkan relatif langkanya kredit-kredit institusional dari lembaga tersebut untuk sektor industri kecil, sehingga mayoritas pengusaha kecil yang bersangkutan cenderung menggantungkan pembiayaan perusahaannya kepada modal sendiri, ataupun yang lainnya misalnya keluarga, sahabat, dan lain- lain. c. Lemahnya penggunaan teknologi berkaitan erat dengan tinggi rendahnya tingkat produktivitas usaha. Karakteristik yang dimiliki oleh industri kecil dalam bidang teknologi pada umumnya masih sederhana dan tradisional. Sehingga akibatnya tingkat produktivitas oleh industri kecil rendah dan kualitasnya kurang dapat memenuhi selera pasar terutama pasar ekspor. 2.3.2 Maanfaat Industri Kecil Terlepas dari adanya berbagai perbedaan definisi, industri kecil tetap mempunyai kedudukan yang penting dalam perekonomian negara, selain dari segi ekonomi peran industri kecil juga berperan atau memberi manfaat dari segi sosial yang juga sangat berperan aktif dalam perekonomian. Kontribusi industri kecil dalam perekonomian secara makro cukup berarti. Sumbangan tersebut terutama dari segi penyerapan tenaga kerja. Di samping itu, mereka juga memberikan kontribusi dalam penciptakan nilai tambah dan devisa ekspor non migas meskipun nilainya relatif kecil. 27 Kesimpulan tentang manfaat adanya industri kecil yaitu: 28 a. Industri kecil dapat menciptakan peluang berusaha yang luasnya dengan pembiayaan yang relatif murah; b. Industri kecil turut mengambil peranan dalam peningkatan dan mobilisasi tabungan domestik; c. Industri kecil mempunyai kedudukan komplementer terhadap industri besar dan sedang . Usaha kecil dianggap sebagai kegiatan ekonomi yang tepat dalam pembangunan di Negara yang sedang berkembang, sebagai berikut: 29 a. Usaha kecil mendorong munculnya kewirausahaan domestik dan sekaligus menghemat sumber daya Negara; b. Usaha kecil menggunakan teknologi padat karya, sehingga dapat menciptakan lebih banyak kesempatan kerja dibandingkan yang disediakan oleh perusahaan berskala besar; c. Usaha kecil dapat didirikan, dioperasikan dan memberi hasil dengan cepat; d. Pengembangan usaha kecil dapat mendorong proses desentralisasi interegional dan intra-regional, karena usaha kecil dapat berlokasi di kota-kota kecil dan pedesaan terpencil; 27 Maryatno dan Y. Sri Susilo, Op.cit., h. 4. 28 Harimurti Subanar, 2001, Manajemen Usaha Kecil, Fakultas Ekonomi UGM, Yogyakarta, h. 5. 29 Ibid., h. 20-22. e. Usaha kecil memungkinkan tercapainya obyektif ekonomi dan sosial politik dalam masyarakat.

2.3.3 Kelebihan dan Kelemahan Usaha Kecil

Dokumen yang terkait

Sikap Ibu Rumah Tangga Di Daerah Perkotaan Dan Perdesaan Terhadap Kenaikan Harga Beras (Kasus: Kelurahan Sudirejo I Kecamatan Medan Kota Kotamadya Medan dan Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang)

1 51 108

Tinjauan Terhadap Perjanjian Antara Pelaku Usaha Dengan Konsumen Jasa Layanan Kesehatan Dalam Kaitannya Dengan Hukum Perlindungan Konsumen

0 51 104

Implikasi Kegiatan Usaha Pedagang Wanita dalam Menunjang Konsumsi Rumah Tangga (Studi Kasus : Pasar Tavip di Kotamadya Binjai)

0 17 86

Analisis Perdata Terhadap Tanggungjawab Pelaku Usaha Atas Produk Makanan Berkemasan Plastik Yang Mengandung Cacat Tersembunyi (Studi Di Kota Pematang Siantar)

1 64 153

Upaya Hukum Pemilik Barang Terhadap Pelaku Usaha Ekspedisi Muatan Kapal Laut Atas Kerugian Yang Dialami Akibat Tenggelamnya Kapal Pengirim Barang Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

1 45 103

KAJIAN YURIDIS TERHADAP PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT ANTAR PELAKU USAHA DI BIDANG INDUSTRI MUSIK

0 8 19

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA YANG TIDAK BERLABEL DI KOTA SEMARANG

1 46 175

TANGGUNGJAWAB HUKUM PELAKU USAHA ROTI TERHADAP KONSUMEN ROTI KEMASAN HASIL INDUSTRI RUMAH TANGGA YANG TIDAK MENCANTUMKAN TANGGAL KADALUARSA DALAM LABEL (Studi pada UD Serumpun Bambu di Gunung Pangilun, Padang).

0 0 7

KAJIAN HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PERTANGGUNGJAWABAN PELAKU INDUSTRI RUMAH TANGGA (HOME INDUSTRY) TERHADAP KONSUMEN DIHUBUNGKAN DENGAN KUALITAS PRODUK PANGAN.

0 0 2

Rumah Tangga Rumah tidak Doa

0 0 4