4. ∑
= ∑ -
∑ ∑
5. ∑
= ∑ -
∑ ∑
6. ∑
= ∑ -
∑ ∑
X
1
dan X
2
dikatakan mempengaruhi Y jika berubahnya nilai X
1
dan X
2
akan menyebabkan adanya perubahan nilai Y, artinya naik dan turunnya X
1
dan X
2
akan membuat nilai Y juga ikut naik turun. Dengan demikian, nilai Y ini akan bervariasi namun nilai Y yang bervariasi tersebut tidak semata-mata disebabkan
oleh X
1
dan X
2
karena masih ada faktor lain yang menyebabkannya.
F. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi adalah kuadrat koefisien korelasi. Koefisien determinasi digunakan untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X
terhadap Y, sehingga diketahui besarnya persentase pengaruh variabel X terhadap Y. Koefisien determinasi dapat diketahui dengan rumus yang dikemukakan
Riduwan 2008:136 yaitu: KD = r
2
x 100 Keterangan:
KD = koefisien determinasi
r = koefisien korelasi
100 = konstanta
3.2.7.3 Pengujian Hipotesis
Sebagai langkah terakhir dari analisis data adalah pengujian hipotesis. Untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan harus menggunakan uji statistika
yang tepat. Hipotesis penelitian akan diuji dengan mendeskripsikan hasil analisis
regresi linear ganda. Untuk uji global regresi dilakukan dengan uji F sebagai berikut:
Sumber: Anwar Sanusi 2011:143 Keterangan:
F = F hitung yang selanjutnya dibandingkan dengan F tabel
SSR = keragaman regresi
SSE = keragaman kesalahan
k = jumlah variabel bebas
n = jumlah sampel penelitian
Bila F hitung F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima
Bila F hitung F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak Untuk menguji keberartian koefisien korelasi antara variabel X dan Y
dilakukan dengan membandingkan t
hitung
dan t
tabel
yaitu dengan rumus sebagai berikut:
Sumber: Anwar Sanusi 2011:144 Kriteria pengambilan keputusan untuk hipotesis pengaruh yang diajukan
harus dicari terlebih dahulu nilai dari t
hitung
dan dibandingkan dengan nilai dari t
tabel
, dengan taraf kesalahan ɑ = 5 atau ɑ = 0,05 dengan derajat dk n-2 serta uji
satu pihak, yaitu uji pihak kanan, maka: t
hitung
t
tabel
maka H
o
ditolak dan H
a
diterima t
hitung
t
tabel
maka H
o
diterima dan H
a
ditolak Secara statistik, hipotesis yang akan diuji dalam rangka pengambilan
keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Hipotesis 1 H
o
: p 0, artinya tidak terdapat pengaruh positif dari gaya kepemimpinan kontemporer dan komunikasi kerja terhadap kinerja karyawan
H
a
: p 0, artinya terdapat pengaruh positif dari gaya kepemimpinan kontemporer dan komunikasi kerja terhadap kinerja karyawan.
2. Hipotesis 2 H
o
: p 0, artinya tidak terdapat pengaruh positif dari gaya kepemimpinan kontemporer terhadap kinerja karyawan
H
a
: p 0, artinya terdapat pengaruh positif dari gaya kepemimpinan kontemporer terhadap kinerja karyawan
3. Hipotesis 3 H
o
: p 0, artinya tidak terdapat pengaruh positif dari komunikasi kerja terhadap kinerja karyawan
H
a
: p 0, artinya terdapat pengaruh positif dari komunikasi kerja terhadap kinerja karyawan
Ine Nurwulandari, 2014 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kontemporer dan Komunikasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan
PT Sang Hyang Seri Persero Kantor Regional I di Subang Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan teori, hasil penelitian, dan pengujian analisis regresi berganda yang dilakukan mengenai pengaruh gaya kepemimpinan kontemporer dan
komunikasi kerja terhadap kinerja karyawan PT Sang Hyang Seri Persero Kantor Regional I dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Hasil penelitian menyatakan bahwa, sebagian besar karyawan pada level middle manajer menyatakan gaya kepemimpinan pada top manajer sudah baik
akan tetapi belum optimal, dan hampir seluruh karyawan non managerial menyatakan bahwa gaya kepemimpinan pada level middle manajer sudah
baik. Gaya kepemimpinan merupakan faktor penentu keberhasilan perusahaan. Pemimpin yang melaksanakan kepemimpinannya secara efektif,
dapat menggerakan orang atau personil ke arah tujuan yang dicita-citakan perusahaan, terutama kepemimpinan kharismatik yang telah memberikan
kontribusi yang cukup tinggi bagi karyawan dalam mencapai gaya kepemimpinan.
2. Hasil penelitian menyatakan bahwa, hampir seluruh karyawan baik pada level middle manajer maupun karyawan non managerial menyatakan komunikasi
kerja baik pada level top manajer maupun middle manajer sudah baik. Hal ini menunjukan bahwa komunikasi kerja merupakan hal yang penting yang harus