yang berkaitan dengan pangan, sandang, obat-obatan dan lain sebagainya.
c Distributor yaitu pelaku usaha yang mendistribusikan atau
memperdagangkan barangatau jasa tersebut kepada masyarakat, seperti pedagang retail, toko, supermarket, pedagang kaki lima dan lain
sebaginya. Pelaku usaha dan konsumen merupakan para pihak yang saling terkait dan
saling membutuhkan satu dengan lainnya. Pelaku usaha menyadari sepenuhnya bahwa kelangsungan hidup usahanya tergantung pada konsumen. Demikian pula
konsumen yang tegantung kepada pelaku usaha dalam pemenuhan kebutuhannya. Oleh karena itu, keseimbangan dalam berbagai segi menyangkut kepentingan
kedua belah pihak merupakan hal yang ideal.
2.1.1 Hak-Hak Pelaku Usaha
Dalam menjalankan usahanya, pelaku usaha memiliki hak untuk memproduksi suatu barang danatau jasa sesuai dengan keahlian dan
kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selaku konsumen. Berdasarkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen, dalam Pasal 6 diatur mengenai hak-hak pelaku usaha, anatara lain:
13
1. Menerima pembayaran yang sesuai denagn kesepakatan mengenai kondisi
dan nilai tukar barang danatau jasa yang diperdagangkan, 2.
Mendapatkan perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang beritikad tidak baik,
13
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
3. Melakukan pembelaan diri sepatutnya di dalam penyelesaian hukum
sengketa konsumen, 4.
Rehabilitasi nama baik apabila tidak terbukti secara hukum bahwa kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh barang danatau jasa yang
diperdagangkan, 5.
Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.
2.1.2 Kewajiban Pelaku Usaha
Sebagai konsekuensi dari hak konsumen, maka pelaku usaha dibebankan kewajiban-kewajiban sebagai pemenuhan kebutuhan konsumen. Berdasarkan
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, dalam Pasal 7 kewajiban pelaku usaha antara lain:
14
1. Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya;
2. Memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur;
3. Memperlakukan konsumen dengan baik;
4. Menjamin mutu barang danatau jasa yang diproduksi;
5. Memberi kompensasi, ganti rugi barang danatau jasa.
2.1.3 Tanggungjawab Pelaku Usaha
Dalam memproduksi barang danatau jasa, pelau usaha tidak hanya semata- mata mencari keuntungan yang sebesar-besarnya tetapi juga harus memperhatikan
kepentingan konsumen. Maka dari itu, selain memiliki hak, pelaku usaha juga
14
Ibid.
dituntut akan tanggungjawabnya. Pelaku usaha bertanggungjawab atas hasil produksinya baik berupa barang maupun jasa.
Dewasa ini, dari pelaku usaha juga dituntut mengenai tanggungjawab sosial social responsibility atas masalah-masalah sosial social problems. Artinya,
selain ia harus bertanggungjawab terhadap perusahaan, ia juga harus bertanggungjawab atas masalah-masalah yang timbul di masyarakat sehubungan
dengan hasil produksi, cara produksi serta pemasaran produk-produknya. Tanggungjawab sosial yang dibebankan kepada pelaku usaha berkaitan
de ngan prinsip ekonomi yang diterapkan oleh pelaku usaha, yaitu ”dengan
pengorbanan yang seminimal mungkin berusaha memperoleh keuntungan yang semaksimal mungkin”. Karena pelaku usaha dalam menjalankan usahanya
berdasarkan motif dan kepentingan ekonomi dengan menggunakan prinsip di atas, maka terdapat kecenderungan pelaku usaha untuk menghalalkan segala cara untuk
memperoleh keuntungan semaksimal mungkin tanpa memperhatikan hak-hak konsumen. Oleh karena itu, untuk menghindari hal tersebut perlu diimbangi
dengan tanggungjawab sosial pelaku usaha. Tanggungjawab sosial pelaku usaha dapat diwujudkan dalam produksi
barang danatau jasa berdasarkan ketentuan-ketentuan yang telah diterapkan oleh pemerintah. Antara lain dengan mengikuti ketentuan-ketentuan berproduksi yang
telah diatur dalam Undang-undang, maupun mengenai standarisasi mutu barang produksi dan industri yang dikeluarkan oleh instansi-instansi pemerintah yang
terkait lainnya.
15
15
Celina Tri Siwi Kretiyanti, Op.cit., h. 43.
2.2 Tanggungjawab Produk