12
tidak dapat diukur dengan menggunakan alat. Studi mengenai bau dan cara mengontrolnya ditulis oleh Fanger 1988 yang mengatakan bahwa
satuan dari analisa bau itu adalah ‘Olf’. Olf adalah satuan bau yang dikeluarkan secara rata-rata oleh manusia pada umumnya.
2.1.4. Hubungan Sistem Ventilasi dan Kesehatan
Sistem ventilasi yang buruk menandakan bahwa bangunan tersebut tidak sehat. Miller 1992 menekankan pada peningkatan
konsentrasi udara yang mengandung bakteri jahat pada suatu ruangan berhubungan dengan bukaan ventilasi yang menurun, dan Billington
1982 telah menunjukkan hasil studi yang berupa peran ventilasi dalam suatu ruangan, yang berhubungan langsung dengan kesehatan pengguna
dan mengurangi sebaran penyakit. Laporan studi Sundell 1994 dan lainnya menunjukkan bahwa gejala-gejala suatu bangunan dikatakan
“sakit” berhubungan langsung dengan sistem ventilasinya.
2.2. Ventilasi Ruangan
Secara garis besarnya, ventilasi pada bangunan secara umum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Ventilasi alami
Ventilasi alami adalah ventilasi yang berupa bukaan-bukaan permanen, jendela, pintu, void, dan semua bukaan yang menghubungkan ruangan pada
ruangan lain ataupun langsung ke area luar. Berdasarkan ASHRAE 1997, ventilasi alami ruangan diperlukan
minimal 5 dari luasan ruangan yang membutuhkan ventilasi. Pada
Universitas Sumatera Utara
13
bangunan rumah-toko ruko yang diklasifikasikan ke dalam kelas klasifikasi jamak, dikarenakan luas bangunan lantai pertama telah melebihi 10 dari
fungsi bangunan kelas 1a sebagai rumah tinggal, maka ruko diklasifikasikan dalam kelas 1a dan kelas 6. Karena itu, untuk lantai pertama yang
difungsikan sebagai komersil, ventilasi pada lantai satu tidak kurang dari 10 terhadap ruangan ini, dan diukur tidak lebih tinggi dari 3.6 meter di
atas lantai. Untuk lantai berikutnya yang berfungsi sebagai rumah tinggal, standar sistem ventilasi tetap merujuk tidak kurang dari 5 dari luasan
lantai. Ruangan-ruangan pada bangunan ruko yang mempunyai toiletwc, tidak
boleh terbuka langsung menghadap: •
Dapur atau pantry, •
Ruang makan, •
Ruang kerja lebih dari satu orang. Merancang sistem ventilasi alami harus diawali dengan menentukan
kebutuhan ventilasi udara yang sesuai dengan kebutuhan ruangan, dan menentukan ventilasi gaya angin serta gaya termal yang akan diterapkan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi gaya angin secara umum adalah sebagai berikut:
• Kekuatan angin rata-rata yang berasal dari luar bangunan,
• Arah angin,
• Waktu harian, yang menyebabkan kekuatan angin dan arah angin
yang bervariasi, •
Waktu musim, yaitu musim panas dan musim dingin yang mempengaruhi arah angin dari Barat atau Timur,
Universitas Sumatera Utara
14
• Hal-hal yang dapat menghambat laju angin seperti: pohon,
bangunan lainnya, dan lain-lain.
b. Ventilasi buatan