Objek Penelitian Teknik Pengumpulan Data

M itha Persia Prahara, 2014 Pengaruh pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas akuntabilitas keuanganstudi kasus pada skpd pemerintah kabupaten bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Dalam melakukan sebuah penelitian yang pertama kali diperhatikan adalah obyek penelitian yang akan diteliti. Dimana objek penelitian tersebut terkandung masalah yang akan dijadikan bahan penelitian untuk dicari pemecahannya. Sugiyono 2009: 38 mendefinisikan obyek penelitian sebagai “suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Berdasarkan uraian tersebut, yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah pengelolaan barang milik daerah, sistem pengendalian intern dan akuntabilitas Publik.

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah rencana kerja yang terstruktur dalam proses penelitian ilmiah. Menurut Husein Umar 2002: 36 definisi desain penelitian adalah Suatu rencana kerja yang terstruktur dan komprehensif mengenai hubungan-hubungan antar variabel yang disusun sedemikian rupa agar hasil risetnya dapat memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan riset. Dalam M itha Persia Prahara, 2014 Pengaruh pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas akuntabilitas keuanganstudi kasus pada skpd pemerintah kabupaten bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu perencanaan tersebut tercakup hal-hal yang akan dilakukan periset mulai dari membuat hipotesis dan implikasinya secara operasional sampai pada analisis akhir. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitis. Menurut M Nazir 2003: 54 penelitian deskriptif analitis dengan pendekatan kuantitatif bertujuan untuk menyajikan gambaran secara terstruktur, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan anatar variabel yang diteliti selanjutnya dianalisis secara statistik untuk diambil kesimpulan. Sehubungan dengan jenis penelitian ini, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode survey. Data dikumpulkan dari sampel yang telah ditentukan, data variabel diperoleh dengan alat pengeumpulan data yaitu melalui kuesioner.

3.2.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel

3.2.2.1 Definisi Variabel

Sugiyono 2012: 38 menjelaskan bahwa “variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.” Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pengelolaan Barang Milik Daerah Pengelolaan barang milik daerah adalah rangkaian kegiatan dan tindakan terhadap barang daerah yang meliputi: perencanaan kebutuhan dan M itha Persia Prahara, 2014 Pengaruh pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas akuntabilitas keuanganstudi kasus pada skpd pemerintah kabupaten bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu penganggaran; pengadaan; penerimaan, penyimpanan dan penyaluran; penggunaan; penatausahaan; pemanfaatan; pengamanan dan pemeliharaan; penilaian; penghapusan; pemindahtanganan; pembinaan, pengawasan dan pengendalian; dan tuntutan ganti rugi. Chabib Soleh dan Heru Rochmansjah, 2010:160 ; Permendagri Nomor 17 Tahun 2007 2. Sistem Pengendalian Intern Sistem pengendalian intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 3. Kualitas Akuntabilitas Keuangan Akuntabilitas keuangan yang berkualitas memuat informasi yang akuratandal dan valid yang menggambarkan kinerja instansi pemerintah, sekaligus sebagai perwujudan pertanggungjawaban pengelolaan dan pengendalian sumber daya yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan pada instansi pemerintah yang bersangkutan Ismail Mohamad, 2004:278. M itha Persia Prahara, 2014 Pengaruh pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas akuntabilitas keuanganstudi kasus pada skpd pemerintah kabupaten bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.2.2.2 Operasionalisasi Variabel

Agar penelitian ini dapat dikatakan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu dipahami berbagai unsur-unsur yang menjadi dasar dari suatu penelitian ilmiah yang termuat dalam operasionalisasi variabel penelitian sebagai berikut: Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Variabel Dimensi Indikator Butir Skala Pengelolaan Barang Milik Daerah X 1 Chabib Soleh dan Heru Rochmansjah, 2010: 179; Permendagri Nomor 17 tahun 2008 1. Perencanaan Kebutuhan dan Pengangaran 1. Menyusun Daftar Rencana Tahunan Barang dengan memperhatikan data barang. 2. Berpedoman pada standarisasi sarana dan prasarana kerja pemerintah daerah serta standar harga yang ditetapkan Keputusan Kepala Daerah. 1 2 Ordinal 2. Pengadaan 1. Pelaksanaan pengadaan menggunakan sistem tenderlelang. 2. Menyusun dokumen kontrak. 3 4 Ordinal 3. Penerimaan, Penyimpanan dan Penyaluran 1. Penerimaan barang dituangkan dalam berita acara dan disertai dengan dokumen yang jelas. 2. Diselenggarakan administrasi penyimpanan dalam gudang. 3. penyaluran dilaksanakan atas dasar SPPB. 5,6 7,8 9 Ordinal 4. Penggunaan Status penggunaan barang milik daerah berdasarkan Surat Keputusan Kepala Daerah. 10 Ordinal 5. Penatausahaan 1. Kegiatan pembukuan 2. Kegiatan inventarisasi 3. Pelaporan barang milik daerah 11,12 13 14,15 Ordinal 6. Pemanfaatan Pemanfaatan barang milik daerah dipergunakan untuk menunjang penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi SKPD. 16,17 Ordinal 7. Pengamanan dan Pemeliharaan 1. Pengamanan berupa sertifikasi dan bukti kepemilikan. 2. Pemeliharaan berpedoman pada DKPBMD. 18 19 Ordinal M itha Persia Prahara, 2014 Pengaruh pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas akuntabilitas keuanganstudi kasus pada skpd pemerintah kabupaten bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 8. Penilaian Melibatkan penilai independen yang bersertifikat di bidang penilaian aset. 20 Ordinal 9. Penghapusan Penghapusan dilakukan ketika barang sudah tidak dalam penguasaan, alih kepemilikan, serta terjadi pemusnahan berdasarkan persetujuan dan keputusan kepala daerah. 21 Ordinal 10. Pemindahtanganan Pemindahtanganan BMD berupa tanah danatau bangunan dan selain tanah danatau bangunan 22 Ordinal 11. Pembinaan, Pengendalian dan Pengawasan 1. Pembinaan dilakukan melalui pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan dan supervisi. 2. Dilakukan inspeksi dan mengadakan pemeriksaan secara berkala. 3. Dilakukan pemantauan dan penertiban BMD serta audit tindak lanjut hasil pemantauan. 23,24,25 26,27 28 Ordinal 12. Pembiayaan Pembiayaan dibebankan pada APBD 29 Ordinal 13. Tuntutan Ganti Rugi Tuntutan ganti rugi sesuai dengan undang-undang. 30 Ordinal Sistem Pengendalian Intern X 2 PP Nomor 60 tahun 2008 1. Lingkungan pengendalian 1. Integritas dan nilai etika 2. Komitmen terhadap kompetensi 3. Struktur organisasi 4. wewenang dan tanggung jawab 5. Kebijakan sumber daya manusia dan penerapannya. 1 2 3 4 5 Ordinal 2. Penilaian risiko 1. Penetapan tujuan instansi 2. Penetapan tujuan kegiatan 3. Identifikasi risiko 6 7 8 Ordinal 3. Kegiatan pengendalian 1. Review kinerja 2. Pembinaan sumber daya manusia 3. Pengendalian fisik atas aset 4. Pemisahan fungsi 5. Otorisasi transaksi dan aktivitas 6. Pencatatan yang akurat dan tepat waktu 7. Pembatasan akses terhadap sumber daya. 9 10 11 12 13 14 15 Ordinal 4. Informasi dan komunikasi 1. Sarana komunikasi 2. Manajemen sistem informasi 16 17 Ordinal 5. Pemantauan 1. Pemantauan yang berkelanjutan 2. Evaluasi terpisah 3. Tindak lanjut 18 19 20 Ordinal Kualitas 1. Pertanggungjawaban 1. Pengungkapan sebab adanya 1 M itha Persia Prahara, 2014 Pengaruh pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas akuntabilitas keuanganstudi kasus pada skpd pemerintah kabupaten bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Akuntabilitas Keuangan Y Ismail Mohamad, 2004: 43 pengelolaan keuangan untuk melaksanakan program dan aktivitas pemerintahan perbedaan antara anggaran dan realisasi. 2. Pengungkapan tingkat ketercapaian target-target yang telah disepakati antara legislatif dan eksekutif sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 3. Pengungkapan sebab-sebab adanya perbedaan realisasi anggaran tahun sekarang dan tahun lalu. 4. Penyampaian akuntabilitas kinerja keuangan tepat waktu. 2 3 4 Ordinal 2. Penilaian kinerja keuangan 1. Penilaian kinerja keuangan dari aspek kehematan penggunaan sumber dana. 2. Penilaian kinerja keuangan dari aspek efisiensi penggunaan sumber dana. 3. Penilaian kinerja keuangan dari aspek efektivitas penggunaan sumber dana. 4. Penilaian atas pencapaian tujuan yang telah dibiayai, dengan manfaat yang dirasakan atas pencapaian tujuan tersebut dari tahun ke tahun. 6 7 8 9 Ordinal 3. Sistem informasi yang handal 1. Data keuangan yang disajikan bebas dari kesalahan material. 2. Data keuangan yang disajikan telah sesuai dengan peraturan yang berlaku. 3. Dalam penyajian data keuangan terdapat netralitas dalam pengungkapannya. 10 11 12 Ordinal 4. Akuntabilitas kinerja keuangan dinilai secara objektif dan independen 1. Adanya penilaian yang objektif dan independen terhadap akuntabilitas kinerja keuangan. 2. Tindak lanjut terhadap laporan penilaian atas akuntabilitas. 13 14 Ordinal

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi menurut Sugiyono 2012: 80 adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu M itha Persia Prahara, 2014 Pengaruh pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas akuntabilitas keuanganstudi kasus pada skpd pemerintah kabupaten bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Populasi dalam penelitian ini adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD yang ada di Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung yang berjumlah 59 SKPD. Tabel 3.2 Daftar Populasi Penelitian No SKPD Jumlah 1. Inspektorat 1 2. Sekretariat 2 3. Kantor 2 4. Dinas 14 5. Badan 9 6. Kecamatan 31 Jumlah 59 Sumber: www.bandungkab.go.id

3.3.2 Sampel

Sampel menurut Sugiyono 2012:81 adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif mewakili. Teknik sampling yang digunakan adalah probability sampling yaitu “teknik pengambilan sampel yang memeberikan peluang yang sama bagi setiap unsur anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel Sugiyono, 2012: 82. Teknik probability sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Menurut Sugiyono 2012: 82 simple random sampling dikatakan simple sederhana karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara M itha Persia Prahara, 2014 Pengaruh pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas akuntabilitas keuanganstudi kasus pada skpd pemerintah kabupaten bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel ini adalah menggunakan rumus Slovin Sevilla et. al., 1960:182, dengan rumus sebagai berikut: dimana: n : jumlah sampel N : jumlah populasi e : batas toleransi kesalahan error tolerance Jumlah sampel yang akan digunakan adalah sebagai berikut: Berdasarkan perhitungan di atas maka sampel minimal yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 38 responden. Setelah jumlah seluruh sampel didapatkan, maka ditentukan jumlah sampel untuk setiap SKPD yang dihitung secara proporsional. Dengan jumlah sampel sebanyak 38 responden, maka menurut Harun Al Rasyid 1993:80 penentuan sampel dihitung menggunakan rumus sebagai berikut: Dimana: ni = ukuran sampel yang harus diambil Ni = ukuran populasi ke-i N = populasi n = sampel M itha Persia Prahara, 2014 Pengaruh pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas akuntabilitas keuanganstudi kasus pada skpd pemerintah kabupaten bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Table 3.3. Distribusi Sampel Proporsional No SKPD Jumlah Sampel 1. Inspektorat 1 1 2. Sekretariat 2 1 3. Kantor 2 1 4. Dinas 14 9 5. Badan 9 6 6. Kecamatan 31 20 Jumlah 59 38 Sumber: Data Penelitian, Tahun 2014

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data didasarkan pada jenis data yang dipergunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data primer, Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Husein Umar 2003: 60 menyatakan bahwa data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama, misalnya dari individu atau perseorangan, seperti hasil wawancara, pengisian kuesioner, atau bukti transaksi seperti tanda bukti pembelian barang dan karcis parkir. Data ini semua merupakan data mentah yang kelak akan diproses untuk tujuan-tujuan tertentu sesuai dengan kebutuhan. Data primer diperoleh melalui penelitian lapangan yaitu dengan mengadakan memberikan daftar pertanyaan kuesioner serta mengumpulkan catatan dan dokumen yang berhubungan dengan objek yang sedang diteliti. “Kuesioner angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada res ponden untuk dijawab” Sugiyono, 2012: 142. M itha Persia Prahara, 2014 Pengaruh pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas akuntabilitas keuanganstudi kasus pada skpd pemerintah kabupaten bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Hasil jawaban kuesioner dengan menggunakan skala likert yang telah disusun selanjutnya dilakukan pengujian secara kuantitatif. Adapun pemberian skor menggunakan skala likert sebagai berikut: Tabel 3.3 Pola Skoring No. Pilihan Skor 1. Selalu 5 2. Sering 4 3. Kadang-kadang 3 4. Hampir tidak pernah 2 5. Tidak pernah 1 Sumber: Sugiyono, 2010:105 diolah Untuk menentukan kriteria pengklasifikasian variabel X dan variabel Y menurut Husein Umar 2003: 201, rentang skor dicari dengan rumus sebagai berikut: RS = m - n b Keterangan: RS = Rentang Skor m = Skor tertinggi item n = Skor terendah item b = Jumlah kelas Skor item tertinggi = 5 x 38 = 190 Skor terendah = 1 x 38 = 38 Rentang skor = 190 – 38 5 = 30,4 Berikut ini adalah kriteria yang diperoleh dari interpretasi skor berdasarkan hasil jawaban responden: M itha Persia Prahara, 2014 Pengaruh pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas akuntabilitas keuanganstudi kasus pada skpd pemerintah kabupaten bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.4 Interpretasi Skor Hasil Kategori 38 – 68,4 Tidak BaikTidak Efektif 68,5 – 98,8 Kurang BaikKurang Efektif 90,9 – 129,2 Cukup BaikCukup Efektif 121,3 – 159,6 BaikEfektif 159,7 - 190 Sangat BaikSangat Efektif Interpretasi skor di atas akan digunakan sebagai pedoman untuk menginterpretasikan hasil penelitian dari jawaban kuisioner yang telah diisi oleh para responden. Setelah itu, hasil jawaban akan dianalisis untuk mendeskripsikan hasil jawaban yang berkaitan dengan variabel pengelolaan barang milik daerah, sistem pengendalian intern dan akuntabilitas publik.

3.5 Teknik Analisis Data

Dokumen yang terkait

Pengaruh Sistem Pengendalian Intern dan Sistem Informasi Keuangan Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan (Studi Kasus pada Badan Pengelolaan dan Aset Daerah Pemerintah Kota Cimahi)

0 3 1

Pengaruh Pengawasan Intern dan Pengelolaan Keuangan Daerah terhadap Kinerja Pemerintah Daerah (Survei pada Dinas SKPD Pemerintah Kota Bandung)

1 23 44

Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia dan Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Kasus Pada Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Bandung)

4 30 83

PENDAHULUAN Pengaruh Akuntabilitas, Transparansi, Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah Dan Penerapan Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Empiris Pada SKPD Kabupaten Sukoharjo).

0 2 8

PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL BARANG MILIK DAERAH TERHADAP EFEKTIFITAS PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH: PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KOTA BANDUNG.

2 8 56

PENGARUH PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH : Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung.

0 4 54

Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah di Pemerintah Kabupaten Bandung Barat.

0 2 47

PENGARUH PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KUALITAS AKUNTABILITAS KEUANGAN (Studi Kasus pada SKPD Pemerintah Kabupaten Bandung) - repository UPI S PEA 1006114 Title

0 0 3

PENGARUH PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN DAN PENERAPAN PRINSIP PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ACEH BARAT (Studi pada SKPD Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat)

0 0 8

PENGARUH KUALITAS PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN, SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DAN AKSESIBILITAS LAPORAN KEUANGAN TERHADAP AKUNTABILITAS KEUANGAN DAERAH (Studi Kasus Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Pangkalpinang)

1 2 20