Pembelokan Udara Efek Bernouli dan Tabung Venturi. Ruangan Pengap Perbedaan Besar Bukaan Ruangan

24 rendah. Selain tekanan udara, suhu udara juga mempengaruhi akan pergerakan udara. Udara panas selalu berpindah ke tempat yang lebih tinggi, sedangkan udara yang dingin selalu berpindah dan menggantikan tempat yang ditinggalkan udara panas tadi. Cara-cara udara bergerak berdasarkan prinsip-prinsip fisika udara akan dijelaskan dalam subbab berikut.

2.6.1. Pembelokan Udara

Udara seperti cahaya, jika dibelokkan apabila terkena suatu massa, akan kembali lagi ke arah pergerakan awal. Pada bukaan yang bersifat siku, udara tidak melalui jalur terpendek, tetapi pergerakan udara melengkung sehingga area yang dilalui udara lebih panjang. Gambar 2.2. Pembelokan Udara Sumber: F. Moore, 1993 Universitas Sumatera Utara 25 Gambar 2.3. Aliran Udara Mengambil Jalur Terpanjang Sumber:G. Lippsmeier, 1994

2.6.2. Efek Bernouli dan Tabung Venturi.

Efek Bernouli adalah penurunan tekanan udara saat udara dipindahkan secara menurun dalam jarak yang lebih panjang dari sisi yg ditempuh pada awalnya. Gambar 2.4. Efek Bernoulli Sumber: N. Lechner, 2001 Seperti yang dijelaskan pada 2.6.1., pergerakan udara yang melewati bukaan yang kecil, akan dipercepat dan kembali ke arah pergerakan awal. Inilah yang disebut Tabung Venturi. Universitas Sumatera Utara 26 Gambar 2.5. Tabung Venturi Sumber: N. Lechner, 2001

2.6.3. Ruangan Pengap

Ruangan pengab adalah ruangan yg tidak memiliki sirkulasi udara sama sekali. Hal ini mengakibatkan suhu dalam ruangan tidak dapat disirkulasikan. Oleh pengguna ruangan dan alat elektronik yang terus-menerus menghasilkan kalor, kalor tidak dapat tergantikan, melainkan semakin tertumpuk. Hal ini mengakibatkan ruangan ini sangat tidak nyaman dan tidak sehat. Ruangan pengap disebabkan karena hanya ada satu bukaan pada ruangan, seperti analogi botol yang sudah penuh, tidak dapat diisi air lagi sehingga pertukaran air di dalam botol tersebut tidak akan ada. Universitas Sumatera Utara 27 Gambar 2.6. Analogi Botol pada Aliran Udara Sumber: F. Moore, 1993

2.6.4. Perbedaan Besar Bukaan Ruangan

Ukuran bukaan dimana angin masuk dan bukaan dimana angin keluar juga mempengaruhi kecepatan sirkulasi udara di dalam ruangan. Jika kedua bukaan tersebut sama, maka pergerakan angin di dalam ruangan dapat dicapai secara optimal, karena volume udara yang masuk akan berbanding lurus dengan volume udara yang keluar. Gambar 2.7. Aliran udara pada bukaan yang sama besar pada ruangan Sumber: F. Moore, 1993 Universitas Sumatera Utara 28 Bukaan dimana udara masuk yang lebih kecil, menyebabkan kecepatan angin di dalam ruangan tersebut besar, tetapi angin langsung menuju ke bukaan dimana angin keluar. Hal ini mengakibatkan sirkulasi udara ruangan tidak optimal. Gambar 2.8. Bukaan udara masuk yang lebih kecil Sumber: F. Moore, 1993 Jika bukaan dimana angin masuk lebih besar daripada bukaan dimana udara keluar, hal ini mengakibatkan kecepatan angin yang keluar melalui bangunan akan besar, tetapi kecepatan udara di ruangan akan menurun. Hal ini sangat cocok untuk membuat bagian luar ruangan sejuk, seperti balkon. Gambar 2.9. Bukaan udara masuk yang lebih besar Sumber: F. Moore, 1993 Universitas Sumatera Utara 29 2.6.5. Single Sided-Ventilation dan Cross-Ventilation 2.6.5.1. Single Sided-Ventilation