Definisi-Definisi Ventilasi Pengertian Ventilasi

8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Ventilasi

Ventilasi sangat penting untuk kesehatan dan kenyamanan pengguna bangunan. Ventilasi merupakan salah satu elemen penting dalam suatu bangunan yang berguna untuk menggantikan udara kotor, yang berupa hasil metabolisme pengguna, seperti keringat dan panas, dan panas yang dihasilkan oleh alat-alat elektronik yang ada dalam ruangan tersebut. Ventilasi hanya merupakan salah satu elemen yang digunakan untuk mengontrol sirkulasi udara di dalam ruangan, ventilasi bukanlah elemen terpenting dalam hal tersebut. Masuknya udara kotor ke dalam ruangan dapat merusak sistem ventilasi udara di dalam ruangan tersebut. Desain ventilasi yang baik yang memfokuskan ke masuk keluarnya udara secara bebas diperlukan untuk sistem ventilasi yang hemat energy. Meminimalisir energi yang dipakai diperlukan untuk membuat strategi sistem ventilasi yang optimal.

2.1.1. Definisi-Definisi Ventilasi

Definisi ventilasi dan aliran udara ke dalam dan keluar suatu ruangan adalah: • Purpose provided intentional ventilation : ventilasi adalah proses dimana air ‘bersih’ masuk biasanya udara dari luar dimasukkan secara sengaja ke dalam suatu ruangan dan menggantikan udara kotor. Ventilasi dapat dibagi menjadi ventilasi alami dan ventilasi buatan. Universitas Sumatera Utara 9 • Air infiltration and exfiltration : masuknya udara di suatu ruangan, tidak hanya melalui ventilasi yang disediakan bangunan. Udara bebas dari luar juga dapat masuk melalui celah-celah udara ataupun retakan-retakan pada dinding. Sebagai balasan, udara di dalam ruangan juga pasti akan keluar setelah digantikan udara yang masuk dari luar. Rata-rata, masuknya udara dari luar itu bergantung kepada bentuk bangunan dan kekuatan angin dan temperatur yang disediakan oleh alam. Ventilasi dan bukaan lainnya pada sebuah bangunan yang menjadi salah satu desain utama dapat juga menjadi rute dari udara yang mengalir ketika tekanan udara yang melalui bukaan didominasi oleh kondisi cuaca, kemudian disusul oleh pengaruh secara mekanis melalui alat-alat elektronik. Penyusupan udara ke dalam ruangan tidak hanya menambaj kuantitas udara yang masuk ke dalam bangunan tapi juga menggerakkan udara dalam ruangan sehingga sirkulasi udara di dalam urangan hidup secara nyaman dan berkualitas. Faktor-faktor seperti kelembaban udara dan suhu udara, biasanya dilupakan dan tidak dianalisis oleh arsitek, padahal hal tersebut merupakan salah satu hal penting dalam mendesain sistem ventilasi dalam suatu bangunan. Sebagai konsekuensinya, sistem ventilasi fungsinya sangat tidak maksimal, dapat dikatakan rendah, termasuk boros pemakaian energi, kurangnya sirkulasi udara dalam ruangan sehingga ruangan sangat panasdingin dan secara drastis mendukung panas yang dihasilkan oleh alat-alat elektronik. • Udara udara yang hilang lainnya, seperti pipa yang bocor : bocoran udara dari pipa-pipa udara ataupun sambungan ventilasi, dari Universitas Sumatera Utara 10 penkondisian udara dingin maupun panas, dapat menjadi salah satu faktor yang signifikan. Ketika, umumnya, udara di dalam pipa melewati ruang-ruang yang udaranya tidak dikondisikan, hilangnya energi dalam jumlah banyak tidak dapat dihindari. Menurut Modera 1993, sebagai contoh, memperkirankan hampir 20 dari panas di perumahan Amerika utara, pipa-pipa pemanas ruangannya dapat bocor, sehingga udara panas yang dihasilkan oleh pemanas ruangan yang hendak dialirkan ke dalam ruangan berkurang secara signifikan. Udara-udara kotor dari luar juga dapat masuk melalui bocoran ini jika pemanas ruangannya tidak hidup. • Resirkulasi Udara : resirkulasi udara sering dipakai di bangunan- bangunan komersil untuk menyediakan hawa panas dalam udara. Resirkulasi udara biasanya disaring dengan penyaring debu, tapi oksigen tidak disirkulasi dan pertukaran udara kotor dan udara bersih tidak seimbang, sehingga resirkulasi udara bukanlah merupakan salah satu pilihan ventilasi yang baik.

2.1.2. Fungsi Ventilasi