stabil yaitu H
2
O. Peran SOD sebagai enzim antioksidan intraseluler dalam menstabilkan radikal bebas superokside O
2 -
melalui mekanisme reduksi dan oksidasi sebagai berikut: Secara umum semua SOD, ion metal M mengkatalisa
dismutasi O
2 -
melalui mekanisme oksidasi reduksi seperti dibawah: M
3+
+ O
2 -
M
2+
+ O
2
M
2+
+ O
2 -
+ 2H
+
M
3+
+ H
2
O
2
SOD menetralisir O
2 -
menjadi oksigen O
2
dan hidrogen peroksida H
2
O
2
. Selanjutnya H
2
O
2
diubah menjadi molekul air H
2
O oleh enzim katalase dan peroksidase. Salah satu enzim peroksidase yang penting adalah glutation
peroksidase. Sehingga secara lengkap mekanisme enzimatis tersebut adalah sebagai berikut Kovacic dan Jacintho, 2001:
2O
2 -
+ 2H
+
O
2
+ H
2
O
2
oleh SOD 2H
2
O
2
2H
2
O + O
2
oleh Katalase 2GSH + H
2
O
2
GSSG + 2H
2
O oleh Glutation Peroksidase Mekanisme SOD dalam mempertahankan integritas sel dapat dilihat pada
gambar 2.5. Radikal bebas berasal dari reaksi oksigen yang terjadi di dalam sel, seperti metabolisme quionon dan xenobiotik yang melibatkan enzim peroksisomal
β-oksidasi dan sitokrom P450. Radikal bebas superoksida O
2 -
yang terbentuk selanjutnya akan dimetabolisme oleh SOD menjadi molekul hidrogen peroksida
H
2
O
2
dan oksigen O
2
. Hidrogen peroksida kemudian dimetabolisme oleh enzim katalase dan atau glutation peroksidase menjadi molekul air H
2
O. Namun apabila terjadi gangguan metabolisme SOD akan terjadi akumulasi radikal bebas
O
2 -
yang mengakibatkan kerusakan membran lipid, protein esensial dan DNA sel Kohen dan Nyska, 2002.
Gambar 2.5 Mekanisme Kerja Superoxide Dismutase SOD dalam
Melindungi Kerusakan Sel Nicholls and Budd, 2000
2.2.3 Pemeriksaan superoxide dismutase SOD
Pemeriksaan enzim Superoxide Dismutase SOD dikerjakan dengan menggunakan
teknik Enzyme-Linked
Immunosorbent Assay
ELISA. Pemeriksaan ELISA menggunakan prinsip ikatan antigen-antibodi yang spesifik.
Adanya ikatan antara antigen dan antibodi yang spesifik akan menimbulkan perubahan warna yang dinilai secara kuantitatif atau kualitatif Winarsi, 2007;
Rajkumar dkk., 2008. Penilaian ELISA secara kualitatif akan memberikan hasil positif atau
negatif, dimana cut off point antara positif dan negatif ditentukan oleh analis dan atau statistik. Pada penilaian ELISA secara kuantitatif, kadar SOD akan dinilai
berdasarkan jumlah ikatan antara antigen dengan antibodi dengan alat kolorimeter
atau immunoabsorbant. Secara umum prosedur pemeriksaan ELISA secara kuantitatif adalah sebagai berikut Rajkumar dkk., 2008:
1. Antigen yang akan diuji dimasukkan ke cawan lempeng mikro.
2. Solusi non-protein seperti bovine serum albumin atau kasein ditambahkan
untuk menghambat setiap permukaan cawan yang masih dilapisi oleh antigen. 3.
Antibodi primer ditambahkan akan mengikat secara khusus terhadap antigen. 4.
Setelah itu ditambahkan antibodi sekunder yang akan mengikat antibodi primer.
5. Sebuah substrat untuk enzim ini kemudian ditambahkan. Adanya perubahan
warna menunjukkan bahwa antibodi sekunder telah terikat dengan antibodi primer.
6. Semakin tinggi konsentrasi antibodi primer dalam serum, semakin kuat
perubahan warnanya. Secara kuantitatif perubahan warna tersebut dinilai dengan alat kolorimeter.
2.3 Hubungan antara Superoxide Dismutase SOD dengan Mata Kering
MK
Mata Kering
MK merupakan
penyakit multifaktorial
yang etiopatogenesisnya belum diketahui secara pasti. Salah satu teori tentang
etiopatogenesis MK yang banyak berkembang adalah stres oksidatif. Stres oksidatif merupakan suatu keadaan ketidakseimbangan antara radikal bebas
dengan antioksidan. Stres oksidatif dapat timbul apabila pembentukan radikal bebas terjadi berlebihan disertai berkurang atau menetapnya sistem pertahanan
antioksidan Nicholls dan Budd, 2000.