commit to user
xxxiii
demikian perusahaan akan lebih memilih mendanai investasinya berdasarkan suatu urutan risiko. Asimetri informasi akan mendorong perusahaan untuk
menggunakan hutang, bukan menerbitkan saham baru, hal tersebut dikarenakan para pemodal akan melihat bahwa penerbitan saham baru sebagai
sinyal yang buruk dan biaya modal akan tinggi sehingga menurunkan nilai perusahaan Haruman, 2007.
B. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini menggunakan empat variabel, yaitu tiga variabel independen dan satu variabel dependen. Variabel independen yang digunakan
adalah kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan keputusan pendanaan, sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah nilai
perusahaan. Kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
C. Hipotesis
1. Kepemilikan Manajerial Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham yang dimiliki
oleh manajemen. Dengan adanya kepemilikan manajerial akan mendorong Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan Institusional
Keputusan Pendanaan Nilai Perusahaan
commit to user
xxxiv manajemen untuk meningkatkan kinerja perusahaan karena mereka juga
memiliki perusahaan Sujoko dan Soebiantoro, 2007. Kepemilikan manajerial merupakan mekanisme yang digunakan untuk mengurangi
konflik keagenan antara principle dengan agen, karena dengan adanya kepemilikan manajerial, manajer mendapat kesempatan untuk terlibat
dalam kepemilikan saham dengan tujuan untuk mensetarakan dengan pemegang saham. Jensen dan Meckling 1976 menyatakan bahwa salah
satu cara untuk mengurangi agency cost adalah dengan meningkatkan kepemilikan saham oleh manajemen. Proporsi saham yang dikontrol oleh
manajer dapat mempengaruhi kebijakan perusahaan. Kepemilikan manajerial akan mensejajarkan kepentingan antara manajemen dan
pemegang saham, sehingga semakin besar proporsi kepemilikan oleh manajerial maka manajemen akan lebih giat untuk kepentingan pemegang
saham yang notabanenya adalah dirinya sendiri Faqih, 2008. Dengan adanya peningkatan kepemilikan saham oleh manajemen dapat
mengurangi masalah keagenan dan dapat meningkatkan nilai perusahaan. Morck, Shleifer, dan Vishny 1988 menemukan bukti bahwa nilai
perusahaan meningkat sejalan dengan peningkatan kepemilikan manajerial sampai dengan 5 dan kemudian menurun pada saat kepemilikan 5 -
25 dan kemudian meningkat kembali seiring dengan adanya peningkatan kepemilikan manajerial secara berkelanjutan.
Ping dan Hsien 2009 dalam penelitiannya menemukan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hal
commit to user
xxxv tersebut juga didukung dengan penelitian Wahyudi dan Pawestri 2006
yang menemukan bahwa struktur kepemilikan manajerial mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan baik secara langsung
maupun melalui keputusan keuangan yaitu keputusan pendanaan. Rahmawati dan Triatmoko 2007 menemukan bahwa kepemilikan
manajerial berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Sedangkan Herawaty 2008 serta Siallagan dan Machfoedz 2006 dalam
penelitiannya menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Namun hal tersebut
bertentangan dengan penelitian Sujoko dan Soebiantoro 2007 yang menyatakan kepemilikan manajerial tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap nilai perusahaan. Dari beberapa hal tersebut diatas dapat diketahui bahwa
kepemilikan manajerial merupakan mekanisme yang digunakan untuk mengurangi konflik keagenan antara principle dengan agen dengan
meningkatkan kepemilikan saham oleh manajemen. Dengan adanya peningkatan kepemilikan saham oleh manajemen sehingga dapat
mengurangi masalah keagenan yang pada akhirnya dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Dari uraian di atas, maka hipotesis alternatif yang pertama dari penelitian ini adalah :
H1 : kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap nilai perusahaan. 2. Kepemilikan Institusional
commit to user
xxxvi Investor institusi memiliki kemampuan untuk mengendalikan pihak
manajer melalui proses monitoring secara efektif sehingga akan meningkatkan kinerja perusahaan dan pada akhirnya dapat meningkatkan
nilai perusahaan Tirta, 2009. Adanya kepemilikan oleh investor institusional akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal
terhadap kinerja manajemen, karena kepemilikan saham mewakili suatu sumber kekuasaan yang dapat digunakan untuk mendukung keberadaan
manajemen Kartikawati, 2009. Investor institusional biasanya memiliki saham pada suatu perusahaan atau perseroan dalam jumlah yang besar,
sehingga jika mereka melikuidasi sahamnya akan mempengaruhi nilai saham secara keseluruhan. Investor institusi akan melakukan monitoring
secara efektif dan tidak mudah diperdaya dengan tindakan manipulasi yang dilakukan oleh manajer. Dengan adanya kepemilikan saham yang
besar oleh investor institusi maka akan mendorong peningkatan pengawasan monitoring yang lebih optimal dan efektif terhadap kinerja
manajemen, sehingga dapat meminimalisir konflik keagenan dan dapat meningkatkan nilai perusahaan Haruman, 2007.
Penelitian terdahulu oleh Rachmawati dan Triatmoko 2007 mengenai hubungan kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan
menyimpulkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hal tersebut juga didukung oleh penelitian
Herawaty 2008 bahwa terdapat pengaruh yang positif antara kepemilikan institusional dengan nilai perusahaan. Sujoko dan Soebiantoro 2007
commit to user
xxxvii dalam penelitiannya menemukan bahwa kepemilikan institusional
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan dengan arah negatif.. Hasil penelitian tersebut berbeda dengan penelitian Haruman 2007 dan
Ping dan Hsien 2009 yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Wahyudi dan Pawestri 2006
dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa struktur kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Dari beberapa hal tersebut di atas dapat diketahui bahwa dengan adanya
kepemilikan institusional
akan mendorong
peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen, karena
kepemilikan saham mewakili suatu sumber kekuasaan yang dapat mendukung keberadaan manajemen, sehingga investor institusional akan
melakukan monitoring secara efektif yang akan meningkatkan kinerja perusahaan dan dapat meminimalisir konflik keagenan yang pada akhirnya
dapat meningkatkan nilai perusahaan. Semakin besar kepemilikan institusional, maka akan semakin besar kekuatan atau dorongan suatu
institusi untuk mengawasi manajemen dan akibatnya akan memberikan dorongan yang lebih besar untuk mengoptimalkan nilai perusahaan.
Dari uraian di atas, maka hipotesis alternatif yang kedua adalah :
H2 : kepemilikan institusional berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
3. Keputusan Pendanaan
commit to user
xxxviii Suatu perusahaan dalam pengambilan keputusan keuangan hal
pertama yang harus dilakukan adalah mencari sumber pendanaan yang optimal, apakah dari modal sendiri ataupun dari hutang Haruman, 2007.
Pemilihan sumber dana tersebut dapat mempengaruhi kinerja perusahaan yang pada akhirnya akan berdampak pada nilai perusahaan tersebut. Dua
teori yang mendasari keputusan pendanaan yaitu pertama tradeoff theory yang menggambarkan bahwa struktur modal yang optimal ditentukan
dengan menyeimbangkan antara manfaat dan biaya dari penggunaan hutang, sedangkan yang ke dua adalah pecking order theory yang
menggambarkan bahwa dalam pencarian dana perusahaan lebih memilih menggunakan internal equity untuk membayar dividen. Menurut Widodo
2005 perusahaan lebih memilih menggunakan hutang dalam mendanai perusahaan tersebut bukan menerbitkan saham baru, hal tersebut
dikarenakan biaya hutang efektif menjadi rendah.
Pecking order theory merupakan teori yang mendasarkan pada asimetri informasi yang akan mempengaruhi struktur modal perusahaan dengan cara
membatasi akses pada sumber pendanaan dari luar Sujoko dan Soebiantoro, 2007. Menurut Haruman 2007 dengan adanya asimetri informasi akan
mendorong perusahaan untuk menggunakan hutang bukan menerbitkan saham baru, karena para pemodal akan melihat bahwa penerbitan saham baru sebagai
sinyal yang buruk dan biaya modal akan tinggi sehingga menurunkan nilai perusahaan
. Perusahaan yang memiliki hutang akan membayar bunga pinjaman
yang dapat mengurangi penghasilan kena pajak, sehingga dapat memberikan manfaat bagi pemegang saham, selain itu penggunaan dana eksternal akan
commit to user
xxxix
menambah pendapatan perusahaan yang nantinya akan digunakan untuk kegiatan investasi yang menguntungkan bagi perusahaan sehingga dapat
meningkatkan nilai perusahaan. Menurut Sujoko dan Soebiantoro 2007 manajemen akan berhati-hati dalam melakukan peminjaman, sebab jumlah
utang yang terlalu tinggi akan menimbulkan risiko financial distress sehingga nilai perusahaan akan menurun..
Penelitian Wahyudi dan Pawestri 2006 menemukan bahwa keputusan pendanaan berpengaruh positif signifikan terhadap nilai
perusahaan. Penelitian Haruman 2007 menyatakan bahwa keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan arah negatif.
Dari beberapa hal diatas dapat diketahui bahwa pemilihan sumber dana yang optimal pada suatu perusahaan dapat mempengaruhi kinerja
perusahaan tersebut yang pada akhirnya akan berdampak pada nilai perusahaan tersebut. Keputusan pendanaan yang tepat akan dapat
meningkatkan nilai perusahaan. Dari uraian di atas maka hipotesis alternatif yang ke tiga dari
penelitian ini adalah :
H3 : Keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
BAB III METODE PENELITIAN