Analisis SWOT LANDASAN PENGEMBANGAN PENGABDIAN UII

RENSTRA PENGABDIAN UII 2016-2020 37 jelas 2. Memilliki struktur organisasi yang jelas dan lengkap dengan diskrispsinya 3. Kurikulum yang selalu disesuaikan dengan kebutuhan stakeholder 4. Sarana prasarana yang cukup baik dari sisi kualitas dan kuantitas 5. Prestasi akademik mahasiswa sangat baik 6. Sistem pengelolaan dan pengembangan SDM jelas 7. Pengabdian dosen mampu berprestasi di tingkat nasional dan internasional mahasiswa belum ideal 2. Masa penulisan Tugas Akhir melampaui jadwal 3. Partisipasi mahasiswa dalam organiasasi kemahsiswaan kurang optimal 4. Jumlah guru besar belum ideal 5. Produktifitas karya ilmiah dosen belum merata 6. Visi dan misi belum sepenuhnya diterjemahkan secara spesifik oleh masing-masing unit 7. Arah continous improvement dapat terganggu dengan perencanaan organiasasi yang kurang baik PELUANG O Strategi S – O Strategi W – O 1. Tersedianya sumber beasiswa yang semakin banyak 2. Tersedianya semakin banyak dana Pengabdian 3. Banyaknya basis sumberdaya alam local genius yang masih dapat dikembangkan sebagai visi dan misi unit 4. Terbukanya peluang kerjasama antar unit sebagai bentuk pengembangan kompetensi multidisiplin 5. Peluang karir lingkup Internasionalisasi 6. Kemajuan teknologi mempermudah penyediaan fasilitas yang berkualitas 7. Ketersediaan calon tenaga pengajar dan tenaga kependidikan yang semakin berkualitas • Pengajuan akreditasi internasional • Penguatan kualitas pembelajaran lewat e- learning • Modernisasi sarana prasarana • Menjadikan kejeniusan lokal sabagai penjabaran kompetensi spesifik yang dituangkan ke dalam visi dan misi setiap unit • Meningkatkan perolehan beasiswa • Peningkatan dan perluasan jejaring kerjasama Pengabdian dan PkM dengan pihak eksternal • Penguatan kapasitas dosen dalam menulis artikel ilmiah dan publikasi di jurnal nasional terakreditasi, jurnal internasional serta pengurusan HKI • Penguatan road map Pengabdian dan PkM sesuai keunggulan program studi dan local genius UII • Penguatan kualitas pembelajaran dengan memanfaatkan TI • Penguatan aktifitas income generating • Mengantisipasi kemungkinan perubahan tata pamong dan pengelolaan akibat dinamika muncul dan hilangnya unit • Meningkatkan partisipasi mahasiswa dalam organisasi kemahasiswa • Pengembangan master plan sumber daya manusia • Meningkatkan partisipasi dan eksistensi dosen tetap dalam berbagai forum ilmiah • Penguatan road map Pengabdian dan PkM sesuai keunggulan program studi dan local genius UII yang terpadu secara interdisipliner antar program studi RENSTRA PENGABDIAN UII 2016-2020 38 ANCAMAN T Strategi S – T Strategi W – T 1. Globalisasi pendidikan tinggi 2. Tuntutan visi dan misi yang lebih menunjukkan kekuatan yang spesifik 3. Tuntutan kualitas lulusan yang semakin tinggi 4. Persaingan perekrutan SDM berkualitas yang semakin ketat di tingkat global 5. Kebutuhan stakeholder yang selalu berubah 6. Perubahan teknologi yang semakin cepat 7. Kompetisi PT dalam negeri yang semakin tinggi • Penguatan program tracer study • Penguatan kerjasama dengan pihak eksternal • Penguatan tata kelola yang baik • Menjaga konsistensi visi, misi agar selektif terhadap isu-isu global • Meningkatkan soft skill mahasiswa • Peningkatan kualitas pembelajaran • Penguatan kapasitas dosen dalam Pengabdian, menulis artikel ilmiah dan publikasi di jurnal nasional terakreditasi, jurnal internasional serta pengurusan HKI • Optimalisasi pelaksanaan pola pengembangan kemahasiswaan • Pengembangan sistem penganggaran berbasis kinerja sebelumnya dan rasionalitas rencana program • Menjamin keberlanjutan Pengabdian dan PkM melalui penguatan road map dan peningkatan alokasi dana Pengabdian RENSTRA PENGABDIAN UII 2016-2020 39

BAB III GARIS BESAR RENSTRA PENGABDIAN UII

3.1 Tujuan dan Sasaran

Penyusunan Renstra Pengabdian UII 2016-2020 dilakukan dengan mempertimbangkan faktor lingkungan eksternal peluang dan tantangan dan lingkungan internal kekuatan dan kelemahan UII. Memperhatikan kekuatan dan kelemahan saat ini, UII akan selalu berkomitmen untuk mampu menangkap setiap peluang yang ada dengan tetap mengantisipasi tantangan yang dihadapi. Bab ini menyajikan secara ringkas langkah yang ditempuh dalam merumuskan arah pengembangan Pengabdian UII. Gambaran kondisi lingkungan eksternal di masa datang serta gambaran lingkungan internal UII yang saat ini dimiliki, sebagaimana disajikan dalam narasi skenario di atas, menuntut dan memungkinkan UII untuk membangun, mengembangkan dan meneguhkan posisi UII, sebagai bentuk kewaspadaan, guna meraih keunggulan baru. Program akselerasi menuju research university dan world class university merupakan salah satu dari program utama yang dilakukan, secara umum research university didefinisikan sebagai universitas di mana kegiatan pendidikan dan Pengabdian berjalan bersama dengan porsi yang hampir sama pentingnya. Lebih lanjut disebutkan bahwa pencapaian status sebagai research university akan ditandai oleh beberapa karakteristik sebagai berikut: 1. Dosen maupun mahasiswa terlibat secara aktif dalam Pengabdian; 2. Hasil Pengabdian digunakan untuk pengayaan perkuliahan dan pengembangan ilmu pengetahuan; 3. Pelaksanaan Pengabdian dikomunikasikan baik melalui forum diskusi atau seminar yang dimaksudkan untuk mendapatkan saran-saran dalam perbaikan pelaksanaan Pengabdian; 4. Semua atau sebagian Pengabdian harus dipublikasikan di jurnal internasional; 5. Pendanaan Pengabdian diperoleh dari berbagai sumber, baik dari universitas yang bersangkutan, pemerintah maupun swasta. Beberapa persiapan UII yang telah disiapkan untuk mewujudkan research university adalah: 1. Komitmen pimpinan perguruan tinggi yang didukung oleh organisasi dan manajemen di DPPM; RENSTRA PENGABDIAN UII 2016-2020 40 2. Budaya Pengabdian menjadi atmosfer yang dimiliki oleh semua civitas akademika; 3. Sinergi dosen dan mahasiswa dalam Pengabdian dan ditunjang dengan pengajaran; 4. Dukungan sumber daya yang memadai baik SDM, laboratorium dan dana.

3.2 Strategi dan Kebijakan

3.2.1 Peta Strategi

Bab ini menyajikan strategi dasar, kebijakan dasar dan indikator kinerja. Ketiga komponen tersebut disusun pada tingkatan yang sangat mendasar dengan fungsi sebagai arahan dasar. Pada saat proses implementasinya, ketiga komponen tersebut masih memerlukan rincian yang lebih operasional sesuai dengan kondisi riil saat itu. Dengan demikian diharapkan rumusan yang tercantum dalam dokumen Renstra Pengabdian UII 2016-2020 ini menjadi tidak kaku, meski tetap masih mempunyai arah yang jelas. Strategi dasar, kebijakan dasar dan indikator kinerja yang disajikan pada bagian berikut ini disusun untuk masing-masing tahap pengembangan; karena pada dasarnya ketiga komponen tersebut dirumuskan dalam rangka mewujudkan tujuan yang ditetapkan untuk masing-masing tahapan pengembangan. Di lain pihak, ketiga komponen tersebut dirumuskan berdasarkan roh dasar pengembangan strategic intent pada masing-masing tahapan, dan tentunya penyusunan tersebut tidak lepas dari arahan yang terdapat pada visi, misi, tujuan dan nilai-nilai dasar UII. Secara skematis landasan berpikir proses penyusunan Renstra Pengabdian UII 2016-2020 adalah sebagaimana diuraikan dalam Tabel 3.1. Kegiatan yang menjadi objek dalam penyusunan strategi dasar, kebijakan dasar dan indikator kinerja didasarkan atas pendekatan value chain. Pendekatan ini pada dasarnya membagi kegiatan organisasi menjadi dua kelompok besar, yaitu kegiatan utama main activity dan kegiatan pendukung supporting activity. Kegiatan utama direpresentasikan oleh Catur Darma UII, yang terdiri atas pendidikan, Pengabdian, pengabdian pada masyarakat, dan dakwah, sedangkan kegiatan pendukung diwujudkan oleh kegiatan pada bidang organisasi dan SDM, teknologi, sarana dan prasarana serta keuangan. Gambar tersebut menyajikan pola pikir tersebut. Sementara itu, bentuk lengkap yang mencantumkan tujuan tahapan, strategic intent, strategi dasar, kebijakan dasar dan indikator kinerja masing-masing tahapan pengembangan secara rinci disajikan pada lampiran. Sedang bagian selanjutnya dalam bab ini menyajikan penjelasan lebih rinci atas komponen-komponen tersebut. RENSTRA PENGABDIAN UII 2016-2020 41

3.2.2 Formulasi Strategi

Tabel 3.1 Strategi dan Kebijakan Renstra Pengabdian UII 2016-2020 untuk Akselerasi menuju Research University Komponen Tahapan road map RD 2008- 2014 Inovasi Teknologi 2015-2016 Produk 2017-2018 Market 2019-2020 Strategic intent Koordinasi komitmen: Organisasi dan Spirit Sehat Stabilisasi: Kompetensi Institusi dan Networking Pertumbuhan: Inovasi Produk Baru dan Diversifikasi Pendapatan Pertumbuhan Berkelanjutan: Postur Bisnis Baru dan Variasi Portofolio Bisnis Definisi Universitas yang bertumpu Pendidikan Pengajaran Universitas unggulan dalam Pendidikan Pengajaran Universitas dengan pondasi yang kokoh untuk menjadi research university Universitas yang memiliki keunggulan dalam memproduksi Pengabdian bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan pembangunan masyarakat Target Sistem Pengajaran sudah baik: Proses transfer of knowledge terjaga serta berbasis value Unggul dalam Pengajaran: Research- based teaching Local genius based teaching Kemantapan teaching process dan meningkatnya kuantitas dan kualitas Pengabdian yang berorientasi keunikan lokal Menghasilkan Pengabdian yang mampu meningkatkan keunggulan bersaing reputasi, kredibilitas, dan dana RENSTRA PENGABDIAN UII 2016-2020 42

BAB IV PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKATOR KINERJA

4.1 Orientasi Pengabdian

Renstra Pengabdian UII 2016-2020 memiliki orientasi keunggulan dalam rangka Peningkatan Kehidupan Masyarakat yang Madani dan Lestari untuk mewujudkan bangsa yang baik, makmur, sentosa dan diberkahi Allah SWT baldatun thoyibatun wa- robbun ghofur. Adapun fokus pengembangan bidang unggulan untuk pemecahan masalah bangsa tersebut tertuang dalam 7 peta jalan road-map unggulan, yaitu: 1. Pengembangan Model Peningkatan Kualitas Hidup Islami 2. Sistem Penyelenggaraan Negara Anti Kejahatan Kemanusiaan Berbasis Keadilan 3. Pengembangan Industri Ekonomi Kreatif Berbasis Wirausaha dan Etika Berdaya Saing Global 4. Pengembangan Permukiman yang Cerdas, Lestari, dan Tanggap Bencana 5. Pengembangan Virtual environment VE untuk Pendidikan, Pemerintahan dan Bisnis 6. Pengembangan Teknologi Kesehatan untuk Pencegahan, Diagnostik, dan Terapeutik 7. Pengembangan Minyak Atsiri dan Fitofarmaka untuk Peningkatan Kesehatan

4.2 Bidang Unggulan

4.2.1 Pengembangan Model Peningkatan Kualitas Hidup Islami

Munculnya orientasi ini di dalam Renstra Pengabdian UII 2016-2020 mengacu pada realitas yang terkait dengan kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Berbagai problem yang mencerminkan rendahnya tingkat kualitas hidup masih begitu dominan di masyarakat. Data Departemen Kesehatan misalnya, menyebutkan bahwa sekitar 11,6 penduduk Indonesia, atau sekitar 28 juta mengalami gangguan kejiwaan. Hal ini diperparah lagi dengan temuan yang menyebutkan bahwa 0,46 persen menderita gangguan jiwa dalam kategori berat http:www.jurnas.com. Di sisi yang lain, angka perceraian pasangan di Indonesia juga tergolong tinggi. Data Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama RI, tahun 2012, menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia yang menikah pada tahun sekitar 2 juta orang, sementara 285.184 perkara yang masuk ke pengadilan agama, berakhir dengan perceraian. Data di atas hanya merupakan sebagian kecil contoh yang menunjukkan bahwa ada permasalahan yang signifikan terkait kualitas hidup penduduk Indonesia. Kualitas hidup merupakan sebuah tema yang menjadi perhatian serius, khususnya bagi kalangan akademisi di dunia. Berbagai universitas di negara maju bahkan memiliki satu unit RENSTRA PENGABDIAN UII 2016-2020 43 riset khusus yang mengkaji secara mendalam berbagai dimensi terkait kualitas hidup masyarakat, baik dalam konteks internal suatu negara maupun dengan perspektif lintas negara. University of Toronto misalnya, pada mendirikan Quality of Life Research Unit yang memiliki fokus untuk mengkaji kualitas hidup pada kalangan rentan, seperti kaum difabel, anak-anak yang mengalami gangguan mental, pekerja kasar, dan lain sebagainya. Apa yang dihasilkan oleh Unit Pengabdian ini meliputi berbagai instrumen, laporan sebagai basis kebijakan, manual untuk intervensi dan berbagai publikasi pada jurnal ilmiah. Beberapa area yang menjadi fokus bagi kajian mengenai kualitas hidup selama dua dekade terakhir meliputi area kesehatan, studi terhadap kaum difabel, layanan dan problem sosial serta pendidikan. Kerangka dasar kajian mengenai kualitas hidup yang umum digunakan terdiri atas tiga domain, yaitu Being, Belonging, dan Becoming. Being mengacu pada berbagai dimensi personal yang ada dalam diri individu. Belonging mengacu pada bagaimana relasi individu dengan lingkungan di sekitarnya rumah, tempat kerja, tetangga, komunitas, dan lain sebagainya. Becoming mengacu pada capaian tujuan, harapan dan aspirasi individu dalam kehidupannya yang meliputi tujuan praktis aktivitas domestik, pendidikan, pendapatan, pemenuhan kebutuhan sosial, tujuan relaksasi, dan tujuan pertumbuhan adaptasi terhadap perubahan dan kesempatan mengembangkan kompetensi. Dalam tradisi Islam, upaya untuk mencapai berbagai dimensi kesejahteraan kehidupan antara lain diwujudkan dalam formulasi maqooshid al syarii’ah, yang terdiri atas upaya menjaga agama hifdz aldiin, melindungi jiwa hifdz alnafs, melindungi akal sehat hifdz al’aql, melindungi keturunangenerasi hifdz alnasl, dan melindungi harta atau kepemilikan hifdz almaal. Universitas Islam Indonesia sebagai universitas yang berlandaskan Islam tentunya mampu mengembangkan paradigma yang berbeda terkait dengan kualitas hidup. Di satu sisi memang harus mengacu pada realitas empirik yang ada dan track record Pengabdian yang pernah dilakukan, namun di sisi lain juga tidak dapat dilepaskan dari landasan primer dalam Islam, yakni Alquran dan Sunnah. Oleh karenanya, basis epistemologi kajian mengenai kualitas hidup yang dikembangkan juga harus berbeda dengan apa yang telah banyak berlangsung di universitas-universitas di dunia. Mengacu pada persepsi terhadap masalah dan database Pengabdian yang lalu, serta kekhasan UII sebagai Universitas Islam, maka road map pelaksanaan Renstra Pengabdian UII 2016-2020 dalam bidang pengembangan model peningkatan kualitas hidup Islami disederhanakan dalam Gambar 4.1 di bawah ini: RENSTRA PENGABDIAN UII 2016-2020 44 Gambar 4.1 Road Map Pengembangan Model Peningkatan Kualitas Hidup Islami 2016 2017 2018 2019 2020 Paradigma Kajian Empiris dan Instrumentasi Intervensi Formalisasi Kualitas Hidup dalam Berbagai Domain Kualitas Hidup dalam Paradigma Islam Eksperimentasi Integrasi Kebijakan Peningkatan kualitas hidup secara holistik - Kualitas hidup dalam Nash; - Kontekstualisasi maqaashid al Syari’ah; Domain Personal • Model kesehatan mental dan perilaku berbasis nilai-nilai Islam Domain Keluarga • Model penguatan keluarga berbasis nilai-nilai Islam Domain Organisasi • Model kepemimpinan kenabian prophetic leadership • Organisasi yang berorientasi pada work-life balance Domain Sosial • Kehidupan sosial dan pendidikan yang berkarakter masyarakat madani • Mitigasi dan rehabilitasi bencana berbasis religiositas • Resolusi konflik di Indonesia 1 Konstruksi perangkat diagnosis dan intervensi psikologis berbasis nilai- nilai Islam; 2 Intervensi keluarga berbasis nilai-nilai Islam; 3 Konstruksi perangkat diagnosis dan intervensi kepemimpinan kenabian bagi organisasi; 4 Faktor personal dan organisasional yang terkait dengan Work-Life Balance; 5 Domain personal, organisasional dan Dukungan sosial yang menjamin keberhasilan dalam pendidikan formal; 6 Intervensi personal dan komunitas menuju masyarakat yang resilien terhadap bencana; 7 Intervensi personal, keluarga dan sosial menuju perilaku masyarakat 1 Formulasi kebijakan dan strandarisasi terkait layanan bagi kasus gangguan jiwa; 2 Integrasi pendidikan penguatan keluarga dalam UU Perkawinan di Indonesia; 3 Sistem seleksi dan evaluasi kepemimpinan pejabat publik di Indonesia; 4 Formulasi kebijakan organisasi publik yang family friendly; 5 Kebijakan pengembangan tenaga pendidik di Indonesia; 6 Kebijakan sistem pendidikan formal dan non formal di Indonesia; 7 Sistem mitigasi dan rehabilitasi bencana yang memberdayakan komunitas rentan bencana; 8 Kebijakan pencegahan dan resolusi konflik RENSTRA PENGABDIAN UII 2016-2020 45 Tabel 4.1 Tahapan Pelaksanaan Road Map Pengembangan Model Peningkatan Kualitas Hidup Islami Program Studi Topik Pengabdian Tahapan Indikator Tahun 2015 Topik pengabdian Indikator Akhir 2020 2016-2020 2016 2017 2018 2019 2020 Psikologi, Pendidikan Agama Islam, Kedokteran, Hukum Islam, Ilmu Hukum. Fiqh keluarga, Islam dalam Bingkai Ke- Bhinekaan, Quality of Worklife, Strategi Penguatan Keluarga, Rehabilitasi Pasca Bencana Gempa 2006 dan Bencana Merapi tahun 2010, Pengembangan Konstruk Kepemimpinan Profetik. Formulasi Paradigmatik Sudah ada kajian mengenai paradigma ilmu profetik. Kontekstualisa si Maqaashid al Syari’ah Kajian interpretatif terkait kualitas hidup dari sudut pandang agama Islam Terwujudnya berbagai jenis kebijakan yang memberikan jaminan kualitas hidup Kajian Empiris Instrumentasi Sudah dikembangkan berbagai Pengabdian dan perangkat pengukuran terkait dengan kualitas hidup Kajian kualitas hidup dalam berbagai domain Kajian potensi konflik horisontal Pengembangan instrumen prakktis terkait kualitas hidup dalam berbagai kegunaan Konseptualisasi dan Konstruksi berbagai konsep dalam agama Islam yang terkait kualitas hidup Intervensi Mulai dikembangkan treatmen-treatmen terkait dengan pengembangan pola kepemimpinan profetik dalam organisasi khususnya untuk tujuan pencegahan perilaku korupsi dan treatmen rehabilitatif pasca bencana khususnya terkait dengan bencana gempa bumi di DIY dan Jateng tahun 2006 dan Bencana Letusan Gunung Merapi tahun 2010 Pengembangan Intervensi individu, keluarga, dan organisasi Model pendidikan pra nikah Model pengembangan pendidik pada pendidika formal Pengembangan model pemberdayaan komunitas rentan bencana Model pengembangan toleransi antar kelompok Model pengembangan sistem serta kebijakan organiaasi yang menyeimbangka n dimensi kehidupan kerja dan personal Formalisasi Integrasi kebijakan terkait domain-dimain kualitas hidup RENSTRA PENGABDIAN UII 2016-2020 46

4.2.2 Sistem Penyelenggaraan Negara Anti Kejahatan Kemanusiaan Berbasis Keadilan

Permasalahan besar yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini adalah kejahatan kemanusiaan yang tergolong extra ordinary crime yang meliputi kejahatan korupsi, terorisme, narkoba dan human trafficking perdagangan manusia. Displai kasus-kasus korupsi dan perilaku tercela dari para penyelenggara negara selalu menjadi konsumsi sehari-hari media cetak dan elektronik seperti kasus korupsi petinggi partai potitik, anggota DPR pusat dan daerah, menteri, gubernur, bupati, hakim, jaksa, polisi, suap-menyuap dalam proses penegakan hukum, dan sebagainya. Ini merupakan cerminan dari krisis kepemimpinan yang sedang melanda aktor penyelenggara negara Indonesia. Berbagai permasalahan korupsi yang terjadi disinyalir disebabkan karena 1 masih kuatnya budaya organisasi yang toleran terhadap korupsi di Indonesia; 2 masih cukup tingginya peluang melakukan korupsi di Indonesia; 3 masih kurang beratnya sanksi terhadap pelaku korupsi di Indonesia; 4 masih tingginya perceived net-benefit dari korupsi di Indonesia; 5 gaya hidup berlebih-lebihan dari para pejabat di Indonesia. Serangkaian peristiwa kekerasan dan teror juga marak terjadi akhir-akhir ini, mulai dari peledakkan bom di Bali dua kali berturut-turut, yang merenggut ratusan jiwa, peristiwa teror di Poso, yang merenggut nyawa ribuan orang, dan aksi teror di Ambon yang juga merenggung nyawa ribuan, aksi peledakkan bom di kedutaan Australia, Hotel Rizt Carlton, JW Marriot. Aksi teror disertai pembunuhan dan perampokan, bahkan pembunuhan aparat keamanan, terjadi di Sumatra Utara dan Solo, Jawa Tengah. Nampaknya Indonesia belum merupakan negara yang aman dari kegiatan terorisme, dan terorisme masih merupakan momok yang menakutkan. Kejahatan terorisme merupakan salah satu jenis kejatan kemanusiaan yang tergolong extra ordinary crime, sehingga membutuhkan penanganan yang serius dan ekstra akan tetapi tetap mengacu pada koridor penghargaan nilai kemanusiaan dan keadilan. Masalah penyalahgunaan narkotika di Indonesia, sekarang ini sudah sangat memprihatinkan. Hal ini disebabkan beberapa hal antara lain karena Indonesia yang terletak pada posisi di antara tiga benua dan mengingat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka pengaruh globalisasi, arus transportasi yang sangat maju dan penggeseran nilai matrialistis dengan dinamika sasaran opini peredaran gelap. Masyarakat Indonesia bahkan masyarakat dunia pada umumnya saat ini sedang dihadapkan pada keadaan yang sangat mengkhawatirkan akibat maraknya pemakaian secara illegal bermacam – macam jenis narkotika. Kekhawatiran ini semakin di pertajam akibat maraknya peredaran gelap narkotika RENSTRA PENGABDIAN UII 2016-2020 47 yang telah merebak di segala lapisan masyarakat, termasuk di kalangan generasi muda. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap kehidupan bangsa dan negara pada masa mendatang. Narkotika berpengaruh terhadap fisik dan mental, apabila digunakan dengan dosis yang tepat dan dibawah pengawasan dokter anastesia atau dokter phsikiater dapat digunakan untuk kepentingan pengobatan atau Pengabdian sehingga berguna bagi kesehatan phisik dan kejiwaan manusia. Adapun yang termasuk golongan narkotika adalah candu dan komponen- komponennya yang aktif yaitu morphin, heroin, codein, ganja dan cocoain, juga hasish, shabu-shabu, koplo dan sejenisnya. Bahaya penyalahgunaannya tidak hanya terbatas pada diri pecandu, melainkan dapat membawa akibat lebih jauh lagi, yaitu gangguan terhadap tata kehidupan masyarakat yang bisa berdampak pada malapetaka runtuhnya suatu bangsa negara dan dunia. Negara yang tidak dapat menanggulangi penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika akan diklaim sebagai sarang kejahatan ini. Hal tersebut tentu saja menimbulkan dampak negatif bagi citra suatu negara. Untuk mengantisipasi masalah tersebut telah diadakan berbagai kegiatan yang bersifat internasional, termasuk konferensi yang telah diadakan baik di bawah naungan Liga Bangsa-Bangsa maupun di bawah naungan Peserikatan Bangsa – Bangsa. Saat ini di Indonesia, rasionalisasi tentang manajemen narkoba tidak jelas baik di bidang kesehatan dan hukum sehingga sering membingungkan serta menjadi perdebatan di kalangan masyarakat luas. Perdagangan orang atau Human Trafficking merupakan sebuah kejahatan yang sangat sulit diberantas dan disebut-sebut oleh masyarakat internasional sebagai bentuk perbudakan modern dan pelanggaran terhadap hak asasi manusia. Kejahatan ini terus menerus berkembang secara nasional maupun internasional. Perdagangan orang didefinisikan sebagai perekrutan, pengiriman, pemindahan, penampungan, atau penerimaan seseorang, dengan ancaman, atau penggunaan kekerasan, atau bentuk-bentuk seseorang, dengan ancaman, atau penggunaan kekerasan, atau bentuk-bentuk pemaksaan lain, penculikan, penipuan, kecurangan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, atau memberi atau menerima bayaran atau manfaat untuk memperoleh ijin dari orang yang mempunyai wewenang atas orang lain, untuk tujuan eksploitasi. Eksploitasi mencakup, paling tidak, eksploitasi pelacuran dari orang lain, atau bentuk lain dari eksploitasi seksual, kerja atau pelayanan paksa, perbudakan, atau praktek-praktek yang mirip dengan perbudakan, atau pengambilan organ tubuh. Perdagangan manusia merupakan kejahatan kemanusiaan human trafficking dan kejahatan Lintas Negara Transnational Organized Crime. Indonesia tergolong negara paling banyak dalam hal perdagangan manusia yaitu sebesar 4,332 juta diantara negara Cambodia,