RENSTRA PENGABDIAN UII 2016-2020
37
jelas 2. Memilliki struktur
organisasi yang jelas dan lengkap dengan
diskrispsinya
3. Kurikulum yang selalu disesuaikan dengan
kebutuhan stakeholder 4. Sarana prasarana yang
cukup baik dari sisi kualitas dan kuantitas
5. Prestasi akademik mahasiswa sangat baik
6. Sistem pengelolaan dan pengembangan SDM jelas
7. Pengabdian dosen mampu berprestasi di tingkat
nasional dan internasional mahasiswa belum ideal
2. Masa penulisan Tugas Akhir melampaui jadwal
3. Partisipasi mahasiswa dalam organiasasi
kemahsiswaan kurang optimal
4. Jumlah guru besar belum ideal
5. Produktifitas karya ilmiah dosen belum merata
6. Visi dan misi belum sepenuhnya diterjemahkan
secara spesifik oleh masing-masing unit
7. Arah continous improvement dapat
terganggu dengan perencanaan organiasasi
yang kurang baik
PELUANG O Strategi S – O
Strategi W – O
1. Tersedianya sumber beasiswa yang
semakin banyak 2. Tersedianya semakin
banyak dana Pengabdian
3. Banyaknya basis sumberdaya alam
local genius yang masih dapat
dikembangkan sebagai visi dan misi unit
4. Terbukanya peluang kerjasama antar unit
sebagai bentuk pengembangan
kompetensi multidisiplin
5. Peluang karir lingkup Internasionalisasi
6. Kemajuan teknologi mempermudah
penyediaan fasilitas yang berkualitas
7. Ketersediaan calon tenaga pengajar dan
tenaga kependidikan yang semakin
berkualitas •
Pengajuan akreditasi internasional
• Penguatan kualitas
pembelajaran lewat e- learning
• Modernisasi sarana
prasarana •
Menjadikan kejeniusan lokal sabagai penjabaran
kompetensi spesifik yang dituangkan ke dalam visi
dan misi setiap unit
• Meningkatkan perolehan
beasiswa •
Peningkatan dan perluasan jejaring kerjasama
Pengabdian dan PkM dengan pihak eksternal
• Penguatan kapasitas dosen
dalam menulis artikel ilmiah dan publikasi di
jurnal nasional terakreditasi, jurnal internasional serta
pengurusan HKI
• Penguatan road map
Pengabdian dan PkM sesuai keunggulan program studi
dan local genius UII •
Penguatan kualitas pembelajaran dengan
memanfaatkan TI •
Penguatan aktifitas income generating
• Mengantisipasi
kemungkinan perubahan tata pamong dan
pengelolaan akibat dinamika muncul dan
hilangnya unit
• Meningkatkan partisipasi
mahasiswa dalam organisasi kemahasiswa
• Pengembangan master
plan sumber daya manusia •
Meningkatkan partisipasi dan eksistensi dosen tetap
dalam berbagai forum ilmiah
• Penguatan road map
Pengabdian dan PkM sesuai keunggulan
program studi dan local genius UII yang terpadu
secara interdisipliner antar program studi
RENSTRA PENGABDIAN UII 2016-2020
38
ANCAMAN T Strategi S – T
Strategi W – T
1. Globalisasi pendidikan tinggi
2. Tuntutan visi dan misi yang lebih
menunjukkan kekuatan yang spesifik
3. Tuntutan kualitas lulusan yang semakin
tinggi 4. Persaingan perekrutan
SDM berkualitas yang semakin ketat di
tingkat global
5. Kebutuhan stakeholder yang selalu berubah
6. Perubahan teknologi yang semakin cepat
7. Kompetisi PT dalam negeri yang semakin
tinggi •
Penguatan program tracer study
• Penguatan kerjasama
dengan pihak eksternal •
Penguatan tata kelola yang baik
• Menjaga konsistensi visi,
misi agar selektif terhadap isu-isu global
• Meningkatkan soft skill
mahasiswa •
Peningkatan kualitas pembelajaran
• Penguatan kapasitas dosen
dalam Pengabdian, menulis artikel ilmiah dan publikasi
di jurnal nasional terakreditasi, jurnal
internasional serta pengurusan HKI
• Optimalisasi pelaksanaan
pola pengembangan kemahasiswaan
• Pengembangan sistem
penganggaran berbasis kinerja sebelumnya dan
rasionalitas rencana program
• Menjamin keberlanjutan
Pengabdian dan PkM melalui penguatan road
map dan peningkatan alokasi dana Pengabdian
RENSTRA PENGABDIAN UII 2016-2020
39
BAB III GARIS BESAR RENSTRA PENGABDIAN UII
3.1 Tujuan dan Sasaran
Penyusunan Renstra Pengabdian UII 2016-2020 dilakukan dengan mempertimbangkan faktor lingkungan eksternal peluang dan tantangan dan lingkungan internal kekuatan dan
kelemahan UII. Memperhatikan kekuatan dan kelemahan saat ini, UII akan selalu berkomitmen untuk mampu menangkap setiap peluang yang ada dengan tetap mengantisipasi
tantangan yang dihadapi. Bab ini menyajikan secara ringkas langkah yang ditempuh dalam merumuskan arah pengembangan Pengabdian UII. Gambaran kondisi lingkungan eksternal di
masa datang serta gambaran lingkungan internal UII yang saat ini dimiliki, sebagaimana disajikan dalam narasi skenario di atas, menuntut dan memungkinkan UII untuk membangun,
mengembangkan dan meneguhkan posisi UII, sebagai bentuk kewaspadaan, guna meraih keunggulan baru.
Program akselerasi menuju research university dan world class university merupakan salah satu dari program utama yang dilakukan, secara umum research university didefinisikan
sebagai universitas di mana kegiatan pendidikan dan Pengabdian berjalan bersama dengan porsi yang hampir sama pentingnya. Lebih lanjut disebutkan bahwa pencapaian status sebagai
research university akan ditandai oleh beberapa karakteristik sebagai berikut: 1. Dosen maupun mahasiswa terlibat secara aktif dalam Pengabdian;
2. Hasil Pengabdian digunakan untuk pengayaan perkuliahan dan pengembangan ilmu pengetahuan;
3. Pelaksanaan Pengabdian dikomunikasikan baik melalui forum diskusi atau seminar yang dimaksudkan untuk mendapatkan saran-saran dalam perbaikan pelaksanaan
Pengabdian; 4. Semua atau sebagian Pengabdian harus dipublikasikan di jurnal internasional;
5. Pendanaan Pengabdian diperoleh dari berbagai sumber, baik dari universitas yang bersangkutan, pemerintah maupun swasta.
Beberapa persiapan UII yang telah disiapkan untuk mewujudkan research university adalah:
1. Komitmen pimpinan perguruan tinggi yang didukung oleh organisasi dan manajemen di DPPM;
RENSTRA PENGABDIAN UII 2016-2020
40
2. Budaya Pengabdian menjadi atmosfer yang dimiliki oleh semua civitas akademika; 3. Sinergi dosen dan mahasiswa dalam Pengabdian dan ditunjang dengan pengajaran;
4. Dukungan sumber daya yang memadai baik SDM, laboratorium dan dana.
3.2 Strategi dan Kebijakan
3.2.1 Peta Strategi
Bab ini menyajikan strategi dasar, kebijakan dasar dan indikator kinerja. Ketiga komponen tersebut disusun pada tingkatan yang sangat mendasar dengan fungsi sebagai
arahan dasar. Pada saat proses implementasinya, ketiga komponen tersebut masih memerlukan rincian yang lebih operasional sesuai dengan kondisi riil saat itu. Dengan
demikian diharapkan rumusan yang tercantum dalam dokumen Renstra Pengabdian UII
2016-2020 ini menjadi tidak kaku, meski tetap masih mempunyai arah yang jelas. Strategi dasar, kebijakan dasar dan indikator kinerja yang disajikan pada bagian berikut
ini disusun untuk masing-masing tahap pengembangan; karena pada dasarnya ketiga komponen tersebut dirumuskan dalam rangka mewujudkan tujuan yang ditetapkan untuk
masing-masing tahapan pengembangan. Di lain pihak, ketiga komponen tersebut dirumuskan berdasarkan roh dasar pengembangan strategic intent pada masing-masing tahapan, dan
tentunya penyusunan tersebut tidak lepas dari arahan yang terdapat pada visi, misi, tujuan dan nilai-nilai dasar UII. Secara skematis landasan berpikir proses penyusunan Renstra
Pengabdian UII 2016-2020 adalah sebagaimana diuraikan dalam Tabel 3.1. Kegiatan yang menjadi objek dalam penyusunan strategi dasar, kebijakan dasar dan
indikator kinerja didasarkan atas pendekatan value chain. Pendekatan ini pada dasarnya membagi kegiatan organisasi menjadi dua kelompok besar, yaitu kegiatan utama main
activity dan kegiatan pendukung supporting activity. Kegiatan utama direpresentasikan oleh Catur Darma UII, yang terdiri atas pendidikan, Pengabdian, pengabdian pada masyarakat, dan
dakwah, sedangkan kegiatan pendukung diwujudkan oleh kegiatan pada bidang organisasi dan SDM, teknologi, sarana dan prasarana serta keuangan. Gambar tersebut menyajikan pola
pikir tersebut. Sementara itu, bentuk lengkap yang mencantumkan tujuan tahapan, strategic intent, strategi dasar, kebijakan dasar dan indikator kinerja masing-masing tahapan
pengembangan secara rinci disajikan pada lampiran. Sedang bagian selanjutnya dalam bab ini menyajikan penjelasan lebih rinci atas komponen-komponen tersebut.
RENSTRA PENGABDIAN UII 2016-2020
41
3.2.2 Formulasi Strategi
Tabel 3.1 Strategi dan Kebijakan Renstra Pengabdian UII 2016-2020 untuk Akselerasi menuju Research University
Komponen Tahapan
road map RD
2008- 2014
Inovasi Teknologi
2015-2016 Produk
2017-2018 Market
2019-2020
Strategic intent
Koordinasi komitmen:
Organisasi dan Spirit
Sehat Stabilisasi:
Kompetensi Institusi dan
Networking Pertumbuhan:
Inovasi Produk Baru dan
Diversifikasi Pendapatan
Pertumbuhan Berkelanjutan:
Postur Bisnis Baru dan Variasi Portofolio
Bisnis
Definisi
Universitas yang
bertumpu Pendidikan
Pengajaran Universitas
unggulan dalam
Pendidikan Pengajaran
Universitas dengan pondasi
yang kokoh untuk menjadi
research university
Universitas yang memiliki keunggulan
dalam memproduksi Pengabdian bagi
pengembangan ilmu pengetahuan dan
pembangunan masyarakat
Target
Sistem Pengajaran
sudah baik: Proses
transfer of knowledge
terjaga serta berbasis
value Unggul dalam
Pengajaran: Research-
based teaching Local genius
based teaching Kemantapan
teaching process dan
meningkatnya kuantitas dan
kualitas Pengabdian yang
berorientasi keunikan lokal
Menghasilkan Pengabdian yang
mampu meningkatkan keunggulan bersaing
reputasi, kredibilitas, dan dana
RENSTRA PENGABDIAN UII 2016-2020
42
BAB IV PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKATOR KINERJA
4.1 Orientasi Pengabdian
Renstra Pengabdian UII 2016-2020 memiliki orientasi keunggulan dalam rangka
Peningkatan Kehidupan Masyarakat yang Madani dan Lestari untuk mewujudkan
bangsa yang baik, makmur, sentosa dan diberkahi Allah SWT baldatun thoyibatun wa- robbun ghofur. Adapun fokus pengembangan bidang unggulan untuk pemecahan masalah
bangsa tersebut tertuang dalam 7 peta jalan road-map unggulan, yaitu: 1. Pengembangan Model Peningkatan Kualitas Hidup Islami
2. Sistem Penyelenggaraan Negara Anti Kejahatan Kemanusiaan Berbasis Keadilan 3. Pengembangan Industri Ekonomi Kreatif Berbasis Wirausaha dan Etika Berdaya
Saing Global 4. Pengembangan Permukiman yang Cerdas, Lestari, dan Tanggap Bencana
5. Pengembangan Virtual environment VE untuk Pendidikan, Pemerintahan dan Bisnis 6. Pengembangan Teknologi Kesehatan untuk Pencegahan, Diagnostik, dan Terapeutik
7. Pengembangan Minyak Atsiri dan Fitofarmaka untuk Peningkatan Kesehatan
4.2 Bidang Unggulan
4.2.1 Pengembangan Model Peningkatan Kualitas Hidup Islami
Munculnya orientasi ini di dalam Renstra Pengabdian UII 2016-2020 mengacu pada realitas yang terkait dengan kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Berbagai problem yang
mencerminkan rendahnya tingkat kualitas hidup masih begitu dominan di masyarakat. Data Departemen Kesehatan misalnya, menyebutkan bahwa sekitar 11,6 penduduk Indonesia,
atau sekitar 28 juta mengalami gangguan kejiwaan. Hal ini diperparah lagi dengan temuan yang menyebutkan bahwa 0,46 persen menderita gangguan jiwa dalam kategori berat
http:www.jurnas.com. Di sisi yang lain, angka perceraian pasangan di Indonesia juga tergolong tinggi. Data Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama RI, tahun 2012, menunjukkan
bahwa jumlah penduduk Indonesia yang menikah pada tahun sekitar 2 juta orang, sementara 285.184 perkara yang masuk ke pengadilan agama, berakhir dengan perceraian. Data di atas
hanya merupakan sebagian kecil contoh yang menunjukkan bahwa ada permasalahan yang signifikan terkait kualitas hidup penduduk Indonesia.
Kualitas hidup merupakan sebuah tema yang menjadi perhatian serius, khususnya bagi kalangan akademisi di dunia. Berbagai universitas di negara maju bahkan memiliki satu unit
RENSTRA PENGABDIAN UII 2016-2020
43
riset khusus yang mengkaji secara mendalam berbagai dimensi terkait kualitas hidup masyarakat, baik dalam konteks internal suatu negara maupun dengan perspektif lintas
negara. University of Toronto misalnya, pada mendirikan Quality of Life Research Unit yang memiliki fokus untuk mengkaji kualitas hidup pada kalangan rentan, seperti kaum difabel,
anak-anak yang mengalami gangguan mental, pekerja kasar, dan lain sebagainya. Apa yang dihasilkan oleh Unit Pengabdian ini meliputi berbagai instrumen, laporan sebagai basis
kebijakan, manual untuk intervensi dan berbagai publikasi pada jurnal ilmiah. Beberapa area yang menjadi fokus bagi kajian mengenai kualitas hidup selama dua dekade terakhir meliputi
area kesehatan, studi terhadap kaum difabel, layanan dan problem sosial serta pendidikan. Kerangka dasar kajian mengenai kualitas hidup yang umum digunakan terdiri atas tiga
domain, yaitu Being, Belonging, dan Becoming. Being mengacu pada berbagai dimensi
personal yang ada dalam diri individu. Belonging mengacu pada bagaimana relasi individu dengan lingkungan di sekitarnya rumah, tempat kerja, tetangga, komunitas, dan lain
sebagainya. Becoming mengacu pada capaian tujuan, harapan dan aspirasi individu dalam kehidupannya yang meliputi tujuan praktis aktivitas domestik, pendidikan, pendapatan,
pemenuhan kebutuhan sosial, tujuan relaksasi, dan tujuan pertumbuhan adaptasi terhadap perubahan dan kesempatan mengembangkan kompetensi.
Dalam tradisi Islam, upaya untuk mencapai berbagai dimensi kesejahteraan kehidupan antara lain diwujudkan dalam formulasi maqooshid al syarii’ah, yang terdiri atas upaya
menjaga agama hifdz aldiin, melindungi jiwa hifdz alnafs, melindungi akal sehat hifdz al’aql, melindungi keturunangenerasi hifdz alnasl, dan melindungi harta atau kepemilikan
hifdz almaal. Universitas Islam Indonesia sebagai universitas yang berlandaskan Islam tentunya
mampu mengembangkan paradigma yang berbeda terkait dengan kualitas hidup. Di satu sisi memang harus mengacu pada realitas empirik yang ada dan track record Pengabdian yang
pernah dilakukan, namun di sisi lain juga tidak dapat dilepaskan dari landasan primer dalam Islam, yakni Alquran dan Sunnah. Oleh karenanya, basis epistemologi kajian mengenai
kualitas hidup yang dikembangkan juga harus berbeda dengan apa yang telah banyak berlangsung di universitas-universitas di dunia. Mengacu pada persepsi terhadap masalah dan
database Pengabdian yang lalu, serta kekhasan UII sebagai Universitas Islam, maka road map pelaksanaan Renstra Pengabdian
UII 2016-2020 dalam bidang pengembangan model peningkatan kualitas hidup Islami disederhanakan dalam Gambar 4.1 di bawah ini:
RENSTRA PENGABDIAN UII 2016-2020
44
Gambar 4.1 Road Map Pengembangan Model Peningkatan Kualitas Hidup Islami
2016 2017
2018 2019
2020
Paradigma
Kajian Empiris dan Instrumentasi
Intervensi
Formalisasi
Kualitas Hidup dalam Berbagai Domain
Kualitas Hidup dalam Paradigma
Islam Eksperimentasi
Integrasi Kebijakan
Peningkatan kualitas hidup secara holistik
- Kualitas hidup dalam Nash; - Kontekstualisasi maqaashid al Syari’ah;
Domain Personal •
Model kesehatan mental dan perilaku berbasis nilai-nilai Islam Domain Keluarga
• Model penguatan keluarga berbasis nilai-nilai Islam
Domain Organisasi •
Model kepemimpinan kenabian prophetic leadership
• Organisasi yang berorientasi pada
work-life balance Domain Sosial
• Kehidupan sosial dan pendidikan yang berkarakter masyarakat madani
• Mitigasi dan rehabilitasi bencana berbasis religiositas
• Resolusi konflik di Indonesia
1 Konstruksi perangkat diagnosis dan intervensi psikologis berbasis nilai- nilai Islam;
2 Intervensi keluarga berbasis nilai-nilai Islam; 3 Konstruksi perangkat diagnosis dan intervensi kepemimpinan kenabian
bagi organisasi; 4 Faktor personal dan organisasional yang terkait dengan
Work-Life Balance;
5 Domain personal, organisasional dan Dukungan sosial yang menjamin keberhasilan dalam pendidikan formal;
6 Intervensi personal dan komunitas menuju masyarakat yang resilien terhadap bencana;
7 Intervensi personal, keluarga dan sosial menuju perilaku masyarakat 1 Formulasi kebijakan dan strandarisasi terkait layanan bagi kasus gangguan jiwa;
2 Integrasi pendidikan penguatan keluarga dalam UU Perkawinan di Indonesia; 3 Sistem seleksi dan evaluasi kepemimpinan pejabat publik di Indonesia;
4 Formulasi kebijakan organisasi publik yang family friendly;
5 Kebijakan pengembangan tenaga pendidik di Indonesia; 6 Kebijakan sistem pendidikan formal dan non formal di Indonesia;
7 Sistem mitigasi dan rehabilitasi bencana yang memberdayakan komunitas rentan bencana;
8 Kebijakan pencegahan dan resolusi konflik
RENSTRA PENGABDIAN UII 2016-2020
45
Tabel 4.1 Tahapan Pelaksanaan Road Map Pengembangan Model Peningkatan Kualitas Hidup Islami
Program Studi Topik
Pengabdian Tahapan
Indikator Tahun 2015 Topik pengabdian
Indikator Akhir 2020
2016-2020 2016
2017 2018
2019 2020
Psikologi, Pendidikan
Agama Islam, Kedokteran,
Hukum Islam, Ilmu Hukum.
Fiqh keluarga, Islam dalam
Bingkai Ke- Bhinekaan, Quality
of Worklife, Strategi
Penguatan Keluarga,
Rehabilitasi Pasca Bencana Gempa
2006 dan Bencana Merapi tahun
2010, Pengembangan
Konstruk Kepemimpinan
Profetik. Formulasi
Paradigmatik Sudah ada kajian
mengenai paradigma ilmu profetik.
Kontekstualisa si
Maqaashid al Syari’ah
Kajian interpretatif
terkait kualitas hidup dari sudut
pandang agama Islam
Terwujudnya berbagai
jenis kebijakan
yang memberikan
jaminan kualitas
hidup
Kajian Empiris
Instrumentasi Sudah dikembangkan
berbagai Pengabdian dan perangkat pengukuran
terkait dengan kualitas hidup
Kajian kualitas hidup dalam
berbagai domain
Kajian potensi konflik
horisontal Pengembangan
instrumen prakktis terkait
kualitas hidup dalam berbagai
kegunaan Konseptualisasi
dan Konstruksi berbagai konsep
dalam agama Islam yang
terkait kualitas hidup
Intervensi Mulai dikembangkan
treatmen-treatmen terkait dengan pengembangan
pola kepemimpinan profetik dalam organisasi
khususnya untuk tujuan pencegahan perilaku
korupsi dan treatmen rehabilitatif pasca bencana
khususnya terkait dengan bencana gempa bumi di
DIY dan Jateng tahun 2006 dan Bencana
Letusan Gunung Merapi tahun 2010
Pengembangan Intervensi
individu, keluarga, dan
organisasi Model
pendidikan pra nikah
Model pengembangan
pendidik pada pendidika formal
Pengembangan model
pemberdayaan komunitas
rentan bencana Model
pengembangan toleransi antar
kelompok Model
pengembangan sistem serta
kebijakan organiaasi yang
menyeimbangka n dimensi
kehidupan kerja dan personal
Formalisasi Integrasi
kebijakan terkait domain-dimain
kualitas hidup
RENSTRA PENGABDIAN UII 2016-2020
46
4.2.2 Sistem Penyelenggaraan Negara Anti Kejahatan Kemanusiaan Berbasis Keadilan
Permasalahan besar yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini adalah kejahatan kemanusiaan yang tergolong extra ordinary crime yang meliputi kejahatan korupsi, terorisme,
narkoba dan human trafficking perdagangan manusia. Displai kasus-kasus korupsi dan perilaku tercela dari para penyelenggara negara selalu menjadi konsumsi sehari-hari media
cetak dan elektronik seperti kasus korupsi petinggi partai potitik, anggota DPR pusat dan daerah, menteri, gubernur, bupati, hakim, jaksa, polisi, suap-menyuap dalam proses
penegakan hukum, dan sebagainya. Ini merupakan cerminan dari krisis kepemimpinan yang sedang melanda aktor penyelenggara negara Indonesia. Berbagai permasalahan korupsi yang
terjadi disinyalir disebabkan karena 1 masih kuatnya budaya organisasi yang toleran terhadap korupsi di Indonesia; 2 masih cukup tingginya peluang melakukan korupsi di
Indonesia; 3 masih kurang beratnya sanksi terhadap pelaku korupsi di Indonesia; 4 masih tingginya perceived net-benefit dari korupsi di Indonesia; 5 gaya hidup berlebih-lebihan
dari para pejabat di Indonesia. Serangkaian peristiwa kekerasan dan teror juga marak terjadi akhir-akhir ini, mulai
dari peledakkan bom di Bali dua kali berturut-turut, yang merenggut ratusan jiwa, peristiwa teror di Poso, yang merenggut nyawa ribuan orang, dan aksi teror di Ambon yang juga
merenggung nyawa ribuan, aksi peledakkan bom di kedutaan Australia, Hotel Rizt Carlton, JW Marriot. Aksi teror disertai pembunuhan dan perampokan, bahkan pembunuhan aparat
keamanan, terjadi di Sumatra Utara dan Solo, Jawa Tengah. Nampaknya Indonesia belum merupakan negara yang aman dari kegiatan terorisme, dan terorisme masih merupakan
momok yang menakutkan. Kejahatan terorisme merupakan salah satu jenis kejatan kemanusiaan yang tergolong extra ordinary crime, sehingga membutuhkan penanganan yang
serius dan ekstra akan tetapi tetap mengacu pada koridor penghargaan nilai kemanusiaan dan keadilan.
Masalah penyalahgunaan narkotika di Indonesia, sekarang ini sudah sangat memprihatinkan. Hal ini disebabkan beberapa hal antara lain karena Indonesia yang terletak
pada posisi di antara tiga benua dan mengingat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka pengaruh globalisasi, arus transportasi yang sangat maju dan penggeseran
nilai matrialistis dengan dinamika sasaran opini peredaran gelap. Masyarakat Indonesia bahkan masyarakat dunia pada umumnya saat ini sedang dihadapkan pada keadaan yang
sangat mengkhawatirkan akibat maraknya pemakaian secara illegal bermacam – macam jenis
narkotika. Kekhawatiran ini semakin di pertajam akibat maraknya peredaran gelap narkotika
RENSTRA PENGABDIAN UII 2016-2020
47
yang telah merebak di segala lapisan masyarakat, termasuk di kalangan generasi muda. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap kehidupan bangsa dan negara pada masa mendatang.
Narkotika berpengaruh terhadap fisik dan mental, apabila digunakan dengan dosis yang tepat dan dibawah pengawasan dokter anastesia atau dokter phsikiater dapat digunakan untuk
kepentingan pengobatan atau Pengabdian sehingga berguna bagi kesehatan phisik dan kejiwaan manusia. Adapun yang termasuk golongan narkotika adalah candu dan komponen-
komponennya yang aktif yaitu morphin, heroin, codein, ganja dan cocoain, juga hasish, shabu-shabu, koplo dan sejenisnya. Bahaya penyalahgunaannya tidak hanya terbatas pada diri
pecandu, melainkan dapat membawa akibat lebih jauh lagi, yaitu gangguan terhadap tata kehidupan masyarakat yang bisa berdampak pada malapetaka runtuhnya suatu bangsa negara
dan dunia. Negara yang tidak dapat menanggulangi penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika akan diklaim sebagai sarang kejahatan ini. Hal tersebut tentu saja menimbulkan
dampak negatif bagi citra suatu negara. Untuk mengantisipasi masalah tersebut telah diadakan berbagai kegiatan yang bersifat internasional, termasuk konferensi yang telah diadakan baik
di bawah naungan Liga Bangsa-Bangsa maupun di bawah naungan Peserikatan Bangsa –
Bangsa. Saat ini di Indonesia, rasionalisasi tentang manajemen narkoba tidak jelas baik di bidang kesehatan dan hukum sehingga sering membingungkan serta menjadi perdebatan di
kalangan masyarakat luas. Perdagangan orang atau Human Trafficking merupakan sebuah kejahatan yang sangat
sulit diberantas dan disebut-sebut oleh masyarakat internasional sebagai bentuk perbudakan modern dan pelanggaran terhadap hak asasi manusia. Kejahatan ini terus menerus
berkembang secara nasional maupun internasional. Perdagangan orang didefinisikan sebagai perekrutan, pengiriman, pemindahan, penampungan, atau penerimaan seseorang, dengan
ancaman, atau penggunaan kekerasan, atau bentuk-bentuk seseorang, dengan ancaman, atau penggunaan kekerasan, atau bentuk-bentuk pemaksaan lain, penculikan, penipuan,
kecurangan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, atau memberi atau menerima bayaran atau manfaat untuk memperoleh ijin dari orang yang mempunyai wewenang atas
orang lain, untuk tujuan eksploitasi. Eksploitasi mencakup, paling tidak, eksploitasi pelacuran dari orang lain, atau bentuk lain dari eksploitasi seksual, kerja atau pelayanan paksa,
perbudakan, atau praktek-praktek yang mirip dengan perbudakan, atau pengambilan organ tubuh. Perdagangan manusia merupakan kejahatan kemanusiaan human trafficking dan
kejahatan Lintas Negara Transnational Organized Crime. Indonesia tergolong negara paling banyak dalam hal perdagangan manusia yaitu sebesar 4,332 juta diantara negara Cambodia,