Komitmen Guru Peranserta Masyarakat

157 Ada tiga tipe budaya organisasi, pertama budaya kuat dan budaya lemah, nilai-nilai, norma-norma dan asumsi-asumsi yang terinternalisasi dan dipegang teguh oleh para anggota organisasi dapat melahirkan perasaan tenang, committed, loyalitas, memacu kerja lebih keras, kohesivitas, keseragaman sasaran goal alignment, dan mengendalikan perilaku anggota organisasi, serta produktivitas. Kekuatan budaya berhubungan dengan kinerja meliputi tiga gagasan, yaitu: 1 penyatuan tujuan; 2 menciptakan motivasi, komitmen, dan loyalitas luar biasa dalam diri pegawai; dan 3 memberikan kontrol yang dibutuhkan dan dapat menekan tumbuhnya motivasi serta inovasi. Kedua budaya yang secara strategis cocok, budaya yang cocok dan serasi dengan kondisi objektif perusahaan dimana perusahaan itu berada. Semakin besar kecocokan dengan lingkungan, maka semakin baik kinerjanya, sebaliknya semakin kurang kecocokannya dengan lingkungan, maka semakin jelek kinerjanya. Ketiga budaya yang adaptif dan tidak adaptif. Yakni budaya yang dapat membantu organisasi mengantisipasi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan adaptif, yang diasosiasikan dengan kinerja tinggi dalam periode waktu yang panjang. Kondisi ini mengarahkan budaya organisasi untuk senantiasa bersikap adaptif dan inovatif sesuai dengan perubahan lingkungan yang terjadi.

3. Komitmen Guru

Komitmen adalah keyakinan yang kuat terhadap tujuan dan nilai-nilai organisasi, keamanan menggunakan segala upaya untuk mewujudkan kepercayaan pada organisasi, serta sebuah keyakinan yang kuat untuk tetap 158 menjadi anggota organisasi. Ada tiga bentuk komitmen yaitu: 1 kepercayaan dan penerimaan yang kuat terhadap tujuan dan nilai-nilai organisasi, 2 kemauan yang kuat untuk bekerja demi organisasi, 3 keinginan yang kuat untuk tetap menjadi anggota organisasi. Komitmen guru adalah pernyataan kesiapan diri menjadi seorang guru yang baik: 1 memiliki misi; 2 memiliki suatu keyakinan positif; 3 mengenal bahwa pemikirannya memiliki dampak yang mendalam terhadap keberhasilan; 4 mengembangkan keterampilan pemecahan masalah; 5 mengetahui penggunaan waktu dan usaha untuk memperoleh hasil yang terbaik. Dimensi yang harus diperhitungkan dalam mengembangkan komitmen guru adalah keadaan psikologis individu yang berhubungan dengan keyakinan, kepercayaan dan penerimaan yang kuat terhadap tujuan dan nilai-nilai pendidikan, kemauan yang kuat untuk bekerja demi sekolah dan keinginan yang kuat untuk tetap menjadi bagian dari pengabdiannya sebagai pendidikmemberi keteladanan, terutama kejujuran. Seorang guru yang baik seharusnya: 1 memiliki misi; 2 memiliki suatu keyakinan positif; 3 mengenal bahwa pikiran yang dibuat memiliki dampak yang mendalam terhadap keberhasilan dirinya; 4 mengembangkan keterampilan pemecahan masalah yang memungkinkan bagi guru untuk mengatasi setiap tantangan yang dihadapi. 159

4. Peranserta Masyarakat

Peranserta masyarakat dapat dipahami dengan konsep Community Based Education CBE, yang merupakan pendekatan inovatif bahwa sektor pendidikan harus dipandang dengan pendekatan: 1 kemanusiaan dengan asumsi bahwa manusia memiliki dinamika internal dan kapasistas yang tak terbatas; 2 kolaboratif dengan asumsi bahwa kerja sama antarlembaga dengan visi dan misi menolong masyarakat; 3 partisipatif dengan asumsi bahwa masyarakat setempat terlibat dalam pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen program sekolah; 4 berkelanjutan dengan asumsi bahwa CBE akan diterapkan secara berkesinambungan; 5 perpaduan program lembaga pendidikan yang ada dengan budaya setempadapat Lebih jelas peranserta masyarakat dapat didefinisikan sebagai lembaga mandiri yang beranggota berbagai unsur masyarakat yang peduli pendidikan. Sedangkan komite sekolah adalah lembaga mandiri yang beranggota orang tuawali peserta didik, komunitas sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan. Ada tujuh tingkatan peranserta masyarakat, yaitu: 1 peranserta dengan menggunakan jasa pelayanan yang tersedia; 2 peranserta dengan memberikan kontribusi dana, bahan, dan tenaga; 3 peranserta secara pasif; 4 peranserta melalui adanya konsultasi; 5 peranserta dalam pelayanan; 6 peranserta sebagai pelaksana kegiatan; dan 7 peranserta dalam pengambilan keputusan. 160

5. Mutu Proses Pembelajaran