65
No Tema
Topik Pengabdian Sub Topik
Outcome 2015
2016 2017
2018 2019
2020
Strategi Go international bagi
industri ekonomi kreatif lokal
Peran serta pemangku kepentingan dalam
meningkatkan daya saing industri berkearifan loka
Peran serta pemangku kepentingan dalam
meningkatkan daya saing industri
X
Dampak investasi asing terhadap daya saing industri
ekonomi kreatif unggulan Informasi peran asing
terhadap pengembangan industri kreatif unggulan
X
Kajian regulasi terhadap
pengembangan industri ekonomi
kreatif menuju kelas internasional
Peran serta pemangku kepentingan dalam
meningkatkan daya saing industri unggulan
Sinergi antar pihak dalam mengembangkan industri
kreatif X
Peta regulasi dan kebijakan terhadap industri kreatif
Peta regulasi dan kebijakan terhadap
industri kreatif X
Penguatan HKI pada industri kreatif
Studi komparasi regulasi dan kebijakan terhadap
industri ekonomi kreatif di Asia
Best practice regulasi daerah terhadap
penanaman modal di daerah
X
Penguatan HKI pada industri ekonomi kreatif
berbasis geografis Kebutuhan HKI pada
industri berbasis skala usaha
X Strategi Branding pada
industri ekonomi kreatif berkearifan lokal
Brand industri ekonomi kreatif berkearifan lokal
X
66
Tabel 4.3.b Topik Pengabdian Road Map Pengembangan Industri Ekonomi Kreatif Berbasis Wirausaha dan Etika Berdaya Saing Global
No Tahun
Pengabdian 1
2015 1. Profil industri ekonomi kreatif berkearifan lokal di DIY
2. Pemetaan industri ekonomi kreatif berbasis prinsip syariah 3. Profil lembaga keuangan mikro syariah LKMS di DIY
4. Konsep dan identifikasi industri unggulan pada industri kreatif 5. Konsep dan operasional nilai spiritual dalam wirausaha dan bisnis
2 2016
1. Konsep operasional akuntansi syariah pada industri kreatif 2. Konsep dan operasional pemasaran berbasis syariah pada industri
kreatif 3. Konsep dan operasional manajemen SDM berbasis syariah pada
industri kreatif 4. Estimasi potensi pasar industri ekonomi kreatif unggulan
3 2017
1. Kebutuhan sistem informasi keuangan pada industri ekonomi kreatif unggulan
2. Kebutuhan sistem informasi keuangan pada industri ekonomi kreatif berkearifan local
3. kualifikasi SDM industri ekonomi kreatif unggulan 4. kualifikasi SDM industri ekonomi kreatif berkearifan local
5. Analisis struktur pasar dan persaingan pada industri kreatif 6. Pengembangan konsep OVOP One Village One Product pada
industri ekonomi kreatif unggulan
4 2018
1. Pola sistem pengendalian pada industri ekonomi kreatif unggulan atau berkearifan lokal
2. Aplikasi teknologi informasi pendukung pemasaran 3. Aplikasi syariah marketing pada industri kreatif
4. Analisis kebijakan pemerintah terhadap industri kreatif 5. Positioning industri ekonomi kreatif berkearifan local
6. Model sinergi dan linkage pada industri ekonomi kreatif dengan
keuangan syariah 7. Desain E- Commerce untuk Industri Kreatif
5 2019
1. Model sinergi dan kemitraan keuangan syariah dan industri kreatif 2. Pengembangan Teknologi untuk mendukung penguatan industri.
3. Dampak investasi asing terhadap daya saing industri ekonomi
kreatif berkearifan local 4. Peran serta pemangku kepentingan dalam meningkatkan daya saing
industri berkearifan loka
6 2020
1. Dampak investasi asing terhadap daya saing industri ekonomi kreatif unggulan
2. Peran serta pemangku kepentingan dalam meningkatkan daya saing industri unggulan
3. Strategi Branding pada industri ekonomi kreatif berkearifan lokal
67
4.2.4 Pengembangan Permukiman Cerdas, Lestari, dan Tanggap Bencana
Permukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dalam kehidupannya. Dari asal katanya, permukiman adalah tempat atau daerah untuk bermukim. Secara umum
permukiman diartikan sebagai sebuah lingkungan yang di
dalamnya terdapat sekelompok rumah tinggal yang didukung dengan sarana dan prasarana yang menjadi syarat
kehidupan layak. Kawasan permukiman dengan demikian adalah suatu kawasan yang didominasi oleh fungsinya sebagai permukiman dengan rumah tinggal sebagai intinya.
Persoalan dalam permukiman di Indonesia sangat luas. Hal ini dimulai dari penyediaan rumah murah, model pendanaan utamanya kepada golongan masyarakat berpenghasilan
rendah MBR, perencanaan kawasan perumahan dan permukiman, serta persoalan-persoalan sosial yang terkait. Pasokan rumah mencapai puluhan ribu per tahunnya dan baru dapat
dipenuhi sebagian saja, baik oleh pihak pemerintah, swasta ataupun mandiri oleh masyarakat. Selain permasalahan kekurangan pasokan permukiman, permukiman yang dibuat sering
mengabaikan integrasi dari beberapa aspek, misalnya kenyamanan, keselamatan, lingkungan, dan proses penghidupan yang berkelanjutan sustainable livelihood. Permasalahan lain yang
sering muncul adalah aspek legalitas tanah dan bangunan, meroketnya harga bangunan, local genius yang terbaikan, ketiadaaankekurangan pasokan listrik, gas, dan jaringan komunikasi,
serta infrastruktur lainnya. Ditambah lagi banyaknya persoalan permukiman yang berada di area yang rawan bencana.
Berangkat dari beberapa hal tersebut di atas, maka UII mengambil tema Pengabdian dalam road map ke-4 adalah pengembangan permukiman cerdas, lestari dan tanggap bencana.
Kecerdasan di sini menjadi salah satu kata kunci penting yang mengindikasikan adanya kemampuan untuk merespon perubahan lingkungan. Kecerdasan di sini tidak hanya
berdimensi teknologis bagi rumah atau infrastruktur permukiman secara umum, tetapi, barangkali lebih penting, adalah kecerdasan masyarakat yang tinggal di dalamnya dalam
merespon keterbatasan, perubahan lingkungan serta bencana. Artinya, dalam road map ini akan dibangun suatu konsep yang komprehensif dalam mengembangkan permukiman yang
berbasis persoalan dan local genius Indonesia, untuk mencapai sustainability dan merespon terhadap potensi bencana. Kebencanaan yang menjadi kata kunci menjadi sangat beralasan
karena lokasi Yogyakarta dan sekitarnya dikenal sebagai daerah bencana. Di sebelah selatan terdapat patahan gempa yang aktif dan banjir, di sebelah utara terdapat Gunung Merapi, di
sebelah barat terdapat pegunungan yang rawan longsor, dan di sebelah tenggara terdapat ancaman kekeringan di musim kemarau. Isu tentang permukiman yang terjangkau harganya,
68
nyaman dihuni, ramah lingkungan, aman terhadap bencana, dan mempertimbangkan ikatan sosial budaya merupakan topik menarik di Yogyakarta.
Melalui road map ini UII ingin mengembangkan konsep desain, model dan prototip berbagai skala permukiman, mulai dari rumah hingga kawasan baik di perkotaan maupun di
perdesaan. Konsep, model dan prototip ini juga meliputi teknologi, sistem, infrastruktur yang mendukungnya. Solusi ini juga perlu didukung mulai dari rekayasa lahan hingga
customization interior dan piranti di dalamnya. Solusi fisik ini dengan sendirinya juga perlu didukung dengan rekayasa sosial dan kultural serta ekonomi agar dapat diterima oleh
masyarakat. Agama juga perlu dilibatkan sebagai upaya memberi makna lebih koheren pada perubahan perilaku dari kultur apa adanya yang berkembang saat ini ke kultur yang lebih
menghargai kebersihan, inklusivitas, serta citra yang baik. Dengan demikian model yang akan dikembangkan ini bersifat dinamis dan multi dimensi yang diharapkan nantinya dapat
diaplikasikan di berbagai wilayah di Indonesia dalam rangka meningkatan infrastruktur permukiman Indonesia seperti tercantum dalam Visi Inovasi Indonesia 2025. Secara detail,
lingkup dalam road map ini dapat dilihat dalam skema pada Gambar 4.4 dan disusun dalam matriks seperti pada Tabel 4.4.a - 4.4.c berikut:
69
Gambar 4.4 Road Map Pengembangan Permukiman Cerdas, Lestari dan Tanggap Bencana
2019
R D
R D
TECHNOLOGY
TECHNOLOGY
PRODUCT
PRODUCT
MARKET
MARKET
budaya
2018 2017
2020 Tahun 2016
• Rancangan prototip rumah cerdas lestari
• Rancangan sistem pendukung infrastruktur sistem
informasi, otomasi, sumber energi, air udara yang cerdas lestari
• Rancangan sistem struktur, konstruksi dan infrastruktur
tanggap bencana •
Pengembangan material bangunan, perabot lanjut. •
Pengembangan material finishing fashioning •
Teknik penyehatan dan konservasi lingkungan. •
Pemanfaatan tanaman sebagai pendukung permukiman. •
Rekayasa sosial komunitas cerdas, lestari tanggap bencana.
• Tata nilai, perilaku, kesadaran, masyarakat terhadap
perubahan pola penghunian, termasuk kesadaran hukum •
Rancangan permukiman terintegrasi, mandiri •
GIS untuk permukiman dan infrastruktur •
Kajian budaya di permukiman
• Pembangunan citra rumah cerdas,
komunitas cerdas dan lestari •
Pengembangan skala: dari permukiman hingga kota sehat, lestari dan tanggap
bencana. •
Rekayasa perilaku dan nilai baru. •
Industrialisasi hasil inovasi desain, sistem dan infrastruktur, material
• Pengembangan standar baru untuk
desain, sistem, struktur dan infrastruktur, material
• Konstruksi dan manajemen konstruksi
• Pengembangan layanan berbasis
inovasi •
Pengembangan aspek legalitas finansial pedukung.
• Rekayasa teknik teknologi
• Rekayasa finansial
• Rekayasa sosial dan legal
• Penyiapan lahan komunitas
•
Pengembangan jejaring pendukung
• Konsep desain prototip rumah permukiman cerdas,
lestari tanggap bencana. •
Konsep rekayasa sosial komunitas cerdas, lestari tanggap bencana.
• Pengembangan material dasar dari bangunan,
perabot hingga kain untuk fashion. •
Pengembangan sistem-sistem pendukung: sistem informasi, otomasi, komunikasi, sumber energi, air
udara serta tanaman dan rekayasa lahan. •
Kesehatan penyehatan lingkungan
Smart House Community, Integrated Neighborhood,
Healthy, Sustainable Resilient RuralUrban Area
Pengembangan Model Prototip
Pembentukan Budaya, Citra, Standar Norma
Baru
Inovasi Pengembangan Rancang Bangun Rekayasa
Sosial-Budaya Konsep Rancang Bangun
Perubahan Perilaku Budaya Penghunian
70
Tabel 4.4.a Tahapan Pelaksanaan Road Map Pengembangan Permukiman Cerdas, Lestari, dan Tanggap Bencana
RD Inovasi Pengembangan Rancang Bangun
Rekayasa Sosial Pembentukan Standar
dan Norma Baru Pengembangan
Model Prototip Pemasaran
Diseminasi Produk
• Konsep desain
prototip rumah permukiman cerdas,
lestari tanggap bencana.
• Konsep rekayasa sosial
komunitas cerdas, lestari tanggap bencana.
• Pengembangan material
dasar dari bangunan, perabot hingga kain
untuk fashion.
• Pengembangan sistem-
sistem pendukung: sistem informasi,
otomasi, komunikasi, sumber energi, air
udara serta tanaman dan rekayasa lahan.
• Kesehatan penyehatan
lingkungan dan konservasi fungsi
lingkungan •
Rancangan prototip rumah cerdas lestari
• Rancangan sistem pendukung
infrastruktur sistem informasi, otomasi, sumber energi, air udara yang cerdas
lestari
• Rancangan sistem struktur, konstruksi dan
infrastruktur tanggap bencana •
Pengembangan material bangunan, perabot lanjut.
• Pengembangan material finishing
fashioning •
Teknik penyehatan dan konservasi lingkungan.
• Pemanfaatan tanaman sebagai pendukung
permukiman. •
Rekayasa sosial komunitas cerdas, lestari tanggap bencana.
• Tata nilai, perilaku, kesadaran,
masyarakat terhadap perubahan pola penghunian, termasuk kesadaran hukum
• Rancangan permukiman terintegrasi,
mandiri •
GIS untuk permukiman dan infrastruktur •
Kajian budaya di permukiman •
Pembangunan citra rumah cerdas, komunitas cerdas
dan lestari •
Pengembangan skala: dari permukiman hingga kota
sehat, lestari dan tanggap bencana.
• Rekayasa perilaku dan
nilai baru. •
Industrialisasi hasil inovasi desain, sistem
dan infrastruktur, material
• Pengembangan standar
baru untuk desain, sistem, struktur dan infrastruktur,
material
• Konstruksi dan
manajemen konstruksi •
Pengembangan layanan berbasis inovasi
• Pengembangan aspek
legalitas finansial pedukung.
• Rekayasa teknik
teknologi •
Rekayasa finansial •
Rekayasa sosial dan legal
• Penyiapan lahan
komunitas •
Pengembangan jejaring pendukung
• Survei pasar,
kebutuhan dan keinginan terhadap
produk rekayasa yang menjadi fokus.
• Real estate berbasis
rumah dan infrastruktur cerdas.
• Rumah susun cerdas
• Sistem cerdas untuk
perumahan •
Infrastruktur cerdas untuk permukiman
71
Tabel 4.4.b Tema dan Lingkup Road Map Pengembangan Permukiman Cerdas, Lestari, dan Tanggap Bencana
Lingkup Kajian
Tema Kecerdasan smart
–
intelligence Tema Kelestarian
sustainability Tema Tanggap Bencana
disaster resiliency
Material Rumah, kawasan,
sistem dan infrastruktur cerdas yang didasari
oleh konsep respon cerdas pasif, aktif,
otomasi sistemik terhadap perubahan
lingkungan dan perilaku.
Konsep kelestarian holistik lahan,
infrastruktur, bangun- bangunan, sistem-sistem
Keindahan, pelestarian budaya, pemberdayaan
sumber daya manusia dan alam.
Peta rantai pasokan untuk menuju kemandirian
teknologi. Minimasi limbah
Konservasi fungsi lingkungan
Pengembangan risiko bencana, hazard, vulner
ability, capacity Rumah
Kawasan Sistem
pendukung Dampak bencana terhadap
sistem fisik Lahan
Dampak bencana terhadap manusia dan sosial
Pemanfaatan ‘produk’ bencana sebagai
penguatan sumber daya. Infrastruktur
Manusia Pelaku, budaya, norma
dan perilaku cerdas multidimensional
holistik yang merespon perubahan lingkungan
spiritual, sosial, psikologis, kesehatan,
hukum. Pelaku, budaya, norma,
perilaku lestari multidimensional holistik
spiritual, sosial, psikologis, kesehatan,
hukum Implementasi green
technology pada sistem rumah cerdas.
Pola respon fisik terhadap bencana pelaku, desain,
struktur, sistem infrastruktur
Keluarga Pola respon non fisik
terhadap bencana keagamaan dan
spiritualitas, komunikasi, relasi sosial
Komunitas Cara pandang baru
terhadap bencana Budaya dan bencana
Tabel 4.4.c Topik Pengabdian Road Map Pengembangan Permukiman Cerdas, Lestari, dan Tanggap Bencana
No Topik
Deskripsi Kelompok Keahlian
1. Kecerdasan
Artifisial untuk seting
fisik Rumah, kawasan, sistem dan infrastruktur
cerdas yang didasari oleh konsep respon cerdas pasif, aktif, otomasi sistemik
terhadap perubahan lingkungan dan perilaku.
Klaster Desain Teknologi Arsitektur, Sipil, Lingkugan,
Teknik Mesin, Teknik Elektro, Teknik Industri
Implementasi green technology pada sistem rumah cerdas
2. Budaya dan
Perubahan Lingkungan
Pelaku, budaya, norma dan perilaku cerdas multidimensional holistik yang
merespon perubahan lingkungan Klaster Religi dan Humaniora
Agama, Psikologi, Hukum, Ekonomi
72
spiritual, sosial, psikologis, kesehatan, hukum, fisik.
Klaster Ilmu Alam dan Kesehatan
3. Kelestarian
Holistik Konsep kelestarian holistik lahan,
infrastruktur, bangun-bangunan, sistem- sistem
Keindahan, pelestarian budaya, pemberdayaan sumber daya manusia dan
alam. Peta rantai pasokan untuk menuju
kemandirian teknologi. Konservasi fungsi lingkungan
Semua Klaster interdisipliner
• Desain Teknologi
• Religi dan Humaniora
• Ilmu Alam dan Kesehatan
• Lingkungan
Pelaku, budaya, norma, perilaku lestari multidimensional holistik spiritual,
sosial, psikologis, kesehatan, hukum
4. Ketahanan
Fisik terhadap
Bencana Pola dan ancaman bencana human made
natural disaster Semua Klaster
interdisipliner •
Desain Teknologi •
Religi dan Humaniora •
Ilmu Alam dan Kesehatan Dampak bencana terhadap sistem fisik
Dampak bencana terhadap manusia dan sosial
Pemanfaatan ‘produk’ bencana sebagai penguatan sumber daya.
Pola respon fisik terhadap bencana pelaku, desain, struktur, sistem
infrastruktur
5. Ketahanan
Non Fisik Terhadap
Bencana Pola respon non fisik terhadap bencana
keagamaan dan spiritualitas, komunikasi, relasi sosial
Cara pandang baru terhadap bencana
Budaya dan bencana
73
4.2.5 Pengembangan Virtual Environment untuk Pendidikan, Pemerintahan, dan Bisnis
Teknonologi informasi dan komunikasi mengalami perkembangan yang sangat cepat sehingga tidaklah berlebihan apabila kemajuan tersebut dianggap sebagai revolusi informasi
dan komunikasi. Revolusi ini dapat dilihat dari betapa mudahnya orang memperoleh akses, menemukan, mengumpulkan, dan mengirimkan dan mengkomunikasikan informasi tersebut
kembali tanpa terhalang oleh batas-batas geografis suatu negara. Oleh karena itu, kehidupan manusia terbuka lebar dan semakin lebar karena hidup tanpa batas. Dengan keadaan ini,
manusia secara sadar melakukan inovasi agar perkembangan teknologi informasi dan komunikasi tersebut bermanfaat bagi kehidupan manusia terutama manfaat-manfaat yang
meringankan beban hidup manusia. Selanjutnya, dalam komunitas sistem informasi dan teknologi informasi tema besar
yang sekarang dikembangkan
adalah teknologi informasi dan
komunikasi untuk pembangunan” atau ICT for development ICT4D Walsham, 2012. Saat ini, bidang ini
mendapatkan perhatian yang sangat besar dari kalangan pengabdian, baik dari negara berkembang maupun negara maju. Beragam outlet publikasi baik jurnal maupun konferensi
bermunculan. ICT4D ini mewakili konteks sosial dalam pengaplikasian teknologi informasi dan komunikasi dalam beragam dimensi pembangunan yang relevan di Indonesia seperti
pendidikan kesehatan, pertanian, pemerintahan, ekonomi kerakyatan, dan sebagainya. Salah satu revolusi teknologi informasi dan komonikasi yang saat ini berkembang
adalah virtual environment VE atau virtual reality VR. Schroeder 1996: 25 mendifnisikan virtual environments atau virtual reality sebagai seperangkat lingkungan yang
dikreasi berbasis komputer yang membuat penggunanya merasa seperti berada sebuah lingkungan yang sesungguhnya dan mampu berinterkasi di dalam lingkungan tersebut. Adam
and Schou 2008 menyatakan bahwa para ahli teknologi informasi dan komunikasi sedangkan mengembangkan benefit dari virtual environments khususnya efisiensi dan cetak
fisik yang membebani pembiayaan. Sehingga ke depan virtual environment akan berkembang menjadi layanan dengan memanfaatkan backup yang innovative dan technology pemulihan
Leveraging innovative backup and recovery technologies. Oleh karena itulah, tema Virtual Environment menjadi salah satu unggulan Renstra Pengabdian UII 2016-2020. Di lain pihak,
mengingat sasaran pembangunan dalam teknologi informasi dan komunikasi sudah melekat pada beberapa bidang unggulan lainnya maka tema unggulan virtual environment
dikerucutkan kepada sektor pembangunan lain yang belum terwadahi pada bidang unggulan tersebut yakni pendidikan, pemerintahan, dan organisasi bisnis, sehingga diputuskan tema
74
unggulan ini diberi judul “Virtual Environment untuk Pendidikan, Pemerintahan, dan
Bisnis ”. Secara umum deskrispi untuk ketiga sasaran tersebut adalah sebagai berikut:
Dalam dunia pendidikan pada umumnya dan pengajaran atau perkuliahan pada khususnya, Virtual environment tampaknya memberikan peluang yang luar biasa bagi
pendidik dalam hal ini dosen untuk melakukan dan mengakselarasi proses perkuliahan, baik kesempatan untuk belajar sendiri autodidact maupun melalui berbagai institusi atau unit-
unit belajar yang mengorganisasikan objek belajar, subjek belajar, proses belajar, serta sarana dan prasarana belajar dalam format yang disebut kurikulum pembelajaran. Menurut Gunawan
2010, pemanfaatan Virtual environment dalam proses belajar manusia inilah yang menjadi
hakiki dari keberadaan e-learning yang kemudian dapat pula dikaitkan dengan adanya konsep-konsep e-teaching, e-education, e-school, e-library,
dan semua “e-
…“
-
“e
-
…“
yang lain yang sudah, sedang, dan akan dihadirkan oleh kecerdikan danatau kreativitas manusia
pada umumnya atau para ahli TI Teknologi Informasi pada khususnya yang berkolaborasi dengan para ahli dari masing-masing bidang kerja manusia di dunia ini secara mendunia pula.
Sementara itu, untuk bidang pemerintahan Virtual environment dapat dimanfaatkan dalam mendukung suatu proses transaksi dan pelayanan serta hubungan antara pemerintah
dan pihak-pihak lain, penggunaan Virtual Environment ini kemudian menghasilkan hubungan bentuk baru seperti: G to C [Government to Citizen], G to B [Government to Business], dan G
to G [Government to Government]. Keberadaan virtual environment bagi penyelenggaraan pemerintahan diharapkan akan meningkatkan akuntabilitas, efisiensi, dan transparansi
sehingga mendukung pemerintahan yang bersih dan baik clean government and good governance. Secara pragmatis,
virtual environment pada sektor governance akan
meningkatkan partisipasi politik melalui e-politic dan e-voting serta penggunaan social media, yang kemudian melahirkan pemimpin politik yang lebih populis, lebih terbuka.
Kemudian di bidang bisnis, kehadiran virtual environment diharapkan mampu meningkatkan dan mendukung proses bisnis organisasi yang lebih efisien dan ramping. Oleh
karena itu, diperlukan pemahaman konteks aplikasi yang mempertimbangkan konteks spesifik Indonesia atau negara berkembang dalam organisasi baik nirlaba maupun komersial. Dengan
demikian, kehadiran
virtual environment untuk kegiatan bisnis diharapkan dapat
menghadirkan berbagai solusi yang dapat membantu proses bisnis yang ada terutama dalam hal mengembangkan suatu layanan, mengembangkan suatu sistem, dan mengoptimalkan
efesiensi bisnis berbasis teknologi informasi.
75
Selanjutnya, Rencana Induk Pengabdian dengan tema unggulan Pengembangan Virtual Environment untuk Pendidikan, Pemerintahan, dan Bisnis tidak membagi tahapan
Pengabdian ke dalam research and development RD, teknologi, pasarpemasaran, dan produk secara kaku karena tema unggulan ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan
tema-tema unggulan yang lain. Beberapa Pengabdian yang terkait dengan pengembangan virtual environment memiliki karakteristik yang membutuhkan tahapan yang panjang, tetapi
ada pula yang dalam satu putaran Pengabdian sudah dapat menghasilkan produk tertentu. Oleh karena itu, selama kurun waktu 2016-2020, semua Pengabdian tema unggulan lima tetap
berorientasi kepada RD, Technology, Market dan Product. Skematika pengembangan Virtual environment untuk Pendidikan, Pemerintahan, dan Bisnis disajikan dalam Gambar
4.5.