ini diharapkan menjadi masukan atau tambahan pemikiran dalam rangka mendukung pengembangan ide pemanfaatan antioksidan sebagai terapi
berdasarkan etiopatogenesis pada MK.
1.2 Rumusan Masalah Penelitian
Bagaimanakah korelasi kadar Superoxide Dismutase SOD dengan derajat Mata Kering MK?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara kadar Superoxide Dismutase SOD dengan derajat
Mata Kering MK.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1
Manfaat bagi pengetahuan
Penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan korelasi kadar Superoxide Dismutase SOD dengan derajat Mata Kering MK.
1.4.2 Manfaat bagi pelayanan
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar acuan terapi antioksidan pada Mata Kering MK.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Mata Kering MK
Mata Kering MK merupakan penyakit multifaktorial air mata dan permukaan okular yang ditandai dengan penglihatan tidak nyaman, penglihatan
kabur dan instabilitas lapisan air mata, yang berpotensi menimbulkan kerusakan pada permukaan okular American Academy of Ophthalmology, 2014-2015. MK
juga ditandai dengan peningkatan osmolaritas lapisan air mata dan peradangan pada permukaan mata yang mengakibatkan kerusakan permukaan kornea Smith,
dkk., 2007. Mata Kering MK juga dikenal dengan gangguan Lacrimal Functional
Unit LFU, yaitu sistem terintegrasi yang meliputi kelenjar lakrimal, permukaan okular, kelopak mata, saraf sensoris dan motoris. LFU berperan mengatur regulasi
air mata dan berespon terhadap berbagai faktor antara lain, lingkungan, endokrin dan saraf American Academy of Ophthalmology, 2014-2015.
Stabilitas LFU terganggu apabila terjadi ketidakseimbangan antara sekresi, pembersihan dan perubahan komposisi air mata sehingga mengakibatkan
terjadinya inflamasi pada permukaan okular. Inflamasi pada permukaan okular dapat menyebabkan disfungsi sekretoris kronis, penurunan sensasi kornea, dan
penurunan respon refleks. Gangguan LFU diketahui memegang peranan penting dari perkembangan berbagai bentuk MK American Academy of Ophthalmology,
2014-2015.
6
Memahami komposisi molekular lapisan air mata dan kontribusi kelenjar meibom terhadap lapisan air mata merupakan hal yang penting untuk bisa
memahami MK. Menjaga lapisan air mata sangat vital untuk fungsi kornea normal. Lapisan air mata terdiri dari tiga lapis, yaitu: Lapisan lipid yang
dihasilkan oleh kelenjar meibom, lapisan akuos yang dihasilkan kelenjar lakrimal, dan lapisan musin yang dihasilkan sel goblet konjungtiva gambar 2.1.
Gambar 2.1 Tiga komponen lapisan air mata Morgan, 2008
Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengukur sekresi lapisan akuos air mata adalah dengan tes Schirmer. Tes Schirmer dapat dilakukan dengan atau
tanpa anestesi topikal. Tes Schirmer I dilakukan tanpa didahului pemberian tetes mata anestesi. Tes ini menggunakan strip kertas filter 35 mm x 5 mm yang
berisikan ukuran yang distandardisasi. Kertas diletakkan pada palpebra bawah sampai ke cul-de-sac, biasanya pada sepertiga temporal palpebra lateral. Pasien
dianjurkan menutup mata selama 5 menit. Panjang dari kertas yang basah karena air mata diukur. Nilai panjang kertas yang basah lebih dari 10 mm berarti tes
Schirmer negatif yaitu produksi air mata normal. Nilai dibawah 5,5 mm